Share

8. Toko Misterius

[Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]

Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.

“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.

Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tubuh asli hanya tinggal berdua bersama neneknya di sebuah rumah sederhana di Desa Burton. Mereka berdua hidup bergantung dari uang pensiunan yang nenek Orion terima tiap bulannya, dan sesekali pula si pemilik tubuh asli akan pergi ke gunung di belakang desa mencari tanaman obat yang dijualnya untuk mendapatkan uang tambahan.

Beruntungnya “Orion Black” adalah anak yang cerdas dan selalu mendapatkan juara di kelasnya setiap tahun, sehingga selama bersekolah “Orion Black” selalu mendapatkan beasiswa untuk membiayai pendidikannya. Meskipun hidup dalam keluarga yang sangat sederhana, si pemilik tubuh asli tidak pernah mengeluh. Dia dan sang nenek hidup bahagia dalam kesederhanaan yang mereka miliki.

Si pemilik tubuh asli memiliki cita-cita untuk menjadi Hunter. Dia selalu menunggu tubuhnya bisa membangkitkan superpower di usia 18 tahun kemudian mendapatkan lisensi Hunter.  

Di Therondia dan negara lainnya di Bintang Biru, Hunter adalah pekerjaan yang menjadi impian banyak orang. Meskipun pekerjaan mereka penuh akan bahaya dan mempertaruhkan nyawa, sebagai Hunter mereka bisa mendapatkan uang banyak, terutama bila mereka bergabung dengan guild yang memiliki reputasi tinggi.

“Sayangnya anak bodoh ini tidak memiliki superpower yang bisa dibangkitkan, sehingga impiannya untuk menjadi Hunter tidak bisa diwujudkan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri.

Orion meletakkan ponsel di meja nakas dekat tempat tidur. Dia turun dari ranjangnya, mengganti piyama rumah sakit dengan baju yang dibelikan Andy kemarin, kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Tidak lama kemudian, Orion berjalan keluar dari rumah sakit.

Hari ini Dokter mengatakan kondisinya sudah baik, dia bisa meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumah. Sebagai orang yang memiliki prinsip untuk menjauhi hal-hal yang berbau rumah sakit kalau bisa, Orion tidak menunda lagi keinginannya untuk segera pergi dari tempat itu.

Rumah sakit tempat Orion dirawat dengan Desa Burton hanya berjarak lima kilometer. Perjalanan menuju rumah tidak bisa dikatakan singkat maupun lama, Orion bisa menempuhnya dengan berjalan kaki maupun menggunakan taksi. Karena ingat saldo rekeningnya sangat terbatas, Orion memutuskan untuk tidak memanggil taksi dan memilih berjalan kaki saja.

Cuaca hari ini terlihat tidak terlalu bersahabat, sangat mendung seperti hujan deras akan tiba tidak lama lagi, pikir Orion seraya berjalan menyusuri jalan dan meninggalkan area perkotaan di belakang sana. Tanpa sadar Orion sudah memasuki area sepi yang ada di pinggiran kota.

Dia mendongakkan kepala ke atas. Langit yang pagi tadi cerah kini menjadi lebih suram. Awan kelabu yang tebal bergulung-gulung dan menggantung di sana, menutupi matahari yang bahkan sinarnya saja sukar untuk turun ke bawah. Sesekali angin yang keras bertiup ke arah Orion —dan membuat pemuda itu menggigil kedinginan karena sialnya dia tidak mengenakan jaket tebal. Rintik air yang berasal dari atas jatuh ke pipi Orion, membuatnya terkesiap dan melihat ke sekeliling untuk mencari tempat untuk berteduh.

Orion menemukan sebuah toko kecil yang tidak jauh dari tempatnya berada. Tempat itu sedikit terpencil, dan merupakan satu-satunya bangunan yang bisa Orion gunakan untuk berteduh hanyalah toko kecil yang tutup tersebut. Dia bergegas berlari ke sana. Begitu Orion tiba di toko kecil itu, hujan lebat tiba-tiba turun dan membasahi area tempat Orion berada.

“Seharusnya aku tadi memanggil taksi saja dan tidak usah mempermasalahkan biayanya,” ungkap Orion seraya mengusap air hujan yang sedikit membasahi rambut dan bajunya.

Melihat cuacanya yang suram seperti ini, Orion memperkirakan kalau hujan tidak akan segera berakhir. Dia akan menghabiskan waktu di sini. Dalam hati Orion berharap ia tidak akan menunggu lama sampai hujan reda.

Matanya mengedar ke sekeliling. Orion menoleh ke kiri dan kanan secara bergantian. Toko tempatnya berada dindingnya terbuat dari kayu, bangunannya sudah lapuk, dan aroma jamur yang lembab sesekali menguar di udara —terutama ketika hujan deras mengguyur tempat itu. Kelihatannya toko ini sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, mungkin sudah dalam hitungan tahunan lamanya.

Di sekeliling toko kecil ini tidak ada bangunan lain, bahkan orang yang berlalu lalang pun juga tidak terlihat. Hanya Orion sendirian yang terjebak di tempat itu.

Angin keras kembali berhembus ke arah Orion. Hembusannya juga membawa rintikan air hujan yang menerpa sosok pemuda itu, membuatnya basah.

BLARRR…

Suara petir menggelegar di atas langit. Cahaya kilat yang mirip seekor ular besar bercahaya memecah kelabu di tempat itu. Saking terangnya cahaya kilat, Orion reflek memejamkan mata, lalu bahunya tanpa sadar bersandar sedikit pada pintu kayu di belakangnya.

Tiba-tiba saja, pintu kayu yang disandari oleh Orion terbuka perlahan dengan sendirinya. Aroma yang tidak sedap tercium semakin kuat dari dalam —seperti aroma kayu yang busuk dan termakan usia. Dari balik pintu terlihat ruangan gelap mirip seperti mulut monster yang menganga —menyeramkan dan mematikan. Orion membalikkan badan, dia berdiri di depan pintu yang terbuka dengan sepasang mata emerald yang sedikit berkilat dalam kegelapan.

BLARRR…

Cahaya kilat yang menyilaukan kembali muncul bersamaan dengan suara petir yang menggelegar. Cahaya kilat tersebut membuat seisi toko kosong yang gelap dapat dilihat dengan jelas oleh mata telanjang. Rak-rak yang seharusnya diisi oleh aneka snack terlihat kosong dan berserakan. Meja kasir yang usang dengan coretan warna merah tersisih di pojok ruangan. Pecahan kaca berserakan di lantai. Debu yang tebal dan sarang laba-laba juga menghiasi toko kosong yang terbengkalai tersebut.

“Ini…” Orion memiringkan kepalanya, kedua matanya menyipit sesaat, dan kalimat yang ingin ia ucapkan pun terpotong.

Energi spiritual yang terasa dingin berhembus dari dalam toko. Mata Orion menangkap bayangan tiga buah duri raksasa berukuran dua meter tertancap di salah satu dinding. Duri tersebut berjajar dengan warna hitam legam yang terlihat menakutkan. Ada aura negatif menguar dari tiga duri tersebut, bahkan Orion yang berdiri di ambang pintu bisa merasakannya.

Orion berjalan masuk ke dalam toko kosong, lalu dia menghampiri tempat di mata ketiga duri raksasa menancap di dinding. Aura yang penuh kenegatifan dan dibalut oleh rasa dingin luar biasa menusuk kulit Orion. Semakin dekat jaraknya dengan ketiga duri tersebut, semakin kuat aura negatif yang dirasakannya.

Saat Orion berdiri tepat di depan ketiga duri misterius —kurang dari satu meter jaraknya, ia mengeluarkan selembar tisu dari saku celana. Tisu itu ia lemparkan ke arah duri yang menancap di dinding. Begitu permukaan tisu menyentuh duri raksasa, tiba-tiba saja tisu itu terbakar hebat sebelum berubah menjadi abu yang beterbangan di udara. Tidak ada yang tersisa dari tisu yang terbakar.

“Kalau aku memegang benda ini secara langsung, bisa jadi tanganku akan terkorosi dan melepuh hebat,” gumam Orion dengan mata yang menyelidik. “Ketiga duri ini bukanlah benda biasa.”

Orion memegang dagu, ia tampak berpikir keras. “Tapi benda apa ini?”

Skyler Artemis

Selamat datang di novel keempat Sky di Goodnovel. Kali ini Sky kembali mengusung tema fantasi sebagai latar belakang novel. Semoga kalian semua yang membaca novel ini menyukainya.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status