Share

86. Memanfaatkan Situasi

"Aira? Ummi Shafa?"

Tergesa aku datang menghampiri dua tamu itu. Dan seketika, pelukan hangat kudapatkan begitu aku tiba di antara mereka.

"Kenapa mesti repot-repot datang kemari?" tanyaku tak enak.

"Nggak papa. Maaf, ya, baru datang. Jadi nggak bisa melihat almarhumah ibu mertua kamu."

Ummi Shafa tersenyum lembut. Kedua matanya yang teduh mengingatkanku. Membuat memori di labirin kepala terbuka.

Dulu, beliau yang menggantikan almarhumah ibu dan bapak. Sebagai orang tua yang disegani, di hari pernikahanku bersama Mas Bram.

Beliau, seperti kataku di awal. Sudah kuanggap sebagai ibu sendiri.

"Sabar, ya, Nduk."

Ummi Shafa menggenggam tanganku. Aku mengangguk. Sorot matanya seolah memberiku kekuatan. Sudah sangat lama sekali beliau tak kemari.

"Mbak Inamah kenapa nggak pamit dulu sama Aira? Pergi nggak bilang-bilang."

Aira memajukan bibirny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status