Share

94. Tak Perlu Ditunda Lagi

"Bude ...."

"Iya?"

"Inamah malu. Usia Inamah nggak muda lagi. Apalagi status janda ini ...."

Dadaku terasa sesak. Memikirkan jika bersanding dengan Mas Fatih, tentu aku sangat bahagia sekali. Tapi, apa komentar orang-orang nanti? Termasuk Bu Nyai dan Abah Yai. Aku tak sanggup. Takut jika mempermalukan mereka.

"Apa salahnya dengan status janda?"

"Nggak salah. Cuman Inamah takut."

"Takut? Ketakutan datang dari hati kamu, Nduk. Sudah, ayo istigfar. Nggak baik menunda-nunda kebaikan. Jika sudah ada yang datang menawarkan kepastian, kenapa mesti menyiksa diri dengan bertahan dalam ketakutan?"

Bude mengusap pelan punggungku.

"Bude tahu kamu perempuan yang baik. Maka dari itu, Allah datangkan lelaki yang baik lagi solih untuk kamu. Sudahlah, dengar kata Bude. Sudah waktunya kamu bahagia, Nduk."

Tak terasa bulir bening melesak keluar dari mataku. Aku sangat baha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status