Beranda / Romansa / Diadopsi Om Dokter / Om, Aku Menyukaimu...

Share

Om, Aku Menyukaimu...

Penulis: Cklara Laisha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-22 00:41:28

Bab 12

"Apa maksudmu, Kairo? Jangan karena ayah tidak memberikan perusahaan utama padamu, kau jadi mengarang cerita!" Ucap Ayah Damian. Kairo tersenyum tipis, ia lalu beranjak dari duduknya dan berdiri di depan mereka semua. Meskipun Kairo tidak bisa menempati perusahaan utama, ia masih mendapatkan jabatan yang tinggi di perusahaan sebagai wakil presdir. Hanya saja, Kairo yang serakah tidak akan puas begitu saja.

Ia aka tetap mengincar semua harta kedua orang tuanya, termasuk semua aset perusahaan yang sangat fantastis.

"Aku tidak pernah bisa mendapatkan apa yang di berikan oleh kakakku. Jadi, untuk apa aku terus mengejarnya?" Kairo berbalik dan hendak pergi meninggalkan mereka. Namun, ayah Damian menghentikannya.

"Jelaskan dan katakan apa yang sebenarnya kau ketahui!" Perintah Ayah Damian.

"Aku tidak akan mempertaruhkan apapun dari diriku. Ayah tau sendiri kan jika sampai Keent tau kalau aku membocorkan rahasianya? Mungkin, nyawaku akan terancam."

Kairo terus saja men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Diadopsi Om Dokter   Tidur Seranjang

    Bab 13 Keesokan paginya, kedua bola mata Kamila mulai bergerak pelan sebelum ia membukanya. Ia merasa ada sesuatu yang berat menindih tubuhnya. Ia membuka kedua matanya lebar-lebar dan menoleh ke arah bagian pinggangnya. "Hah??" Ia ternganga, lalu menutup mulutnya dengan telapak tangannya saat melihat tangan dan kaki seseorang yang memeluknya dengan erat. Tiba-tiba sekelebat bayangan semalam melintas di pikirannya. Dimana saat Keent hendak pergi, Kamila menariknya dan merebahkan tubuh pria itu di atas ranjangnya. Bahkan Kamila meminta dan merengek agar Keent menemaninya tidur malam itu. "Ck, kenapa aku semalam tidak sadar sama sekali. Aisshh memalukan!" Pekik Kamila lirih. Dengan gerakan pelan, Kamila mulai menyingkirkan kaki dan tangan Keent dari tubuhnya. Ia menoleh ke arah jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Untung saja hari itu merupakan hari libur baginya, sehingga tidak perlu terburu-buru. "Aku akan membuatkan sarapan untuk Om Keent dulu." Kamila perlahan bera

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • Diadopsi Om Dokter   Kedatangan Ayah Damian

    Bab 14 Seketika kedua bola mata Keent membulat sesaat setelah ia membuka pintu utama. Di depannya sudah berdiri ayah Damian, Ibu Desi, dan Luna. Mereka bertiga mengunjungi rumahnya pagi itu. Perasaan Keent mulai tidak enak, bahkan pikirannya langsung tertuju pada Kairo. "Kenapa dengan wajahmu? Apa kau kaget tiba-tiba aku kemari, hah?" Tanya Ayah Damian. "Ada perlu apa?" Tanya Keent. "Aish, memangnya harus ada perlu saat orang tuamu berkunjung?" Sambung ibu Desi. Ibu Desi langsung masuk ke dalam setelah menyingkirkan tubuh Keent dari ambang pintu. Baru beberapa langkah ibu Desi masuk, ia tercengang melihat seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya. "Siapa gadis mungil ini, Keent?" Tanya ibu Desi. Hal itu membuat semua orang masuk dan menatap secara bersamaan ke arah Kamila yang masih terpaku di sana. Keent lalu berjalan mendekati Kamila dan berdiri di sampingnya. Keent sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan dari ibunya. Ia tidak punya pilihan lain selain mengaku

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-23
  • Diadopsi Om Dokter   Memberikan Pelajaran

    Bab 15 Mobil yang di tumpangi oleh Keent dan Andrew sudah terparkir di depan rumah Herman, tepatnya rumah kedua orang tua Kamila yang kini di huni oleh paman dan bibinya itu. "Keent, masalah mu banyak tapi kau masih saja mengurusi masalah Kamila. Aku takut kau bisa gila! Serahkan saja masalah ini padaku dan kau urus saja masalahmu sendiri." Kata Andrew. "Sejak kapan aku hidup dalam satu masalah?" "Huh, baiklah, terserah kau saja." Jawab Andrew, pasrah. Terlihat beberapa mobil baru saja keluar dari rumah itu. Sepertinya mereka teman bisnis dan klien dari kedua orangtua Kamila. Melihatnya, membuat Andrew semakin emosi berat. "Lihatlah, Keent. Bagaimana bisa seorang kakak melakukan hal ini pada adiknya. Kenapa Herman tidak jujur saja dan menunjukkan bahwa makam kedua adiknya ada di TPU Teratai?" Oceh Andrew. "Mereka melakukan itu agar semua klien memandangnya sebagai keluarga yang baik. Dia terlihat merawat makam adiknya, sehingga semua kliennya akan berbelas kasihan dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-23
  • Diadopsi Om Dokter   Om, Aku Malu

    Bab 16 Mobil yang di tumpangi oleh ayah Damian dan Ibu Desi baru saja tiba di depan rumah mewah miliknya. Keduanya turun dan berjalan beriringan masuk ke dalam. Sedari tadi tangan ayah Damian terkepal, menunjukkan bahwa dirinya sedang menahan emosi yang meluap. "Sayang, kita bisa bicarakan baik-baik dengan Kairo." Kata Ibu Desi. Sesekali Ibu Desi mencoba membujuk suaminya agar tidak melakukan hal yang bisa membuat kerusuhan rumah itu. Nyatanya, ayah Damian tidak mendengarkannya. ayah Damian sudah terlanjur marah dan merasa di permainkan oleh anak bungsunya itu. "Dimana Kairo?" Tanya ayah Damian pada seorang pelayan yang melintas di depannya. "Di kamarnya, tuan. Sepertinya masih tidur." Jawabnya. "Lihatlah anakmu, sudah jam segini masih tidur! Bagaimana aku bisa mempercayakan perusahaan ini padanya!" Suara ayah Damian terdengar begitu gemetar karena menahan emosi yang seakan ingin meledak begitu saja. Ia melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju lantai dua dimana ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • Diadopsi Om Dokter   Ciuman Pertama

    Bab 17 "Kamila, apa sudah pakai handuknya?" Tanya Keent yang masih menutup kedua matanya. Namun, ia sama sekali tidak mendengar jawaban ataupun suara dari Kamila. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka kedua matanya perlahan. Di luar dugaan, ternyata Kamila sudah tidak ada di sana. Hal itu membuat Keent hanya terkekeh lantaran ia begitu gampang di bodohi oleh gadis itu. Keent yang masih berada di tepi kolam langsung beranjak ke atas. seluruh jas dan tubuhnya basah kuyup. Bergegas ia melepaskan semua pakaiannya dan hanya menyisakan celana short nya saja. "Om, aku bawakan handuk untukmu..." Tiba-tiba suara Kamila mengagetkannya. Kamila terpana melihat tubuh Keent yang begitu atletis di depannya. Bahkan sesekali Kamila harus menelan salivanya dan tak berkedip sekalipun. Keent tidak malu, dengan percaya dirinya ia berjalan ke arah Kamila yang masih mengulurkan handuk untuknya. Ia mengambil handuk itu dan melingkarkan pada tubuh bagian bawah. Dada kekarnya masih terekspos, me

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Diadopsi Om Dokter   Om, Jangan...

    Bab 18 "Om, Jangan.." Kamila menghentikan tangan Keent yang menyusup ke dalam bajunya. Keent berhenti dan menatap wajah Kamila yang semakin membuat Keent tidak tahan ingin memakannya. "Maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa menahan diri. Kalau begitu kita tidur siang saja." Ucap Keent. "Hmm..." Kamila mengangguk. Keent lalu mengecup kening Kamila sebelum akhirnya ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tepat di samping gadis itu dan memeluknya. "Bibirku kebas sekali. Kenapa Om Keent sangat jago berciuman? Bukankah katanya dia belum pernah pacaran?" Batin Kamila. Tiba-tiba, perut Kamila berbunyi. Hal itu membuat Keent langsung menoleh ke arah kekasihnya itu. "Kamila, kau belum makan?" Tanya nya. "Aku menunggu Om Keent pulang biar makan bareng." Jawabnya. Mendengar hal itu membuat Keent menghela napas panjang. Ia lalu beranjak dan mendudukkan Kamila dengan cepat. "Lain kali kalau kau lapar dan aku belum pulang, kau harus makan dulu. Oke?" "Iya, Om. Aku..."

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Diadopsi Om Dokter   Rencana Licik Kairo

    Bab 19 Malam hari di sebuah restoran, terlihat Luna tengah duduk di meja pojok ruangan. Sesekali kedua matanya menoleh ke arah pintu masuk, seperti tengah menunggu seseorang datang. Sampai akhirnya setelah menunggu sedikit lama, seseorang masuk ke dalam restoran itu. "Kairo!" Panggil Luna seraya berdiri dan melambaikan tangannya. Kairo melihat ke arah Luna, membalas lambaian tangannya dan berjalan mendekat. Kini, mereka sudah duduk bersama di sana. "Maaf, sudah membuatmu menunggu terlalu lama." Kata Kairo. "Aku hampir saja meninggalkan mu. Memangnya, apa yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Luna. Jadi, Mereka berdua bertemu karena Kairo meminta Luna datang dengan alasan ingin mengatakan sesuatu. Luna yang penasaran, akhirnya mau menemui Kairo di restoran malam itu. Kairo lalu mengambil ponsel dalam saku jasnya, ia membuka ponselnya dan menaruhnya di atas meja, tepat di depan Luna. Perlahan Luna mengambil ponsel itu, dengan fokus ia melihat beberapa foto identitas Kami

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Diadopsi Om Dokter   Ayo, Ikut Om dokter!

    Bab. 1Pagi yang cerah tiba, terlihat seorang gadis baru saja tersadar dari tidurnya. Ia melihat langit-langit kamar yang asing, membuatnya beranjak duduk dan mengusap kedua matanya. Pandangannya di perjelas lagi, sehingga ia tau kalau dirinya tengah berada di ruangan rumah sakit. Kejadian kecelakaan tragis semalam mendarat di pikirannya, membuatnya teringat akan satu hal. "Papa! Mama!" Teriaknya. Gadis itu, Kamila Lestari, melepas infus di tangannya dengan asal. Ia beranjak dari brankar dan berlari keluar dari ruangan, berlari tak tentu arah menyusuri lorong rumah sakit untuk mencari kedua orang tuanya. Tepat di depan sebuah ruangan, Kamila menabrak seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu. "Awas!" Dokter itu, Keent Andareksa, meraih pinggang ramping Kamila yang hendak terjatuh. keduanya saling membalas tatapan satu sama lain. "Dok, apa kau melihat kedua orang tuaku? Dimana dia?" Tanya Kamila. "Apa kau..." Belum sempat Keent menjawab, seorang dokter juga ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02

Bab terbaru

  • Diadopsi Om Dokter   Rencana Licik Kairo

    Bab 19 Malam hari di sebuah restoran, terlihat Luna tengah duduk di meja pojok ruangan. Sesekali kedua matanya menoleh ke arah pintu masuk, seperti tengah menunggu seseorang datang. Sampai akhirnya setelah menunggu sedikit lama, seseorang masuk ke dalam restoran itu. "Kairo!" Panggil Luna seraya berdiri dan melambaikan tangannya. Kairo melihat ke arah Luna, membalas lambaian tangannya dan berjalan mendekat. Kini, mereka sudah duduk bersama di sana. "Maaf, sudah membuatmu menunggu terlalu lama." Kata Kairo. "Aku hampir saja meninggalkan mu. Memangnya, apa yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Luna. Jadi, Mereka berdua bertemu karena Kairo meminta Luna datang dengan alasan ingin mengatakan sesuatu. Luna yang penasaran, akhirnya mau menemui Kairo di restoran malam itu. Kairo lalu mengambil ponsel dalam saku jasnya, ia membuka ponselnya dan menaruhnya di atas meja, tepat di depan Luna. Perlahan Luna mengambil ponsel itu, dengan fokus ia melihat beberapa foto identitas Kami

  • Diadopsi Om Dokter   Om, Jangan...

    Bab 18 "Om, Jangan.." Kamila menghentikan tangan Keent yang menyusup ke dalam bajunya. Keent berhenti dan menatap wajah Kamila yang semakin membuat Keent tidak tahan ingin memakannya. "Maafkan aku, aku benar-benar tidak bisa menahan diri. Kalau begitu kita tidur siang saja." Ucap Keent. "Hmm..." Kamila mengangguk. Keent lalu mengecup kening Kamila sebelum akhirnya ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tepat di samping gadis itu dan memeluknya. "Bibirku kebas sekali. Kenapa Om Keent sangat jago berciuman? Bukankah katanya dia belum pernah pacaran?" Batin Kamila. Tiba-tiba, perut Kamila berbunyi. Hal itu membuat Keent langsung menoleh ke arah kekasihnya itu. "Kamila, kau belum makan?" Tanya nya. "Aku menunggu Om Keent pulang biar makan bareng." Jawabnya. Mendengar hal itu membuat Keent menghela napas panjang. Ia lalu beranjak dan mendudukkan Kamila dengan cepat. "Lain kali kalau kau lapar dan aku belum pulang, kau harus makan dulu. Oke?" "Iya, Om. Aku..."

  • Diadopsi Om Dokter   Ciuman Pertama

    Bab 17 "Kamila, apa sudah pakai handuknya?" Tanya Keent yang masih menutup kedua matanya. Namun, ia sama sekali tidak mendengar jawaban ataupun suara dari Kamila. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka kedua matanya perlahan. Di luar dugaan, ternyata Kamila sudah tidak ada di sana. Hal itu membuat Keent hanya terkekeh lantaran ia begitu gampang di bodohi oleh gadis itu. Keent yang masih berada di tepi kolam langsung beranjak ke atas. seluruh jas dan tubuhnya basah kuyup. Bergegas ia melepaskan semua pakaiannya dan hanya menyisakan celana short nya saja. "Om, aku bawakan handuk untukmu..." Tiba-tiba suara Kamila mengagetkannya. Kamila terpana melihat tubuh Keent yang begitu atletis di depannya. Bahkan sesekali Kamila harus menelan salivanya dan tak berkedip sekalipun. Keent tidak malu, dengan percaya dirinya ia berjalan ke arah Kamila yang masih mengulurkan handuk untuknya. Ia mengambil handuk itu dan melingkarkan pada tubuh bagian bawah. Dada kekarnya masih terekspos, me

  • Diadopsi Om Dokter   Om, Aku Malu

    Bab 16 Mobil yang di tumpangi oleh ayah Damian dan Ibu Desi baru saja tiba di depan rumah mewah miliknya. Keduanya turun dan berjalan beriringan masuk ke dalam. Sedari tadi tangan ayah Damian terkepal, menunjukkan bahwa dirinya sedang menahan emosi yang meluap. "Sayang, kita bisa bicarakan baik-baik dengan Kairo." Kata Ibu Desi. Sesekali Ibu Desi mencoba membujuk suaminya agar tidak melakukan hal yang bisa membuat kerusuhan rumah itu. Nyatanya, ayah Damian tidak mendengarkannya. ayah Damian sudah terlanjur marah dan merasa di permainkan oleh anak bungsunya itu. "Dimana Kairo?" Tanya ayah Damian pada seorang pelayan yang melintas di depannya. "Di kamarnya, tuan. Sepertinya masih tidur." Jawabnya. "Lihatlah anakmu, sudah jam segini masih tidur! Bagaimana aku bisa mempercayakan perusahaan ini padanya!" Suara ayah Damian terdengar begitu gemetar karena menahan emosi yang seakan ingin meledak begitu saja. Ia melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju lantai dua dimana ka

  • Diadopsi Om Dokter   Memberikan Pelajaran

    Bab 15 Mobil yang di tumpangi oleh Keent dan Andrew sudah terparkir di depan rumah Herman, tepatnya rumah kedua orang tua Kamila yang kini di huni oleh paman dan bibinya itu. "Keent, masalah mu banyak tapi kau masih saja mengurusi masalah Kamila. Aku takut kau bisa gila! Serahkan saja masalah ini padaku dan kau urus saja masalahmu sendiri." Kata Andrew. "Sejak kapan aku hidup dalam satu masalah?" "Huh, baiklah, terserah kau saja." Jawab Andrew, pasrah. Terlihat beberapa mobil baru saja keluar dari rumah itu. Sepertinya mereka teman bisnis dan klien dari kedua orangtua Kamila. Melihatnya, membuat Andrew semakin emosi berat. "Lihatlah, Keent. Bagaimana bisa seorang kakak melakukan hal ini pada adiknya. Kenapa Herman tidak jujur saja dan menunjukkan bahwa makam kedua adiknya ada di TPU Teratai?" Oceh Andrew. "Mereka melakukan itu agar semua klien memandangnya sebagai keluarga yang baik. Dia terlihat merawat makam adiknya, sehingga semua kliennya akan berbelas kasihan dan

  • Diadopsi Om Dokter   Kedatangan Ayah Damian

    Bab 14 Seketika kedua bola mata Keent membulat sesaat setelah ia membuka pintu utama. Di depannya sudah berdiri ayah Damian, Ibu Desi, dan Luna. Mereka bertiga mengunjungi rumahnya pagi itu. Perasaan Keent mulai tidak enak, bahkan pikirannya langsung tertuju pada Kairo. "Kenapa dengan wajahmu? Apa kau kaget tiba-tiba aku kemari, hah?" Tanya Ayah Damian. "Ada perlu apa?" Tanya Keent. "Aish, memangnya harus ada perlu saat orang tuamu berkunjung?" Sambung ibu Desi. Ibu Desi langsung masuk ke dalam setelah menyingkirkan tubuh Keent dari ambang pintu. Baru beberapa langkah ibu Desi masuk, ia tercengang melihat seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya. "Siapa gadis mungil ini, Keent?" Tanya ibu Desi. Hal itu membuat semua orang masuk dan menatap secara bersamaan ke arah Kamila yang masih terpaku di sana. Keent lalu berjalan mendekati Kamila dan berdiri di sampingnya. Keent sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan dari ibunya. Ia tidak punya pilihan lain selain mengaku

  • Diadopsi Om Dokter   Tidur Seranjang

    Bab 13 Keesokan paginya, kedua bola mata Kamila mulai bergerak pelan sebelum ia membukanya. Ia merasa ada sesuatu yang berat menindih tubuhnya. Ia membuka kedua matanya lebar-lebar dan menoleh ke arah bagian pinggangnya. "Hah??" Ia ternganga, lalu menutup mulutnya dengan telapak tangannya saat melihat tangan dan kaki seseorang yang memeluknya dengan erat. Tiba-tiba sekelebat bayangan semalam melintas di pikirannya. Dimana saat Keent hendak pergi, Kamila menariknya dan merebahkan tubuh pria itu di atas ranjangnya. Bahkan Kamila meminta dan merengek agar Keent menemaninya tidur malam itu. "Ck, kenapa aku semalam tidak sadar sama sekali. Aisshh memalukan!" Pekik Kamila lirih. Dengan gerakan pelan, Kamila mulai menyingkirkan kaki dan tangan Keent dari tubuhnya. Ia menoleh ke arah jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Untung saja hari itu merupakan hari libur baginya, sehingga tidak perlu terburu-buru. "Aku akan membuatkan sarapan untuk Om Keent dulu." Kamila perlahan bera

  • Diadopsi Om Dokter   Om, Aku Menyukaimu...

    Bab 12 "Apa maksudmu, Kairo? Jangan karena ayah tidak memberikan perusahaan utama padamu, kau jadi mengarang cerita!" Ucap Ayah Damian. Kairo tersenyum tipis, ia lalu beranjak dari duduknya dan berdiri di depan mereka semua. Meskipun Kairo tidak bisa menempati perusahaan utama, ia masih mendapatkan jabatan yang tinggi di perusahaan sebagai wakil presdir. Hanya saja, Kairo yang serakah tidak akan puas begitu saja. Ia aka tetap mengincar semua harta kedua orang tuanya, termasuk semua aset perusahaan yang sangat fantastis. "Aku tidak pernah bisa mendapatkan apa yang di berikan oleh kakakku. Jadi, untuk apa aku terus mengejarnya?" Kairo berbalik dan hendak pergi meninggalkan mereka. Namun, ayah Damian menghentikannya. "Jelaskan dan katakan apa yang sebenarnya kau ketahui!" Perintah Ayah Damian. "Aku tidak akan mempertaruhkan apapun dari diriku. Ayah tau sendiri kan jika sampai Keent tau kalau aku membocorkan rahasianya? Mungkin, nyawaku akan terancam." Kairo terus saja men

  • Diadopsi Om Dokter   Keluarga Yang Rumit

    Bab 11 Setelah berhasil melewati makan malam yang sedikit canggung, akhirnya mereka bisa mengakhirinya dengan baik. Ayah Damian kini memulai inti dari pertemuan keluarga itu. "Karena sudah kumpul semuanya, maka biarkan ayah sedikit memberi pengumuman di meja makan ini. Ayah mau, semua mendengarkan dengan baik." Kata Ayah Damian. "Katakan saja, Ayah. Aku akan mendengarkannya dengan seksama." Jawab Kairo dengan senyuman sinis di bibirnya. Ayah Damian mulai menghela napas panjang. Ia sesekali melirik ke arah Keent yang masih diam seraya memainkan sendok dan garpu di atas piringnya yang sudah kosong. Sebenarnya Ayah Damian sudah tau kalau Keent pasti akan melawannya. Hanya saja, ia perlu mengatakan hal ini. "Keent dan Luna akan melangsungkan pernikahannya satu bulan ke depan!" Tegas ayah Damian. Deg! Mendengar kata yang baru saja terucap dari mulut sang ayah tentang dirinya, membuat Keent langsung menoleh ke arah pria paruh baya yang duduk di meja tunggal. "Apa ini? K

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status