Share

87. Hasan

Malam hari bakda salat Isya.

"Kita pergi sekarang, Mas. Ayo ke rumah Lastri."

Mas Bram menatapku, bergantian sambil menoleh ke belakang. Ada Bude Fitri yang sengaja kuajak.

"Kenapa ajak Bude Fitri?" Mas Bram keberatan.

"Sebagai saksi. Aku butuh saksi atas apa yang nanti Lastri katakan."

"Tapi, Dek ...,"

"Mas bilang mau jujur? Mau terbuka semuanya? Kenapa justeru sekarang keberatan?"

Mas Bram menatap lesu. Jelas saja ia tak ingin mengungkit masalah Lastri. Tapi, ini harus dilakukan. Nasi sudah menjadi bubur. Meski terlambat untuk memperbaiki, tapi aku butuh penjelasan.

"Sudah, ayo!" seruku kemudian berlalu lebih dulu.

***

Aku, Mas Bram dan Bude Fitri berjalan mendatangi kontrakan Bu Yuyun. Rumah yang ditempati Lastri. Semakin dekat langkah ini ke rumah perempuan penggoda itu, semakin banyak slide dari memori masa laluku yang terbuka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status