Hans lagi-lagi melirik Raka dengan tatapan yang meremehkan. Dia merasa menangani Raka itu lebih gampang daripada menginjak semut!“Mari kita tinggalkan dulu masalah pemukulan tadi. Tapi, perihal urusan internal keluarga Randala ini, izinkan aku untuk berbicara apa adanya. Di Malda, kurasa nggak ada yang berani tidak menghargai keluarga Zamrud.” Setelah mengatakan hal tersebut, Hans mencolek Rudolf dengan pandangan sinis.Tanpa menunggu lama, Rudolf langsung mengangguk sambil membungkuk. Dia mencoba bersikap menyenangkan, “Betul itu, Kak Hans. Kalau Kak Hans suruh saya makan kotoran juga saya nggak akan nolak!”“Ah, nggak usah segitunya!”Hans tersenyum lebar, puas, lalu kembali memandang Lucy. Dari pengalamannya, biasanya wanita mana pun akan langsung jatuh ke pelukannya. Karena selain tampan, latar belakangnya yang kuat biasanya juga mudah membuat para wanita terpikat!“Maaf, ya, saya nggak kenal kamu.” Lucy menjawab dengan wajah dingin, sambil menggandeng lengan Raka, “Raka, yuk, kit
Raka berbalik lagi. Dia melihat ke arah seorang laki-laki kaya lainnya, kemudian berkata dingin, "Kamu juga cari mati?""Ja- jangan marah, Pak. Saya nggak kenal Hans, saya hanya ... hanya lewat."Anak orang kaya itu mengusap keringat di dahinya, suaranya gemetar. Pria itu tidak berani berdiam lebih lama lama lagi di sana. Setelah mengatakan itu, dia berlari terbirit-birit ke keluar. Terlihat sangat memalukan!Anak orang kaya itu berlari keluar dari pintu utama dengan tergesa-gesa. Raka kemudian membawa Lucy menuju ruangan pribadi. Hotel pun beroperasi seperti biasa, seolah-olah tidak ada yang terjadi.Sementara itu, di belakang hotel, ada dua orang yang merangkak naik dari tempat pembuangan sampah. "Sialan, bajingan!" Hans menggenggam tinjunya, tubuhnya bergetar!Dia berasal dari keluarga Zamrud. Bagaimana bisa Hans mendapat penghinaan seperti ini? Jika kejadian ini terdengar sampai ke ibu kota provinsi, pamor terhormat keluarga Zamrud pasti hancur! Raka harus mati!"Kak Hans, Raka ini
Jadi dia istrinya Raka? Bagus! Nanti kalau Hans berhasil membawa Lucy ke atas ranjang, Lucy akan “dihabisi” langsung di depan Raka!***Sore itu, sekitar pukul lima.“Pak, maaf sudah menunggu lama.”Sepasang lelaki dan perempuan berjalan masuk ke dalam ruangan suite presiden di mana Hans berada. Yang laki-laki tinggi besar, yang perempuan cantik. Meski jenis kelamin mereka berbeda, tapi keduanya terlihat sangat mirip. Mereka adalah sepasang kembar. Keduanya tidak membawa senjata apa pun di tangan mereka. Akan tetapi, mereka memancarkan aura kejam dan berbahaya, membuat siapa pun yang melihatnya merinding ketakutan. “Akhirnya kalian datang juga!” Hans berbaring di atas ranjang empuk dengan seorang wanita cantik di pelukannya. Sebelah tangannya memegang rokok yang menyala. Dia terlihat sangat licik. “Biima, Bintari, dengarkan aku baik-baik! Kalian harus menghabisi orang yang bernama Raka itu. Pastikan tidak ada jejak. Kalau tugas ini gagal, kalian tahu apa akibatnya!”“Baik.” Kedua ka
Pa, aku tahu!” Lucy mengerutkan keningnya, kemudian tiba-tiba berdiri. Seakan baru saja terpikirkan sesuatu, “Pasti karena keluarga Zamrud!”Hanya keluarga Zamrud di ibu kota provinsi yang bisa mengontrol begitu banyak perusahaan dan memiliki jaringan hubungan yang kuat seperti itu. Lucy sendiri menolak Hans, dan Raka bahkan sampai memukulnya. Kejadian ini pasti merupakan balas dendam dari Hans, bahkan mungkin dari keluarga Zamrud!Para mitra bisnis yang tahu mereka tidak bisa menandingi keluarga Zamrud, akhirnya memilih untuk menghentikan kerjasama dan menjaga jarak dari New Randala Group.Saat terpikirkan hal ini, ekspresi Lucy menjadi sangat buruk. Keluarga Zamrud itu bukanlah lawan yang bisa mereka hadapi dengan mudah."Lucy, coba sekarang laporkan situasinya sama Papa."Rommy mengambil napas dalam-dalam, mencoba kembali tenang. Dia mengerti, semakin kritis situasinya, semakin dia tidak boleh panik. Jika dia sebagai chairman sampai panik, maka New Randala Group habis sudah!"Situas
Bintari merapikan rambut pendeknya yang terpotong rapi sebatas telinga, tubuh jangkungnya tegap, tangannya memegang sebilah pisau hitam yang siap untuk menyerang. Raka, dengan pandangan tajam, perlahan mengucapkan, “RazorEdge Commandos!”Apa?!Keduanya terkejut bukan main. Mereka saling pandang dengan raut wajah penuh ketidakpercayaan.Bagaimana mungkin, di tempat sekecil Malda, ada orang yang bisa langsung mengenali mereka?Siapakah gerangan pria yang bernama “Raka” ini?"Baru saja beberapa hari, Al sudah nggak bisa mengendalikan anak buahnya lagi."Dengan wajah yang tetap datar, Raka masih menatap mereka, suaranya semakin dalam, “Sebegitu parahkah dia sebagai komandan, sehingga dia nggak layak lagi memegang jabatan itu, dan … kalian, sadar kesalahan apa yang sudah kalian lakukan?”Bima dan Bintari gemetar. Mereka seakan dipukul oleh benda keras tepat di kepalanya. Pikiran menjadi kosong; Bintari bahkan hampir terjatuh karena tersandung, tapi berhasil ditahan oleh Bima agar tetap berd
Kedua bersaudara itu langsung tegang, tersenyum getir. Di depan Dewa Perang Raka, memperlihatkan kemampuan hanya akan terasa seperti anak-anak yang bermain-main di depan ahli. Sungguh, mereka ini seperti mencoba menunjukkan keahlian di hadapan seseorang yang jauh lebih hebat dibandingkan mereka.Apalagi, jika berani bertindak kurang ajar terhadap Dewa Perang, meskipun mungkin oleh Dewa Perang sendiri dimaafkan, tapi pasti tidak akan ada kata ampun bagi mereka dari pihak militer. Siapa pun yang berani menghina Dewa Perang, maka tak ada pilihan lain selain mati!"Jangan sampai kalian mencemarkan nama baik RazorEdge!" kata Raka dengan tegas, lalu dia berpaling dan pergi. Sementara itu, Bima dan Bintari hanya bisa memandangi Raka pergi dan merenung dalam diam. Tubuh mereka seperti dibasahi keringat dingin.Mereka sangat menyadari, jika saja Dewa Perang tidak memaafkan mereka, mereka bisa jadi sudah menjadi dua sosok mayat kaku di tanah!"Keluarga Zamrud ternyata berani mengganggu Dewa Per
“Padahal kamu sudah begitu percaya sama aku dan menyerahkan seluruh pengelolaan perusahaan sama aku, tapi dalam beberapa hari saja, perusahaannya malah jadi seperti ini ….” Suara Lucy bergetar. Dia tak bisa lagi menahan air matanya, “Raka, maafkan aku!”Raka menatap istrinya dengan penuh kelembutan. Dia mendekat kemudian dengan lembut menghapus air mata di wajah Lucy, lalu tersenyum ringan, “Dengarkan aku, ambil saja keputusan dengan berani! Siapa pun yang mengajukan resign, setujui saja semua!”“Disetujui semua?”Di dalam ruangan, para eksekutif saling pandang kemudian menggelengkan kepala, “Nggak bisa, nggak bisa! Kalau kita membiarkan para karyawan pergi, operasi perusahaan jadi nggak jalan, dong. Perusahaan kita justru akan makin berantakan!”Raka melihat ke arah para eksekutif, sudut bibirnya perlahan terangkat, “Nggak usah khawatir, tunggu saja!”Tunggu apa? Menunggu perusahaan jadi bangkrut?Orang-orang di sana kebingungan, manajer HR bahkan lebih cemas lagi, “Bagaimana pun juga
Bukan sekedar hormat, lebih tepatnya takjub tapi takut!Mengingat posisi Hendra, bahkan para taipan konglomerat dengan kekayaan triliunan pun harus memujinya. Namun, Hendra bahkan membungkuk dalam pada Raka!!Lucy mengerucutkan bibir merahnya, sedikit mengeluh sambil melirik Raka. “Orang ini, barusan masih bilang nggak ada hubungannya sama dia!” batin Lucy.Raka yang sedang bermain ponsel, mengangkat mata melihat Hendra. Dia memberikan sebuah anggukan kecil sebagai isyarat, dan melambaikan tangan meminta Hendra duduk. Hendra menghapus keringat di dahinya sebelum akhirnya berani duduk.Raka tidak mempedulikan orang lain, dia hanya memberikan pandangan singkat pada Hendra, dan dengan suara datar berkata, "Urusan kerja, Lucy yang akan bertanggung jawab sepenuhnya, kamu tahu harus bagaimana.""Ya, ya!" Hendra mengangguk berkali-kali, lalu segera melihat ke arah Lucy, menepuk-nepuk dadanya, "Bu Lucy, berdasarkan kalimat Pak Raka tadi, maka ... saya memutuskan, bank kami akan menyediakan pi