Share

KEPUTUSAN BERANI

Ketika polisi datang, suasana di rumah Sari penuh dengan ketegangan. Raka dan Andi masih bergulat di lantai, namun dengan cepat polisi memisahkan mereka dan memborgol Andi. Maya, yang gemetar di sudut ruangan, merasa sedikit lega melihat Andi akhirnya dibawa pergi.

Namun, kelegaan itu hanya sesaat. Setelah polisi pergi, Maya, Sari, dan Raka duduk bersama di ruang tamu, mencoba menenangkan diri. Malam itu begitu panjang, dan mereka tahu bahwa ini belum berakhir.

Pagi harinya, Maya bangun dengan perasaan campur aduk. Meskipun Andi telah ditangkap, bayangan dan ketakutan akan dirinya masih menghantui. Maya memutuskan untuk tetap melanjutkan hidup dan mencoba mencari cara untuk meraih kebebasan yang selama ini ia rindukan.

Di kantor, Maya berusaha fokus pada pekerjaannya, tetapi pikirannya terus kembali pada kejadian malam sebelumnya. Sari menghubungi Maya di siang hari, memastikan bahwa ia baik-baik saja.

"Maya, aku sudah bicara dengan pengacara lagi. Mereka akan membantu kita untuk mendapatkan perintah penahanan permanen terhadap Andi. Kita akan bertemu mereka sore ini," kata Sari.

Maya merasa sedikit lebih tenang mendengar itu. "Terima kasih, Sari. Aku akan menemui kalian di kantor pengacara nanti."

***

Sore itu, Maya bertemu dengan Sari dan Raka di kantor pengacara. Anita, pengacara mereka, menjelaskan proses hukum yang harus dilalui untuk mendapatkan perlindungan permanen.

"Kami akan mengajukan perintah penahanan permanen dan memastikan bahwa Andi tidak bisa mendekatimu lagi. Tapi ini membutuhkan waktu dan kamu harus siap menghadapi sidang pengadilan," kata Anita dengan tegas.

Maya mengangguk. "Aku siap melakukan apa saja untuk memastikan aku aman."

Anita tersenyum penuh pengertian. "Kami akan berada di sisimu sepanjang proses ini, Maya. Kamu tidak sendiri."

Beberapa hari kemudian, Maya, Sari, dan Raka menghadiri sidang pengadilan untuk mengajukan perintah penahanan terhadap Andi. Maya merasa gugup, namun dengan dukungan dari Sari dan Raka, ia merasa lebih kuat.

Saat di pengadilan, Andi hadir dengan pengacara pribadinya. Andi menatap Maya dengan tatapan dingin, namun Maya mencoba untuk tidak terintimidasi. Ia berdiri tegak dan memberikan kesaksiannya dengan jujur dan penuh keberanian.

Hakim mendengarkan dengan seksama, mencatat semua bukti dan kesaksian yang diberikan. Setelah mendengar kedua belah pihak, hakim memutuskan untuk mengeluarkan perintah penahanan sementara terhadap Andi sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

Maya merasa sedikit lega, namun ia tahu bahwa ini belum berakhir. Langkah pertama telah diambil, dan ia harus terus berjuang untuk kebebasannya.

***

Malam itu, Maya, Sari, dan Raka duduk di ruang tamu, merayakan kemenangan kecil mereka. Meskipun perasaan tegang masih ada, mereka mencoba untuk menikmati momen tersebut.

"Aku sangat bangga padamu, Maya," kata Raka. "Kamu sangat berani hari ini."

Maya tersenyum lemah. "Terima kasih, Raka. Aku tidak bisa melakukannya tanpa dukungan kalian."

Sari mengangguk. "Kita akan terus berada di sisimu, Maya. Sampai semua ini benar-benar berakhir."

Maya mulai merasa sedikit lebih tenang dan berharap untuk tidur nyenyak malam itu. Namun, saat ia akan beranjak tidur, telepon rumah berbunyi lagi. Sari mengangkatnya, dan wajahnya berubah pucat.

"Maya, ini polisi," kata Sari, menyerahkan telepon kepada Maya.

Maya mengambil telepon dengan tangan gemetar. "Halo?"

Suara petugas polisi terdengar di ujung sana. "Nona Maya, kami ingin memberi tahu bahwa Andi telah berhasil melarikan diri dari tahanan polisi tadi malam. Kami sedang dalam pencarian, namun kami ingin Anda lebih berhati-hati dan tetap berada di tempat yang aman."

Maya merasa dunianya runtuh seketika. "Apa? Bagaimana bisa?"

"Kami masih menyelidiki, namun kami akan memastikan keselamatan Anda. Mohon tetap waspada dan hubungi kami jika ada hal mencurigakan," kata petugas polisi sebelum telepon terputus.

Maya menatap Sari dan Raka dengan wajah penuh ketakutan. "Andi melarikan diri. Dia di luar sana."

Raka segera berdiri. "Kita harus meningkatkan keamanan. Aku akan memastikan semua pintu dan jendela terkunci rapat."

Sari memeluk Maya erat-erat. "Kita akan melalui ini bersama, Maya. Kita harus tetap kuat."

Maya mencoba menenangkan diri, namun ketakutan yang mencekam kembali menghantui. Bagaimana ia bisa merasa aman jika Andi masih berkeliaran di luar sana?

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status