Share

Bab 182

Langit masih gelap saat Gala terbangun dari tidurnya. Setelah menyelesaikan shalat subuh bocah lelaki itu kembali bergumul dengan selimut. Mungkin karena udara pagi yang masih terasa begitu dingin. Menjelang musim kemarau, memang sering terjadi perubahan cuaca yang ekstrim. Termasuk dengan dingin pagi ini, hampir saja Gala membeku saat menyentuh air wudhu beberapa saat yang lalu.

Lantunan ayat kursi terdengar hingga ke rumah baru Gala. Kebetulan rumah baru yang menjadi tempat tinggalnya terletak begitu dekat sekali dengan Masjid. Hati Gala mendadak begitu sedih. Rindunya kepada Asma seperti sebuah siksaan yang ia sendiri pun tidak tau kapan ujungnya. Ia sudah bosan jika harus memohon dan meminta pada Danil untuk mengantarnya ke pulau seberang, menjenguk ibunya. Karena sudah pasti, lelaki itu akan memberikannya alasan yang berujung dengan penolakan.

Bocah lelaki itu semakin erat memeluk guling. Dadanya mendadak terasa sesak setiap kali ia memikirkan Ibunya. Butiran air mata berjatuhan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status