Kilat kembali muncul, lebih dari dua kali dalah hitungan kurang dari lima menit. Ruangan yang awalnya gelap karena terabaikan selama bertahun-tahun dan minimnya penerangan pun menjadi terang beberapa kali —berkedap-kedip akibat cahaya kilat yang menyambar. Siluet Orion yang berdiri di depan tiga duri raksasa menancap di dinding terlihat sedikit jelas, sosok tingginya masih diam bergeming di sana, tatapan matanya yang fokus berkilat dalam kegelapan.
Sosoknya yang begitu tenang tersebut bergerak sesaat. Orion menoleh ke belakang. Matanya fokus pada sesuatu yang ada di balik kabut tebal.
Kabut tebal yang diselimuti oleh rintikan hujan lebat di luar sana membuat jarak pandang sangat terbatas, mereka tidak akan bisa melihat apa yang ada di luar, bahkan apabila ada makhluk berbahaya yang mengintai dari luar mereka tidak akan mengetahuinya. Dalam artian lain, tempat di mana Orion berada menjadi sangat terisolisir akibat hujan deras yang melanda di sana.
Orion merasakannya. Pandangan itu sangat menusuk dari belakang.
Sret… sret… sret….
Sesuatu yang berat dan tengah diseret terdengar dari kejauhan —dari balik kabut yang menyelimuti tempat itu. Suara itu semakin lama semakin mendekat, seperti ada sesuatu yang datang menghampirinya dan melihat langsung ke arah Orion yang kini telah berbalik badan.
Layar sistem yang hanya bisa Orion lihat muncul di sebelah kanannya setelah dipanggil. Ia mengambil sebuah pedang silver dari dalam ruang penyimpanan sistem, kemudian Orion menggenggam pedang itu dengan erat di satu tangan. Begitu layar sistem menghilang dari hadapannya, Orion melompat pergi dari tempatnya berdiri, menghindari tembakan duri raksasa yang dilemparkan dari balik kabut tebal ke arahnya.
Duri raksasa yang menyerangnya sama seperti duri yang menancap di dinding kayu. Orion menyipitkan kedua mata, pemuda itu mengayunkan pedang, memotong dua buah duri raksasa yang lagi-lagi ditembakkan ke arahnya dari balik kabut tebal. Bersamaan dengan aksinya, pintu toko yang awalnya terbuka tiba-tiba tertutup rapat —seperti ada sesuatu yang masuk dan menguncinya. Pada saat itu pula, Orion merasakan kalau sesuatu yang menyerangnya sudah berada di dalam toko bersama dengan dirinya.
Ketika kilat kembali menyala di langit gelap, cahaya yang kilat bawa menerangi bagian dalam toko dan membuat sosok yang menyerang Orion terlihat.
Tes… tes… tes….
Sosok itu terlihat seperti manusia, akan tetapi sosoknya berbeda dari manusia kebanyakan. Dia seperti pria tinggi yang mengenakan jaket kulit warna hitam dan celana jeans biru dengan kedua lututnya sobek. Kulitnya pucat membiru, lalu sepasang mata bergaris yang mirip kadal membuatnya tidak tampak seperti manusia. Sosok itu meneteskan air liurnya saat melihat Orion —seperti pemuda itu adalah hidangan lezat di matanya.
Ekor panjang yang bersisik menyembul dari tulang ekor sosok misterius. Punggungnya bungkuk dan empat buah duri raksasa tumbuh di sana —terlihat sama dengan duri yang tertancap di dinding dan digunakan untuk menyerang Orion barusan.
Sepasang mata yang mirip kadal bergerak-gerak ke kiri dan kanan, pandangan sosok itu terfokus pada Orion, ia menganggap Orion tidak lebih dari daging yang akan menjadi makanan siangnya.
“Manusia…kadal?” Orion mengedipkan mata, mengungkapkan ide yang muncul dalam benaknya. Namun, tidak lama kemudian ia merasa ragu dengan ide tersebut, karena yang muncul itu manusia ‘kan?
“Sistem, lakukan identifikasi!” perintah Orion lagi. Kendatipun Orion memberikan perintah kepada sang sistem, tidak sekali pun dirinya mengalihkan pandangannya dari sosok yang mirip manusia kadal di hadapannya.
Orion ingat kalau sistem yang dimilikinya dari Infinity Abyss memiliki fungsi identifikasi. Fungsi tersebut memberikan informasi makhluk dan tanaman monster ketika dia bertemu dengan mereka, sehingga Orion yang terkoneksi dengan sistem mampu mengenali lawan yang dihadapinya dengan mudah.
Meskipun Infinity Abyss sudah dihancurkan oleh Orion dan dirinya telah meninggalkan Paradis, namun sistem yang terhubung dengannya masih bisa berfungsi ketika dia tiba di Bintang Biru. Bukankah itu artinya fungsi identifikasi yang sang sistem miliki masih bisa digunakan?
Orion tidak menunggu lama. Kerja sistem yang terhubung dengannya sangat cepat, kurang dari lima detik semua informasi mengenai makhluk misterius yang menyerang Orion muncul di layar hologram yang ada di hadapannya.
[Manusia kadal (level C). Monster buatan, berasal dari manusia yang mengonsumsi obat perubah gen untuk membangkitkan superpower dalam tubuh mereka. Energi spiritual yang mengalir dalam tubuh mereka berubah menjadi energi negatif, sehingga mutasi perubahan bentuk menjadi monster pun terjadi. Serangan utamanya merupakan duri raksasa beracun yang tumbuh di punggung].
[Serangannya cepat dan mematikan. Walaupun berada di level C, manusia kadal memiliki kecerdasan yang tinggi serta kulit yang tebal. Senjata biasa tidak akan bisa melukainya].
Dalam artian singkat, manusia kadal yang merupakan hasil mutasi dari manusia biasa memiliki tingkat bahaya tinggi. Walaupun level C adalah level yang rendah bagi Orion, namun manusia kadal masih memiliki kecerdasan seperti manusia.
“Wow… orang-orang di Bintang Biru benar-benar memiliki cara untuk membangkitkan superpower mereka.” Orion yang menghindari serangan ekor panjang dari manusia kadal dengan bersalto di udara pun memberikan komentar tidak lama kemudian.
Ia mengayunkan pedang ke samping, energi spiritual yang tertidur dalam tubuhnya pun mengalir pada pedang dan membuat warna silver pada badan pedangnya menjadi lebih mengkilap.
“GGRAAA….!!!” Manusia kadal membuka mulut lebar-lebar. Lidahnya yang lancip dan tajam terjulur ke atas, ia kembali menembakkan beberapa duri raksasa yang baru muncul di punggungnya ke arah Orion yang ada di udara.
Orion yang masih berada di udara kembali bergerak cepat, ia menghindari duri-duri raksasa yang mengarah padanya dengan mudah, lalu ia mengayunkan pedang saat posisinya kurang dari dua meter dari sosok manusia kadal di bawah sana.
Tebasan yang super cepat begitu akurat membelah manusia kadal menjadi dua —dan sangat simetris, kurang dari sedetik kemudian terlihat Orion juga mendarat beberapa meter di belakang manusia kadal yang ia tebas. Cahaya silver pada pedang meredup. Tidak ada setetes darah yang menodai pedang di tangan Orion, hal ini menandakan betapa tajamnya pedang yang Orion miliki.
BLAARRR…
Petir kembali menyambar. Atap toko berlubang akibat hantaman duri yang manusia kadal lemparkan membuat hujan masuk ke dalam bangunan, bahkan Orion pun tidak luput terkena guyuran air hujan yang masuk. Rambut dan tubuh Orion basah kuyup, T-shirt yang ia kenakan menempel lekat pada tubuhnya dan membuatnya sedikit tidak nyaman.
Setelah menyimpan kembali senjatanya pada ruang portabel, Orion bergegas mencari spot yang tidak terkena guyuran air hujan dalam toko. Dia menemukannya di sudut paling luar dekat pintu. Tanpa memedulikan mayat manusia kadal yang terbelah menjadi dua —di mana menjadi pemandangan horor dalam toko yang kosong— di belakang sana, Orion berjalan menghampiri satu-satunya tempat kering di sana.
Ia menoleh ke arah jendela yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Cahaya kilat beberapa kali menampakkan diri di langit gelap di atas sana. Hujan lebat terus turun dan tidak menampakkan kapan akan berhenti, kelihatannya Orion akan terjebak di sana dalam waktu yang tidak singkat.
“Kapan hujan ini akan berhenti?” tanyanya kepada diri sendiri.
Dua menit berlalu. Orion memalingkan pandangannya ke arah mayat manusia kadal yang beberapa saat lalu ia bunuh. Bibirnya membentuk garis datar, ia menurunkan kedua matanya, dan kemudian mengambil napas dalam-dalam sebelum mengembuskannya lagi.
Dari informasi yang dianalisis oleh sistemnya, manusia kadal yang muncul di tempat ini bukanlah monster murni seperti kebanyakan monster yang mendiami dungeon. Manusia kadal awalnya adalah manusia biasa pada umumnya, dan ia berubah menjadi monster akibat mengonsumsi sebuah obat yang menyebabkan tubuhnya mengalami mutasi.
Melihat adanya tiga duri raksasa yang menancap di dinding toko, kemungkinan besar tempat ini merupakan sarang dari manusia kadal. Tidak heran kalau monster itu menyerang Orion, pada dasarnya Orion di sini merupakan tamu tidak diundang dan mengusik ketenangan manusia kadal.
“Meskipun demikian, bukan berarti dia bisa menyerang secara tiba-tiba tanpa mengucapkan halo terlebih dahulu.” Orion menggelengkan kepala, tiba-tiba merasa sedikit terkesan atas pemikiran lucu yang muncul di kepalanya.
Orion mengangkat wajah, ia kembali mengarahkan perhatiannya pada pemandangan horor di depan sana. Sosok manusia kadal yang Orion eliminasi memiliki ukuran cukup besar, hampir tiga meter tingginya dengan kulit kasar warna hijau serta ekor sepanjang dua meter seperti kadal raksasa. Manusia kadal terbelah menjadi dua dari atas kepala sampai kaki, darah merah yang segar menggenang di bagian bawah tubuh manusia kadal.
Tidak hanya darah segar dengan aroma anyirnya yang menggenang di lantai kayu. Dari sudut matanya, Orion melihat beberapa organ dalam manusia kadal menyembul keluar —terlihat begitu berantakan— dan berceceran di sana.
Menjijikkan.
Orion menurunkan matanya. Ia mengambil ponsel dari dalam saku celana. Jari tangan kanannya memencet nomor layanan khusus —customer service— milik asosiasi Hunter (NTH) yang tersimpan di buku telepon, Orion melakukan panggilan. Setelah dua kali suara dering terdengar dari seberang, panggilan yang ia lakukan pun tersambung.
“Selamat siang, saya menemukan mayat seekor monster raksasa di area…” Orion menghentikan ucapannya, ia mendekat ke arah jendela untuk melihat papan jalan yang terpasang tidak jauh dari tempat itu.
Walaupun kabut tebal menutupi pandangan kebanyakan orang dan membuat mereka tidak bisa melihat apa yang ada di depannya, hal itu tidak berpengaruh pada Orion. Dia memiliki mata tajam yang memudahkannya melihat dalam kegelapan, atau dalam situasi seperti ini Orion masih bisa melihat tulisan yang terpasang di papan jalan yang ada di sana dengan jelas.
Tanpa mengubah ekspresinya, Orion pun melanjutkan perkataannya.
“Distrik Woodvile nomor 50. Tepatnya di dalam satu-satunya toko tua yang ada di sana.”
“Apakah ada seseorang di dekat mayat monster yang kau lihat?” tanya petugas di seberang sana.
“Saya tidak melihat siapapun . Kemungkinan besar monster itu dibunuh oleh seorang Hunter sebelum saya tiba di sini,” jawab Orion. Dia mengabaikan fakta kalau orang yang membunuh manusia kadal yang dimaksud adalah dirinya sendiri.
“Anda tunggu di sana. Kami akan mengirimkan beberapa Hunter yang bertugas untuk datang ke lokasi yang barusan Anda laporkan.”
Orion bergumam singkat sebagai jawaban sebelum ia mematikan panggilan ketika petugas di seberang sana menanyakan identitasnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Orion langsung memasukkan ponselnya kembali ke saku celana, kemudian dia memanggil sistem yang terhubung dengannya.
Begitu layar hologram sistem —yang hanya bisa dilihat oleh Orion saja— muncul, pemuda itu langsung menukarkan satu poin miliknya untuk membeli sebuah jas hujan dari sistem mall. Sebuah jas hujan warna krem muncul di hadapan Orion, ia langsung menangkapnya, dan kemudian mengenakannya.
Tidak sekalipun Orion kembali melihat ke arah mayat manusia kadal yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berada, ekspresinya mengatakan kalau manusia kadal yang barusan menyerangnya tidak terlalu memiliki kesan maupun berarti bagi Orion —sehingga ia menghiraukannya begitu saja. Setelah memastikan hujan tidak akan membuatnya semakin basah kuyup karena jas hujan yang dikenakannya, Orion bergegas keluar toko lalu berjalan menjauh dari tempat itu. Dia meninggalkan lokasi sebelum Hunter dari NTH tiba di sana.
Mustahil bagi Orion untuk menunggu mereka datang dan menginterogasinya. Sosok pemuda itu menghilang di balik kabut tebal.
“Apakah lokasinya benar berada di sini?” Seorang pria turun dari mobil yang dikendarainya, hujan deras yang mengguyur tempat itu langsung membuatnya basah kuyup di sekujur tubuh. Namun, tanpa ada kepedulian sedikit pun ia membiarkan air hujan mengguyur tubuhnya seraya mengedarkan mata ke sekeliling.Bangku depan mobil ikut terbuka setelahnya. Lalu, sebuah payung terbuka sebelum seseorang turun dari dalam mobil di bawah perlindungan payung tersebut. Orang yang turun itu merupakan seorang wanita cantik, rambutnya yang merah menyala begitu ikal dan bergelombang. Pakaiannya seksi dan sedikit terbuka, sepatu boot warna hitam memeluk kedua kaki panjangnya, dan ia juga mengenakan kacamata hitam yang membingkai wajahnya untuk menyembunyikan sepasang mata tajam dari luar.“Aku tidak menyukai cuaca suram seperti ini,” keluh sang wanita. Dia berjalan menghampiri pria yang kini dari ujung kaki sampai rambut telah basah kuyup. “Kalau bukan karena laporan monster yang muncul di tempat ini, aku tidak
Mereka berdua berdiri di depan tirai medis yang menyelubungi sebuah ruangan kecil, ruangan itu adalah tempat di mana nenek Orion saat ini tengah dirawat. Apabila beberapa waktu lalu Dokter Ryan masih memiliki ekspresi penuh senyum —serta memiliki niatan untuk bercanda ketika bertemu dengan Orion, kini ekspresi wajahnya penuh akan keseriusan.Orion yang berdiri di depannya bergeming di tempat. Sepasang mata hijau emerald yang cemerlang milik sang pemuda terlihat datar, tidak ada emosi kecil yang tersirat pada wajah tampan Orion. Dia begitu tenang.Melihat keseriusan sang dokter, Orion bisa menebak kalau kondisi Mariana Black bisa dikatakan sangat serius, dan semua ini berdasarkan analisa seorang pengguna superpower tipe penyembuh dengan kelas B.“Kau lihat nenekmu terlebih dahulu, kemudian kau bisa menemuiku di ruangan depan setelahnya. Aku akan memberitahumu kondisi Mariana yang sebenarnya,” kata Dokter Ryan, dia tidak langsung menjawab permintaan yang Orion berikan padanya beberapa wa
Orion menurunkan matanya. Cahaya lampu yang berpendar di atas menciptakan silhuet dan membuat bayangan kecil menyelimuti sebagian wajah Orion, membuat ekspresi yang terpatri di wajah tampan pemuda itu samar-samar dan hampir tidak bisa terlihat.Hening menyelimuti keduanya. Baik Orion maupun Dokter Ryan tidak membuka mulut untuk memecah keheningan di sana, terutama setelah ucapan yang Dokter Ryan lontarkan sebelumnya menjadi penyebab hal ini terjadi.“Ah…” Bibir Orion terbuka sedikit, suara kecil keluar dari mulutnya sebagai balasan kecil.Seraya memiringkan sedikit kepalanya, Orion menatap sosok Dokter Ryan dengan mata yang setengah terbuka. Ekspresinya kalem, emosinya tidak terbaca, dan dia terlihat mirip dengan buku misteri yang tidak bisa ditebak apa jawabannya. Dokter Ryan selaku satu-satunya ‘penonton’ merasakan tangannya gatal, dia ingin menguak tabir misteri yang bernama Orion Black ini.“Aku tidak menyangka kalau kondisi Nenek begitu serius,” ujarnya. Dia mengetuk-ngetukkan jar
“AAAOOOOO…”Lolongan panjang terdengar di sana. Suaranya melengking dan juga keras, begitu memekakkan telinga serta memecahkan kesunyian di tengah malam. Suara gemerisik dari dahan pohon yang bergoyang ikut terdengar, bau anyir darah yang pekat juga menambah rasa seram dan membuat bulu kuduk siapapun bisa berdiri karena ngeri.Pemandangan itu mirip seperti pemandangan horor yang mencekam.“AAHH…. TOLONG…! JANGAN BUNUH DIRIKU…!” Seorang laki-laki yang tubuhnya bersimbah darah memohon untuk tidak dibunuh. Wajah pria itu pucat pasi, darah yang mengucur hebat dari kening membasahi area pipi kanannya. Ia kehilangan banyak darah, akan tetapi karena keinginannya untuk tetap hidup membuat pria itu terus bergerak, menjauh dari bahaya yang ada di depan mata.Sang pria terus merayap, kaki kanannya yang putus memaksanya untuk bergerak menggunakan kedua tangan. Ia mencoba untuk pergi menjauh, membuat jarak dirinya dengan bahaya yang mengancam itu bertambah jauh. Pergerakan sang pria terbatas, kedu
Orion tidak pernah meragukan kualitas barang yang dijual pada sistem mall. Semua barang yang ada di sana memiliki kualitas bagus dan sangat efektif untuk digunakan, seperti ramuan penyembuh yang Orion beli barusan.Setelah dia meminum dua botol ramuan penyembuh, tubuhnya yang terluka parah kini sudah kembali sembuh, bahkan luka menganga yang membuat organ dalam serta tulangnya kelihatan pun menutup sempurna seperti tidak ada luka di sana sebelumnya. Hanya baju compang-camping serta noda darah sisa lukanya saja yang memperlihatkan kalau Orion barusan terluka parah.Orion melemparkan dua botol kaca bekas ramuan penyembuh ke arah manusia serigala yang berjarak sepuluh meter dari pohon tempatnya berada. Dua botol itu menukik tajam, lalu mendarat sempurna pada kepala manusia serigala itu. Ketika dua botol kaca itu pecah, sisa pecahannya tidak berpengaruh terlalu banyak pada si manusia serigala, karena pada dasarnya manusia serigala memiliki rambut tebal yang menutupi sekujur tubuh mereka,
Aura yang kuat menyelimuti tubuh Orion. Dia menggunakan kekuatannya untuk memanggil benda yang bersemayam pada bulan merah di atas sana. Awalnya Orion tidak tahu kalau ada sesuatu yang ada di bulan merah ketika pertama kali melihatnya, dia hanya menganggapnya familier saja karena 40% kemiripannya dengan bulan merah di Paradis. Namun, setelah beberapa saat memperhatikannya, barulah Orion paham kalau yang ia rasakan sebelum ini tidak hanya kemiripannya saja, ada sesuatu yang Orion kenal memang bersemayam pada benda di atas langit malam tersebut.Energi spiritual yang ada di sana ikut berputar, mematuhi perintah Orion. Bulan merah yang awalnya diam bergeming dan memancarkan sinar lembut kini berubah. Warna merah di permukaan bulan perlahan-lahan menjadi semakin pekat, warnanya menyelimuti seluruh permukaan bulan dan membuatnya menyerupai gumpalan darah. Tidak hanya bulan merah saja yang berubah, langit gelap di sekitarnya pun juga ikut terpengaruh.Ketika bulan merah itu berpendar terang
Berpuluh-puluh pasang mata mengarah pada sosok Orion dan Harry yang barusan keluar dari pintu dungeon. Tatapan yang mengarah pada mereka berdua mencerminkan banyak emosi yang bercampur aduk. Sedih, marah, kecewa, serta penuh tidak terima menjadi satu. Deru tangis yang berasal dari warga sipil yang kehilangan anggota keluarganya dalam dungeon pun kembali pecah. Suaranya begitu berisik.Kekacauan terjadi. Tidak sedikit dari mereka semakin ingin bergerak mendekat —memaksa barikade yang dibentuk oleh grup orang berpakaian hitam mundur dan memberikan jalan kepada mereka. Yang mereka lakukan tentu akan berhasil kalau bukan karena orang-orang berpakaian serba hitam yang menjaga portal dungeon sangat kuat dan memaksa mereka untuk diam di tempat. Orang-orang berpakaian hitam melindungi dua remaja laki-laki itu di belakang tubuh mereka.“Katakan padaku… apakah kau melihat ayahku? Katakan padaku?!!!”“Aku ingin kakakku kembali. Kumohon, Tuan muda, beritahu kami kebenarannya!”Teriakan demi teria
Orion membuka kedua matanya. Langit-langit warna putih di atas sana adalah hal pertama yang Orion lihat ketika ia bangun. Aroma disinfektan yang menyengat menguar di udara —aromanya yang begitu ia kenal menusuk hidung dan membuat Orion mengernyitkan keningnya untuk sesaat. Dia benci aroma disinfektan karena bau tersebut mengingatkannya pada ingatan yang ia kubur rapat-rapat dan ingin dilupakan.Setelah menarik napas dalam-dalam, Orion bangkit dari posisi berbaringnya di atas ranjang rumah sakit. Selimut warna putih yang menutupi tubuhnya merosot ke bawah dan jatuh ke pangkuannya ketika Orion bangkit. Dia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan untuk sesaat, di sana Orion tidak menemukan sesuatu yang spesial —hanya perabotan dasar kamar rumah sakit dan warna putih yang monoton. Sesaat kemudian, Orion kembali memejamkan mata, lalu dia menekan keningnya perlahan dengan pangkal telapak tangan kanan.“Ingatan anak ini begitu mengesankan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri dan si pe
Orion menurunkan matanya. Cahaya lampu yang berpendar di atas menciptakan silhuet dan membuat bayangan kecil menyelimuti sebagian wajah Orion, membuat ekspresi yang terpatri di wajah tampan pemuda itu samar-samar dan hampir tidak bisa terlihat.Hening menyelimuti keduanya. Baik Orion maupun Dokter Ryan tidak membuka mulut untuk memecah keheningan di sana, terutama setelah ucapan yang Dokter Ryan lontarkan sebelumnya menjadi penyebab hal ini terjadi.“Ah…” Bibir Orion terbuka sedikit, suara kecil keluar dari mulutnya sebagai balasan kecil.Seraya memiringkan sedikit kepalanya, Orion menatap sosok Dokter Ryan dengan mata yang setengah terbuka. Ekspresinya kalem, emosinya tidak terbaca, dan dia terlihat mirip dengan buku misteri yang tidak bisa ditebak apa jawabannya. Dokter Ryan selaku satu-satunya ‘penonton’ merasakan tangannya gatal, dia ingin menguak tabir misteri yang bernama Orion Black ini.“Aku tidak menyangka kalau kondisi Nenek begitu serius,” ujarnya. Dia mengetuk-ngetukkan jar
Mereka berdua berdiri di depan tirai medis yang menyelubungi sebuah ruangan kecil, ruangan itu adalah tempat di mana nenek Orion saat ini tengah dirawat. Apabila beberapa waktu lalu Dokter Ryan masih memiliki ekspresi penuh senyum —serta memiliki niatan untuk bercanda ketika bertemu dengan Orion, kini ekspresi wajahnya penuh akan keseriusan.Orion yang berdiri di depannya bergeming di tempat. Sepasang mata hijau emerald yang cemerlang milik sang pemuda terlihat datar, tidak ada emosi kecil yang tersirat pada wajah tampan Orion. Dia begitu tenang.Melihat keseriusan sang dokter, Orion bisa menebak kalau kondisi Mariana Black bisa dikatakan sangat serius, dan semua ini berdasarkan analisa seorang pengguna superpower tipe penyembuh dengan kelas B.“Kau lihat nenekmu terlebih dahulu, kemudian kau bisa menemuiku di ruangan depan setelahnya. Aku akan memberitahumu kondisi Mariana yang sebenarnya,” kata Dokter Ryan, dia tidak langsung menjawab permintaan yang Orion berikan padanya beberapa wa
“Apakah lokasinya benar berada di sini?” Seorang pria turun dari mobil yang dikendarainya, hujan deras yang mengguyur tempat itu langsung membuatnya basah kuyup di sekujur tubuh. Namun, tanpa ada kepedulian sedikit pun ia membiarkan air hujan mengguyur tubuhnya seraya mengedarkan mata ke sekeliling.Bangku depan mobil ikut terbuka setelahnya. Lalu, sebuah payung terbuka sebelum seseorang turun dari dalam mobil di bawah perlindungan payung tersebut. Orang yang turun itu merupakan seorang wanita cantik, rambutnya yang merah menyala begitu ikal dan bergelombang. Pakaiannya seksi dan sedikit terbuka, sepatu boot warna hitam memeluk kedua kaki panjangnya, dan ia juga mengenakan kacamata hitam yang membingkai wajahnya untuk menyembunyikan sepasang mata tajam dari luar.“Aku tidak menyukai cuaca suram seperti ini,” keluh sang wanita. Dia berjalan menghampiri pria yang kini dari ujung kaki sampai rambut telah basah kuyup. “Kalau bukan karena laporan monster yang muncul di tempat ini, aku tidak
Kilat kembali muncul, lebih dari dua kali dalah hitungan kurang dari lima menit. Ruangan yang awalnya gelap karena terabaikan selama bertahun-tahun dan minimnya penerangan pun menjadi terang beberapa kali —berkedap-kedip akibat cahaya kilat yang menyambar. Siluet Orion yang berdiri di depan tiga duri raksasa menancap di dinding terlihat sedikit jelas, sosok tingginya masih diam bergeming di sana, tatapan matanya yang fokus berkilat dalam kegelapan.Sosoknya yang begitu tenang tersebut bergerak sesaat. Orion menoleh ke belakang. Matanya fokus pada sesuatu yang ada di balik kabut tebal.Kabut tebal yang diselimuti oleh rintikan hujan lebat di luar sana membuat jarak pandang sangat terbatas, mereka tidak akan bisa melihat apa yang ada di luar, bahkan apabila ada makhluk berbahaya yang mengintai dari luar mereka tidak akan mengetahuinya. Dalam artian lain, tempat di mana Orion berada menjadi sangat terisolisir akibat hujan deras yang melanda di sana.Orion merasakannya. Pandangan itu sang
[Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tu
PRANG…Bola kristal yang dipegang oleh Orion pecah. Kejadian itu begitu tiba-tiba, bahkan Orion sendiri tidak menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi, padahal ia hanya menyalurkan sedikit dari energi spiritualnya ke bola kristal untuk mengetes superpower yang dimilikinya. Namun, siapa yang menyangka kalau bola kristal tidak bisa menerima energi spiritual yang Orion miliki dan malah meledak ketika menerima energi spiritual yang disalurkan.Overload. Mata Orion menyiratkan pemahaman yang baru saja terbesit dalam benaknya.Sepertinya kekuatanku jauh lebih besar dan domineering dari perkiraanku sebelumnya, pikir Orion dalam hati.Keningnya mengernyit sesaat, hatinya mendesah kecil, dan ada perasaan sedikit menyesal muncul dalam dirinya. Orion tidak bisa mengetahui apakah tubuhnya ini mampi membangkitkan superpower atau tidak karena bola kristal yang digunakan untuk mengetesnya pecah. Akan tetapi, melihat hasil —bola kristal yang pecah— yang didapatkan saat Orion menyalurkan energi sp
Setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh James, Orion yang menjadi pusat perhatian dari kedua Hunter tidak menunjukkan ekspresi apapun selain ketenangan yang sedari tadi terpasang di wajah tampannya. Bahkan, rasa gugup tidak ditemukan di sana, seolah-olah orang yang mendapat interogasi dari James bukanlah dirinya.Rekan James memberikan tatapan penuh tanda tanya kepada Orion —yang tentunya tidak ditanggapi dengan serius oleh Orion.Berada di rumah sakit dengan tangan yang masih terhubung dengan selang infus, seharusnya membuat sosok Orion terlihat begitu lemah di mata kebanyakan orang. Akan tetapi, sosok pemuda itu tidak menunjukkan apapun yang mencerminkan kelemahan. Sepasang mata emerald miliknya berkilat, bibirnya pun juga menyunggingkan senyum yang penuh akan kedamaian. Ketimbang sosok yang lemah, Orion lebih mirip seperti singa yang tengah beristirahat dengan kemalasan yang terulas di setiap gerakannya.“Pada waktu itu aku diajak ke sebuah tempat oleh sekelompok teman setelah ujia
Orion membuka kedua matanya. Langit-langit warna putih di atas sana adalah hal pertama yang Orion lihat ketika ia bangun. Aroma disinfektan yang menyengat menguar di udara —aromanya yang begitu ia kenal menusuk hidung dan membuat Orion mengernyitkan keningnya untuk sesaat. Dia benci aroma disinfektan karena bau tersebut mengingatkannya pada ingatan yang ia kubur rapat-rapat dan ingin dilupakan.Setelah menarik napas dalam-dalam, Orion bangkit dari posisi berbaringnya di atas ranjang rumah sakit. Selimut warna putih yang menutupi tubuhnya merosot ke bawah dan jatuh ke pangkuannya ketika Orion bangkit. Dia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan untuk sesaat, di sana Orion tidak menemukan sesuatu yang spesial —hanya perabotan dasar kamar rumah sakit dan warna putih yang monoton. Sesaat kemudian, Orion kembali memejamkan mata, lalu dia menekan keningnya perlahan dengan pangkal telapak tangan kanan.“Ingatan anak ini begitu mengesankan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri dan si pe
Berpuluh-puluh pasang mata mengarah pada sosok Orion dan Harry yang barusan keluar dari pintu dungeon. Tatapan yang mengarah pada mereka berdua mencerminkan banyak emosi yang bercampur aduk. Sedih, marah, kecewa, serta penuh tidak terima menjadi satu. Deru tangis yang berasal dari warga sipil yang kehilangan anggota keluarganya dalam dungeon pun kembali pecah. Suaranya begitu berisik.Kekacauan terjadi. Tidak sedikit dari mereka semakin ingin bergerak mendekat —memaksa barikade yang dibentuk oleh grup orang berpakaian hitam mundur dan memberikan jalan kepada mereka. Yang mereka lakukan tentu akan berhasil kalau bukan karena orang-orang berpakaian serba hitam yang menjaga portal dungeon sangat kuat dan memaksa mereka untuk diam di tempat. Orang-orang berpakaian hitam melindungi dua remaja laki-laki itu di belakang tubuh mereka.“Katakan padaku… apakah kau melihat ayahku? Katakan padaku?!!!”“Aku ingin kakakku kembali. Kumohon, Tuan muda, beritahu kami kebenarannya!”Teriakan demi teria