Share

88. Mas Fatih?

Ah, aku benci! Aku benci karena masih terus bertahan di keadaan seperti ini.

Aku bangkit dari duduk. Melepas pegangan Bude Fitri. Lalu berdiri berjalan menuju tempat Hasan. Bocah itu tampak sangat kurus. Ia juga menunjukkan sorot mata kebingungan begitu aku berjongkok dan memeluknya.

Ya, aku memeluknya. Memeluk bocah yang tak tahu menahu dan beberapa kali sempat menjadi kekesalan hatiku. Tanpa berkata apa-apa. Kuangkat Hasan dan membawanya dalam gendongan menuju tempat di mana ada Mas Bram dan Lastri duduk. Kuletakkan Hasan di antara mereka. Lastri yang tadinya menegang penuh emosi, seketika diam melihat sikapku. Begitu pun dengan Mas Bram. Kedua alisnya bertaut. Kebingungan.

Sudah saatnya mengakhiri drama.

"Kalian berdua, menikahlah," ujarku akhirnya.

"Ngomong apa kamu, Dek?" Mas Bram tampak tak suka.

"Iya. Kamu dan Lastri. Kalian berdua, menikahlah."

Kutatap bergantian wajah Last
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status