Setibanya di pasar Ruyue, suasana tampak lebih suram. Banyak penduduk yang terbaring lemas, tubuh mereka ditutupi ruam merah kehitaman. Beberapa warga yang masih sehat menatap dengan wajah penuh ketakutan dan bisik-bisik, menyebut penyakit itu sebagai "kutukan bulan gelap."Zhao Xueyan turun dari kudanya dengan tenang, mata tajamnya meneliti kondisi para warga. "Ini bukan kutukan," gumamnya sambil memeriksa seorang anak kecil yang dikelilingi keluarganya yang menangis. "Ini penyakit yang bisa disembuhkan."Niuniu, yang sudah memahami kebiasaan majikannya, segera membuka tas kecil yang berisi beberapa ramuan dasar yang sudah dipersiapkan oleh Zhao Xueyan. "Nona, apa kita mulai dengan ramuan pembersih darah?" tanya Niuniu sigap.Zhao Xueyan mengangguk. "Aku juga akan meramu pil detoksifikasi untuk para warga. Tapi kita butuh lebih banyak bahan herbal."Tian Ming yang memperhatikan dari belakang mengerutkan alis. "Kau yakin ini bukan kutukan?" tanyanya skeptis.Zhao Xueyan menatapnya taj
Niuniu dan Wu Liang kini menyusuri hutan yang berada di sekitar desa Ruyue. Mereka bergerak dengan cekatan di antara pepohonan tinggi dan semak belukar, mencari tanaman yang telah disebutkan Zhao Xueyan untuk membuat ramuan pembersih darah dan pil detoksifikasi."Jadi, apa yang sebenarnya kita cari?" tanya Wu Liang dengan nada datar sambil mengamati sekitar."Tanaman daun merah bintang, akar giok hijau, dan bunga embun pagi biru," jawab Niuniu sambil memeriksa semak di sampingnya. "Nona Zhao bilang mereka tumbuh di tempat yang terkena sinar matahari pagi."Wu Liang mengangkat alis. "Kenapa aku harus ikut? Bukankah pekerjaan ini lebih cocok untuk pelayan seperti dirimu?"Niuniu mendengus kecil. "Bukankah kau tadi menawarkan diri? Kalau kau tidak mau membantu, lebih baik kembali saja. Tapi kalau kau takut dibilang tidak berguna oleh tuan Tian Ming, ya silakan tetap ikut."Wu Liang terdiam sejenak lalu tersenyum tipis. "Kau benar-benar berani bicara seperti itu."Tak lama kemudian, Niuni
Tian Ming menambahkan dengan nada serius, "Kami harus membersihkan sumber air itu setelah masalah warga selesai. Ada kemungkinan ini bukan kejadian alami."Zhao Xueyan segera mengambil peralatan alkimia portabelnya dari ruang dimensi yang hanya diketahui Niuniu. Dengan cekatan, ia mulai meracik ramuan pembersih darah dan pil detoksifikasi, sementara Niuniu membantu memisahkan herbal sesuai kebutuhan.Wu Liang dan Tian Ming berjaga di pintu balai desa, memastikan tidak ada gangguan saat Zhao Xueyan fokus pada pekerjaannya."Aku hanya butuh waktu sebentar," kata Zhao Xueyan penuh percaya diri. "Setelah ini, kita akan lihat senyum para warga kembali."Tian Ming menatap Zhao Xueyan dengan kagum yang diam-diam ia simpan. "Seorang gadis yang tak hanya pandai bertarung, tapi juga menyelamatkan nyawa," gumamnya pelan.Sementara itu, Wu Liang hanya bisa menggeleng pelan melihat perubahan ekspresi Tian Ming yang jarang terjadi.Setelah beberapa saat meramu obat bersama Niuniu, akhirnya ramuan p
Setelah memastikan kondisi warga desa Ruyue semakin membaik, Zhao Xueyan berdiri di hadapan mereka dengan aura penuh kewibawaan. "Semua warga, dengarkan aku," ujarnya dengan nada tegas namun menenangkan.Para warga yang berkumpul langsung memperhatikan penuh rasa hormat."Sumber air desa ini telah tercemar oleh racun yang menjadi penyebab penyakit kalian. Untuk sementara waktu, jangan ada yang mengambil atau menggunakan air dari sungai atau mata air desa ini sebelum aku membersihkannya."Kepala desa yang masih terlihat lemah namun penuh rasa hormat maju ke depan. "Terima kasih, Nona Zhao. Apa yang harus kami lakukan jika kehabisan air?"Zhao Xueyan dengan sigap menjawab, "Aku telah menyiapkan cukup air bersih yang telah dimurnikan untuk kebutuhan sementara. Aku dan rekan-rekanku akan segera menangani masalah ini."Niuniu yang berdiri di samping Zhao Xueyan mengangguk yakin, sementara Tian Ming dan Wu Liang memandang penuh rasa hormat pada keputusan Zhao Xueyan.Setelah memberikan inst
Pria berjubah hitam itu menghunuskan pedang tipis yang bercahaya redup di bawah sinar bulan. Tanpa peringatan, dia melompat dengan kecepatan tinggi, menyerang langsung ke arah Zhao Xueyan."Awas Nona. Hati-hati!" teriak Niuniu dengan cemas.Namun Zhao Xueyan tetap tenang. Dengan satu gerakan cepat, pedang rohnya keluar dari sarungnya, memancarkan aura tajam berwarna biru kehijauan. Benturan pedang mereka menciptakan suara nyaring yang menggema di tengah hutan.Tian Ming dengan ekspresi dingin langsung bergerak untuk menyerang sisi kanan pria itu, sementara Wu Liang menjaga pertahanan Niuniu.Pria berjubah hitam itu tertawa sinis. "Kalian pikir bisa menang melawanku? Kalian tidak tahu siapa yang sedang kalian hadapi!" teriaknya dengan suara lantang.Zhao Xueyan menjawab dengan nada datar, "Kalau kau pikir bisa mengalahkanku, kau terlalu percaya diri."Dengan teknik pedangnya yang elegan namun mematikan, Zhao Xueyan memanfaatkan formasi langkah bayangan untuk mengecoh pria itu. Tian Min
Keesokan paginya, matahari baru saja terbit ketika Zhao Xueyan dan Niuniu yang sudah berpakaian seperti pria keluar dari penginapan kecil di desa Ruyue. Jubah panjang mereka berkibar tertiup angin pagi yang sejuk. Wajah Zhao Xueyan tampak tenang namun penuh tekad, sementara Niuniu seperti biasa memasang ekspresi ceria namun waspada.Di sisi lain, Tian Ming dan Wu Liang sudah menunggu di depan dengan kuda-kuda yang telah dipersiapkan. Tian Ming dengan wajah dinginnya menatap Zhao Xueyan sekilas. "Kita siap bergerak?" tanyanya datar namun penuh otoritas.Zhao Xueyan mengangguk singkat. "Ya. Tujuan kita jelas—Kekaisaran Canghai."Wu Liang menatap guratan semangat di wajah para anggota kelompok itu. "Kita harus waspada. Jika Menteri Li Zhen terlibat, pasti akan ada banyak orang yang mencoba menghalangi kita."Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis. "Kalau begitu, biarkan mereka datang. Aku ingin tahu seberapa kuat mereka."Niuniu menepuk pundak Wu Liang sambil terkekeh. "Santai saja, Tuan Wu.
Saat Zhao Xueyan, Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang tiba di pintu Balairung Kekaisaran Canghai, mereka langsung dihadang oleh beberapa prajurit bersenjata lengkap. Suara derap langkah para prajurit menggema di antara tembok-tembok megah istana."Hentikan langkah kalian! Balairung Kekaisaran tidak boleh dimasuki sembarangan!" seru salah satu prajurit dengan nada tegas.Wu Liang hendak bergerak maju, tetapi Tian Ming mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk menahan diri. Wajahnya tetap datar namun penuh wibawa."Aku ingin berbicara langsung dengan Kaisar Canghai," kata Tian Ming dengan suara dingin.Para prajurit awalnya ragu, tetapi salah satu dari mereka, yang tampaknya memiliki pangkat lebih tinggi, tiba-tiba berubah pucat ketika melihat sesuatu yang diselipkan Tian Ming dari balik jubahnya—sebuah simbol otoritas yang sangat kuat dan rahasia.Tanpa membuang waktu, prajurit itu langsung berlutut. "Ampun, Tuan! Saya akan segera menyampaikan pesan ini kepada Yang Mulia Kaisar!"Dengan
Pejabat Li Zhen diseret keluar balairung oleh prajurit istana, teriakan marah dan tidak terimanya menggema di sepanjang lorong, tetapi tidak ada yang peduli. Kaisar Jing Hao tetap duduk dengan wibawa penuh di singgasananya, menatap tajam ke arah Zhao Xueyan yang berdiri dengan tenang di hadapannya."Kau cukup berani dan pintar, pemuda," ucap Kaisar Jing Hao dengan suara berat namun penuh rasa ingin tahu. "Entah kenapa aku merasa kita pernah bertemu sebelumnya."Zhao Xueyan yang sudah terbiasa menjaga rahasia dirinya tidak menunjukkan perubahan ekspresi sedikit pun. Dengan cepat, dia menundukkan kepala hormat. "Yang Mulia, saya rasa Anda keliru. Saya hanyalah seorang tabib pengembara, bukan seseorang yang layak dikenali oleh seorang kaisar agung seperti Anda."Namun, dalam hati Zhao Xueyan tahu bahwa Kaisar Jing Hao tidak sepenuhnya salah. Beberapa bulan lalu, dia memang bertemu dengan kaisar Canghai saat di kekaisaran Zhengtang. Di mana acara itu adalah ulang tahun selir Mei Xiao yan
Beberapa hari setelah eksekusi hukuman penggal terhadap Selir Yu, Pangeran Kedua Feng Shui, dan para pejabat pengkhianat, suasana di Kekaisaran Heifeng kembali tenang. Bahkan seluruh prajurit yang ikut berkhianat juga telah dihukum. Bahkan mata-mata dari bangsa iblis telah dimusnahkan.Prajurit-prajurit elit milik kaisar Hei Zhang berpencar dan benar-benar dilakukan pembersihan besar-besaran. Angin musim semi bertiup lembut, membawa aroma bunga dari taman istana. Burung-burung kembali bernyanyi, seolah menyambut babak baru dalam sejarah Kekaisaran.Di pelataran utama istana, Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming berdiri berhadapan dengan Kaisar Hei Zhang dan Putra Mahkota Hei Long. Wajah mereka menunjukkan ketegasan, namun juga sedikit keteduhan dari rasa perpisahan yang akan segera terjadi."Aku dan Xueyan akan segera berangkat," ucap Tian Ming tenang. "Ada banyak hal yang harus kami urus di luar Heifeng. Bangsa iblis belum sepenuhnya bergerak, tapi bayangan mereka sudah menyebar di sel
Zhao Xueyan memejamkan mata sejenak. Ia bisa merasakan getaran jujur dari suara Hei Long, namun hatinya… masih beku."Aku mengerti, tapi maaf … aku tidak punya ruang untuk siapa pun di hatiku saat ini," ucapnya tenang.Putra Mahkota terdiam. Wajahnya menegang sejenak, lalu mengangguk perlahan. "Aku tidak akan memaksamu. Tapi jika suatu hari kau butuh tempat bersandar, aku akan ada."Zhao Xueyan menatapnya sejenak. Bukan dengan kebencian atau penolakan kasar, tapi dengan jarak yang sulit dijangkau.Di hatinya, hanya satu nama yang mampu menggetarkan benteng beku itu—Tian Ming.Tanpa berkata apa-apa lagi, Zhao Xueyan melangkah pergi, meninggalkan putra mahkota dalam diam. Langkahnya ringan, tapi ada badai yang tersembunyi dalam hatinya. Masa depan masih panjang, dan pikirannya belum selesai menelusuri teka-teki yang jauh lebih besar dari sekadar perasaan cinta.****Beberapa hari kemudian, suasana Balairung Kekaisaran sangat hening dan tegang. Para pejabat tinggi, para pengawal, dan ban
Kaisar Hei Zhang benar-benar tidak tinggal diam. Setelah kejadian yang menghebohkan di balairung istana, ia segera memerintahkan penyelidikan besar-besaran terhadap semua pejabat tinggi, bangsawan, hingga pegawai istana yang berhubungan dengan Pangeran Kedua Feng Shui dan Selir Yu. Dalam penyelidikan itu, Kaisar Tian Ming dari Kekaisaran Yunzhu juga ikut membantu dengan informasi, strategi, dan pengaruhnya. Kejutan pun terjadi ketika Kaisar Hei Zhang dan Putra Mahkota Hei Long akhirnya mengetahui identitas asli Tian Ming.“Kau … kau seorang kaisar dari benua Yunzhu?” tanya Kaisar Hei Zhang dalam pertemuan pribadi mereka di ruang strategi.Tian Ming mengangguk perlahan. “Aku datang bukan untuk kekuasaan, melainkan untuk memastikan bahwa dunia ini tidak dikuasai oleh kekuatan gelap. Bangsa iblis telah menyusup terlalu dalam, dan aku tak bisa diam saja. Apa lagi, mereka telah menyatakan peperangan.”Putra Mahkota Hei Long memandang Tian Ming dengan mata membelalak. “Kau menyamar sebagai
Kaisar Hei Zhang kini duduk megah di atas singgasananya, mengenakan jubah kebesaran warna hitam keemasan. Wajahnya tenang, tapi aura kekuasaan yang menyelimuti tubuhnya membuat seluruh ruangan mencekam. Para pejabat berdiri kaku di tempat mereka, tak berani mengangkat wajah.Tiba-tiba, terdengar suara gaduh dari luar aula.Beberapa penjaga kekaisaran menyeret masuk seorang pria bertubuh kekar, mengenakan pakaian compang-camping. Tangan dan kakinya dibelenggu rantai besi. Di belakangnya, ada beberapa pria lain, termasuk pria bertato yang pernah terlihat di rumah bordil dan markas perjudian. Semua dalam kondisi babak belur.“Yang Mulia,” kata salah satu penjaga sambil berlutut. “Kami telah membawa para penjahat yang terlibat dalam perdagangan wanita muda. Termasuk ... tangan kanan Pangeran Kedua Feng Shui.”Suasana di balairung sontak berguncang.“Apa?!” Selir Yu memekik pelan.Pangeran Kedua Feng Shui memucat, matanya membelalak menatap orang kepercayaannya sendiri. Dalam hatinya berge
Perdebatan semakin memanas antar dua kubu yang saling mendukung. Rata-rata para pejabat sangat mendukung pangeran kedua Feng shui. Langkah kaki bergema di sepanjang balairung megah Kekaisaran Heifeng, menghentikan semua perdebatan panas yang sedang berlangsung. Para pejabat langsung menoleh, dan beberapa bahkan berdiri dengan kaget.Pintu utama terbuka perlahan, dan tampaklah sosok Kaisar Hei Zhang berjalan masuk dengan langkah tenang namun penuh wibawa. Wajahnya tegas, tatapannya tajam. Tak ada lagi bekas kelemahan seperti yang dikira semua orang."Yang Mulia Kaisar ...." bisik salah satu pejabat dengan suara tercekat.Selir Yu membeku di tempat, wajahnya memucat. “Tidak mungkin ... dia ... dia sudah hampir mati … bagaimana bisa hidup kembali dan sehat?” bisiknya dengan mata terbelalak kaget. Pangeran kedua Feng Shui yang tadi lantang memojokkan Putra Mahkota Hei Long, kini mundur setengah langkah dengan ekspresi terkejut.Kaisar Hei Zhang berhenti di tengah aula. Suaranya bergema,
Di tengah keheningan malam yang mulai diselimuti kabut tipis, Zhao Xueyan dan Tian Ming bergerak diam-diam mengikuti dua sosok yang mencurigakan—tangan kanan Pangeran Kedua Feng Shui dan pria bertato ular di lehernya. Keduanya berjalan cepat, keluar dari wilayah utama Kekaisaran Heifeng, melewati gerbang samping yang dijaga dengan longgar, seolah segalanya sudah direncanakan agar tidak mencolok.Tian Ming menatap tajam ke arah jalan setapak berbatu yang mereka lewati, sementara Zhao Xueyan menyesuaikan langkahnya agar tidak menginjak ranting. Mereka menyusup melalui bayang-bayang pepohonan dan bangunan kosong, mengikuti dari kejauhan."Ke mana mereka pergi?" gumam Tian Ming pelan.Zhao Xueyan menjawab lirih, "Sepertinya ke arah perbatasan luar... terlalu jauh untuk hanya sekadar bertukar informasi. Mereka menyembunyikan sesuatu."Beberapa waktu kemudian, ketika mereka mulai mendekati area perbatasan Kekaisaran, Zhao Xueyan memberi isyarat tangan untuk berhenti. Dari balik semak tinggi
Feng Shui menghela napas berat. “Jadi tabib muda itu benar-benar menyembuhkannya?”Selir Yu menatap putranya dalam-dalam. “Bagaimana dengan penyelidikanmu? Siapa dia sebenarnya?”Feng Shui menyilangkan tangan dan bersandar di salah satu tiang. “Orang-orangku mengatakan dia hanya tabib muda bodoh dari kota perbatasan. Tidak punya latar belakang penting, tidak ada hubungan dengan klan atau sekte mana pun. Hanya ....”“‘Hanya’?” potong Selir Yu dengan cepat, matanya menyipit tajam.Feng Shui menghela napas. “Hanya saja ... gerak-geriknya terlalu tenang. Bahkan saat dia tahu sedang diawasi, dia tak panik. Dan anehnya lagi ... saat mata-mataku mencoba mendekat, dia justru mengelabui mereka seolah tahu apa yang mereka pikirkan.”Selir Yu mencondongkan tubuhnya ke depan. “Kau masih meremehkannya?”Feng Shui terdiam sejenak. “Kurasa ... tidak lagi.”Hening menyelimuti ruangan sesaat sebelum Selir Yu kembali bicara dengan suara dingin, “Jika dia benar-benar ancaman, kita harus bertindak. Janga
Putra Mahkota mengepalkan tangan, nadanya mulai terdengar geram. “Aku bersumpah … jika benar itu ulah mereka—”Zhao Xueyan segera memotong, “Jangan gegabah. Ini bukan saatnya untuk beraksi terbuka. Kita harus pastikan mereka tidak merasa curiga. Biarkan mereka percaya bahwa Kaisar masih sakit seperti sebelumnya.”Kaisar Hei Zhang menarik napas pelan. “Aku mengerti. Aku akan berpura-pura tetap lemah … demi keselamatan istana ini.”Zhao Xueyan menunduk. “Saya akan kembali esok pagi untuk tahap terakhir. Sampai saat itu, jaga semuanya tetap seperti biasa.”Putra Mahkota menatapnya dengan mata penuh rasa hormat. “Terima kasih, Tabib Muda.”Zhao Xueyan hanya mengangguk singkat, lalu melangkah keluar dengan tenang, meninggalkan paviliun kaisar, sementara di belakangnya, dua pria kuat dari keluarga kekaisaran saling bertukar pandang penuh tekad. Kini, permainan kesabaran dan kecerdikan benar-benar dimulai.Setelah kepergian Zhao Xueyan, suasana di dalam kamar Kaisar Hei Zhang kembali hening.
Tian Ming menarik napas pelan. Ia tahu, ia tak bisa memperlakukannya seperti wanita istana biasa. Zhao Xueyan adalah Zhao Xueyan — wanita yang memilih jalannya sendiri.“Aku tidak akan menahanmu,” ujarnya akhirnya. “Hanya saja ... jangan terlalu mempercayai siapa pun di istana itu, termasuk sang putra mahkota.”Zhao Xueyan mengangguk pelan. “Aku tahu batasanku.”Dia berdiri, membenarkan jubah panjangnya, lalu tersenyum pada Niuniu dan Wu Liang. “Aku akan kembali sebelum matahari tenggelam.”Wu Liang membungkuk hormat. “Hati-hati, Nona.”Niuniu ikut bicara. “Jaga diri, nona.”Zhao Xueyan kemudian melangkah pergi bersama Nui, meninggalkan Tian Ming yang hanya bisa menatap punggungnya, menyembunyikan gejolak di dadanya. Hatinya merasa tak tenang, tapi ia memilih untuk percaya.Karena mencintai Zhao Xueyan ... berarti membiarkannya bebas.******Kini Zhao Xueyan telah berada kembali di kamar kaisar Hei Zhang. Suasana di dalam paviliun istana terasa hening, hanya terdengar suara lembut Zha