Share

Bab 92

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Raka mendorong pintu mobil dan bergegas mendekat Dia langsung memeluk Elena dalam dekapannya.

Kemudian, ekspresi wajah Raka berubah dingin. Di dahi Elena, ada luka gores besar yang masih mengeluarkan darah segar!

"Elena, ceritakan sama Papa," kata Raka, berusaha menjaga nada suaranya agar tetap lembut sambil menahan amarah yang sedang berkobar di dadanya, "Apa yang sebenarnya terjadi, kok kamu bisa luka seperti ini?"

Tak kuasa menahan lagi, Elena menangis dengan tubuh bergetar, "Aku nggak tahu apa-apa, Pa. Leo tiba-tiba mendorongku dari belakang, hiks hiks hiks ...."

"Elena anak yang baik," kata guru kelasnya yang mendekat dengan wajah penuh penyesalan. "Dia baru saja bergabung di sekolah, Bu, Pak. Wajar kalau Elena dijahili oleh anak-anak lain, saya ... benar-benar minta maaf."

"Ini bukan salah ibu guru," ujar Sherly, yang berdiri bergetar dalam kemarahan. "Raka, Mama baru saja cek rekaman CCTV, memang Leo yang sengaja mendorong Elena. Lihat, anak itu sampai terluka, kepalanya samp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 93

    Keluarga mereka kini bukan lagi keluarga lemah seperti dulu, bahkan Deston Group yang terkenal itu pun telah berubah menjadi New Randala Group. Hari ini, mereka harus memastikan Elena mendapatkan keadilan!"Saya mengerti apa maksud Pak Yogi!" ujar Raka sambil memeluk Elena. Dia menoleh sejenak ke Sherly dengan kilatan dingin terlihat jelas di matanya. "Ma, dahi Elena luka. Itu berarti Mama juga harus membuat wajah nenek-nenek itu luka! Tampar wajah orang tua itu dengan keras, Ma. Tampar sekuat-kuatnya!"Apa?! Sherly terkejut. Dia hendak mengangkat tangannya sebelum akhirnya menurunkannya kembali. "Kayaknya nggak perlu, ya nggak, sih? Kita ‘kan harus berperilaku berdasarkan prinsip. Meski dia nggak mau minta maaf, tapi ‘kan kita ....""Nggak pakai tapi, Ma," Raka memotong dengan tegas, suaranya terdengar dingin. "Mama lanjutkan saja. Tampar saja sekuat tenaga! Aku yang akan melindungi Mama."Sherly merasakan gelombang kehangatan di dalam hatinya. Lihat, itulah menantunya! Kejam, liar,

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 94

    Rudolf berteriak keras-keras di depan resepsionis, takut kalau-kalau para pemuda dari kota provinsi itu tidak bisa melihat betapa seriusnya dia. Rudolf meletakkan kartu bank di meja, "Cepetan, kita nggak kekurangan duit!""Rudolf? Pak, Anda ini Rudolf dari keluarga Randala lama, ya?" Resepsionis memeriksa informasi di komputer dengan sopan bertanya."Apa-apaan keluarga Randala lama? Di Malda ini, keluarga Randala ya cuma kami!"Rudolf malu bukan kepalang. Dasar resepsionis cerewet! Jika para pemuda ini tahu bahwa di Malda selain Randala Group ada juga New Randala Group, mereka pasti akan tertawa terbahak-bahak.Rudolf tidak bisa kehilangan muka seperti ini!Lucy, dasar wanita murahan, tunggu saja! aku mendapatkan dukungan dari para pemuda dari ibu kota ini, aku akan melihat bagaimana aku bisa menghadapimu!Rudolf penuh dengan kemarahan, wajahnya terlihat sangat kejam!"Maaf, ya, Pak."Dengan senyum profesional, resepsionis langsung menjawab, "Kami tidak melayani orang dari keluarga Ran

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 95

    Hans lagi-lagi melirik Raka dengan tatapan yang meremehkan. Dia merasa menangani Raka itu lebih gampang daripada menginjak semut!“Mari kita tinggalkan dulu masalah pemukulan tadi. Tapi, perihal urusan internal keluarga Randala ini, izinkan aku untuk berbicara apa adanya. Di Malda, kurasa nggak ada yang berani tidak menghargai keluarga Zamrud.” Setelah mengatakan hal tersebut, Hans mencolek Rudolf dengan pandangan sinis.Tanpa menunggu lama, Rudolf langsung mengangguk sambil membungkuk. Dia mencoba bersikap menyenangkan, “Betul itu, Kak Hans. Kalau Kak Hans suruh saya makan kotoran juga saya nggak akan nolak!”“Ah, nggak usah segitunya!”Hans tersenyum lebar, puas, lalu kembali memandang Lucy. Dari pengalamannya, biasanya wanita mana pun akan langsung jatuh ke pelukannya. Karena selain tampan, latar belakangnya yang kuat biasanya juga mudah membuat para wanita terpikat!“Maaf, ya, saya nggak kenal kamu.” Lucy menjawab dengan wajah dingin, sambil menggandeng lengan Raka, “Raka, yuk, kit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 96

    Raka berbalik lagi. Dia melihat ke arah seorang laki-laki kaya lainnya, kemudian berkata dingin, "Kamu juga cari mati?""Ja- jangan marah, Pak. Saya nggak kenal Hans, saya hanya ... hanya lewat."Anak orang kaya itu mengusap keringat di dahinya, suaranya gemetar. Pria itu tidak berani berdiam lebih lama lama lagi di sana. Setelah mengatakan itu, dia berlari terbirit-birit ke keluar. Terlihat sangat memalukan!Anak orang kaya itu berlari keluar dari pintu utama dengan tergesa-gesa. Raka kemudian membawa Lucy menuju ruangan pribadi. Hotel pun beroperasi seperti biasa, seolah-olah tidak ada yang terjadi.Sementara itu, di belakang hotel, ada dua orang yang merangkak naik dari tempat pembuangan sampah. "Sialan, bajingan!" Hans menggenggam tinjunya, tubuhnya bergetar!Dia berasal dari keluarga Zamrud. Bagaimana bisa Hans mendapat penghinaan seperti ini? Jika kejadian ini terdengar sampai ke ibu kota provinsi, pamor terhormat keluarga Zamrud pasti hancur! Raka harus mati!"Kak Hans, Raka ini

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 97

    Jadi dia istrinya Raka? Bagus! Nanti kalau Hans berhasil membawa Lucy ke atas ranjang, Lucy akan “dihabisi” langsung di depan Raka!***Sore itu, sekitar pukul lima.“Pak, maaf sudah menunggu lama.”Sepasang lelaki dan perempuan berjalan masuk ke dalam ruangan suite presiden di mana Hans berada. Yang laki-laki tinggi besar, yang perempuan cantik. Meski jenis kelamin mereka berbeda, tapi keduanya terlihat sangat mirip. Mereka adalah sepasang kembar. Keduanya tidak membawa senjata apa pun di tangan mereka. Akan tetapi, mereka memancarkan aura kejam dan berbahaya, membuat siapa pun yang melihatnya merinding ketakutan. “Akhirnya kalian datang juga!” Hans berbaring di atas ranjang empuk dengan seorang wanita cantik di pelukannya. Sebelah tangannya memegang rokok yang menyala. Dia terlihat sangat licik. “Biima, Bintari, dengarkan aku baik-baik! Kalian harus menghabisi orang yang bernama Raka itu. Pastikan tidak ada jejak. Kalau tugas ini gagal, kalian tahu apa akibatnya!”“Baik.” Kedua ka

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 98

    Pa, aku tahu!” Lucy mengerutkan keningnya, kemudian tiba-tiba berdiri. Seakan baru saja terpikirkan sesuatu, “Pasti karena keluarga Zamrud!”Hanya keluarga Zamrud di ibu kota provinsi yang bisa mengontrol begitu banyak perusahaan dan memiliki jaringan hubungan yang kuat seperti itu. Lucy sendiri menolak Hans, dan Raka bahkan sampai memukulnya. Kejadian ini pasti merupakan balas dendam dari Hans, bahkan mungkin dari keluarga Zamrud!Para mitra bisnis yang tahu mereka tidak bisa menandingi keluarga Zamrud, akhirnya memilih untuk menghentikan kerjasama dan menjaga jarak dari New Randala Group.Saat terpikirkan hal ini, ekspresi Lucy menjadi sangat buruk. Keluarga Zamrud itu bukanlah lawan yang bisa mereka hadapi dengan mudah."Lucy, coba sekarang laporkan situasinya sama Papa."Rommy mengambil napas dalam-dalam, mencoba kembali tenang. Dia mengerti, semakin kritis situasinya, semakin dia tidak boleh panik. Jika dia sebagai chairman sampai panik, maka New Randala Group habis sudah!"Situas

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 99

    Bintari merapikan rambut pendeknya yang terpotong rapi sebatas telinga, tubuh jangkungnya tegap, tangannya memegang sebilah pisau hitam yang siap untuk menyerang. Raka, dengan pandangan tajam, perlahan mengucapkan, “RazorEdge Commandos!”Apa?!Keduanya terkejut bukan main. Mereka saling pandang dengan raut wajah penuh ketidakpercayaan.Bagaimana mungkin, di tempat sekecil Malda, ada orang yang bisa langsung mengenali mereka?Siapakah gerangan pria yang bernama “Raka” ini?"Baru saja beberapa hari, Al sudah nggak bisa mengendalikan anak buahnya lagi."Dengan wajah yang tetap datar, Raka masih menatap mereka, suaranya semakin dalam, “Sebegitu parahkah dia sebagai komandan, sehingga dia nggak layak lagi memegang jabatan itu, dan … kalian, sadar kesalahan apa yang sudah kalian lakukan?”Bima dan Bintari gemetar. Mereka seakan dipukul oleh benda keras tepat di kepalanya. Pikiran menjadi kosong; Bintari bahkan hampir terjatuh karena tersandung, tapi berhasil ditahan oleh Bima agar tetap berd

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 100

    Kedua bersaudara itu langsung tegang, tersenyum getir. Di depan Dewa Perang Raka, memperlihatkan kemampuan hanya akan terasa seperti anak-anak yang bermain-main di depan ahli. Sungguh, mereka ini seperti mencoba menunjukkan keahlian di hadapan seseorang yang jauh lebih hebat dibandingkan mereka.Apalagi, jika berani bertindak kurang ajar terhadap Dewa Perang, meskipun mungkin oleh Dewa Perang sendiri dimaafkan, tapi pasti tidak akan ada kata ampun bagi mereka dari pihak militer. Siapa pun yang berani menghina Dewa Perang, maka tak ada pilihan lain selain mati!"Jangan sampai kalian mencemarkan nama baik RazorEdge!" kata Raka dengan tegas, lalu dia berpaling dan pergi. Sementara itu, Bima dan Bintari hanya bisa memandangi Raka pergi dan merenung dalam diam. Tubuh mereka seperti dibasahi keringat dingin.Mereka sangat menyadari, jika saja Dewa Perang tidak memaafkan mereka, mereka bisa jadi sudah menjadi dua sosok mayat kaku di tanah!"Keluarga Zamrud ternyata berani mengganggu Dewa Per

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status