Raka mendorong pintu mobil dan bergegas mendekat Dia langsung memeluk Elena dalam dekapannya. Kemudian, ekspresi wajah Raka berubah dingin. Di dahi Elena, ada luka gores besar yang masih mengeluarkan darah segar! "Elena, ceritakan sama Papa," kata Raka, berusaha menjaga nada suaranya agar tetap lembut sambil menahan amarah yang sedang berkobar di dadanya, "Apa yang sebenarnya terjadi, kok kamu bisa luka seperti ini?" Tak kuasa menahan lagi, Elena menangis dengan tubuh bergetar, "Aku nggak tahu apa-apa, Pa. Leo tiba-tiba mendorongku dari belakang, hiks hiks hiks ....""Elena anak yang baik," kata guru kelasnya yang mendekat dengan wajah penuh penyesalan. "Dia baru saja bergabung di sekolah, Bu, Pak. Wajar kalau Elena dijahili oleh anak-anak lain, saya ... benar-benar minta maaf.""Ini bukan salah ibu guru," ujar Sherly, yang berdiri bergetar dalam kemarahan. "Raka, Mama baru saja cek rekaman CCTV, memang Leo yang sengaja mendorong Elena. Lihat, anak itu sampai terluka, kepalanya samp
Keluarga mereka kini bukan lagi keluarga lemah seperti dulu, bahkan Deston Group yang terkenal itu pun telah berubah menjadi New Randala Group. Hari ini, mereka harus memastikan Elena mendapatkan keadilan!"Saya mengerti apa maksud Pak Yogi!" ujar Raka sambil memeluk Elena. Dia menoleh sejenak ke Sherly dengan kilatan dingin terlihat jelas di matanya. "Ma, dahi Elena luka. Itu berarti Mama juga harus membuat wajah nenek-nenek itu luka! Tampar wajah orang tua itu dengan keras, Ma. Tampar sekuat-kuatnya!"Apa?! Sherly terkejut. Dia hendak mengangkat tangannya sebelum akhirnya menurunkannya kembali. "Kayaknya nggak perlu, ya nggak, sih? Kita ‘kan harus berperilaku berdasarkan prinsip. Meski dia nggak mau minta maaf, tapi ‘kan kita ....""Nggak pakai tapi, Ma," Raka memotong dengan tegas, suaranya terdengar dingin. "Mama lanjutkan saja. Tampar saja sekuat tenaga! Aku yang akan melindungi Mama."Sherly merasakan gelombang kehangatan di dalam hatinya. Lihat, itulah menantunya! Kejam, liar,
Rudolf berteriak keras-keras di depan resepsionis, takut kalau-kalau para pemuda dari kota provinsi itu tidak bisa melihat betapa seriusnya dia. Rudolf meletakkan kartu bank di meja, "Cepetan, kita nggak kekurangan duit!""Rudolf? Pak, Anda ini Rudolf dari keluarga Randala lama, ya?" Resepsionis memeriksa informasi di komputer dengan sopan bertanya."Apa-apaan keluarga Randala lama? Di Malda ini, keluarga Randala ya cuma kami!"Rudolf malu bukan kepalang. Dasar resepsionis cerewet! Jika para pemuda ini tahu bahwa di Malda selain Randala Group ada juga New Randala Group, mereka pasti akan tertawa terbahak-bahak.Rudolf tidak bisa kehilangan muka seperti ini!Lucy, dasar wanita murahan, tunggu saja! aku mendapatkan dukungan dari para pemuda dari ibu kota ini, aku akan melihat bagaimana aku bisa menghadapimu!Rudolf penuh dengan kemarahan, wajahnya terlihat sangat kejam!"Maaf, ya, Pak."Dengan senyum profesional, resepsionis langsung menjawab, "Kami tidak melayani orang dari keluarga Ran
Hans lagi-lagi melirik Raka dengan tatapan yang meremehkan. Dia merasa menangani Raka itu lebih gampang daripada menginjak semut!“Mari kita tinggalkan dulu masalah pemukulan tadi. Tapi, perihal urusan internal keluarga Randala ini, izinkan aku untuk berbicara apa adanya. Di Malda, kurasa nggak ada yang berani tidak menghargai keluarga Zamrud.” Setelah mengatakan hal tersebut, Hans mencolek Rudolf dengan pandangan sinis.Tanpa menunggu lama, Rudolf langsung mengangguk sambil membungkuk. Dia mencoba bersikap menyenangkan, “Betul itu, Kak Hans. Kalau Kak Hans suruh saya makan kotoran juga saya nggak akan nolak!”“Ah, nggak usah segitunya!”Hans tersenyum lebar, puas, lalu kembali memandang Lucy. Dari pengalamannya, biasanya wanita mana pun akan langsung jatuh ke pelukannya. Karena selain tampan, latar belakangnya yang kuat biasanya juga mudah membuat para wanita terpikat!“Maaf, ya, saya nggak kenal kamu.” Lucy menjawab dengan wajah dingin, sambil menggandeng lengan Raka, “Raka, yuk, kit
Raka berbalik lagi. Dia melihat ke arah seorang laki-laki kaya lainnya, kemudian berkata dingin, "Kamu juga cari mati?""Ja- jangan marah, Pak. Saya nggak kenal Hans, saya hanya ... hanya lewat."Anak orang kaya itu mengusap keringat di dahinya, suaranya gemetar. Pria itu tidak berani berdiam lebih lama lama lagi di sana. Setelah mengatakan itu, dia berlari terbirit-birit ke keluar. Terlihat sangat memalukan!Anak orang kaya itu berlari keluar dari pintu utama dengan tergesa-gesa. Raka kemudian membawa Lucy menuju ruangan pribadi. Hotel pun beroperasi seperti biasa, seolah-olah tidak ada yang terjadi.Sementara itu, di belakang hotel, ada dua orang yang merangkak naik dari tempat pembuangan sampah. "Sialan, bajingan!" Hans menggenggam tinjunya, tubuhnya bergetar!Dia berasal dari keluarga Zamrud. Bagaimana bisa Hans mendapat penghinaan seperti ini? Jika kejadian ini terdengar sampai ke ibu kota provinsi, pamor terhormat keluarga Zamrud pasti hancur! Raka harus mati!"Kak Hans, Raka ini
Jadi dia istrinya Raka? Bagus! Nanti kalau Hans berhasil membawa Lucy ke atas ranjang, Lucy akan “dihabisi” langsung di depan Raka!***Sore itu, sekitar pukul lima.“Pak, maaf sudah menunggu lama.”Sepasang lelaki dan perempuan berjalan masuk ke dalam ruangan suite presiden di mana Hans berada. Yang laki-laki tinggi besar, yang perempuan cantik. Meski jenis kelamin mereka berbeda, tapi keduanya terlihat sangat mirip. Mereka adalah sepasang kembar. Keduanya tidak membawa senjata apa pun di tangan mereka. Akan tetapi, mereka memancarkan aura kejam dan berbahaya, membuat siapa pun yang melihatnya merinding ketakutan. “Akhirnya kalian datang juga!” Hans berbaring di atas ranjang empuk dengan seorang wanita cantik di pelukannya. Sebelah tangannya memegang rokok yang menyala. Dia terlihat sangat licik. “Biima, Bintari, dengarkan aku baik-baik! Kalian harus menghabisi orang yang bernama Raka itu. Pastikan tidak ada jejak. Kalau tugas ini gagal, kalian tahu apa akibatnya!”“Baik.” Kedua ka
Pa, aku tahu!” Lucy mengerutkan keningnya, kemudian tiba-tiba berdiri. Seakan baru saja terpikirkan sesuatu, “Pasti karena keluarga Zamrud!”Hanya keluarga Zamrud di ibu kota provinsi yang bisa mengontrol begitu banyak perusahaan dan memiliki jaringan hubungan yang kuat seperti itu. Lucy sendiri menolak Hans, dan Raka bahkan sampai memukulnya. Kejadian ini pasti merupakan balas dendam dari Hans, bahkan mungkin dari keluarga Zamrud!Para mitra bisnis yang tahu mereka tidak bisa menandingi keluarga Zamrud, akhirnya memilih untuk menghentikan kerjasama dan menjaga jarak dari New Randala Group.Saat terpikirkan hal ini, ekspresi Lucy menjadi sangat buruk. Keluarga Zamrud itu bukanlah lawan yang bisa mereka hadapi dengan mudah."Lucy, coba sekarang laporkan situasinya sama Papa."Rommy mengambil napas dalam-dalam, mencoba kembali tenang. Dia mengerti, semakin kritis situasinya, semakin dia tidak boleh panik. Jika dia sebagai chairman sampai panik, maka New Randala Group habis sudah!"Situas
Bintari merapikan rambut pendeknya yang terpotong rapi sebatas telinga, tubuh jangkungnya tegap, tangannya memegang sebilah pisau hitam yang siap untuk menyerang. Raka, dengan pandangan tajam, perlahan mengucapkan, “RazorEdge Commandos!”Apa?!Keduanya terkejut bukan main. Mereka saling pandang dengan raut wajah penuh ketidakpercayaan.Bagaimana mungkin, di tempat sekecil Malda, ada orang yang bisa langsung mengenali mereka?Siapakah gerangan pria yang bernama “Raka” ini?"Baru saja beberapa hari, Al sudah nggak bisa mengendalikan anak buahnya lagi."Dengan wajah yang tetap datar, Raka masih menatap mereka, suaranya semakin dalam, “Sebegitu parahkah dia sebagai komandan, sehingga dia nggak layak lagi memegang jabatan itu, dan … kalian, sadar kesalahan apa yang sudah kalian lakukan?”Bima dan Bintari gemetar. Mereka seakan dipukul oleh benda keras tepat di kepalanya. Pikiran menjadi kosong; Bintari bahkan hampir terjatuh karena tersandung, tapi berhasil ditahan oleh Bima agar tetap berd