[Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]
Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.
“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.
Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tubuh asli hanya tinggal berdua bersama neneknya di sebuah rumah sederhana di Desa Burton. Mereka berdua hidup bergantung dari uang pensiunan yang nenek Orion terima tiap bulannya, dan sesekali pula si pemilik tubuh asli akan pergi ke gunung di belakang desa mencari tanaman obat yang dijualnya untuk mendapatkan uang tambahan.
Beruntungnya “Orion Black” adalah anak yang cerdas dan selalu mendapatkan juara di kelasnya setiap tahun, sehingga selama bersekolah “Orion Black” selalu mendapatkan beasiswa untuk membiayai pendidikannya. Meskipun hidup dalam keluarga yang sangat sederhana, si pemilik tubuh asli tidak pernah mengeluh. Dia dan sang nenek hidup bahagia dalam kesederhanaan yang mereka miliki.
Si pemilik tubuh asli memiliki cita-cita untuk menjadi Hunter. Dia selalu menunggu tubuhnya bisa membangkitkan superpower di usia 18 tahun kemudian mendapatkan lisensi Hunter.
Di Therondia dan negara lainnya di Bintang Biru, Hunter adalah pekerjaan yang menjadi impian banyak orang. Meskipun pekerjaan mereka penuh akan bahaya dan mempertaruhkan nyawa, sebagai Hunter mereka bisa mendapatkan uang banyak, terutama bila mereka bergabung dengan guild yang memiliki reputasi tinggi.
“Sayangnya anak bodoh ini tidak memiliki superpower yang bisa dibangkitkan, sehingga impiannya untuk menjadi Hunter tidak bisa diwujudkan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri.
Orion meletakkan ponsel di meja nakas dekat tempat tidur. Dia turun dari ranjangnya, mengganti piyama rumah sakit dengan baju yang dibelikan Andy kemarin, kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Tidak lama kemudian, Orion berjalan keluar dari rumah sakit.
Hari ini Dokter mengatakan kondisinya sudah baik, dia bisa meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumah. Sebagai orang yang memiliki prinsip untuk menjauhi hal-hal yang berbau rumah sakit kalau bisa, Orion tidak menunda lagi keinginannya untuk segera pergi dari tempat itu.
Rumah sakit tempat Orion dirawat dengan Desa Burton hanya berjarak lima kilometer. Perjalanan menuju rumah tidak bisa dikatakan singkat maupun lama, Orion bisa menempuhnya dengan berjalan kaki maupun menggunakan taksi. Karena ingat saldo rekeningnya sangat terbatas, Orion memutuskan untuk tidak memanggil taksi dan memilih berjalan kaki saja.
Cuaca hari ini terlihat tidak terlalu bersahabat, sangat mendung seperti hujan deras akan tiba tidak lama lagi, pikir Orion seraya berjalan menyusuri jalan dan meninggalkan area perkotaan di belakang sana. Tanpa sadar Orion sudah memasuki area sepi yang ada di pinggiran kota.
Dia mendongakkan kepala ke atas. Langit yang pagi tadi cerah kini menjadi lebih suram. Awan kelabu yang tebal bergulung-gulung dan menggantung di sana, menutupi matahari yang bahkan sinarnya saja sukar untuk turun ke bawah. Sesekali angin yang keras bertiup ke arah Orion —dan membuat pemuda itu menggigil kedinginan karena sialnya dia tidak mengenakan jaket tebal. Rintik air yang berasal dari atas jatuh ke pipi Orion, membuatnya terkesiap dan melihat ke sekeliling untuk mencari tempat untuk berteduh.
Orion menemukan sebuah toko kecil yang tidak jauh dari tempatnya berada. Tempat itu sedikit terpencil, dan merupakan satu-satunya bangunan yang bisa Orion gunakan untuk berteduh hanyalah toko kecil yang tutup tersebut. Dia bergegas berlari ke sana. Begitu Orion tiba di toko kecil itu, hujan lebat tiba-tiba turun dan membasahi area tempat Orion berada.
“Seharusnya aku tadi memanggil taksi saja dan tidak usah mempermasalahkan biayanya,” ungkap Orion seraya mengusap air hujan yang sedikit membasahi rambut dan bajunya.
Melihat cuacanya yang suram seperti ini, Orion memperkirakan kalau hujan tidak akan segera berakhir. Dia akan menghabiskan waktu di sini. Dalam hati Orion berharap ia tidak akan menunggu lama sampai hujan reda.
Matanya mengedar ke sekeliling. Orion menoleh ke kiri dan kanan secara bergantian. Toko tempatnya berada dindingnya terbuat dari kayu, bangunannya sudah lapuk, dan aroma jamur yang lembab sesekali menguar di udara —terutama ketika hujan deras mengguyur tempat itu. Kelihatannya toko ini sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, mungkin sudah dalam hitungan tahunan lamanya.
Di sekeliling toko kecil ini tidak ada bangunan lain, bahkan orang yang berlalu lalang pun juga tidak terlihat. Hanya Orion sendirian yang terjebak di tempat itu.
Angin keras kembali berhembus ke arah Orion. Hembusannya juga membawa rintikan air hujan yang menerpa sosok pemuda itu, membuatnya basah.
BLARRR…
Suara petir menggelegar di atas langit. Cahaya kilat yang mirip seekor ular besar bercahaya memecah kelabu di tempat itu. Saking terangnya cahaya kilat, Orion reflek memejamkan mata, lalu bahunya tanpa sadar bersandar sedikit pada pintu kayu di belakangnya.
Tiba-tiba saja, pintu kayu yang disandari oleh Orion terbuka perlahan dengan sendirinya. Aroma yang tidak sedap tercium semakin kuat dari dalam —seperti aroma kayu yang busuk dan termakan usia. Dari balik pintu terlihat ruangan gelap mirip seperti mulut monster yang menganga —menyeramkan dan mematikan. Orion membalikkan badan, dia berdiri di depan pintu yang terbuka dengan sepasang mata emerald yang sedikit berkilat dalam kegelapan.
BLARRR…
Cahaya kilat yang menyilaukan kembali muncul bersamaan dengan suara petir yang menggelegar. Cahaya kilat tersebut membuat seisi toko kosong yang gelap dapat dilihat dengan jelas oleh mata telanjang. Rak-rak yang seharusnya diisi oleh aneka snack terlihat kosong dan berserakan. Meja kasir yang usang dengan coretan warna merah tersisih di pojok ruangan. Pecahan kaca berserakan di lantai. Debu yang tebal dan sarang laba-laba juga menghiasi toko kosong yang terbengkalai tersebut.
“Ini…” Orion memiringkan kepalanya, kedua matanya menyipit sesaat, dan kalimat yang ingin ia ucapkan pun terpotong.
Energi spiritual yang terasa dingin berhembus dari dalam toko. Mata Orion menangkap bayangan tiga buah duri raksasa berukuran dua meter tertancap di salah satu dinding. Duri tersebut berjajar dengan warna hitam legam yang terlihat menakutkan. Ada aura negatif menguar dari tiga duri tersebut, bahkan Orion yang berdiri di ambang pintu bisa merasakannya.
Orion berjalan masuk ke dalam toko kosong, lalu dia menghampiri tempat di mata ketiga duri raksasa menancap di dinding. Aura yang penuh kenegatifan dan dibalut oleh rasa dingin luar biasa menusuk kulit Orion. Semakin dekat jaraknya dengan ketiga duri tersebut, semakin kuat aura negatif yang dirasakannya.
Saat Orion berdiri tepat di depan ketiga duri misterius —kurang dari satu meter jaraknya, ia mengeluarkan selembar tisu dari saku celana. Tisu itu ia lemparkan ke arah duri yang menancap di dinding. Begitu permukaan tisu menyentuh duri raksasa, tiba-tiba saja tisu itu terbakar hebat sebelum berubah menjadi abu yang beterbangan di udara. Tidak ada yang tersisa dari tisu yang terbakar.
“Kalau aku memegang benda ini secara langsung, bisa jadi tanganku akan terkorosi dan melepuh hebat,” gumam Orion dengan mata yang menyelidik. “Ketiga duri ini bukanlah benda biasa.”
Orion memegang dagu, ia tampak berpikir keras. “Tapi benda apa ini?”
Selamat datang di novel keempat Sky di Goodnovel. Kali ini Sky kembali mengusung tema fantasi sebagai latar belakang novel. Semoga kalian semua yang membaca novel ini menyukainya.
Kilat kembali muncul, lebih dari dua kali dalah hitungan kurang dari lima menit. Ruangan yang awalnya gelap karena terabaikan selama bertahun-tahun dan minimnya penerangan pun menjadi terang beberapa kali —berkedap-kedip akibat cahaya kilat yang menyambar. Siluet Orion yang berdiri di depan tiga duri raksasa menancap di dinding terlihat sedikit jelas, sosok tingginya masih diam bergeming di sana, tatapan matanya yang fokus berkilat dalam kegelapan.Sosoknya yang begitu tenang tersebut bergerak sesaat. Orion menoleh ke belakang. Matanya fokus pada sesuatu yang ada di balik kabut tebal.Kabut tebal yang diselimuti oleh rintikan hujan lebat di luar sana membuat jarak pandang sangat terbatas, mereka tidak akan bisa melihat apa yang ada di luar, bahkan apabila ada makhluk berbahaya yang mengintai dari luar mereka tidak akan mengetahuinya. Dalam artian lain, tempat di mana Orion berada menjadi sangat terisolisir akibat hujan deras yang melanda di sana.Orion merasakannya. Pandangan itu sang
“Apakah lokasinya benar berada di sini?” Seorang pria turun dari mobil yang dikendarainya, hujan deras yang mengguyur tempat itu langsung membuatnya basah kuyup di sekujur tubuh. Namun, tanpa ada kepedulian sedikit pun ia membiarkan air hujan mengguyur tubuhnya seraya mengedarkan mata ke sekeliling.Bangku depan mobil ikut terbuka setelahnya. Lalu, sebuah payung terbuka sebelum seseorang turun dari dalam mobil di bawah perlindungan payung tersebut. Orang yang turun itu merupakan seorang wanita cantik, rambutnya yang merah menyala begitu ikal dan bergelombang. Pakaiannya seksi dan sedikit terbuka, sepatu boot warna hitam memeluk kedua kaki panjangnya, dan ia juga mengenakan kacamata hitam yang membingkai wajahnya untuk menyembunyikan sepasang mata tajam dari luar.“Aku tidak menyukai cuaca suram seperti ini,” keluh sang wanita. Dia berjalan menghampiri pria yang kini dari ujung kaki sampai rambut telah basah kuyup. “Kalau bukan karena laporan monster yang muncul di tempat ini, aku tidak
Mereka berdua berdiri di depan tirai medis yang menyelubungi sebuah ruangan kecil, ruangan itu adalah tempat di mana nenek Orion saat ini tengah dirawat. Apabila beberapa waktu lalu Dokter Ryan masih memiliki ekspresi penuh senyum —serta memiliki niatan untuk bercanda ketika bertemu dengan Orion, kini ekspresi wajahnya penuh akan keseriusan.Orion yang berdiri di depannya bergeming di tempat. Sepasang mata hijau emerald yang cemerlang milik sang pemuda terlihat datar, tidak ada emosi kecil yang tersirat pada wajah tampan Orion. Dia begitu tenang.Melihat keseriusan sang dokter, Orion bisa menebak kalau kondisi Mariana Black bisa dikatakan sangat serius, dan semua ini berdasarkan analisa seorang pengguna superpower tipe penyembuh dengan kelas B.“Kau lihat nenekmu terlebih dahulu, kemudian kau bisa menemuiku di ruangan depan setelahnya. Aku akan memberitahumu kondisi Mariana yang sebenarnya,” kata Dokter Ryan, dia tidak langsung menjawab permintaan yang Orion berikan padanya beberapa wa
Orion menurunkan matanya. Cahaya lampu yang berpendar di atas menciptakan silhuet dan membuat bayangan kecil menyelimuti sebagian wajah Orion, membuat ekspresi yang terpatri di wajah tampan pemuda itu samar-samar dan hampir tidak bisa terlihat.Hening menyelimuti keduanya. Baik Orion maupun Dokter Ryan tidak membuka mulut untuk memecah keheningan di sana, terutama setelah ucapan yang Dokter Ryan lontarkan sebelumnya menjadi penyebab hal ini terjadi.“Ah…” Bibir Orion terbuka sedikit, suara kecil keluar dari mulutnya sebagai balasan kecil.Seraya memiringkan sedikit kepalanya, Orion menatap sosok Dokter Ryan dengan mata yang setengah terbuka. Ekspresinya kalem, emosinya tidak terbaca, dan dia terlihat mirip dengan buku misteri yang tidak bisa ditebak apa jawabannya. Dokter Ryan selaku satu-satunya ‘penonton’ merasakan tangannya gatal, dia ingin menguak tabir misteri yang bernama Orion Black ini.“Aku tidak menyangka kalau kondisi Nenek begitu serius,” ujarnya. Dia mengetuk-ngetukkan jar
“Alkemi Untuk Idiot” pantas disebut sebagai benda kelas mistik. Tidak hanya buku tersebut memungkinkan penggunanya mempelajari alkemi dan ramuan dalam waktu singkat—bahkan saat si pengguna yang dimaksud belum pernah mempelajari alkemi sebelumnya. Di dalam buku tersebut juga memuat banyak informasi mengenai semua alkemi dan ramuan yang ada sejak waktu penciptaan dunia.Orion tidak tahu mengapa dewa penciptaan menciptakan buku “Alkemi Untuk Idiot”, namun ia sangat berterima kasih padanya karena telah menciptakan benda yang berguna seperti ini—terlebih lagi, karena sebuah alasan tertentu buku itu berada di sistem mall yang kemudian dibeli oleh Orion. Dari semua pengetahuan yang Orion dapatkan dari buku kelas mistik tersebut, ia juga menemukan sebuah ramuan yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi kondisi Mariana saat ini.Ramuan harmonisasi, sebuah ramuan kelas S yang diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang master ramuan beribu-ribu tahun lalu. Ramuan ini memungkinkan tubuh orang ya
“AAAOOOOO…”Lolongan panjang terdengar di sana. Suaranya melengking dan juga keras, begitu memekakkan telinga serta memecahkan kesunyian di tengah malam. Suara gemerisik dari dahan pohon yang bergoyang ikut terdengar, bau anyir darah yang pekat juga menambah rasa seram dan membuat bulu kuduk siapapun bisa berdiri karena ngeri.Pemandangan itu mirip seperti pemandangan horor yang mencekam.“AAHH…. TOLONG…! JANGAN BUNUH DIRIKU…!” Seorang laki-laki yang tubuhnya bersimbah darah memohon untuk tidak dibunuh. Wajah pria itu pucat pasi, darah yang mengucur hebat dari kening membasahi area pipi kanannya. Ia kehilangan banyak darah, akan tetapi karena keinginannya untuk tetap hidup membuat pria itu terus bergerak, menjauh dari bahaya yang ada di depan mata.Sang pria terus merayap, kaki kanannya yang putus memaksanya untuk bergerak menggunakan kedua tangan. Ia mencoba untuk pergi menjauh, membuat jarak dirinya dengan bahaya yang mengancam itu bertambah jauh. Pergerakan sang pria terbatas, kedu
Orion tidak pernah meragukan kualitas barang yang dijual pada sistem mall. Semua barang yang ada di sana memiliki kualitas bagus dan sangat efektif untuk digunakan, seperti ramuan penyembuh yang Orion beli barusan.Setelah dia meminum dua botol ramuan penyembuh, tubuhnya yang terluka parah kini sudah kembali sembuh, bahkan luka menganga yang membuat organ dalam serta tulangnya kelihatan pun menutup sempurna seperti tidak ada luka di sana sebelumnya. Hanya baju compang-camping serta noda darah sisa lukanya saja yang memperlihatkan kalau Orion barusan terluka parah.Orion melemparkan dua botol kaca bekas ramuan penyembuh ke arah manusia serigala yang berjarak sepuluh meter dari pohon tempatnya berada. Dua botol itu menukik tajam, lalu mendarat sempurna pada kepala manusia serigala itu. Ketika dua botol kaca itu pecah, sisa pecahannya tidak berpengaruh terlalu banyak pada si manusia serigala, karena pada dasarnya manusia serigala memiliki rambut tebal yang menutupi sekujur tubuh mereka,
Aura yang kuat menyelimuti tubuh Orion. Dia menggunakan kekuatannya untuk memanggil benda yang bersemayam pada bulan merah di atas sana. Awalnya Orion tidak tahu kalau ada sesuatu yang ada di bulan merah ketika pertama kali melihatnya, dia hanya menganggapnya familier saja karena 40% kemiripannya dengan bulan merah di Paradis. Namun, setelah beberapa saat memperhatikannya, barulah Orion paham kalau yang ia rasakan sebelum ini tidak hanya kemiripannya saja, ada sesuatu yang Orion kenal memang bersemayam pada benda di atas langit malam tersebut.Energi spiritual yang ada di sana ikut berputar, mematuhi perintah Orion. Bulan merah yang awalnya diam bergeming dan memancarkan sinar lembut kini berubah. Warna merah di permukaan bulan perlahan-lahan menjadi semakin pekat, warnanya menyelimuti seluruh permukaan bulan dan membuatnya menyerupai gumpalan darah. Tidak hanya bulan merah saja yang berubah, langit gelap di sekitarnya pun juga ikut terpengaruh.Ketika bulan merah itu berpendar terang
“Alkemi Untuk Idiot” pantas disebut sebagai benda kelas mistik. Tidak hanya buku tersebut memungkinkan penggunanya mempelajari alkemi dan ramuan dalam waktu singkat—bahkan saat si pengguna yang dimaksud belum pernah mempelajari alkemi sebelumnya. Di dalam buku tersebut juga memuat banyak informasi mengenai semua alkemi dan ramuan yang ada sejak waktu penciptaan dunia.Orion tidak tahu mengapa dewa penciptaan menciptakan buku “Alkemi Untuk Idiot”, namun ia sangat berterima kasih padanya karena telah menciptakan benda yang berguna seperti ini—terlebih lagi, karena sebuah alasan tertentu buku itu berada di sistem mall yang kemudian dibeli oleh Orion. Dari semua pengetahuan yang Orion dapatkan dari buku kelas mistik tersebut, ia juga menemukan sebuah ramuan yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi kondisi Mariana saat ini.Ramuan harmonisasi, sebuah ramuan kelas S yang diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang master ramuan beribu-ribu tahun lalu. Ramuan ini memungkinkan tubuh orang ya
Orion menurunkan matanya. Cahaya lampu yang berpendar di atas menciptakan silhuet dan membuat bayangan kecil menyelimuti sebagian wajah Orion, membuat ekspresi yang terpatri di wajah tampan pemuda itu samar-samar dan hampir tidak bisa terlihat.Hening menyelimuti keduanya. Baik Orion maupun Dokter Ryan tidak membuka mulut untuk memecah keheningan di sana, terutama setelah ucapan yang Dokter Ryan lontarkan sebelumnya menjadi penyebab hal ini terjadi.“Ah…” Bibir Orion terbuka sedikit, suara kecil keluar dari mulutnya sebagai balasan kecil.Seraya memiringkan sedikit kepalanya, Orion menatap sosok Dokter Ryan dengan mata yang setengah terbuka. Ekspresinya kalem, emosinya tidak terbaca, dan dia terlihat mirip dengan buku misteri yang tidak bisa ditebak apa jawabannya. Dokter Ryan selaku satu-satunya ‘penonton’ merasakan tangannya gatal, dia ingin menguak tabir misteri yang bernama Orion Black ini.“Aku tidak menyangka kalau kondisi Nenek begitu serius,” ujarnya. Dia mengetuk-ngetukkan jar
Mereka berdua berdiri di depan tirai medis yang menyelubungi sebuah ruangan kecil, ruangan itu adalah tempat di mana nenek Orion saat ini tengah dirawat. Apabila beberapa waktu lalu Dokter Ryan masih memiliki ekspresi penuh senyum —serta memiliki niatan untuk bercanda ketika bertemu dengan Orion, kini ekspresi wajahnya penuh akan keseriusan.Orion yang berdiri di depannya bergeming di tempat. Sepasang mata hijau emerald yang cemerlang milik sang pemuda terlihat datar, tidak ada emosi kecil yang tersirat pada wajah tampan Orion. Dia begitu tenang.Melihat keseriusan sang dokter, Orion bisa menebak kalau kondisi Mariana Black bisa dikatakan sangat serius, dan semua ini berdasarkan analisa seorang pengguna superpower tipe penyembuh dengan kelas B.“Kau lihat nenekmu terlebih dahulu, kemudian kau bisa menemuiku di ruangan depan setelahnya. Aku akan memberitahumu kondisi Mariana yang sebenarnya,” kata Dokter Ryan, dia tidak langsung menjawab permintaan yang Orion berikan padanya beberapa wa
“Apakah lokasinya benar berada di sini?” Seorang pria turun dari mobil yang dikendarainya, hujan deras yang mengguyur tempat itu langsung membuatnya basah kuyup di sekujur tubuh. Namun, tanpa ada kepedulian sedikit pun ia membiarkan air hujan mengguyur tubuhnya seraya mengedarkan mata ke sekeliling.Bangku depan mobil ikut terbuka setelahnya. Lalu, sebuah payung terbuka sebelum seseorang turun dari dalam mobil di bawah perlindungan payung tersebut. Orang yang turun itu merupakan seorang wanita cantik, rambutnya yang merah menyala begitu ikal dan bergelombang. Pakaiannya seksi dan sedikit terbuka, sepatu boot warna hitam memeluk kedua kaki panjangnya, dan ia juga mengenakan kacamata hitam yang membingkai wajahnya untuk menyembunyikan sepasang mata tajam dari luar.“Aku tidak menyukai cuaca suram seperti ini,” keluh sang wanita. Dia berjalan menghampiri pria yang kini dari ujung kaki sampai rambut telah basah kuyup. “Kalau bukan karena laporan monster yang muncul di tempat ini, aku tidak
Kilat kembali muncul, lebih dari dua kali dalah hitungan kurang dari lima menit. Ruangan yang awalnya gelap karena terabaikan selama bertahun-tahun dan minimnya penerangan pun menjadi terang beberapa kali —berkedap-kedip akibat cahaya kilat yang menyambar. Siluet Orion yang berdiri di depan tiga duri raksasa menancap di dinding terlihat sedikit jelas, sosok tingginya masih diam bergeming di sana, tatapan matanya yang fokus berkilat dalam kegelapan.Sosoknya yang begitu tenang tersebut bergerak sesaat. Orion menoleh ke belakang. Matanya fokus pada sesuatu yang ada di balik kabut tebal.Kabut tebal yang diselimuti oleh rintikan hujan lebat di luar sana membuat jarak pandang sangat terbatas, mereka tidak akan bisa melihat apa yang ada di luar, bahkan apabila ada makhluk berbahaya yang mengintai dari luar mereka tidak akan mengetahuinya. Dalam artian lain, tempat di mana Orion berada menjadi sangat terisolisir akibat hujan deras yang melanda di sana.Orion merasakannya. Pandangan itu sang
[Saldo Anda berjumlah $200 di rekening. Terima kasih sudah menggunakan layanan Bank kami.]Pesan singkat yang diterima oleh Orion membuatnya ingin mengelus dada. Dia kembali menghitung jumlah nol yang tertera dalam rekeningnya, dan sebanyak apapun ia melakukannya, nominal yang ada di rekeningnya tidak akan berubah. Orion mencelos dalam hati, dari seorang yang kaya raya kini ia menjadi orang miskin dengan saldo hanya 200 dollar di rekeningnya. Apabila teman-teman Orion di dunia asalnya mengetahui hal ini, sudah pasti mereka akan menertawainya.“Bahkan 200 dollar saja tidak bisa digunakan untuk membayar kamar rumah sakit. Beruntungnya pihak NTH mau menanggung biaya pengobatan, semua ini sudah termasuk dalam biaya asuransi ketika masuk dungeon,” gumam Orion kepada dirinya.Walaupun Orion merasa tidak puas dengan nominal dalam rekeningnya yang sekarang, dia tidak menyalahkan si pemilik tubuh asli karena terlahir dalam keluarga yang pas-pasan. Dari ingatan yang Orion dapatkan, si pemilik tu
PRANG…Bola kristal yang dipegang oleh Orion pecah. Kejadian itu begitu tiba-tiba, bahkan Orion sendiri tidak menyangka kalau hal seperti ini akan terjadi, padahal ia hanya menyalurkan sedikit dari energi spiritualnya ke bola kristal untuk mengetes superpower yang dimilikinya. Namun, siapa yang menyangka kalau bola kristal tidak bisa menerima energi spiritual yang Orion miliki dan malah meledak ketika menerima energi spiritual yang disalurkan.Overload. Mata Orion menyiratkan pemahaman yang baru saja terbesit dalam benaknya.Sepertinya kekuatanku jauh lebih besar dan domineering dari perkiraanku sebelumnya, pikir Orion dalam hati.Keningnya mengernyit sesaat, hatinya mendesah kecil, dan ada perasaan sedikit menyesal muncul dalam dirinya. Orion tidak bisa mengetahui apakah tubuhnya ini mampi membangkitkan superpower atau tidak karena bola kristal yang digunakan untuk mengetesnya pecah. Akan tetapi, melihat hasil —bola kristal yang pecah— yang didapatkan saat Orion menyalurkan energi sp
Setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh James, Orion yang menjadi pusat perhatian dari kedua Hunter tidak menunjukkan ekspresi apapun selain ketenangan yang sedari tadi terpasang di wajah tampannya. Bahkan, rasa gugup tidak ditemukan di sana, seolah-olah orang yang mendapat interogasi dari James bukanlah dirinya.Rekan James memberikan tatapan penuh tanda tanya kepada Orion —yang tentunya tidak ditanggapi dengan serius oleh Orion.Berada di rumah sakit dengan tangan yang masih terhubung dengan selang infus, seharusnya membuat sosok Orion terlihat begitu lemah di mata kebanyakan orang. Akan tetapi, sosok pemuda itu tidak menunjukkan apapun yang mencerminkan kelemahan. Sepasang mata emerald miliknya berkilat, bibirnya pun juga menyunggingkan senyum yang penuh akan kedamaian. Ketimbang sosok yang lemah, Orion lebih mirip seperti singa yang tengah beristirahat dengan kemalasan yang terulas di setiap gerakannya.“Pada waktu itu aku diajak ke sebuah tempat oleh sekelompok teman setelah ujia
Orion membuka kedua matanya. Langit-langit warna putih di atas sana adalah hal pertama yang Orion lihat ketika ia bangun. Aroma disinfektan yang menyengat menguar di udara —aromanya yang begitu ia kenal menusuk hidung dan membuat Orion mengernyitkan keningnya untuk sesaat. Dia benci aroma disinfektan karena bau tersebut mengingatkannya pada ingatan yang ia kubur rapat-rapat dan ingin dilupakan.Setelah menarik napas dalam-dalam, Orion bangkit dari posisi berbaringnya di atas ranjang rumah sakit. Selimut warna putih yang menutupi tubuhnya merosot ke bawah dan jatuh ke pangkuannya ketika Orion bangkit. Dia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan untuk sesaat, di sana Orion tidak menemukan sesuatu yang spesial —hanya perabotan dasar kamar rumah sakit dan warna putih yang monoton. Sesaat kemudian, Orion kembali memejamkan mata, lalu dia menekan keningnya perlahan dengan pangkal telapak tangan kanan.“Ingatan anak ini begitu mengesankan,” gumam Orion kepada dirinya sendiri dan si pe