Share

3. Keluar Dari Dungeon

Penulis: Skyler Artemis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-19 11:32:09

Aura yang kuat menyelimuti tubuh Orion. Dia menggunakan kekuatannya untuk memanggil benda yang bersemayam pada bulan merah di atas sana. Awalnya Orion tidak tahu kalau ada sesuatu yang ada di bulan merah ketika pertama kali melihatnya, dia hanya menganggapnya familier saja karena 40% kemiripannya dengan bulan merah di Paradis. Namun, setelah beberapa saat memperhatikannya, barulah Orion paham kalau yang ia rasakan sebelum ini tidak hanya kemiripannya saja, ada sesuatu yang Orion kenal memang bersemayam pada benda di atas langit malam tersebut.

Energi spiritual yang ada di sana ikut berputar, mematuhi perintah Orion. Bulan merah yang awalnya diam bergeming dan memancarkan sinar lembut kini berubah. Warna merah di permukaan bulan perlahan-lahan menjadi semakin pekat, warnanya menyelimuti seluruh permukaan bulan dan membuatnya menyerupai gumpalan darah. Tidak hanya bulan merah saja yang berubah, langit gelap di sekitarnya pun juga ikut terpengaruh.

Ketika bulan merah itu berpendar terang, Orion yang memusatkan kekuatannya pun tersenyum. Dia membuka telapak tangan kanan yang sejajar dengan dadanya. Detik berikutnya, sebuah cahaya dari bulan turun ke telapak tangan Orion dengan kecepatan cahaya. Dan setelah cahaya itu menghilang, Orion melihat sebuah kristal kecil berwarna merah darah dengan bentuk yang tidak beraturan berada di atas telapak tangannya. Kristal itu terlihat seperti pecahan dari sebuah kristal yang lebih besar ukurannya.

Kristal ini… Orion menggenggam kristal itu, dan ketika ia kembali membuka tangannya, kristal yang berada di sana pun kini menghilang. Orion memasukkan benda itu dalam ruang portabel.

“Bulan merah itu menghilang. Bagaimana ini bisa terjadi?!!” pekik Harry. Suaranya penuh akan keterkejutan.

Orion mengalihkan pandangannya. Ia melihat ke atas. Benar sekali yang Harry katakan, bulan merah yang awalnya bertengger di atas langit kini sudah menghilang, hanya hamparan langit gelap yang terlihat di atas mereka.

“Tunggu, apa kau barusan menghancurkan bulan merah itu?” Harry bertanya lagi, kini ia memberikan tatapan penuh takjub ke arah Orion. “Kalau benda itu bisa dihancurkan, bukankah itu artinya bulan merah yang kita lihat tadi merupakan kristal kunci yang membuat dungeon ini tetap eksis.”

Kristal kunci?

Dungeon?

Dua istilah yang Harry katakan membuat Orion terheran-heran. Dia masih belum memahaminya dengan baik karena tidak memiliki ingatan asli tubuh yang ia gunakan. Apakah dungeon yang dimaksud di sini adalah dungeon sama yang ia ketahui saat di Paradis?

Meskipun dirinya masih memiliki pertanyaan yang belum terjawab, di sisi lain Orion merasa lega. Harry yang sedari tadi fokus pada keanehan bulan merah di atas sana tidak melihat apa yang Orion lakukan barusan, Harry tidak tahu kalau Orion mengambil kristal merah dari tubuh bulan dan membuat benda di atas sana menghilang.

Lebih baik memang begitu, ungkap Orion dalam hati tidak lama kemudian. Dengan begini dia tidak perlu susah-susah untuk mencari alasan dan menjelaskan apa yang terjadi kepada Harry.

“Apakah kalau aku menghancurkan kristal kunci yang kau maksud tadi, dungeon ini akan ikut hancur?” tanya Orion setelah lama termangu.

“Seharusnya begitu. Aku hanya Hunter kelas C dan ini pertama kalinya aku masuk dalam dungeon setelah mendapatkan lisensi Hunter. Aku mendengar dari beberapa Hunter senior kalau setiap dungeon memiliki kristal kunci, apabila benda itu dihancurkan maka dungeonnya akan ikut menghilang,” ungkap Harry.

Kali ini Orion mendengar istilah baru lagi dari Harry. Hunter yang berarti pemburu, apakah ini merupakan sebuah pekerjaan khusus untuk mengatasi hal-hal berbau supernatural seperti ini? Dalam hati Orion bertanya-tanya mengenai logika yang ada.

“Aku sama sekali tidak menyangka kalau kau seorang Hunter juga, Orion. Kau benar-benar membuatku terkejut,” imbuh Harry lagi. “Tidak hanya membunuh monster yang sukar dibunuh oleh Hunter kelas C sepertiku dan menyelamatkan kita berdua, kau juga berhasil menghancurkan kristal kunci yang menjadi pusat dungeon ini. Aku benar-benar kagum padamu.”

Orion tersenyum kecil, tidak memberikan jawaban yang pasti terhadap spekulasi yang Harry miliki. Apakah dirinya seorang Hunter? Walaupun Orion belum mendapatkan ingatan tentang pemilik asli tubuh yang digunakannya, Orion sangat yakin kalau si pemilik tubuh bukanlah seorang Hunter, bahkan menggunakan superpower saja juga mustahil untuk dilakukannya sebelum ini —karena si pemilik tubuh sebelumnya tidak memiliki superpower.

Bagaimana Orion tahu mengenai hal itu? Intuisinya mengatakan demikian, dan Orion selalu mempercayai intuisi yang dimilikinya.

Ketertarikan Orion terhadap dunia baru ini semakin bertambah.

Kedua mata emerald Orion berpendar penuh ketertarikan, dia pun lalu menundukkan kepala untuk menyembunyikan kilat aneh yang ia miliki di kedua matanya. Orion menulikan telinganya untuk sesaat dari mendengar ocehan penuh kekaguman yang Harry lontarkan tanpa henti, dia memilih untuk menggunakan persepsinya untuk merasakan keadaan di sekitar mereka berdua.

Tidak lama setelah itu, Orion menarik persepsinya kembali, lalu dirinya mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Harry.

“Apa kau ingat di mana pintu keluar tempat ini berada?” Orion yang ingat akan informasi dari Harry beberapa waktu lalu pun menanyakan hal ini.

“Eh?” Harry mengedipkan mata, dia terlihat tidak paham dengan pertananyaan yang tiba-tiba saja Orion lontarkan padanya.

Melihat tanda tanya yang terpasang di muka Harry, Orion ingin sekali memencet pangkal hidungnya. Pemuda itu menggelengkan kepala, senyuman kecil yang terpasang di bibirnya tidak meredup, Orion terlihat sabar dan tidak terburu-buru.

“Kau mengatakan kalau kristal kunci dihancurkan maka dungeon akan menghilang. Kalau begitu, bukankah seharusnya kita bergegas keluar dari tempat ini sekarang? Aku tidak tahu apakah kita berdua akan terperangkap selamanya kalau kita tidak keluar dari dungeon yang hancur.” Orion menjelaskan maksudnya dengan sabar kepada Harry.

Orion melihat wajah Harry yang masih memiliki ekspresi bodoh itu kini berubah, menjadi penuh kejut lalu berubah lagi menjadi pucat pasi. Pemuda itu mengganggukkan kepala dengan keras —yang entah kenapa mengingatkan Orion pada seekor ayam yang tengah mematukkan kepalanya. Orion menahan dirinya untuk tidak tersenyum, ia tidak ingin menyinggung perasaan Harry.

“Kau benar, Orion!!” seru Harry dengan panik. “Kita harus segera keluar dari sini atau kita berdua akan terperangkap. Beruntungnya aku masih ingat di mana pintu dungeon terbuka, kau tinggal mengikutiku saja untuk keluar dari tempat ini!!”

Sembari mengulum senyum, Orion memberikan anggukan singkat. Dia tidak menyanggah ucapan Harry yang mengajukan diri sebagai penunjuk jalan, karena Orion sendiri tidak tahu letak portal masuk dan keluar yang dimaksud. Namun, beberapa detik telah berlalu tetapi Harry masih tidak bergerak dari tempatnya.

“Kenapa tidak segera pergi?” tanya Orion, dia merasa penasaran.

Orion menunggu Harry dengan sabar, tidak sekali pun memburunya walaupun menurut Orion waktu yang mereka miliki tidaklah terlalu banyak. Kendatipun demikian, Orion memiliki tanda tanya mengapa Harry masih belum bergerak padahal sang pemuda barusan menawarkan diri untuk membimbingnya ke arah pintu keluar dungeon.

Wajah Harry terlihat menarik. Wajahnya memucat, tubuhnya —terutama area kedua kaki— pun bergetar beberapa kali. Peluh mulai membanjiri kening Harry. Orion yang melihatnya mau tidak mau mengernyitkan dahi karena curiga dengan keadaan yang pemuda itu miliki.

“Apa kau tidak bisa bergerak?” Orion kembali bertanya kepada Harry, ingin memastikan kalau kondisi pemuda itu baik-baik saja.

“Uggh… kakiku terasa sangat lemas, aku tidak bisa bergerak sekarang ini,” ungkap Harry pada akhirnya setelah didesak oleh Orion. Tubuh Harry terhuyung sesaat setelah mengatakan hal itu kepada Orion.

Sebelum Harry jatuh terjerembab, dengan sigap Orion menangkapnya dan menopang Harry menggunakan kedua tangannya. Orion mengalungkan satu lengan Harry pada kedua bahunya, membantunya berdiri dengan menopangkan tubuh pemuda itu pada dirinya.

Dia ingat sebelum menemukan Harry, pemuda itu sudah terlebih dahulu terluka parah dan berada di antara tumpukan mayat di sana. Bahkan kondisi Harry sekarang ini juga terlihat tidak baik, terutama dengan tubuh yang dipenuhi luka dan darah yang merembes di mana-mana.

“Kau kehilangan banyak darah, wajar kalau tubuhmu merasa lemah. Kita harus bergegas keluar dari tempat ini dan membawamu ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis,” kata Orion. “Aku akan membantumu, kau hanya perlu memberitahuku di mana letak pintu keluar dungeon berada.”

“Maaf merepotkanmu, Orion,” balas Harry.

Orion tidak membalasnya, ia hanya tersenyum kecil sebagai respon.

Dengan kedua tangan menopang tubuh Harry, Orion berjalan melewati area tumpukan mayat yang ada di sana. Kecepatannya tidak bisa dikatakan lambat meskipun dengan beban yang dibawanya, Orion masih terlihat santai ketika dia berjalan, bahkan tidak lama kemudian mereka pun mulai meninggalkan area altar yang terlihat horor di belakang sana. Orion membawa Harry masuk dalam hutan sesuai dengan petunjuk yang Harry berikan padanya. Beberapa pohon besar yang menjulang tinggi terlewati, dan dua menit kemudian Orion bersama Harry masuk dalam gua yang sedikit tersembunyi di tempat itu.

Karena dalam gua tidak ada penerangan, tempat itu begitu gelap di malam hari. Beruntungnya, Orion memiliki penglihatan tajam sehingga dia tidak memiliki kesulitan untuk berjalan dalam kegelapan. Dia dapat melihat dengan baik kondisi dalam gua meskipun tidak ada pencahayaan di sana. Perjalanan mereka menyusuri gua tidak berlangsung lama, di depan sana terlihat sebuah cahaya yang cukup terang dan membentuk sebuah portal yang kini hampir setengah tertutup.

“Cahaya di depan sana adalah pintu masuk dan keluar yang kumaksud. Kita harus bergegas ke sana sebelum cahayanya menghilang!!” tunjuk Harry.

Orion mengangguk dan berkata, “Aku mengerti.”

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi maupun melihat-lihat keadaan di terowongan gelap dalam gua, Orion pun bergegas menuju ke arah portal yang kini sudah setengah tertutup di depan sana. Ketika portal yang terbuka tinggal seperempatnya lagi, Orion bersama dengan Harry langsung menerobos masuk ke dalam. Mereka tidak ragu lagi melakukannya.

Cahaya dalam portal begitu menyilaukan. Dengan kedua mata yang kini dipejamkan, Orion terus berjalan ke depan sampai akhirnya dia tiba di sebuah tempat yang tidak lagi terpengaruh oleh cahaya yang menyilaukan tersebut. Mereka berdua muncul di sebuah tempat yang benar-benar berbeda dari terowongan dalam gua yang gelap sebelumnya. Portal yang sebelumnya terbuka sedikit di belakang sana langsung menghilang ketika mereka berdua keluar dari dalamnya.

“Dua orang berhasil keluar dari dungeon!!!”

“Cepat panggil tim medis kemari, mereka berdua terluka parah!!”

Oh dear Lord, apa yang terjadi di dalam sana? Cepat, bawa tim medis kemari untuk menolong dua anak-anak yang malang ini?!!”

Hiruk-pikuk suara dari banyak orang terdengar. Di sebuah gubuk tua yang ada di pinggiran desa kini ada banyak orang yang berkumpul di sana. Warga sipil yang penuh akan rasa penasaran dan juga kekhawatiran ketika melihat Orion keluar dari portal ingin datang mendekat, akan tetapi sekelompok orang yang mengenakan jas hitam dan berpakaian rapi membuat penghalang dengan tubuh mereka —mencegah warga lainnya mengerumuni dalam jarak dekat.

Orion membuka kedua matanya yang sedari tadi tertutup, namun cahaya yang terang dari sinar matahari di atas sana langsung membuatnya kembali memejamkan mata. Setelah Orion mengerjapkan mata beberapa kali dan memastikan matanya sudah terbiasa, barulah dia membuka kedua matanya. Orion menemukan mereka berdua dikepung oleh sekelompok orang berpakaian hitam yang membentuk barisan barikade, lalu di sana juga ada sekelompok warga yang tengah menonton mereka.

Tempat itu bukanlah hutan belantara maupun altar berdarah yang Orion kenali sebelumnya. Tempat di mana Orion berada seperti di sebuah desa. Meskipun jarak gubuk tua tempatnya berada sekarang cukup jauh dengan perumahan warga terdekat, Orion masih bisa melihat beberapa bangunan khas pedesaan yang kecil dan tertata rapi.

Orion mengalihkan perhatiannya kepada sekelompok warga yang ada di sana. Mereka terlihat seperti warga desa sekitar, bahkan beberapa di antara mereka masih membawa alat pertanian seperti cangkul dan sabit, kelihatannya mereka langsung datang dari ladang masing-masing. Orion melihat ekspresi yang terpasang di wajah warga begitu beragam —penasaran, penuh harap, sedih, dan lain sebagainya.

“Permisi.” Orion membuka mulutnya, memanggil seorang pria berpakaian jas hitam lengkap yang mirip seperti seorang agen rahasia. “Apa kau bisa memanggil ambulans untuk datang ke sini? Temanku terluka parah dan membutuhkan bantuan medis segera.”

Pria paruh baya yang berpakaian rapi itu tidak memberikan tanggapan seperti menganggukkan kepala maupun mengubah ekspresinya. Orion tidak dapat mendeteksi apa yang tengah pria itu pikirkan, kacamata hitam yang dikenalan oleh sang pria menutupi semuanya.

“Aku sudah memanggil tim medis untuk datang ke tempat ini, mereka sudah berada di pintu masuk desa dan sebentar lagi akan sampai,” ucap sang pria paruh baya. Dia menoleh ke arah Harry yang terluka parah dan tengah ditopang oleh Orion, lalu perhatiannya kembali terfokus pada Orion.

“Apa kalian berdua merupakan satu-satunya yang selamat dari tim ekspedisi yang mengeksplorasi dungeon kelas E ini?”

Pertanyaan yang diucapkan oleh sang pria tidak mirip dengan sebuah pertanyaan, namun lebih mirip seperti fakta setelah melihat hanya Orion dan Harry saja yang keluar dari dalam dungeon.

“Tidak mungkin hanya kalian berdua saja ‘kan? Bagaimana dengan anakku yang ikut dengan tim ekspedisi???” Seorang wanita tua terdengar begitu histeris ketika melontarkan pertanyaan kepada mereka.

“Kakakku ikut dalam tim ekspedisi. Di mana dia sekarang??”

“Tidak… tidak… Ayah…!!!”

Tangisan dari beberapa warga pecah. Atmosfer yang ada di tempat itu menjadi lebih berat. Kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan melebur menjadi satu. Kelihatannya warga yang berkumpul di sana adalah keluarga dari orang-orang yang terbunuh di dungeon. Mereka berkumpul di sana karena ingin menunggu anggota keluarga mereka yang masuk dalam dungeon keluar. Namun, bukannya tawa gembira yang menyambut, tragedi menyedihkan lah yang menyapa mereka semua.

Orion yang menjadi pusat perhatian karena menjadi salah satu dari dua orang yang bisa keluar dengan selamat dari dungeon hanya melihat semua itu dengan sepasang mata yang tenang.

Bab terkait

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   4. Ingatan Orion (1)

    Berpuluh-puluh pasang mata mengarah pada sosok Orion dan Harry yang barusan keluar dari pintu dungeon. Tatapan yang mengarah pada mereka berdua mencerminkan banyak emosi yang bercampur aduk. Sedih, marah, kecewa, serta penuh tidak terima menjadi satu. Deru tangis yang berasal dari warga sipil yang kehilangan anggota keluarganya dalam dungeon pun kembali pecah. Suaranya begitu berisik.Kekacauan terjadi. Tidak sedikit dari mereka semakin ingin bergerak mendekat —memaksa barikade yang dibentuk oleh grup orang berpakaian hitam mundur dan memberikan jalan kepada mereka. Yang mereka lakukan tentu akan berhasil kalau bukan karena orang-orang berpakaian serba hitam yang menjaga portal dungeon sangat kuat dan memaksa mereka untuk diam di tempat. Orang-orang berpakaian hitam melindungi dua remaja laki-laki itu di belakang tubuh mereka.“Katakan padaku… apakah kau melihat ayahku? Katakan padaku?!!!”“Aku ingin kakakku kembali. Kumohon, Tuan muda, beritahu kami kebenarannya!”Teriakan demi teria

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   5. Ingatan Orion (2)

    Orion membuka kedua matanya. Langit-langit warna putih di atas sana adalah hal pertama yang Orion lihat ketika ia bangun. Aroma disinfektan yang menyengat menguar di udara —aromanya yang begitu ia kenal menusuk hidung dan membuat Orion mengernyitkan keningnya untuk sesaat. Dia benci aroma disinfektan karena bau tersebut mengingatkannya pada ingatan yang ia kubur rapat-rapat dan ingin dilupakan.Setelah menarik napas dalam-dalam, Orion bangkit dari posisi berbaringnya di atas ranjang rumah sakit. Selimut warna putih yang menutupi tubuhnya merosot ke bawah dan jatuh ke pangkuannya ketika Orion bangkit. Dia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan untuk sesaat, di sana Orion tidak menemukan sesuatu yang spesial —hanya perabotan dasar kamar rumah sakit dan warna putih yang monoton. Sesaat kemudian, Orion kembali memejamkan mata, lalu dia menekan keningnya perlahan dengan pangkal telapak tangan kanan.“Ingatan anak ini begitu mengesankan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri dan si pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   6. Setengah Benar

    Setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh James, Orion yang menjadi pusat perhatian dari kedua Hunter tidak menunjukkan ekspresi apapun selain ketenangan yang sedari tadi terpasang di wajah tampannya. Bahkan, rasa gugup tidak ditemukan di sana, seolah-olah orang yang mendapat interogasi dari James bukanlah dirinya.Rekan James memberikan tatapan penuh tanda tanya kepada Orion —yang tentunya tidak ditanggapi dengan serius oleh Orion.Berada di rumah sakit dengan tangan yang masih terhubung dengan selang infus, seharusnya membuat sosok Orion terlihat begitu lemah di mata kebanyakan orang. Akan tetapi, sosok pemuda itu tidak menunjukkan apapun yang mencerminkan kelemahan. Sepasang mata emerald miliknya berkilat, bibirnya pun juga menyunggingkan senyum yang penuh akan kedamaian. Ketimbang sosok yang lemah, Orion lebih mirip seperti singa yang tengah beristirahat dengan kemalasan yang terulas di setiap gerakannya.“Pada waktu itu aku diajak ke sebuah tempat oleh sekelompok teman setelah ujia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   7. Spekulasi Yang Orion Miliki

    PRANG…Bola kristal yang dipegang oleh Orion pecah. Kejadian itu begitu tiba-tiba, bahkan Orion sendiri tidak menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi, padahal ia hanya menyalurkan sedikit dari energi spiritualnya ke bola kristal untuk mengetes superpower yang dimilikinya. Namun, siapa yang menyangka kalau bola kristal tidak bisa menerima energi spiritual yang Orion miliki dan malah meledak ketika menerima energi spiritual yang disalurkan.Overload. Mata Orion menyiratkan pemahaman yang baru saja terbesit dalam benaknya.Sepertinya kekuatanku jauh lebih besar dan domineering dari perkiraanku sebelumnya, pikir Orion dalam hati.Keningnya mengernyit sesaat, hatinya mendesah kecil, dan ada perasaan sedikit menyesal muncul dalam dirinya. Orion tidak bisa mengetahui apakah tubuhnya ini mampi membangkitkan superpower atau tidak karena bola kristal yang digunakan untuk mengetesnya pecah. Akan tetapi, melihat hasil —bola kristal yang pecah— yang didapatkan saat Orion menyalurkan energi sp

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   8. Toko Misterius

    [Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   9. Serangan Dari Balik Kabut

    Kilat kembali muncul, lebih dari dua kali dalah hitungan kurang dari lima menit. Ruangan yang awalnya gelap karena terabaikan selama bertahun-tahun dan minimnya penerangan pun menjadi terang beberapa kali —berkedap-kedip akibat cahaya kilat yang menyambar. Siluet Orion yang berdiri di depan tiga duri raksasa menancap di dinding terlihat sedikit jelas, sosok tingginya masih diam bergeming di sana, tatapan matanya yang fokus berkilat dalam kegelapan.Sosoknya yang begitu tenang tersebut bergerak sesaat. Orion menoleh ke belakang. Matanya fokus pada sesuatu yang ada di balik kabut tebal.Kabut tebal yang diselimuti oleh rintikan hujan lebat di luar sana membuat jarak pandang sangat terbatas, mereka tidak akan bisa melihat apa yang ada di luar, bahkan apabila ada makhluk berbahaya yang mengintai dari luar mereka tidak akan mengetahuinya. Dalam artian lain, tempat di mana Orion berada menjadi sangat terisolisir akibat hujan deras yang melanda di sana.Orion merasakannya. Pandangan itu sang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   10. Kembali Ke Desa Burton

    “Apakah lokasinya benar berada di sini?” Seorang pria turun dari mobil yang dikendarainya, hujan deras yang mengguyur tempat itu langsung membuatnya basah kuyup di sekujur tubuh. Namun, tanpa ada kepedulian sedikit pun ia membiarkan air hujan mengguyur tubuhnya seraya mengedarkan mata ke sekeliling.Bangku depan mobil ikut terbuka setelahnya. Lalu, sebuah payung terbuka sebelum seseorang turun dari dalam mobil di bawah perlindungan payung tersebut. Orang yang turun itu merupakan seorang wanita cantik, rambutnya yang merah menyala begitu ikal dan bergelombang. Pakaiannya seksi dan sedikit terbuka, sepatu boot warna hitam memeluk kedua kaki panjangnya, dan ia juga mengenakan kacamata hitam yang membingkai wajahnya untuk menyembunyikan sepasang mata tajam dari luar.“Aku tidak menyukai cuaca suram seperti ini,” keluh sang wanita. Dia berjalan menghampiri pria yang kini dari ujung kaki sampai rambut telah basah kuyup. “Kalau bukan karena laporan monster yang muncul di tempat ini, aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   11. Nenek Orion, Mariana Black

    Mereka berdua berdiri di depan tirai medis yang menyelubungi sebuah ruangan kecil, ruangan itu adalah tempat di mana nenek Orion saat ini tengah dirawat. Apabila beberapa waktu lalu Dokter Ryan masih memiliki ekspresi penuh senyum —serta memiliki niatan untuk bercanda ketika bertemu dengan Orion, kini ekspresi wajahnya penuh akan keseriusan.Orion yang berdiri di depannya bergeming di tempat. Sepasang mata hijau emerald yang cemerlang milik sang pemuda terlihat datar, tidak ada emosi kecil yang tersirat pada wajah tampan Orion. Dia begitu tenang.Melihat keseriusan sang dokter, Orion bisa menebak kalau kondisi Mariana Black bisa dikatakan sangat serius, dan semua ini berdasarkan analisa seorang pengguna superpower tipe penyembuh dengan kelas B.“Kau lihat nenekmu terlebih dahulu, kemudian kau bisa menemuiku di ruangan depan setelahnya. Aku akan memberitahumu kondisi Mariana yang sebenarnya,” kata Dokter Ryan, dia tidak langsung menjawab permintaan yang Orion berikan padanya beberapa wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   12. Kelas Mistik— "Alkemi Untuk Idiot"

    Orion menurunkan matanya. Cahaya lampu yang berpendar di atas menciptakan silhuet dan membuat bayangan kecil menyelimuti sebagian wajah Orion, membuat ekspresi yang terpatri di wajah tampan pemuda itu samar-samar dan hampir tidak bisa terlihat.Hening menyelimuti keduanya. Baik Orion maupun Dokter Ryan tidak membuka mulut untuk memecah keheningan di sana, terutama setelah ucapan yang Dokter Ryan lontarkan sebelumnya menjadi penyebab hal ini terjadi.“Ah…” Bibir Orion terbuka sedikit, suara kecil keluar dari mulutnya sebagai balasan kecil.Seraya memiringkan sedikit kepalanya, Orion menatap sosok Dokter Ryan dengan mata yang setengah terbuka. Ekspresinya kalem, emosinya tidak terbaca, dan dia terlihat mirip dengan buku misteri yang tidak bisa ditebak apa jawabannya. Dokter Ryan selaku satu-satunya ‘penonton’ merasakan tangannya gatal, dia ingin menguak tabir misteri yang bernama Orion Black ini.“Aku tidak menyangka kalau kondisi Nenek begitu serius,” ujarnya. Dia mengetuk-ngetukkan jar

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   11. Nenek Orion, Mariana Black

    Mereka berdua berdiri di depan tirai medis yang menyelubungi sebuah ruangan kecil, ruangan itu adalah tempat di mana nenek Orion saat ini tengah dirawat. Apabila beberapa waktu lalu Dokter Ryan masih memiliki ekspresi penuh senyum —serta memiliki niatan untuk bercanda ketika bertemu dengan Orion, kini ekspresi wajahnya penuh akan keseriusan.Orion yang berdiri di depannya bergeming di tempat. Sepasang mata hijau emerald yang cemerlang milik sang pemuda terlihat datar, tidak ada emosi kecil yang tersirat pada wajah tampan Orion. Dia begitu tenang.Melihat keseriusan sang dokter, Orion bisa menebak kalau kondisi Mariana Black bisa dikatakan sangat serius, dan semua ini berdasarkan analisa seorang pengguna superpower tipe penyembuh dengan kelas B.“Kau lihat nenekmu terlebih dahulu, kemudian kau bisa menemuiku di ruangan depan setelahnya. Aku akan memberitahumu kondisi Mariana yang sebenarnya,” kata Dokter Ryan, dia tidak langsung menjawab permintaan yang Orion berikan padanya beberapa wa

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   10. Kembali Ke Desa Burton

    “Apakah lokasinya benar berada di sini?” Seorang pria turun dari mobil yang dikendarainya, hujan deras yang mengguyur tempat itu langsung membuatnya basah kuyup di sekujur tubuh. Namun, tanpa ada kepedulian sedikit pun ia membiarkan air hujan mengguyur tubuhnya seraya mengedarkan mata ke sekeliling.Bangku depan mobil ikut terbuka setelahnya. Lalu, sebuah payung terbuka sebelum seseorang turun dari dalam mobil di bawah perlindungan payung tersebut. Orang yang turun itu merupakan seorang wanita cantik, rambutnya yang merah menyala begitu ikal dan bergelombang. Pakaiannya seksi dan sedikit terbuka, sepatu boot warna hitam memeluk kedua kaki panjangnya, dan ia juga mengenakan kacamata hitam yang membingkai wajahnya untuk menyembunyikan sepasang mata tajam dari luar.“Aku tidak menyukai cuaca suram seperti ini,” keluh sang wanita. Dia berjalan menghampiri pria yang kini dari ujung kaki sampai rambut telah basah kuyup. “Kalau bukan karena laporan monster yang muncul di tempat ini, aku tidak

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   9. Serangan Dari Balik Kabut

    Kilat kembali muncul, lebih dari dua kali dalah hitungan kurang dari lima menit. Ruangan yang awalnya gelap karena terabaikan selama bertahun-tahun dan minimnya penerangan pun menjadi terang beberapa kali —berkedap-kedip akibat cahaya kilat yang menyambar. Siluet Orion yang berdiri di depan tiga duri raksasa menancap di dinding terlihat sedikit jelas, sosok tingginya masih diam bergeming di sana, tatapan matanya yang fokus berkilat dalam kegelapan.Sosoknya yang begitu tenang tersebut bergerak sesaat. Orion menoleh ke belakang. Matanya fokus pada sesuatu yang ada di balik kabut tebal.Kabut tebal yang diselimuti oleh rintikan hujan lebat di luar sana membuat jarak pandang sangat terbatas, mereka tidak akan bisa melihat apa yang ada di luar, bahkan apabila ada makhluk berbahaya yang mengintai dari luar mereka tidak akan mengetahuinya. Dalam artian lain, tempat di mana Orion berada menjadi sangat terisolisir akibat hujan deras yang melanda di sana.Orion merasakannya. Pandangan itu sang

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   8. Toko Misterius

    [Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tu

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   7. Spekulasi Yang Orion Miliki

    PRANG…Bola kristal yang dipegang oleh Orion pecah. Kejadian itu begitu tiba-tiba, bahkan Orion sendiri tidak menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi, padahal ia hanya menyalurkan sedikit dari energi spiritualnya ke bola kristal untuk mengetes superpower yang dimilikinya. Namun, siapa yang menyangka kalau bola kristal tidak bisa menerima energi spiritual yang Orion miliki dan malah meledak ketika menerima energi spiritual yang disalurkan.Overload. Mata Orion menyiratkan pemahaman yang baru saja terbesit dalam benaknya.Sepertinya kekuatanku jauh lebih besar dan domineering dari perkiraanku sebelumnya, pikir Orion dalam hati.Keningnya mengernyit sesaat, hatinya mendesah kecil, dan ada perasaan sedikit menyesal muncul dalam dirinya. Orion tidak bisa mengetahui apakah tubuhnya ini mampi membangkitkan superpower atau tidak karena bola kristal yang digunakan untuk mengetesnya pecah. Akan tetapi, melihat hasil —bola kristal yang pecah— yang didapatkan saat Orion menyalurkan energi sp

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   6. Setengah Benar

    Setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh James, Orion yang menjadi pusat perhatian dari kedua Hunter tidak menunjukkan ekspresi apapun selain ketenangan yang sedari tadi terpasang di wajah tampannya. Bahkan, rasa gugup tidak ditemukan di sana, seolah-olah orang yang mendapat interogasi dari James bukanlah dirinya.Rekan James memberikan tatapan penuh tanda tanya kepada Orion —yang tentunya tidak ditanggapi dengan serius oleh Orion.Berada di rumah sakit dengan tangan yang masih terhubung dengan selang infus, seharusnya membuat sosok Orion terlihat begitu lemah di mata kebanyakan orang. Akan tetapi, sosok pemuda itu tidak menunjukkan apapun yang mencerminkan kelemahan. Sepasang mata emerald miliknya berkilat, bibirnya pun juga menyunggingkan senyum yang penuh akan kedamaian. Ketimbang sosok yang lemah, Orion lebih mirip seperti singa yang tengah beristirahat dengan kemalasan yang terulas di setiap gerakannya.“Pada waktu itu aku diajak ke sebuah tempat oleh sekelompok teman setelah ujia

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   5. Ingatan Orion (2)

    Orion membuka kedua matanya. Langit-langit warna putih di atas sana adalah hal pertama yang Orion lihat ketika ia bangun. Aroma disinfektan yang menyengat menguar di udara —aromanya yang begitu ia kenal menusuk hidung dan membuat Orion mengernyitkan keningnya untuk sesaat. Dia benci aroma disinfektan karena bau tersebut mengingatkannya pada ingatan yang ia kubur rapat-rapat dan ingin dilupakan.Setelah menarik napas dalam-dalam, Orion bangkit dari posisi berbaringnya di atas ranjang rumah sakit. Selimut warna putih yang menutupi tubuhnya merosot ke bawah dan jatuh ke pangkuannya ketika Orion bangkit. Dia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan untuk sesaat, di sana Orion tidak menemukan sesuatu yang spesial —hanya perabotan dasar kamar rumah sakit dan warna putih yang monoton. Sesaat kemudian, Orion kembali memejamkan mata, lalu dia menekan keningnya perlahan dengan pangkal telapak tangan kanan.“Ingatan anak ini begitu mengesankan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri dan si pe

  • Diam-Diam Menjadi Hunter Terkuat   4. Ingatan Orion (1)

    Berpuluh-puluh pasang mata mengarah pada sosok Orion dan Harry yang barusan keluar dari pintu dungeon. Tatapan yang mengarah pada mereka berdua mencerminkan banyak emosi yang bercampur aduk. Sedih, marah, kecewa, serta penuh tidak terima menjadi satu. Deru tangis yang berasal dari warga sipil yang kehilangan anggota keluarganya dalam dungeon pun kembali pecah. Suaranya begitu berisik.Kekacauan terjadi. Tidak sedikit dari mereka semakin ingin bergerak mendekat —memaksa barikade yang dibentuk oleh grup orang berpakaian hitam mundur dan memberikan jalan kepada mereka. Yang mereka lakukan tentu akan berhasil kalau bukan karena orang-orang berpakaian serba hitam yang menjaga portal dungeon sangat kuat dan memaksa mereka untuk diam di tempat. Orang-orang berpakaian hitam melindungi dua remaja laki-laki itu di belakang tubuh mereka.“Katakan padaku… apakah kau melihat ayahku? Katakan padaku?!!!”“Aku ingin kakakku kembali. Kumohon, Tuan muda, beritahu kami kebenarannya!”Teriakan demi teria

DMCA.com Protection Status