PRANG…
Bola kristal yang dipegang oleh Orion pecah. Kejadian itu begitu tiba-tiba, bahkan Orion sendiri tidak menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi, padahal ia hanya menyalurkan sedikit dari energi spiritualnya ke bola kristal untuk mengetes superpower yang dimilikinya. Namun, siapa yang menyangka kalau bola kristal tidak bisa menerima energi spiritual yang Orion miliki dan malah meledak ketika menerima energi spiritual yang disalurkan.
Overload. Mata Orion menyiratkan pemahaman yang baru saja terbesit dalam benaknya.
Sepertinya kekuatanku jauh lebih besar dan domineering dari perkiraanku sebelumnya, pikir Orion dalam hati.
Keningnya mengernyit sesaat, hatinya mendesah kecil, dan ada perasaan sedikit menyesal muncul dalam dirinya. Orion tidak bisa mengetahui apakah tubuhnya ini mampi membangkitkan superpower atau tidak karena bola kristal yang digunakan untuk mengetesnya pecah. Akan tetapi, melihat hasil —bola kristal yang pecah— yang didapatkan saat Orion menyalurkan energi spiritualnya, tidak bisa dipungkiri lagi kalau jiwanya yang berasal dari dunia lain membuat tubuh ini memiliki superpower.
“Bagaimana bola kristal ini bisa pecah?” Andy yang membeku di tempat akibat rasa shock yang dirasakannya pun membuka mulut, dengan sedikit terbata-bata ia melontarkan pertanyaan yang dimilikinya.
“Bola kristal ini adalah produk terakhir yang berhasil dikembangkan oleh departemen RnD dengan membekukan energi spiritual murni. Ini pertama kalinya aku melihat bola kristal seperti ini meledak secara tiba-tiba,” ungkap Andy lagi.
James memberikan anggukan singkat. “Pertama kali terjadi bukan berarti tidak akan pernah terjadi. Kurasa ada yang salah dengan bola kristal ini sehingga pecah tiba-tiba, aku akan melaporkannya pada departemen RnD agar bisa diganti.”
Mereka berdua tidak curiga kalau bola kristal pecah akibat energi spiritual Orion yang terlalu besar. Karena kesimpulan sendiri yang muncul, baik James dan Andy tidak menaruh kecurigaan sedikit pun kepada Orion —bagaimana pun juga, berdasarkan hasil tes yang sudah dilakukan setahun lalu, Orion tidak memiliki superpower.
“Lalu apa yang harus kulakukan setelah ini?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Orion membuat perhatian kedua Hunter kembali padanya.
Pemuda itu kembali melanjutkan pertanyaannya.
“Apakah aku harus melakukan tes ulang atau tidak?”
Orion mengusap tangannya yang kotor pada selimut. Sesekali dia menurunkan pandangannya untuk melihat pecahan bola kristal yang jatuh ke pangkuannya berubah menjadi debu —tidak ada pecahan besar maupun sisi tajam yang tersisa seperti gelas yang pecah, semuanya berubah menjadi debu halus. Walaupun terlihat begitu sederhana, mata Orion menangkap adanya aliran energi spiritual dari bola kristal berbaur menjadi satu dengan energi spiritual yang ada di udara.
Sepasang mata emerald milik Orion memperlihatkan keingintahuan yang besar. Bintang Biru —dunia tempatnya berada saat ini— benar-benar memiliki energi spiritual yang mengagumkan, Orion bisa merasakan energi spiritual itu menyentuh kulitnya. Dia tidak tahu apakah kedua Hunter yang duduk di sampingnya itu mampu merasakan keberadaan energi spiritual yang melayang di udara seperti dirinya atau tidak.
Karena kepalanya yang tertunduk sementara, kedua pria berbaju hitam tersebut tidak bisa melihat emosi komplek yang muncul di wajah Orion.
“Aku punya firasat kalau kau berhasil membangkitkan superpower dalam dirimu ketika berada di dungeon waktu itu, Tuan Black. Kusarankan kau melakukan tes ulang di base utama NTH yang ada di ibu kota. Di sana terdapat alat yang lebih akurat untuk mengetes superpower yang kau miliki beserta levelnya,” balas James. “Semua warga yang berusia 18 tahun ke atas memiliki kewajiban melakukan tes untuk melihat apakah mereka memiliki superpower atau tidak.”
Setelah mengangkat wajah, Orion memberikan anggukan. Dia mengetahui peraturan yang diungkapkan oleh James dari ingatan “Orion Black” yang barusan didapatkannya. Semua orang yang menganjak usia 18 tahun dapat pergi ke base NTH di penjuru Therondia untuk melihat apakah mereka mampu membangkitkan superpower atau tidak.
Setelah superpower mereka bangkit, NTH akan mengetes mereka lagi untuk melihat level kekuatan yang dimiliki, kemudian mereka akan memberikan lisensi Hunter berdasarkan level superpower tersebut.
“Walaupun sebelum ini kau pernah melakukan tes dan hasilnya mengatakan kau tidak memiliki superpower, namun kebangkitan superpower yang terlambat bukanlah hal yang jarang terjadi. Terlebih lagi dari banyak orang yang masuk ke dungeon, hanya kau dan Hunter Welsh saja yang berhasil keluar,” terang James dengan serius. Dia memberikan tatapan datar namun menyelidik ke arah Orion untuk sesaat lamanya sebelum mengalihkannya lagi.
“Aku mengerti,” balas Orion kemudian. “Aku akan menyempatkan waktu untuk pergi ke St. Ludwig untuk melakukan tes ulang.”
Tidak lama setelah itu, Andy dan James pun berdiri dari tempat duduk mereka.
“Tuan Black, aku ucapkan terima kasih karena kau sudah mau bekerja sama dengan memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di dungeon Desa Elk. Kami akan undur diri sekarang dan tidak mengganggu waktu istirahatmu lagi,” ungkap James.
Andy yang berdiri di samping James ikut tersenyum dan menimpali.
“Semoga cepat sembuh, Tuan Black. Kalau ada hal lain yang ingin kau tanyakan seputar dungeon dan lainnya, kau bisa menghubungiku.” Seraya mengatakan itu, Andy menyerahkan kartu namanya kepada Orion.
Setelah keduanya selesai pamitan kepada Orion, kedua Hunter itu pun meninggalkan kamar tempat Orion dirawat. Kemungkinan besar mereka berdua akan mengunjungi Harry sebelum pergi dari rumah sakit.
Orion meletakkan kartu nama yang Andy berikan padanya ke atas meja nakas. Dia menyibakkan selimut dari pangkuan, kedua kaki pun diturunkan ke atas lantai kamar. Tanpa memedulikan dinginnya lantai, Orion yang telah beranjak dari tempat tidur segera berjalan menuju ke arah jendela kaca yang terletak tidak jauh dari sana.
Bayangan remaja laki-laki berkulit putih dengan paras rupawan terpantul dari balik kaca jendela di depannya. Rambut hitam yang dipotong pendek membingkai wajahnya, beberapa helai rambut jatuh di kening. Hidung mancung dengan bibir merah muda pucat membuat wajah tampan Orion terlihat semakin anggun dengan karisma yang memukau. Ditambah dengan sepasang mata hijau emerald yang cemerlang dan tampak dingin, paras Orion benar-benar mirip seperti bangsawan dengan temperamen yang dingin.
“Wajah sama dengan karakteristik yang sama pula.” Orion menghela napas panjang, tanpa tersadar ia tersenyum kecil setelah melihat bayangannya yang terpantul tersebut.
Orion mengedipkan mata, bayangan yang terpantul di kaca jendela juga melakukan hal yang sama dengannya.
“Kuharap di mana pun kau berada, kau bisa terlahir di dunia yang jauh lebih aman dibandingkan dengan duniamu yang sekarang ini,” ungkapnya lagi.
Dia mengatakan itu kepada si pemilik tubuh asli yang kini sudah tiada.
Sebuah tangan dijulurkannya ke depan, lalu ia mendorong kaca jendela untuk terbuka sedikit —membiarkan angin sepoi-sepoi yang berhembus di luar sana untuk masuk ke dalam ruangan. Rambut hitam Orion menjadi sedikit berantakan saat angin menerpanya, namun ia mengabaikannya. Kedua mata pemuda itu mengarah pada layar hologram yang muncul di depannya, di sana tertera pecahan kristal warna merah yang sebelumnya Orion ambil dari dungeon.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, Orion mengambil kristal merah, menggenggamnya dengan erat. Dari kristal itu ia merasakan energi spiritual yang liar, begitu besar, dan juga familier.
Orion menyipitkan mata. Dia membuka mulut, lalu dilemparkannya kristal merah ke dalam mulutnya. Kristal itu ia kunyah dengan mudah, seperti yang dia kunyah adalah permen jelly dan bukannya kristal yang keras. Ketika Orion menelan kristal yang kini sudah lumer di mulut, energi spiritual yang begitu besar masuk dalam tubuhnya —membuat jiwanya merasa begitu nyaman.
“Lezat seperti biasa,” ungkapnya.
Dari pantulan kaca jendela, terlihat matanya menjadi semakin cemerlang dengan senyuman lebar yang kini bertengger di bibir. Orion tampak puas dengan ‘snack’ yang didapatkannya dari dungeon.
[Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tu
“AAAOOOOO…”Lolongan panjang terdengar di sana. Suaranya melengking dan juga keras, begitu memekakkan telinga serta memecahkan kesunyian di tengah malam. Suara gemerisik dari dahan pohon yang bergoyang ikut terdengar, bau anyir darah yang pekat juga menambah rasa seram dan membuat bulu kuduk siapapun bisa berdiri karena ngeri.Pemandangan itu mirip seperti pemandangan horor yang mencekam.“AAHH…. TOLONG…! JANGAN BUNUH DIRIKU…!” Seorang laki-laki yang tubuhnya bersimbah darah memohon untuk tidak dibunuh. Wajah pria itu pucat pasi, darah yang mengucur hebat dari kening membasahi area pipi kanannya. Ia kehilangan banyak darah, akan tetapi karena keinginannya untuk tetap hidup membuat pria itu terus bergerak, menjauh dari bahaya yang ada di depan mata.Sang pria terus merayap, kaki kanannya yang putus memaksanya untuk bergerak menggunakan kedua tangan. Ia mencoba untuk pergi menjauh, membuat jarak dirinya dengan bahaya yang mengancam itu bertambah jauh. Pergerakan sang pria terbatas, kedu
Orion tidak pernah meragukan kualitas barang yang dijual pada sistem mall. Semua barang yang ada di sana memiliki kualitas bagus dan sangat efektif untuk digunakan, seperti ramuan penyembuh yang Orion beli barusan.Setelah dia meminum dua botol ramuan penyembuh, tubuhnya yang terluka parah kini sudah kembali sembuh, bahkan luka menganga yang membuat organ dalam serta tulangnya kelihatan pun menutup sempurna seperti tidak ada luka di sana sebelumnya. Hanya baju compang-camping serta noda darah sisa lukanya saja yang memperlihatkan kalau Orion barusan terluka parah.Orion melemparkan dua botol kaca bekas ramuan penyembuh ke arah manusia serigala yang berjarak sepuluh meter dari pohon tempatnya berada. Dua botol itu menukik tajam, lalu mendarat sempurna pada kepala manusia serigala itu. Ketika dua botol kaca itu pecah, sisa pecahannya tidak berpengaruh terlalu banyak pada si manusia serigala, karena pada dasarnya manusia serigala memiliki rambut tebal yang menutupi sekujur tubuh mereka,
Aura yang kuat menyelimuti tubuh Orion. Dia menggunakan kekuatannya untuk memanggil benda yang bersemayam pada bulan merah di atas sana. Awalnya Orion tidak tahu kalau ada sesuatu yang ada di bulan merah ketika pertama kali melihatnya, dia hanya menganggapnya familier saja karena 40% kemiripannya dengan bulan merah di Paradis. Namun, setelah beberapa saat memperhatikannya, barulah Orion paham kalau yang ia rasakan sebelum ini tidak hanya kemiripannya saja, ada sesuatu yang Orion kenal memang bersemayam pada benda di atas langit malam tersebut.Energi spiritual yang ada di sana ikut berputar, mematuhi perintah Orion. Bulan merah yang awalnya diam bergeming dan memancarkan sinar lembut kini berubah. Warna merah di permukaan bulan perlahan-lahan menjadi semakin pekat, warnanya menyelimuti seluruh permukaan bulan dan membuatnya menyerupai gumpalan darah. Tidak hanya bulan merah saja yang berubah, langit gelap di sekitarnya pun juga ikut terpengaruh.Ketika bulan merah itu berpendar terang
Berpuluh-puluh pasang mata mengarah pada sosok Orion dan Harry yang barusan keluar dari pintu dungeon. Tatapan yang mengarah pada mereka berdua mencerminkan banyak emosi yang bercampur aduk. Sedih, marah, kecewa, serta penuh tidak terima menjadi satu. Deru tangis yang berasal dari warga sipil yang kehilangan anggota keluarganya dalam dungeon pun kembali pecah. Suaranya begitu berisik.Kekacauan terjadi. Tidak sedikit dari mereka semakin ingin bergerak mendekat —memaksa barikade yang dibentuk oleh grup orang berpakaian hitam mundur dan memberikan jalan kepada mereka. Yang mereka lakukan tentu akan berhasil kalau bukan karena orang-orang berpakaian serba hitam yang menjaga portal dungeon sangat kuat dan memaksa mereka untuk diam di tempat. Orang-orang berpakaian hitam melindungi dua remaja laki-laki itu di belakang tubuh mereka.“Katakan padaku… apakah kau melihat ayahku? Katakan padaku?!!!”“Aku ingin kakakku kembali. Kumohon, Tuan muda, beritahu kami kebenarannya!”Teriakan demi teria
Orion membuka kedua matanya. Langit-langit warna putih di atas sana adalah hal pertama yang Orion lihat ketika ia bangun. Aroma disinfektan yang menyengat menguar di udara —aromanya yang begitu ia kenal menusuk hidung dan membuat Orion mengernyitkan keningnya untuk sesaat. Dia benci aroma disinfektan karena bau tersebut mengingatkannya pada ingatan yang ia kubur rapat-rapat dan ingin dilupakan.Setelah menarik napas dalam-dalam, Orion bangkit dari posisi berbaringnya di atas ranjang rumah sakit. Selimut warna putih yang menutupi tubuhnya merosot ke bawah dan jatuh ke pangkuannya ketika Orion bangkit. Dia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan untuk sesaat, di sana Orion tidak menemukan sesuatu yang spesial —hanya perabotan dasar kamar rumah sakit dan warna putih yang monoton. Sesaat kemudian, Orion kembali memejamkan mata, lalu dia menekan keningnya perlahan dengan pangkal telapak tangan kanan.“Ingatan anak ini begitu mengesankan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri dan si pe
Setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh James, Orion yang menjadi pusat perhatian dari kedua Hunter tidak menunjukkan ekspresi apapun selain ketenangan yang sedari tadi terpasang di wajah tampannya. Bahkan, rasa gugup tidak ditemukan di sana, seolah-olah orang yang mendapat interogasi dari James bukanlah dirinya.Rekan James memberikan tatapan penuh tanda tanya kepada Orion —yang tentunya tidak ditanggapi dengan serius oleh Orion.Berada di rumah sakit dengan tangan yang masih terhubung dengan selang infus, seharusnya membuat sosok Orion terlihat begitu lemah di mata kebanyakan orang. Akan tetapi, sosok pemuda itu tidak menunjukkan apapun yang mencerminkan kelemahan. Sepasang mata emerald miliknya berkilat, bibirnya pun juga menyunggingkan senyum yang penuh akan kedamaian. Ketimbang sosok yang lemah, Orion lebih mirip seperti singa yang tengah beristirahat dengan kemalasan yang terulas di setiap gerakannya.“Pada waktu itu aku diajak ke sebuah tempat oleh sekelompok teman setelah ujia
[Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tu
PRANG…Bola kristal yang dipegang oleh Orion pecah. Kejadian itu begitu tiba-tiba, bahkan Orion sendiri tidak menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi, padahal ia hanya menyalurkan sedikit dari energi spiritualnya ke bola kristal untuk mengetes superpower yang dimilikinya. Namun, siapa yang menyangka kalau bola kristal tidak bisa menerima energi spiritual yang Orion miliki dan malah meledak ketika menerima energi spiritual yang disalurkan.Overload. Mata Orion menyiratkan pemahaman yang baru saja terbesit dalam benaknya.Sepertinya kekuatanku jauh lebih besar dan domineering dari perkiraanku sebelumnya, pikir Orion dalam hati.Keningnya mengernyit sesaat, hatinya mendesah kecil, dan ada perasaan sedikit menyesal muncul dalam dirinya. Orion tidak bisa mengetahui apakah tubuhnya ini mampi membangkitkan superpower atau tidak karena bola kristal yang digunakan untuk mengetesnya pecah. Akan tetapi, melihat hasil —bola kristal yang pecah— yang didapatkan saat Orion menyalurkan energi sp
Setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh James, Orion yang menjadi pusat perhatian dari kedua Hunter tidak menunjukkan ekspresi apapun selain ketenangan yang sedari tadi terpasang di wajah tampannya. Bahkan, rasa gugup tidak ditemukan di sana, seolah-olah orang yang mendapat interogasi dari James bukanlah dirinya.Rekan James memberikan tatapan penuh tanda tanya kepada Orion —yang tentunya tidak ditanggapi dengan serius oleh Orion.Berada di rumah sakit dengan tangan yang masih terhubung dengan selang infus, seharusnya membuat sosok Orion terlihat begitu lemah di mata kebanyakan orang. Akan tetapi, sosok pemuda itu tidak menunjukkan apapun yang mencerminkan kelemahan. Sepasang mata emerald miliknya berkilat, bibirnya pun juga menyunggingkan senyum yang penuh akan kedamaian. Ketimbang sosok yang lemah, Orion lebih mirip seperti singa yang tengah beristirahat dengan kemalasan yang terulas di setiap gerakannya.“Pada waktu itu aku diajak ke sebuah tempat oleh sekelompok teman setelah ujia
Orion membuka kedua matanya. Langit-langit warna putih di atas sana adalah hal pertama yang Orion lihat ketika ia bangun. Aroma disinfektan yang menyengat menguar di udara —aromanya yang begitu ia kenal menusuk hidung dan membuat Orion mengernyitkan keningnya untuk sesaat. Dia benci aroma disinfektan karena bau tersebut mengingatkannya pada ingatan yang ia kubur rapat-rapat dan ingin dilupakan.Setelah menarik napas dalam-dalam, Orion bangkit dari posisi berbaringnya di atas ranjang rumah sakit. Selimut warna putih yang menutupi tubuhnya merosot ke bawah dan jatuh ke pangkuannya ketika Orion bangkit. Dia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan untuk sesaat, di sana Orion tidak menemukan sesuatu yang spesial —hanya perabotan dasar kamar rumah sakit dan warna putih yang monoton. Sesaat kemudian, Orion kembali memejamkan mata, lalu dia menekan keningnya perlahan dengan pangkal telapak tangan kanan.“Ingatan anak ini begitu mengesankan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri dan si pe
Berpuluh-puluh pasang mata mengarah pada sosok Orion dan Harry yang barusan keluar dari pintu dungeon. Tatapan yang mengarah pada mereka berdua mencerminkan banyak emosi yang bercampur aduk. Sedih, marah, kecewa, serta penuh tidak terima menjadi satu. Deru tangis yang berasal dari warga sipil yang kehilangan anggota keluarganya dalam dungeon pun kembali pecah. Suaranya begitu berisik.Kekacauan terjadi. Tidak sedikit dari mereka semakin ingin bergerak mendekat —memaksa barikade yang dibentuk oleh grup orang berpakaian hitam mundur dan memberikan jalan kepada mereka. Yang mereka lakukan tentu akan berhasil kalau bukan karena orang-orang berpakaian serba hitam yang menjaga portal dungeon sangat kuat dan memaksa mereka untuk diam di tempat. Orang-orang berpakaian hitam melindungi dua remaja laki-laki itu di belakang tubuh mereka.“Katakan padaku… apakah kau melihat ayahku? Katakan padaku?!!!”“Aku ingin kakakku kembali. Kumohon, Tuan muda, beritahu kami kebenarannya!”Teriakan demi teria
Aura yang kuat menyelimuti tubuh Orion. Dia menggunakan kekuatannya untuk memanggil benda yang bersemayam pada bulan merah di atas sana. Awalnya Orion tidak tahu kalau ada sesuatu yang ada di bulan merah ketika pertama kali melihatnya, dia hanya menganggapnya familier saja karena 40% kemiripannya dengan bulan merah di Paradis. Namun, setelah beberapa saat memperhatikannya, barulah Orion paham kalau yang ia rasakan sebelum ini tidak hanya kemiripannya saja, ada sesuatu yang Orion kenal memang bersemayam pada benda di atas langit malam tersebut.Energi spiritual yang ada di sana ikut berputar, mematuhi perintah Orion. Bulan merah yang awalnya diam bergeming dan memancarkan sinar lembut kini berubah. Warna merah di permukaan bulan perlahan-lahan menjadi semakin pekat, warnanya menyelimuti seluruh permukaan bulan dan membuatnya menyerupai gumpalan darah. Tidak hanya bulan merah saja yang berubah, langit gelap di sekitarnya pun juga ikut terpengaruh.Ketika bulan merah itu berpendar terang
Orion tidak pernah meragukan kualitas barang yang dijual pada sistem mall. Semua barang yang ada di sana memiliki kualitas bagus dan sangat efektif untuk digunakan, seperti ramuan penyembuh yang Orion beli barusan.Setelah dia meminum dua botol ramuan penyembuh, tubuhnya yang terluka parah kini sudah kembali sembuh, bahkan luka menganga yang membuat organ dalam serta tulangnya kelihatan pun menutup sempurna seperti tidak ada luka di sana sebelumnya. Hanya baju compang-camping serta noda darah sisa lukanya saja yang memperlihatkan kalau Orion barusan terluka parah.Orion melemparkan dua botol kaca bekas ramuan penyembuh ke arah manusia serigala yang berjarak sepuluh meter dari pohon tempatnya berada. Dua botol itu menukik tajam, lalu mendarat sempurna pada kepala manusia serigala itu. Ketika dua botol kaca itu pecah, sisa pecahannya tidak berpengaruh terlalu banyak pada si manusia serigala, karena pada dasarnya manusia serigala memiliki rambut tebal yang menutupi sekujur tubuh mereka,
“AAAOOOOO…”Lolongan panjang terdengar di sana. Suaranya melengking dan juga keras, begitu memekakkan telinga serta memecahkan kesunyian di tengah malam. Suara gemerisik dari dahan pohon yang bergoyang ikut terdengar, bau anyir darah yang pekat juga menambah rasa seram dan membuat bulu kuduk siapapun bisa berdiri karena ngeri.Pemandangan itu mirip seperti pemandangan horor yang mencekam.“AAHH…. TOLONG…! JANGAN BUNUH DIRIKU…!” Seorang laki-laki yang tubuhnya bersimbah darah memohon untuk tidak dibunuh. Wajah pria itu pucat pasi, darah yang mengucur hebat dari kening membasahi area pipi kanannya. Ia kehilangan banyak darah, akan tetapi karena keinginannya untuk tetap hidup membuat pria itu terus bergerak, menjauh dari bahaya yang ada di depan mata.Sang pria terus merayap, kaki kanannya yang putus memaksanya untuk bergerak menggunakan kedua tangan. Ia mencoba untuk pergi menjauh, membuat jarak dirinya dengan bahaya yang mengancam itu bertambah jauh. Pergerakan sang pria terbatas, kedu