Home / Romansa / Diadopsi Om Dokter / Rencana Licik Kairo

Share

Rencana Licik Kairo

Author: Cklara Laisha
last update Last Updated: 2025-04-26 23:27:39

Bab 19

Malam hari di sebuah restoran, terlihat Luna tengah duduk di meja pojok ruangan. Sesekali kedua matanya menoleh ke arah pintu masuk, seperti tengah menunggu seseorang datang. Sampai akhirnya setelah menunggu sedikit lama, seseorang masuk ke dalam restoran itu.

"Kairo!" Panggil Luna seraya berdiri dan melambaikan tangannya.

Kairo melihat ke arah Luna, membalas lambaian tangannya dan berjalan mendekat. Kini, mereka sudah duduk bersama di sana.

"Maaf, sudah membuatmu menunggu terlalu lama." Kata Kairo.

"Aku hampir saja meninggalkan mu. Memangnya, apa yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Luna. Jadi, Mereka berdua bertemu karena Kairo meminta Luna datang dengan alasan ingin mengatakan sesuatu.

Luna yang penasaran, akhirnya mau menemui Kairo di restoran malam itu. Kairo lalu mengambil ponsel dalam saku jasnya, ia membuka ponselnya dan menaruhnya di atas meja, tepat di depan Luna. Perlahan Luna mengambil ponsel itu, dengan fokus ia melihat beberapa foto identitas Kami
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Diadopsi Om Dokter   Ayo, Ikut Om dokter!

    Bab. 1Pagi yang cerah tiba, terlihat seorang gadis baru saja tersadar dari tidurnya. Ia melihat langit-langit kamar yang asing, membuatnya beranjak duduk dan mengusap kedua matanya. Pandangannya di perjelas lagi, sehingga ia tau kalau dirinya tengah berada di ruangan rumah sakit. Kejadian kecelakaan tragis semalam mendarat di pikirannya, membuatnya teringat akan satu hal. "Papa! Mama!" Teriaknya. Gadis itu, Kamila Lestari, melepas infus di tangannya dengan asal. Ia beranjak dari brankar dan berlari keluar dari ruangan, berlari tak tentu arah menyusuri lorong rumah sakit untuk mencari kedua orang tuanya. Tepat di depan sebuah ruangan, Kamila menabrak seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu. "Awas!" Dokter itu, Keent Andareksa, meraih pinggang ramping Kamila yang hendak terjatuh. keduanya saling membalas tatapan satu sama lain. "Dok, apa kau melihat kedua orang tuaku? Dimana dia?" Tanya Kamila. "Apa kau..." Belum sempat Keent menjawab, seorang dokter juga ke

    Last Updated : 2025-03-02
  • Diadopsi Om Dokter   Mengagetkan

    Bab 2 "Berapa harga ketulusan Om?" Pertanyaan itu membuat Keent hanya terkekeh kecil. Usapan lembut ia berikan pada rambut Kamila yang panjang dan lurus. "Sudahlah. Sekarang pergi ke kamar dan bersihkan dirimu. Pakai baju yang baru kita beli di toko tadi. Kalau aku libur, Aku akan mengajakmu jalan-jalan dan membeli banyak baju. Aku mau berangkat lagi dan pulang sore nanti. Ingat, jangan membukakan pintu untuk siapapun selain aku, mengerti?" "Hmm..." Kamila mengangguk. Lalu Kamila mengantarkan Keent sampai teras rumah, melambaikan tangan, dan masuk kembali ke dalam rumah setelah Keent sudah benar-benar tak terlihat dari pandangannya. Ia berjalan perlahan masuk, memadangi semua sisi rumah itu dengan seksama. "Rumahnya bagus, sayangnya, sangat sepi sekali. Kalau begini, aku jadi teringat mama dan papa terus." Gumam Kamila. Ia memberanikan diri menaiki tangga. Hingga kini tibalah ia di depan sebuah kamar. Perlahan, ia membuka pintunya dan melihat sebuah ruangan kamar utama y

    Last Updated : 2025-03-03
  • Diadopsi Om Dokter   Pindah Sekolah?

    Bab 3 Di ruangan kerjanya, terlihat Keent tengah mengemasi barang-barang di mejanya. Sore itu, dia hendak pulang ke rumah. Namun ia masih penasaran sekaligus menunggu telepon dari paman dan bibi Kamila. "Seharusnya jika mereka sudah ke pemakaman, mereka akan menghubungiku untuk menanyakan makam Kamila kan? Kenapa sampai sore begini mereka sama sekali tidak menghubungiku?" Gumamnya. Perasaan Keent berkecamuk. Di sisi lain ia sangat kesal dengan keluarga itu, tapi lain sisi dia juga kasian melihat keberadaan Kamila yang sama sekali tidak di hargai. Keent memutuskan untuk beranjak dan pergi dari sana. Ia mengganti jas dokternya dengan jas yang ia kenakan biasanya. Saat ia akan keluar, ponselnya berdering. Terlihat nomor asing di layar, membuatnya penasaran dan mengangkatnya. "Halo, dengan siapa?" Tanya Keent. "Ini Lina, keluarga dari Kamila. Hikkss... Hikss.. Aku dan suamiku baru saja kesana. Kami mengirimkan bunga dan berdoa untuk mereka bertiga. Terima kasih dokter Keent,

    Last Updated : 2025-03-05
  • Diadopsi Om Dokter   Iya, aku jujur..

    Bab 4 "Iya aku mau, Om. Kalau begitu aku pergi dulu.." Kamila hendak pergi, namun Keent meraih pergelangan tangannya lagi. Hingga kini keduanya sudah saling menatap satu sama lain. Keent menghela napas panjangnya, Ia ingin mengatakan sesuatu, namun seakan suaranya tercekat. "Kau yakin ingin tinggal disini bersamaku selamanya?" Hanya kata itu yang mampu terlontar dari mulutnya. Kamila mengangguk dengan tegas. Dari raut wajahnya, Kamila memang sudah membulatkan tekadnya untuk tinggal bersama Keent. Hal itu bisa di rasakan dari cara Kamila menatap Keent, harapan yang nyata dan tak terbantahkan. "Om, kau juga tidak boleh menarik ulur ucapan mu kemarin. Kau bilang mengadopsiku dan aku akan nurut padamu. Jadi, kau tidak boleh membuangku." Kedua mata Kamila mulai memerah, menahan tangis yang akan keluar begitu saja. Sementara Keent, melihat raut wajah Kamila yang memelas semakin tidak tahan. Keent meraih tubuh Kamila dan membawanya dalam pelukan. Ia mengelus punggung Kamila den

    Last Updated : 2025-03-06
  • Diadopsi Om Dokter   Aku Akan Membantumu, Kamila

    Bab 5 Pagi menyapa, terlihat sebuah mobil berwarna hitam baru saja terparkir di depan gerbang sekolah Nusantara X. Tepat hari ini, Kamila mulai bersekolah di tempat yang baru. Di jok samping kemudi, Keent bisa melihat Kamila yang begitu gugup. Hal itu membuat Keent meraih telapak tangannya dengan lembut. Sentuhan itu membuat Kamila menoleh ke arah Keent. "Ayo, turun. Aku akan mengantarmu masuk ke dalam." Ajak Keent. "Ti-tidak usah. Aku bisa sendiri." "Kenapa seakan kau menolakku?" Tanya Keent. Kamila menggeleng dengan cepat. Ia tidak mau jika perkataannya tadi membuat Keent berpikir yang tidak semestinya. "Bu-bukan menolak. Aku pikir.." "Turun dan ikuti aku sekarang juga." Keent memotong perkataan Kamila begitu saja dan keluar dari mobil. Sementara Kamila mengernyitkan dahinya dan menyusulnya. Di depan gerbang sekolah, keduanya berjejer menatap ke dalam kerumunan siswa siswi yang melihatnya. Kamila gugup, ia meremas ujung seragam barunya untuk meredakan rasa yang

    Last Updated : 2025-03-07
  • Diadopsi Om Dokter   Dia Memang Populer

    Bab 6 "Selanjutnya Ibu Lina!" Seru salah seorang perawat dari depan ruangan kerja milik Keent. Lina dan Intan langsung beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam. Dari wajah mereka sudah sangat di pastikan bahwa kedatangannya sudah tidak baik. "Selamat pagi, dokter Keent." sapa Lina dengan senyuman yang mengembang. "Pagi, siapa yang sakit dan apa keluhannya?" tanya Keent, kedua matanya masih fokus pada kertas yang sedang berada di tangannya. Lina menyuruh Intan, anaknya, untuk berbicara. Intan yang sedari tadi terpaku menatap ketampanan Keent langsung tersadar. "Begini, dok. Payudara ku yang sebelah kanan terasa sakit. Saat di tekan sedikit rasanya nyeri, aku takut kalau terjadi sesuatu. Bukankah jika sudah seperti ini harus di operasi dok? Atau mungkin dokter punya solusi lain selain melakukan Operasi?" Jelas Intan. Keent langsung memanggil perawatnya masuk. "Kenapa, dok?" Tanya si perawat saat sudah masuk ke dalam. Keent lalu memberikan secarik kertas pada perawat

    Last Updated : 2025-04-15
  • Diadopsi Om Dokter   Aku Adalah Pacarmu

    Bab 7 Waktu sudah menunjukkan siang hari, yang mana sekolah Nusantara X baru saja membunyikan bel pulangnya. Semua siswa berhamburan keluar kelas dan pulang ke rumah masing-masing. Terlihat Kamila tengah berjalan ke arah gerbang bersama Kayla, teman sebangku nya. "Kamila, mau bareng nggak? Aku bawa motor loh!" Tawar Kayla. "Memangnya arah rumah mu kemana?" "Ke sana." Kayla menunjuk ke arah sebelah kiri jalan, sementara arah rumah Kamila di sebelah kanan. Yang artinya, mereka tak searah. "Ah, tidak usah Kay. Aku bisa pesen ojek online saja. Kau pulang saja." Kamila menolaknya dengan halus. Namun, Kayla tetap memaksa agar ia bisa mengantarkan Kamila dan bertemu dengan Keent, paman Kamila yang tampan itu. "Tidak masalah, Mila. Aku juga mau pergi ke arah rumahmu. Kita sejalan kok." "A-aku.." "Kamila!" Tiba tiba suara seorang pria mengagetkan mereka berdua di sana. Keduanya langsung menoleh ke sumber suara dimana nampak Keent berjalan mendekat. "Om?" Gumam Kamil

    Last Updated : 2025-04-16
  • Diadopsi Om Dokter   Kebohongan Besar

    Bab 8 "Di halaman samping rumahku. Kalian bisa datang ke sana untuk sekedar berduka sambil memberikan bunga di makam mereka bertiga. Aku sengaja memakamkan mereka di sana supaya kami merawatnya dengan baik." Jawab Herman dengan lantang. Sungguh di luar nalar, bahkan ini merupakan pembodohan publik yang di lakukan oleh Herman. Demi meyakinkan semua orang, dia rela melakukan kebohongan besar kali ini. Makam kedua orang tua Kamila berada di TPU Teratai, akan tetapi Herman justru membohongi semua orang dengan mengatakan hal tersebut. "Kalau begitu ijinkan kami datang kesana saat kami senggang, Pak." sahut salah satu dari mereka. "Tentu saja, aku justru senang jika kalian masih menghargai adikku meskipun dia sudah tidak ada di dunia ini lagi." jawab Herman. Menit terus berjalan, hingga akhirnya meeting siang itu selesai juga. Semua klien yang hadir berlalu dari ruangan itu masing-masing. Di ruangan hanya tersisa Herman saja. Ia berjalan ke arah balkon dan mulai menghubungi nom

    Last Updated : 2025-04-17

Latest chapter

  • Diadopsi Om Dokter   Rencana Licik Kairo

    Bab 19 Malam hari di sebuah restoran, terlihat Luna tengah duduk di meja pojok ruangan. Sesekali kedua matanya menoleh ke arah pintu masuk, seperti tengah menunggu seseorang datang. Sampai akhirnya setelah menunggu sedikit lama, seseorang masuk ke dalam restoran itu. "Kairo!" Panggil Luna seraya berdiri dan melambaikan tangannya. Kairo melihat ke arah Luna, membalas lambaian tangannya dan berjalan mendekat. Kini, mereka sudah duduk bersama di sana. "Maaf, sudah membuatmu menunggu terlalu lama." Kata Kairo. "Aku hampir saja meninggalkan mu. Memangnya, apa yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Luna. Jadi, Mereka berdua bertemu karena Kairo meminta Luna datang dengan alasan ingin mengatakan sesuatu. Luna yang penasaran, akhirnya mau menemui Kairo di restoran malam itu. Kairo lalu mengambil ponsel dalam saku jasnya, ia membuka ponselnya dan menaruhnya di atas meja, tepat di depan Luna. Perlahan Luna mengambil ponsel itu, dengan fokus ia melihat beberapa foto identitas Kami

  • Diadopsi Om Dokter   Om, Jangan...

    Bab 18 "Om, Jangan.." Kamila menghentikan tangan Keent yang menyusup ke dalam bajunya. Keent berhenti dan menatap wajah Kamila yang semakin membuat Keent tidak tahan ingin memakannya. "Maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa menahan diri. Kalau begitu kita tidur siang saja." Ucap Keent. "Hmm..." Kamila mengangguk. Keent lalu mengecup kening Kamila sebelum akhirnya ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tepat di samping gadis itu dan memeluknya. "Bibirku kebas sekali. Kenapa Om Keent sangat jago berciuman? Bukankah katanya dia belum pernah pacaran?" Batin Kamila. Tiba-tiba, perut Kamila berbunyi. Hal itu membuat Keent langsung menoleh ke arah kekasihnya itu. "Kamila, kau belum makan?" Tanya nya. "Aku menunggu Om Keent pulang biar makan bareng." Jawabnya. Mendengar hal itu membuat Keent menghela napas panjang. Ia lalu beranjak dan mendudukkan Kamila dengan cepat. "Lain kali kalau kau lapar dan aku belum pulang, kau harus makan dulu. Oke?" "Iya, Om. Aku..."

  • Diadopsi Om Dokter   Ciuman Pertama

    Bab 17 "Kamila, apa sudah pakai handuknya?" Tanya Keent yang masih menutup kedua matanya. Namun, ia sama sekali tidak mendengar jawaban ataupun suara dari Kamila. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka kedua matanya perlahan. Di luar dugaan, ternyata Kamila sudah tidak ada di sana. Hal itu membuat Keent hanya terkekeh lantaran ia begitu gampang di bodohi oleh gadis itu. Keent yang masih berada di tepi kolam langsung beranjak ke atas. seluruh jas dan tubuhnya basah kuyup. Bergegas ia melepaskan semua pakaiannya dan hanya menyisakan celana short nya saja. "Om, aku bawakan handuk untukmu..." Tiba-tiba suara Kamila mengagetkannya. Kamila terpana melihat tubuh Keent yang begitu atletis di depannya. Bahkan sesekali Kamila harus menelan salivanya dan tak berkedip sekalipun. Keent tidak malu, dengan percaya dirinya ia berjalan ke arah Kamila yang masih mengulurkan handuk untuknya. Ia mengambil handuk itu dan melingkarkan pada tubuh bagian bawah. Dada kekarnya masih terekspos, me

  • Diadopsi Om Dokter   Om, Aku Malu

    Bab 16 Mobil yang di tumpangi oleh ayah Damian dan Ibu Desi baru saja tiba di depan rumah mewah miliknya. Keduanya turun dan berjalan beriringan masuk ke dalam. Sedari tadi tangan ayah Damian terkepal, menunjukkan bahwa dirinya sedang menahan emosi yang meluap. "Sayang, kita bisa bicarakan baik-baik dengan Kairo." Kata Ibu Desi. Sesekali Ibu Desi mencoba membujuk suaminya agar tidak melakukan hal yang bisa membuat kerusuhan rumah itu. Nyatanya, ayah Damian tidak mendengarkannya. ayah Damian sudah terlanjur marah dan merasa di permainkan oleh anak bungsunya itu. "Dimana Kairo?" Tanya ayah Damian pada seorang pelayan yang melintas di depannya. "Di kamarnya, tuan. Sepertinya masih tidur." Jawabnya. "Lihatlah anakmu, sudah jam segini masih tidur! Bagaimana aku bisa mempercayakan perusahaan ini padanya!" Suara ayah Damian terdengar begitu gemetar karena menahan emosi yang seakan ingin meledak begitu saja. Ia melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju lantai dua dimana ka

  • Diadopsi Om Dokter   Memberikan Pelajaran

    Bab 15 Mobil yang di tumpangi oleh Keent dan Andrew sudah terparkir di depan rumah Herman, tepatnya rumah kedua orang tua Kamila yang kini di huni oleh paman dan bibinya itu. "Keent, masalah mu banyak tapi kau masih saja mengurusi masalah Kamila. Aku takut kau bisa gila! Serahkan saja masalah ini padaku dan kau urus saja masalahmu sendiri." Kata Andrew. "Sejak kapan aku hidup dalam satu masalah?" "Huh, baiklah, terserah kau saja." Jawab Andrew, pasrah. Terlihat beberapa mobil baru saja keluar dari rumah itu. Sepertinya mereka teman bisnis dan klien dari kedua orangtua Kamila. Melihatnya, membuat Andrew semakin emosi berat. "Lihatlah, Keent. Bagaimana bisa seorang kakak melakukan hal ini pada adiknya. Kenapa Herman tidak jujur saja dan menunjukkan bahwa makam kedua adiknya ada di TPU Teratai?" Oceh Andrew. "Mereka melakukan itu agar semua klien memandangnya sebagai keluarga yang baik. Dia terlihat merawat makam adiknya, sehingga semua kliennya akan berbelas kasihan dan

  • Diadopsi Om Dokter   Kedatangan Ayah Damian

    Bab 14 Seketika kedua bola mata Keent membulat sesaat setelah ia membuka pintu utama. Di depannya sudah berdiri ayah Damian, Ibu Desi, dan Luna. Mereka bertiga mengunjungi rumahnya pagi itu. Perasaan Keent mulai tidak enak, bahkan pikirannya langsung tertuju pada Kairo. "Kenapa dengan wajahmu? Apa kau kaget tiba-tiba aku kemari, hah?" Tanya Ayah Damian. "Ada perlu apa?" Tanya Keent. "Aish, memangnya harus ada perlu saat orang tuamu berkunjung?" Sambung ibu Desi. Ibu Desi langsung masuk ke dalam setelah menyingkirkan tubuh Keent dari ambang pintu. Baru beberapa langkah ibu Desi masuk, ia tercengang melihat seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya. "Siapa gadis mungil ini, Keent?" Tanya ibu Desi. Hal itu membuat semua orang masuk dan menatap secara bersamaan ke arah Kamila yang masih terpaku di sana. Keent lalu berjalan mendekati Kamila dan berdiri di sampingnya. Keent sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan dari ibunya. Ia tidak punya pilihan lain selain mengaku

  • Diadopsi Om Dokter   Tidur Seranjang

    Bab 13 Keesokan paginya, kedua bola mata Kamila mulai bergerak pelan sebelum ia membukanya. Ia merasa ada sesuatu yang berat menindih tubuhnya. Ia membuka kedua matanya lebar-lebar dan menoleh ke arah bagian pinggangnya. "Hah??" Ia ternganga, lalu menutup mulutnya dengan telapak tangannya saat melihat tangan dan kaki seseorang yang memeluknya dengan erat. Tiba-tiba sekelebat bayangan semalam melintas di pikirannya. Dimana saat Keent hendak pergi, Kamila menariknya dan merebahkan tubuh pria itu di atas ranjangnya. Bahkan Kamila meminta dan merengek agar Keent menemaninya tidur malam itu. "Ck, kenapa aku semalam tidak sadar sama sekali. Aisshh memalukan!" Pekik Kamila lirih. Dengan gerakan pelan, Kamila mulai menyingkirkan kaki dan tangan Keent dari tubuhnya. Ia menoleh ke arah jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Untung saja hari itu merupakan hari libur baginya, sehingga tidak perlu terburu-buru. "Aku akan membuatkan sarapan untuk Om Keent dulu." Kamila perlahan bera

  • Diadopsi Om Dokter   Om, Aku Menyukaimu...

    Bab 12 "Apa maksudmu, Kairo? Jangan karena ayah tidak memberikan perusahaan utama padamu, kau jadi mengarang cerita!" Ucap Ayah Damian. Kairo tersenyum tipis, ia lalu beranjak dari duduknya dan berdiri di depan mereka semua. Meskipun Kairo tidak bisa menempati perusahaan utama, ia masih mendapatkan jabatan yang tinggi di perusahaan sebagai wakil presdir. Hanya saja, Kairo yang serakah tidak akan puas begitu saja. Ia aka tetap mengincar semua harta kedua orang tuanya, termasuk semua aset perusahaan yang sangat fantastis. "Aku tidak pernah bisa mendapatkan apa yang di berikan oleh kakakku. Jadi, untuk apa aku terus mengejarnya?" Kairo berbalik dan hendak pergi meninggalkan mereka. Namun, ayah Damian menghentikannya. "Jelaskan dan katakan apa yang sebenarnya kau ketahui!" Perintah Ayah Damian. "Aku tidak akan mempertaruhkan apapun dari diriku. Ayah tau sendiri kan jika sampai Keent tau kalau aku membocorkan rahasianya? Mungkin, nyawaku akan terancam." Kairo terus saja men

  • Diadopsi Om Dokter   Keluarga Yang Rumit

    Bab 11 Setelah berhasil melewati makan malam yang sedikit canggung, akhirnya mereka bisa mengakhirinya dengan baik. Ayah Damian kini memulai inti dari pertemuan keluarga itu. "Karena sudah kumpul semuanya, maka biarkan ayah sedikit memberi pengumuman di meja makan ini. Ayah mau, semua mendengarkan dengan baik." Kata Ayah Damian. "Katakan saja, Ayah. Aku akan mendengarkannya dengan seksama." Jawab Kairo dengan senyuman sinis di bibirnya. Ayah Damian mulai menghela napas panjang. Ia sesekali melirik ke arah Keent yang masih diam seraya memainkan sendok dan garpu di atas piringnya yang sudah kosong. Sebenarnya Ayah Damian sudah tau kalau Keent pasti akan melawannya. Hanya saja, ia perlu mengatakan hal ini. "Keent dan Luna akan melangsungkan pernikahannya satu bulan ke depan!" Tegas ayah Damian. Deg! Mendengar kata yang baru saja terucap dari mulut sang ayah tentang dirinya, membuat Keent langsung menoleh ke arah pria paruh baya yang duduk di meja tunggal. "Apa ini? K

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status