Share

Main Hakim Sendiri

“Astaghfirullah!” pekikku histeris melihat pemandangan di depan pintu rumahku.

Semua orang sedang berkumpul di sana, tapi yang membuatku syok adalah Mas Agus bersama Yuni yang berada di tengah kerumunan. Mereka jongkok dengan posisi berlutut yang dipegangi beberapa orang dan beberapa orang yang lain mulai bekerja membotaki kepala keduanya.

Sementara dua orang yang menjadi korban itu terlihat pasrah dengan perlakuan yang mereka terima.

“Ada apa ini? Siapa yang menyuruh membotaki kepala mereka?” tanyaku lantang. Bukan aku ingin membela mereka, tapi rasanya tidak manusiawi memperlakukan mereka seperti ini.

“Mereka memang pantas mendapatkan itu. Jangan berhenti! Cukur semua rambutnya sampai habis, setelah itu kita arak dua manusia bejat ini keliling kampung, kapan perlu sampai ke kampung sebelah kita seret. Biar semua orang tahu dengan perbuatan buruk mereka!” Terdengar seorang bapak-bapak menimpali ucapanku dari tengah kerumunan, tapi aku tidak tahu siapa orangnya.

Kulihat Mas Agus sed
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status