Keesokan paginya, matahari baru saja terbit ketika Zhao Xueyan dan Niuniu yang sudah berpakaian seperti pria keluar dari penginapan kecil di desa Ruyue. Jubah panjang mereka berkibar tertiup angin pagi yang sejuk. Wajah Zhao Xueyan tampak tenang namun penuh tekad, sementara Niuniu seperti biasa memasang ekspresi ceria namun waspada.Di sisi lain, Tian Ming dan Wu Liang sudah menunggu di depan dengan kuda-kuda yang telah dipersiapkan. Tian Ming dengan wajah dinginnya menatap Zhao Xueyan sekilas. "Kita siap bergerak?" tanyanya datar namun penuh otoritas.Zhao Xueyan mengangguk singkat. "Ya. Tujuan kita jelas—Kekaisaran Canghai."Wu Liang menatap guratan semangat di wajah para anggota kelompok itu. "Kita harus waspada. Jika Menteri Li Zhen terlibat, pasti akan ada banyak orang yang mencoba menghalangi kita."Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis. "Kalau begitu, biarkan mereka datang. Aku ingin tahu seberapa kuat mereka."Niuniu menepuk pundak Wu Liang sambil terkekeh. "Santai saja, Tuan Wu.
Saat Zhao Xueyan, Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang tiba di pintu Balairung Kekaisaran Canghai, mereka langsung dihadang oleh beberapa prajurit bersenjata lengkap. Suara derap langkah para prajurit menggema di antara tembok-tembok megah istana."Hentikan langkah kalian! Balairung Kekaisaran tidak boleh dimasuki sembarangan!" seru salah satu prajurit dengan nada tegas.Wu Liang hendak bergerak maju, tetapi Tian Ming mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk menahan diri. Wajahnya tetap datar namun penuh wibawa."Aku ingin berbicara langsung dengan Kaisar Canghai," kata Tian Ming dengan suara dingin.Para prajurit awalnya ragu, tetapi salah satu dari mereka, yang tampaknya memiliki pangkat lebih tinggi, tiba-tiba berubah pucat ketika melihat sesuatu yang diselipkan Tian Ming dari balik jubahnya—sebuah simbol otoritas yang sangat kuat dan rahasia.Tanpa membuang waktu, prajurit itu langsung berlutut. "Ampun, Tuan! Saya akan segera menyampaikan pesan ini kepada Yang Mulia Kaisar!"Dengan
Pejabat Li Zhen diseret keluar balairung oleh prajurit istana, teriakan marah dan tidak terimanya menggema di sepanjang lorong, tetapi tidak ada yang peduli. Kaisar Jing Hao tetap duduk dengan wibawa penuh di singgasananya, menatap tajam ke arah Zhao Xueyan yang berdiri dengan tenang di hadapannya."Kau cukup berani dan pintar, pemuda," ucap Kaisar Jing Hao dengan suara berat namun penuh rasa ingin tahu. "Entah kenapa aku merasa kita pernah bertemu sebelumnya."Zhao Xueyan yang sudah terbiasa menjaga rahasia dirinya tidak menunjukkan perubahan ekspresi sedikit pun. Dengan cepat, dia menundukkan kepala hormat. "Yang Mulia, saya rasa Anda keliru. Saya hanyalah seorang tabib pengembara, bukan seseorang yang layak dikenali oleh seorang kaisar agung seperti Anda."Namun, dalam hati Zhao Xueyan tahu bahwa Kaisar Jing Hao tidak sepenuhnya salah. Beberapa bulan lalu, dia memang bertemu dengan kaisar Canghai saat di kekaisaran Zhengtang. Di mana acara itu adalah ulang tahun selir Mei Xiao yan
Keempatnya kembali melanjutkan perjalanan di bawah langit cerah yang membentang luas. Zhao Xueyan yang biasanya tenang, kali ini terlihat sedikit bingung. Sebenarnya, dia ingin tahu ke mana arah tujuan Tian Ming dan Wu Liang setelah semua yang terjadi. Namun rasa penasaran itu akhirnya tak bisa lagi ditahan."Tuan muda Tian Ming," panggil Zhao Xueyan dengan nada santai tapi tegas. "Sebenarnya ke mana tujuanmu dan Wu Liang setelah ini?"Tian Ming yang menunggangi kudanya di samping Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis tanpa memperlihatkan banyak ekspresi. "Aku hanya mengikuti ke mana kau pergi."Zhao Xueyan mengernyit, jelas tidak puas dengan jawaban itu. "Aku bukan pemandu wisata," sindirnya. "Setiap orang punya tujuan masing-masing, termasuk kau."“Apa itu pemandu wisata?” tanya Tian Ming dengan wajah bingung. Zhao Xueyan mendengus, dia lupa jika sekarang berada di zaman kuno. Pasti orang-orang tidak akan mengetahui istilah-istilah tersebut.“Tidak perlu dibahas! Yang jelas, tujuan And
Wu Liang menelan ludah, matanya menyiratkan kekhawatiran. "Apa mungkin ada seseorang yang membantu mereka membuka portal ke dimensi ini?"Tian Ming mengangguk pelan. "Entah siapa yang cukup gila untuk bekerja sama dengan bangsa iblis. Tapi ini pertanda buruk."Jejak kabut semakin menipis, membuat mereka berhenti di sebuah celah kecil berbentuk lingkaran yang memancarkan energi gelap samar. Tian Ming menekan tangannya ke udara di depan mereka, dan aliran energi asing terasa jelas."Ini sisa portal dimensi," katanya dengan muram. "Mereka masuk dan keluar melalui celah ini."Wu Liang mengepalkan tinjunya. "Kita harus memberi tahu Nona Zhao Xueyan. Dia pasti punya cara untuk membantu."Tian Ming menghela napas panjang. "Iya, tapi jangan sampai dia tahu lebih banyak tentang keterlibatanku dengan benua ini. Aku punya alasan sendiri."Keduanya kembali ke tempat Zhao Xueyan dan Niuniu dengan hati penuh kewaspadaan. Bahaya yang mengintai tidak lagi sekadar bandit atau roh liar — kini ancaman y
Setelah memastikan gadis muda itu selamat di rumahnya, keempatnya berjalan menuju sebuah kedai sederhana yang tampak cukup ramai. Asap dari dapur tercium harum, memancing selera makan setelah perjalanan panjang.Tian Ming dan Wu Liang masuk lebih dulu dengan langkah tenang, sementara Zhao Xueyan dan Niuniu menyusul dari belakang. Kehadiran mereka langsung menarik perhatian para pengunjung, terutama beberapa gadis muda desa yang duduk di sudut kedai.Bisikan mulai terdengar di antara para gadis itu. “Lihat pria tampan itu … tinggi dan dingin sekali.”“Yang satunya juga tak kalah tampan, rambutnya hitam legam dan wajahnya seperti pangeran muda.”Mereka tidak tahu bahwa sosok yang mereka puji sebagai pangeran muda sebenarnya adalah Zhao Xueyan yang tengah menyamar sebagai pria. Niuniu yang tahu rahasia itu menahan tawa kecil di balik cangkir tehnya.Tian Ming, meskipun menyadari tatapan kagum dari para gadis, tetap menjaga ekspresi wajah datarnya. Namun Wu Liang yang lebih terbuka malah
Perjalanan menuju desa tempat lomba alkemis diadakan semakin ramai dan semarak. Zhao Xueyan serta yang lainnya melanjutkan perjalanan dengan tenang, meski suasana di sepanjang jalan dipenuhi hiruk-pikuk para peserta dan pendukung sekte alkemis. Kereta-kereta mewah berlalu dengan roda yang membelah jalan tanah, dihiasi lambang-lambang sekte besar yang terkenal karena keahlian mereka dalam alkimia.Zhao Xueyan yang menunggang kudanya dengan anggun memperhatikan suasana sekitar dengan tatapan tenang namun tajam.Niuniu yang berada di sampingnya menghela napas kagum. "Sepertinya acara ini benar-benar besar, Nona. Saya bahkan melihat lambang sekte Api Langit di salah satu kereta tadi," ujarnya sambil menunjuk ke arah kereta berhias simbol api merah menyala.Tian Ming yang berada di belakang mereka menatap lurus tanpa ekspresi, meski Wu Liang di sampingnya tampak penasaran dengan ramainya suasana. "Aku tidak menyangka desa kecil ini bisa jadi pusat perhatian sekte-sekte besar," gumam Wu Lia
Begitu mereka masuk ke dalam penginapan, mata Zhao Xueyan sempat terbelalak meski dia segera menyembunyikan keterkejutannya. Interiornya benar-benar memancarkan kemewahan. Lantai berkilauan seperti kristal, dindingnya dihiasi lukisan kuno berbingkai emas, dan aroma harum bunga langka memenuhi udara.Para tamu yang berada di ruangan utama mengenakan pakaian mahal dengan sikap angkuh khas para bangsawan. Namun, begitu melihat Tian Ming dan rombongannya diperlakukan dengan hormat luar biasa oleh pelayan, bisik-bisik mulai terdengar.“Siapa mereka?” seorang pria berbisik kepada rekannya. “Tidak sembarang orang bisa mendapat pelayanan istimewa seperti itu.”Penjaga yang membawa mereka berhenti di depan lorong khusus dengan pintu besar berlapis ukiran naga perak. Dengan satu isyarat, pintu itu dibuka, memperlihatkan ruangan yang jauh lebih mewah dibandingkan tempat lainnya.Karpet tebal berwarna merah marun membentang dari pintu masuk hingga balkon yang menghadap taman pribadi. Perabotan be
Tian Ming melompat ringan ke sisi Zhao Xueyan, auranya yang kuat membuat tanah di bawahnya sedikit retak. Mata hitamnya menatap lurus ke arah Fai Zang, pemimpin sekte sesat itu, yang kini tersenyum licik sambil menggenggam belati ritualnya.Zhao Xueyan berkata dengan datar, menatap Tian Ming. "Jadi, kau benar-benar seorang Kaisar?"Tian Ming tersenyum samar, namun tetap tajam. "Aku akan menjelaskannya nanti. Sekarang, biarkan aku yang menangani bajingan itu."Zhao Xueyan menatapnya sejenak sebelum akhirnya mengangguk dan berbalik. Dalam sepersekian detik, kilatan pedang melesat ke arahnya dari belakang—beberapa anak buah Fai Zang berusaha menyerangnya dengan licik!Zhao Xueyan berbicara pelan, namun tajam. "Bodoh."Crash!Brugh! Dalam satu gerakan cepat, Zhao Xueyan melompat ke udara, tubuhnya berputar ringan, dan pedangnya yang diselimuti Qi emas menebas tanpa ampun!Clang! Suara logam bertabrakan dan teriakan kesakitan menggema. Beberapa anak buah Fai Zang terpental dengan luka te
Niuniu menggerakkan cambuknya sekali lagi, namun kepala desa yang licik menarik seorang warga desa dan menggunakannya sebagai tameng hidup. Srak!Brugh! Kepala Desa tertawa keras menatap Niuniu. "Ha! Ha! Ha! Kau pikir semudah itu membunuhku, bocah?! Aku sudah hidup cukup lama untuk tahu cara bertahan!"Niuniu menyipitkan mata. Dia sudah menduga kepala desa akan melakukan hal semacam ini.Niuniu berkata dengan suara datar. "Kau memang licik … tapi aku lebih pintar."Kepala desa mendadak merasa ada sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Tangannya yang kuat perlahan mulai melemah, kakinya tiba-tiba kehilangan keseimbangan, dan tubuhnya mulai gemetar.Brugh! Kepala Desa terkejut. "A—apa yang terjadi?!"Niuniu menarik sudut bibirnya dalam senyuman dingin."Sejak kapan kau berpikir bahwa cambukku hanya sekadar senjata biasa?"Tatapan kepala desa membelalak saat menyadari cambuk yang mengenai kulitnya tadi telah dilapisi racun pelumpuh otot.Kepala Desa napasnya mulai terengah-engah, ketakutan.
Duar! Di tengah kekacauan, saat suara benturan senjata dan ledakan energi Qi menggema di balai desa, seseorang tiba-tiba muncul di tengah medan pertempuran.Langkahnya tenang, tetapi auranya begitu kuat hingga udara di sekitarnya terasa menekan.Dia adalah Tian Ming.Pemuda itu berdiri tegak, mengenakan jubah panjang berwarna gelap dengan corak emas membara.Tatapannya dingin dan tajam, memperlihatkan wibawa seorang penguasa sejati.Beberapa pria berjubah hitam yang hanya mengenakan celana itu mulai merasa gentar.Mereka bisa merasakan aura mengerikan yang mengalir dari tubuh Tian Ming.‘Siapa pemuda itu?’ batin mereka bertanya-tanya. Namun, di tengah ketegangan itu, Fai Zang yang baru saja pulih dari luka akibat serangan Zhao Xueyan, berdiri dengan penuh amarah.Darah masih mengalir dari sudut bibirnya, tetapi senyum liciknya tidak luntur.Fai Zang menyeringai lebar. "Jadi, kau akhirnya menampakkan diri, Kaisar Muda Tian Ming."Tian Ming tidak menjawab, hanya menatapnya dengan ding
Saat belati hitam itu hampir menusuk Zhao Xueyan, teriakan keras terdengar dari sisi lain altar."Jangan!!"Itu suara Niuniu, penuh ketakutan.Namun, sebelum belati itu benar-benar menyentuh kulit Zhao Xueyan, sebuah batu kecil melesat cepat, menghantam belati dengan tepat, membuatnya terlepas dari genggaman Fai Zang dan terpental ke tanah.Clang!Bunyi logam menghantam batu bergema di udara yang sunyi.Seisi balai desa membeku sejenak.Mata Fai Zang membelalak, raut wajahnya berubah dari keterkejutan menjadi kemarahan yang membara.Dia menggeram, lalu berteriak murka, suaranya menggema di antara para pengikutnya."Siapa yang berani mengganggu ritualku?!" teriak Fai Zang murka. Para pria berjubah hitam segera waspada, mata mereka menyapu setiap sudut, mencari si pembuat onar.Beberapa dari mereka mulai bergerak, menyiapkan serangan, tetapi mereka tidak tahu dari mana batu itu berasal.Di tengah hiruk-pikuk itu, Zhao Xueyan melirik Tian Ming.Dan benar saja—pemuda itu berdiri dengan e
Udara di balai desa Yingshi terasa semakin mencekam. Cahaya bulan yang seharusnya menerangi malam kini tertutup kabut hitam, seolah alam pun tak ingin menyaksikan kekejian ini.Para pria desa dan pria berjubah hitam mulai melepas pakaian atas mereka, memperlihatkan tubuh mereka yang penuh dengan tato hitam berliku-liku, lambang dari kultivasi hitam yang mereka jalankan.Dengan senyum puas, mereka mengambil mangkuk kayu berisi dar*h segar—d*rah dari anak-anak yang telah menjadi tumbal sebelumnya—dan menyiramkannya ke tubuh mereka sendiri.Bau anyir darah memenuhi udara.Anak-anak yang masih hidup gemetar, beberapa menutup mata, sementara yang lain hanya bisa mengerang tanpa suara karena lidah mereka telah dipotong.Sementara itu, di alam pikirannya, Zhao Xueyan berbicara dengan Bai Long.‘Nona, ritual ini sudah dimulai. Jika kita tidak segera bertindak, mereka akan mengorbankan anak-anak itu.’ kata Bai Long yang berada di dalam pikiran Zhao Xueyan. "Aku tahu … tapi kita tidak bisa ber
Beberapa warga desa, terutama para perempuan, hanya bisa menatap iba ke arah Zhao Xueyan, Wu Liang, dan Niuniu yang diseret dengan rantai energi gelap. Mereka tak berani bicara, meski mata mereka jelas menunjukkan kesedihan.Mereka tahu apa yang terjadi di desa ini, mereka tahu kejahatan suami dan keluarga mereka, tapi mereka tak berdaya untuk melawan.Di atas altar batu besar yang berdiri di tengah balai desa, seorang pria berjubah hitam merah berdiri dengan angkuh. Aura keji memancar dari tubuhnya, menunjukkan bahwa dialah pemimpin mereka.Namanya Fai Zang."Akhirnya … kalian datang juga ke altar pengorbanan ini." Suara Fai Zang terdengar berat dan dingin, menciptakan ketakutan mendalam di hati siapa pun yang mendengarnya. Pria berjubah hitam merah itu menyapu pandangan ke arah Zhao Xueyan dan teman-temannya, bibirnya menyunggingkan senyum sinis penuh kepuasan.Di belakangnya, dua puluh pria berjubah hitam, para kultivator sesat yang haus kekuatan, berdiri tegap.Fai Zang melangkah
Rantai besi yang dipenuhi energi gelap mengekang tubuh Zhao Xueyan, Wu Liang, dan Niuniu, membuat setiap langkah mereka terasa berat.Mereka diseret paksa oleh para kultivator hitam dan warga desa Yingshi yang tersenyum puas.Niuniu menundukkan kepala, suaranya lemah namun penuh penyesalan."Nona … ini semua salahku. Jika aku tidak tertangkap, kau tidak akan mengalami ini."Zhao Xueyan meliriknya dan menggeleng ringan. "Jangan salahkan dirimu, Niuniu. Kita belum kalah."Wu Liang yang berjalan di samping mereka tetap diam, matanya dingin, memperhatikan sekitar, mencari celah untuk bertindak.Di sela-sela langkah mereka yang terseret paksa, Zhao Xueyan menoleh ke Niuniu yang masih tertatih, napasnya berat, wajahnya penuh luka lebam."Niuniu, bagaimana kau bisa tertangkap?" suara Zhao Xueyan tetap tenang, meski ada ketegangan di dalamnya.Niuniu terdiam sejenak, matanya menerawang, mengingat kembali kejadian beberapa saat yang lalu.Niuniu berlari di bawah cahaya bulan, niatnya ingin men
Dalam sekejap, salah satu monster menerjang Zhao Xueyan dengan kecepatan mengerikan.Sreek! Cakarnya yang hitam tajam melesat dan mengenai bahu Zhao Xueyan, menyebabkan goresan membiru di kulitnya. Aura hitam dari cakaran itu berdesir, menyebarkan racun yang seharusnya melumpuhkan siapa pun yang terkena.Wu Liang yang melihat itu langsung berseru, "Nona Zhao, hati-hati!"Namun, Zhao Xueyan tetap berdiri tegap. Dia melirik luka di bahunya sejenak, lalu menghela napas ringan."Ternyata cakarmu beracun … tapi sayangnya, itu tidak berpengaruh padaku," ucap Zhao Xueyan dengan nada datar.Ketiga monster itu membelalakkan mata mereka. Mereka terkejut."Bagaimana mungkin?! Racun ini bisa membunuh siapa pun dalam hitungan detik!" salah satu dari mereka menggeram.Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis. "Sayangnya, aku sudah kebal terhadap racun sejak lama."Wu Liang yang mendengar itu menghela napas lega, tapi segera kembali waspada. Dia tidak memiliki ketahanan racun seperti Zhao Xueyan.Zhao Xue
Pertempuran kembali memanas. Kali ini Zhao Xueyan tidak memberi kesempatan sedikit pun. Gerakannya semakin cepat, bagaikan bayangan yang sulit diikuti. Pedangnya berkilauan di bawah sinar bulan, setiap tebasannya meninggalkan jejak emas di udara. Sementara tangan kirinya dengan cekatan mengayunkan sesuatu—jarum beracun! Swiish! Swiish! Dua pria berjubah hitam yang berada di barisan belakang tersentak. Wajah mereka seketika berubah pucat, tubuh mereka mengejang sebelum akhirnya membakar diri sendiri menjadi abu! "Apa-apaan ini?!" salah satu pria berjubah hitam tersentak mundur, matanya melebar ketakutan. "Jarum itu ... racun macam apa yang kau gunakan?!" pria lainnya berteriak panik. Zhao Xueyan tetap tenang. Matanya yang tajam hanya memancarkan ketenangan dan dominasi. "Jika kalian takut, mengapa masih di sini?" katanya dingin, sebelum kembali melesat ke depan. Wu Liang, yang sudah terbiasa bertempur bertahun-tahun, tak bisa menahan decak kagumnya. Dantian unik milik Zhao Xuey