“Padahal kamu sudah begitu percaya sama aku dan menyerahkan seluruh pengelolaan perusahaan sama aku, tapi dalam beberapa hari saja, perusahaannya malah jadi seperti ini ….” Suara Lucy bergetar. Dia tak bisa lagi menahan air matanya, “Raka, maafkan aku!”Raka menatap istrinya dengan penuh kelembutan. Dia mendekat kemudian dengan lembut menghapus air mata di wajah Lucy, lalu tersenyum ringan, “Dengarkan aku, ambil saja keputusan dengan berani! Siapa pun yang mengajukan resign, setujui saja semua!”“Disetujui semua?”Di dalam ruangan, para eksekutif saling pandang kemudian menggelengkan kepala, “Nggak bisa, nggak bisa! Kalau kita membiarkan para karyawan pergi, operasi perusahaan jadi nggak jalan, dong. Perusahaan kita justru akan makin berantakan!”Raka melihat ke arah para eksekutif, sudut bibirnya perlahan terangkat, “Nggak usah khawatir, tunggu saja!”Tunggu apa? Menunggu perusahaan jadi bangkrut?Orang-orang di sana kebingungan, manajer HR bahkan lebih cemas lagi, “Bagaimana pun juga
Bukan sekedar hormat, lebih tepatnya takjub tapi takut!Mengingat posisi Hendra, bahkan para taipan konglomerat dengan kekayaan triliunan pun harus memujinya. Namun, Hendra bahkan membungkuk dalam pada Raka!!Lucy mengerucutkan bibir merahnya, sedikit mengeluh sambil melirik Raka. “Orang ini, barusan masih bilang nggak ada hubungannya sama dia!” batin Lucy.Raka yang sedang bermain ponsel, mengangkat mata melihat Hendra. Dia memberikan sebuah anggukan kecil sebagai isyarat, dan melambaikan tangan meminta Hendra duduk. Hendra menghapus keringat di dahinya sebelum akhirnya berani duduk.Raka tidak mempedulikan orang lain, dia hanya memberikan pandangan singkat pada Hendra, dan dengan suara datar berkata, "Urusan kerja, Lucy yang akan bertanggung jawab sepenuhnya, kamu tahu harus bagaimana.""Ya, ya!" Hendra mengangguk berkali-kali, lalu segera melihat ke arah Lucy, menepuk-nepuk dadanya, "Bu Lucy, berdasarkan kalimat Pak Raka tadi, maka ... saya memutuskan, bank kami akan menyediakan pi
Setelah mengantar Hendra pergi, Lucy dan para eksekutif lainnya terpaku di tempat. Mereka merasa seolah-olah baru saja bangun dari mimpi. Kejadian tadi terlalu luar biasa untuk dipercaya. Di saat kelangsungan hidup perusahaan terancam dan kebangkrutan sudah tampak jelas di depan mata, tiba-tiba segalanya berubah. Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, dana yang didapat tadi hanya merupakan pinjaman awal. Tertulis jelas dalam kontrak, bahwa dalam tiga tahun ke depan, akan ada kucuran dana tanpa batas dari bank untuk New Randala Group. Seberapa besar pun kekurangan dana yang dihadapi perusahaan nantinya, mereka akan bisa dengan mudah mengatasinya. Ini semua pasti berkat pengaruh Raka!“Terima kasih, Bu Lucy, Pak Raka. Kami akan kembali bekerja!” Wajah para eksekutif itu pun merona karena kegembiraan setelah baru saja mendapatkan pendanaan. Mereka bergegas kembali ke posisi masing-masing untuk segera menyelesaikan masalah gaji karyawan. Terutama departemen HR, yang langsung menjalank
Malam itu, Hans dan Rudolf menyekap Elena sebagai sandera. Lihat saja apa lagi yang Raka bisa lakukan!"Elena!"Sebuah teriakan marah tiba-tiba terdengar dari luar kamar suite presiden, bergema di lorong.Itu Raka! Di koridor, beberapa staf hotel terkejut melihat Raka yang berjalan dengan langkah tergesa-gesa dan Lucy yang terlihat sangat cemas. Mereka segera mendekat, "Pak, Bu, apa ada yang ….""Minggir!" Seru Raka. Dia menyingkirkan beberapa staf itu, kemudian terus berjalan cepat menuju pintu kamar hotel. Raka membuka paksa, dengan keras menendang pintunya.Brak!!Pintu alloy anti maling yang mahal itu langsung terlempar oleh tendangan Raka. Bahkan dinding tempat pintu itu tertanam pun bergetar hebat. Serpihan semen berjatuhan hingga memperlihatkan beton dan besi yang bengkok dan rusak di dalamnya!"Akhirnya kamu datang juga!"Hans dengan santainya duduk dengan kaki terangkat. Dia santai saja melihat Raka yang masuk dengan paksa, lalu menoleh ke Lucy dengan senyum licik, "Berani sek
Hans melirik Raka dengan tatapan sinis, lalu menoleh ke Lucy yang sedang menangis tersedu-sedu. Dia kembali tertawa sombong, “Nggak mau berlutut, ya? Oke kalau begitu! Rudolf, panggil semua pelayan hotel masuk ke sini!" Hans ingin mempermalukan Raka di depan umum. Dia ingin mengembalikan kehormatan dirinya yang hilang pada pertemuan terakhir mereka. Hans ingin semua staf hotel menyaksikan, si cantik nomor satu Malda, bisa dia perlakukan semena-mena. Dan Raka, suami dari wanita tercantik itu, hanya bisa seperti anjing mati, berlutut patuh di hadapannya, Hans!"Masuk, semua masuk!" Tanpa ragu, Rudolf segera berlari keluar pintu, memanggil semua pelayan yang bergetar ketakutan di lorong dan beberapa penjaga keamanan hotel. Ada total belasan orang di sana. Mereka semua memenuhi kamar suite presiden tersebut. "Kerja bagus, Rudolf!" ujar Hans, kemudian kembali menoleh ke Raka dan berkata, "Raka, kamu nggak mau berlutut, ‘kan? Nggak apa-apa! Sekarang kuhitung sampai tiga. Kalau kamu masih j
"Sekarang dengarkan baik-baik. Semua yang kamu lakukan ini, di depanku hanya seperti permainan anak-anak. Keluarga besar Zamrud yang katanya terkemuka di ibu kota provinsi, di mataku, nggak lebih dari semut yang bisa kuhancurkan kapan saja!" Hans tergeletak di lantai, tulang punggungnya seakan mau patah. Dia menjerit kesakitan, terdengar menyedihkan, "Lepaskan aku. Aku adalah Hans Zamrud. Kalau kamu berani menyakitiku, aku …." Suara Hans tiba-tiba terhenti! Raka mendengus dingin, kakinya bergerak. “Krak, krak!” Suara retakan tulang terdengar nyaring di ruangan itu. Kedua lengan dan kaki Hans, serta bagian vitalnya, dihancurkan oleh Raka! "Aaah!!" Hans berteriak kesakitan. Badannya bergetar, matanya terbelalak. Hans kemudian pingsan. "Hah???" Di dalam kamar presidential suite hotel itu, beberapa karyawan hotel dan satpam yang baru saja masuk terpaku melihat kejadian itu. Mereka gemetar. Inikah suami Bu Lucy yang juga merupakan kepala keamanan dari New Randala Group? Raka? Brutal se
Sebenarnya pria seperti apa Raka?! Dia seperti sebuah misteri. Setiap kali Lucy merasa akan mengungkap rahasia dibalik topengnya, tiba-tiba dia menemukan bahwa rahasia Raka seolah bertambah ... Akan tetapi, tidak peduli bagaimana pun Raka, dia adalah suami Lucy. Itu saja sudah cukup!"Raka ...."Lucy menerima dan menyimpan kartu hitamnya. Dia memeluk erat putrinya di dalam, kemudian seakan teringat sesuatu. Lucy berkata, "Pas Elena diculik Hans, Papa Mama masih menunggu di rumah. Kita harus segera pulang!"Raka mengangguk. Dia mengambil Elena dari pelukan Lucy, kemudian turun menggunakan lift. Mereka beranjak pulang. Parscha meninggalkan Hotel Malda, melaju kencang di jalan raya kota.Di kursi penumpang, Lucy memeluk erat putri kecilnya yang tertidur. Dia mengingat kembali kejadian menegangkan malam itu, wajahnya masih tak bisa menyembunyikan rasa terkejut.Ponsel Raka tiba-tiba bergetar. Sepertinya ada panggilan masuk."Thomas?!" Raka sedikit mengerutkan dahi saat melihat tampilan pa
Bahkan jika seluruh kekuatan bawah tanah ingin berurusan dengan Thomas pun, selama ada dukungan dari Bos Raka-nya, dia tidak akan merasa takut sama sekali! Raka juga tersenyum. Dia memiliki rencananya sendiri. Kota Malda adalah kota yang sangat penting! Dari segi lokasi geografis, Malda terletak di jantung garis pantai Nagota. Tempat itu menjadi tali pengikat penting dalam pertukaran internasional. Meskipun keuntungan geografis membawa keuntungan ekonomi yang besar, tapi selama bertahun-tahun ini tetap saja tak terhindarkan ada beberapa "lalat" menjijikkan yang terbang masuk dari luar negeri. Membersihkan setiap ancaman tersembunyi itu akan sangat bermanfaat bagi pengembangan ekonomi Malda. Sebagai Dewa Perang Nagota, meskipun sudah pensiun, Raka masih merupakan pilar negara! Kali ini Malda, kolam kecil yang telah lama tenang ini, akan benar-benar berbalik!...Di pinggiran kota Malda, Paviliun Aurora Timur. Klub ini jelas berbeda dari klub malam sejenis di pusat kota. Karena, tem