Setelah mengantar Hendra pergi, Lucy dan para eksekutif lainnya terpaku di tempat. Mereka merasa seolah-olah baru saja bangun dari mimpi. Kejadian tadi terlalu luar biasa untuk dipercaya. Di saat kelangsungan hidup perusahaan terancam dan kebangkrutan sudah tampak jelas di depan mata, tiba-tiba segalanya berubah. Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, dana yang didapat tadi hanya merupakan pinjaman awal. Tertulis jelas dalam kontrak, bahwa dalam tiga tahun ke depan, akan ada kucuran dana tanpa batas dari bank untuk New Randala Group. Seberapa besar pun kekurangan dana yang dihadapi perusahaan nantinya, mereka akan bisa dengan mudah mengatasinya. Ini semua pasti berkat pengaruh Raka!“Terima kasih, Bu Lucy, Pak Raka. Kami akan kembali bekerja!” Wajah para eksekutif itu pun merona karena kegembiraan setelah baru saja mendapatkan pendanaan. Mereka bergegas kembali ke posisi masing-masing untuk segera menyelesaikan masalah gaji karyawan. Terutama departemen HR, yang langsung menjalank
Malam itu, Hans dan Rudolf menyekap Elena sebagai sandera. Lihat saja apa lagi yang Raka bisa lakukan!"Elena!"Sebuah teriakan marah tiba-tiba terdengar dari luar kamar suite presiden, bergema di lorong.Itu Raka! Di koridor, beberapa staf hotel terkejut melihat Raka yang berjalan dengan langkah tergesa-gesa dan Lucy yang terlihat sangat cemas. Mereka segera mendekat, "Pak, Bu, apa ada yang ….""Minggir!" Seru Raka. Dia menyingkirkan beberapa staf itu, kemudian terus berjalan cepat menuju pintu kamar hotel. Raka membuka paksa, dengan keras menendang pintunya.Brak!!Pintu alloy anti maling yang mahal itu langsung terlempar oleh tendangan Raka. Bahkan dinding tempat pintu itu tertanam pun bergetar hebat. Serpihan semen berjatuhan hingga memperlihatkan beton dan besi yang bengkok dan rusak di dalamnya!"Akhirnya kamu datang juga!"Hans dengan santainya duduk dengan kaki terangkat. Dia santai saja melihat Raka yang masuk dengan paksa, lalu menoleh ke Lucy dengan senyum licik, "Berani sek
Hans melirik Raka dengan tatapan sinis, lalu menoleh ke Lucy yang sedang menangis tersedu-sedu. Dia kembali tertawa sombong, “Nggak mau berlutut, ya? Oke kalau begitu! Rudolf, panggil semua pelayan hotel masuk ke sini!" Hans ingin mempermalukan Raka di depan umum. Dia ingin mengembalikan kehormatan dirinya yang hilang pada pertemuan terakhir mereka. Hans ingin semua staf hotel menyaksikan, si cantik nomor satu Malda, bisa dia perlakukan semena-mena. Dan Raka, suami dari wanita tercantik itu, hanya bisa seperti anjing mati, berlutut patuh di hadapannya, Hans!"Masuk, semua masuk!" Tanpa ragu, Rudolf segera berlari keluar pintu, memanggil semua pelayan yang bergetar ketakutan di lorong dan beberapa penjaga keamanan hotel. Ada total belasan orang di sana. Mereka semua memenuhi kamar suite presiden tersebut. "Kerja bagus, Rudolf!" ujar Hans, kemudian kembali menoleh ke Raka dan berkata, "Raka, kamu nggak mau berlutut, ‘kan? Nggak apa-apa! Sekarang kuhitung sampai tiga. Kalau kamu masih j
"Sekarang dengarkan baik-baik. Semua yang kamu lakukan ini, di depanku hanya seperti permainan anak-anak. Keluarga besar Zamrud yang katanya terkemuka di ibu kota provinsi, di mataku, nggak lebih dari semut yang bisa kuhancurkan kapan saja!" Hans tergeletak di lantai, tulang punggungnya seakan mau patah. Dia menjerit kesakitan, terdengar menyedihkan, "Lepaskan aku. Aku adalah Hans Zamrud. Kalau kamu berani menyakitiku, aku …." Suara Hans tiba-tiba terhenti! Raka mendengus dingin, kakinya bergerak. “Krak, krak!” Suara retakan tulang terdengar nyaring di ruangan itu. Kedua lengan dan kaki Hans, serta bagian vitalnya, dihancurkan oleh Raka! "Aaah!!" Hans berteriak kesakitan. Badannya bergetar, matanya terbelalak. Hans kemudian pingsan. "Hah???" Di dalam kamar presidential suite hotel itu, beberapa karyawan hotel dan satpam yang baru saja masuk terpaku melihat kejadian itu. Mereka gemetar. Inikah suami Bu Lucy yang juga merupakan kepala keamanan dari New Randala Group? Raka? Brutal se
Sebenarnya pria seperti apa Raka?! Dia seperti sebuah misteri. Setiap kali Lucy merasa akan mengungkap rahasia dibalik topengnya, tiba-tiba dia menemukan bahwa rahasia Raka seolah bertambah ... Akan tetapi, tidak peduli bagaimana pun Raka, dia adalah suami Lucy. Itu saja sudah cukup!"Raka ...."Lucy menerima dan menyimpan kartu hitamnya. Dia memeluk erat putrinya di dalam, kemudian seakan teringat sesuatu. Lucy berkata, "Pas Elena diculik Hans, Papa Mama masih menunggu di rumah. Kita harus segera pulang!"Raka mengangguk. Dia mengambil Elena dari pelukan Lucy, kemudian turun menggunakan lift. Mereka beranjak pulang. Parscha meninggalkan Hotel Malda, melaju kencang di jalan raya kota.Di kursi penumpang, Lucy memeluk erat putri kecilnya yang tertidur. Dia mengingat kembali kejadian menegangkan malam itu, wajahnya masih tak bisa menyembunyikan rasa terkejut.Ponsel Raka tiba-tiba bergetar. Sepertinya ada panggilan masuk."Thomas?!" Raka sedikit mengerutkan dahi saat melihat tampilan pa
Bahkan jika seluruh kekuatan bawah tanah ingin berurusan dengan Thomas pun, selama ada dukungan dari Bos Raka-nya, dia tidak akan merasa takut sama sekali! Raka juga tersenyum. Dia memiliki rencananya sendiri. Kota Malda adalah kota yang sangat penting! Dari segi lokasi geografis, Malda terletak di jantung garis pantai Nagota. Tempat itu menjadi tali pengikat penting dalam pertukaran internasional. Meskipun keuntungan geografis membawa keuntungan ekonomi yang besar, tapi selama bertahun-tahun ini tetap saja tak terhindarkan ada beberapa "lalat" menjijikkan yang terbang masuk dari luar negeri. Membersihkan setiap ancaman tersembunyi itu akan sangat bermanfaat bagi pengembangan ekonomi Malda. Sebagai Dewa Perang Nagota, meskipun sudah pensiun, Raka masih merupakan pilar negara! Kali ini Malda, kolam kecil yang telah lama tenang ini, akan benar-benar berbalik!...Di pinggiran kota Malda, Paviliun Aurora Timur. Klub ini jelas berbeda dari klub malam sejenis di pusat kota. Karena, tem
Bima menoleh ke belakang Thomas beberapa kali, memastikan tidak ada siapa-siapa lagi bersamanya. Senyumannya semakin melebar, namun ada kilatan kekejaman di matanya, “Pak Thomas, Anda berani berlagak di depan saya? Berani datang sendirian menunjukkan semangat heroik? Sungguh konyol!”Semua bos besar di ruangan itu meletuskan tawa. Mereka menatap Thomas dengan pandangan penuh ejekan.Wajah Thomas tetap tak berubah, sementara Guntur yang berdiri di belakangnya memindai ruangan dengan cepat. Matanya pertama-tama tertuju pada Bhikkhu "Harimau Tunggal", kemudian bergeser ke seorang pria kulit putih asing di samping bhikku itu. Hatinya langsung berdebar.Meski Guntur tak mengenal nama Harimau Tunggal, dia bisa melihat dengan jelas bahwa bhikkhu itu memiliki otot yang kuat dan kulit yang tampak berkilau. Itu adalah pertanda bahwa bhikku itu pasti telah melakukan latihan keras dalam seni bela diri. Sedangkan pria asing itu, dengan tinggi badan mendekati dua meter, mengenakan seragam taekwondo
“Hahaha!” Bima tertawa puas. Dia menunjuk ke arah Thomas sambil terus tertawa, “Thom, jadi ini dia kartu As-mu? Dari mana kamu cari bocah ingusan seperti dia, heh?”Kemudian, wajah Bima berubah, “Thomas, hari ini kuberi tahu, kalau kamu nggak ingin mati, maka hari kamu harus segera berlutut di hadapanku dan bersujud minta maaf! Ganti semua kerugianku!”“Kalau kamu tidak tulus minta maaf, jangan salahkan jika aku tidak pandang bulu. Guntur atau bocah ingusan ini, akan kubuat mati seketika di tempat!”Thomas diam-diam terkekeh. “Guntur!” Thomas mengayunkan tangannya ke arah Guntur sambil tertawa lebar, “Telepon Hotel Grand Pearl sekarang juga. Suruh mereka menyiapkan semua menu spesial andalan. Sebentar lagi kita akan ke sana untuk merayakan pesta kemenangan!”“Baik!” Guntur langsung mengeluarkan ponsel dan menelepon Hotel Grand Pearl. “Merayakan? Merayakan apa?” Bima awalnya heran. Sesaat kemudian dia tertawa terbahak-bahak sampai merasa perutnya sakit. Dia berkata, “Thomas … Thomas …