Share

Bab 3

Author: Siswa yang Tak Cerdas
Lima tahun yang lalu, mereka berdua meresmikan pernikahan mereka dengan minum bersama dan melangsungkan upacara pernikahan. Raka terus memikirkan perempuan itu selama 5 tahun masa perjuangannya di medan perang. Namun, nyatanya perempuan itu hanya pembohong besar. Sosok yang seharusnya dia ingat bukanlah perempuan itu. Pernikahan itu hanyalah sebuah kebohongan.

Seorang Dewa Perang yang bernama Raka Gading berhasil ditipu oleh seorang perempuan selama 5 tahun penuh.

“Ngapain kamu ke sini?” tanya Yura ketus dengan wajah yang terlihat ketakutan.

Namun, keberaniannya kembali muncul ketika dia memeluk lengan Randy. Dia pun kembali berkata dengan gaya arogannya, “Jangan sampai kamu lupa sama identitasmu yang cuma menantu sampah di keluargaku. Berani sekali kamu berteriak manggil aku kayak gitu! Kamu ….”

“Katakan sekarang juga! Kenapa kamu menipuku! Apa kamu yang menikah denganku saat itu? Lalu siapa itu Lucy? Berikan aku penjelasan sekarang juga!” seru Raka tanpa menunggu Yura menyelesaikan kalimatnya.

Yura tertegun sejenak, lalu berkata, “Kamu … tahu semuanya?”

Raka tiba-tiba menggertakkan giginya lalu menatap Yura dengan mata menyala bagaikan api yang sangat panas. Tentu saja Raka mengetahuinya. Elena pasti tidak akan berbohong padanya. Lagi pula, Raka juga sudah bisa menebak kalau ada yang tidak beres dengan pernikahan mereka.

Yura … Lucy … sebenarnya apa rencana mereka ini?

“Yura, kenapa sih kamu masih takut sampah ini tahu tentang semua rahasia itu? Kamu hanya perlu bilang kalau kamu akan segera menikah sama aku. Lagi pula, dia itu bagaikan seekor semut yang nggak ada artinya di telapak tangan kita. Jadi, santai saja,” ujar Randy sambil mencibir ke arah Raka.

Yura sempat terkekeh setelah mendengar perkataan Randy. Akhirnya, dia tidak lagi takut untuk menyembunyikan semua kepalsuannya. Dia kembali memeluk Randy lalu berkata dengan nada meremehkan ke arah Raka, “Aku nggak akan lagi berusaha menyembunyikan semua kebohongan ini. Lagi pula, aku juga sudah mau cerai sama kamu. Selama ini, kamu pikir aku kan yang menyelamatkan hidupmu? Hihi …. Aku nggak sebodoh Lucy. Saat itu ….”

Saat itu, keluarga Randala sedang mencari menantu untuk keturunan mereka. Keluarga Randala sudah diturunkan selama 4 generasi sampai akhirnya hanya Lucy Randala seoranglah yang merupakan cucu satu-satunya di keluarga Randala. Akhirnya, Yura yang merupakan sepupu dari Lucy menggunakan nama keluarga Randala sebagai nama belakangnya. Hal ini menyebabkan Yura berada di urutan kedua sebagai pewaris keluarga Randala.

Kakek Irwan mengatakan siapa pun di antara kedua cucunya ini yang bisa melahirkan anak laki-laki, maka dialah yang akan menjadi pewaris keluarga Randala.

Saat itu, kebetulan pasangan suami istri Gading mengalami kecelakaan dan Lucy berusaha mati-matian untuk menyelamatkan Raka. Kemudian Raka pun menikah dengan anggota keluarga Randala ….

“Apa kamu pikir aku yang menikah dan memasukkanmu ke dalam keluargaku? Dasar bodoh!” ujar Yura sambil terkikik.

Kemudian dia kembali berkata dengan nada mengejek, “Kamu itu sama bodohnya sama kakakku. Dia sampai kehilangan pita suaranya hanya untuk menyelamatkanmu. Lalu sekarang di jadi bisu. Aku sih cuma mengikuti arus saja dan berjalan di altar pernikahan bersamamu. Lalu aku membuatmu mabuk dan memasukkanmu ke kamar pengantin ….”

“Kakakku saat itu berpikir kalau dia berhubungan sama kamu, maka dia bisa melahirkan anak. Kemudian dia bisa mengamankan posisinya sebagai pewaris keluarga Randala.”

“Dasar tukang mimpi!”

“Anak yang dilahirkannya itu sudah pasti akan menjadi milikku mau yang dilahirkan laki-laki ataupun perempuan. Selain itu, posisi pewaris keluarga Randala juga akan tetap jatuh ke tanganku!”

“Bahkan sekarang Kakek sudah mengusir dia dan keluarganya. Tapi anehnya, perempuan itu masih saja mau cari masalah sama aku. Dasar tukang mimpi!”

Raka mengepalkan tangannya erat dengan tatapan mata yang berkaca-kaca. Perempuan itu benar-benar jahat bagaikan ular. Bahkan kematian saja dirasa terlalu baik untuknya.

“Kamu kayaknya marah, ya? Masih ada yang bisa buat kamu lebih marah lagi, loh” ujar Yura mengejek.

“Sekarang apa yang kamu punya setelah kembali dari medan perang? Apa kamu mau memperjuangkan kedua orang itu setelah kamu mengetahui yang sebenarnya? Jangan bertingkah konyol begitu, deh,” lanjut Yura sambil mencibir.

“Kamu lihat dong orang yang di sebelahku ini,” tambah Yura sambil menoleh ke arah Randy dengan raut wajah kagum.

Kemudian dia kembali menatap Raka seraya berkata, “Asal kamu tahu saja, ya! Orang ini adalah Randy Batara yang akan menjadi pewaris keluarga Batara. Dia akan segera menikahiku. Aku juga akan kasih anakmu si Elena itu ke sepupunya Randy. Kalau waktunya tiba ….”

Uh … huk!

Tangan Raka tiba-tiba saja mencengkeram leher Yura dengan sangat cepat sebelum Yura sempat menyelesaikan kalimatnya.

“Kamu pantas mati!” seru Raka penuh amarah.

Raka menggendong Elena di tangan kirinya, sedangkan dia mencekik leher Yura dengan tangan kanannya. Dia mulai mengerahkan tenaga di tangan kanannya sampai berhasil mengangkat tubuh Yura. Tiba-tiba saja terdengar suara klik dari tulang leher Yura yang berhasil membuat wajah Yura berubah ungu dengan mata terbelalak hanya dalam waktu kurang dari satu detik. Mata Yura menunjukkan ketakutannya akan kematian.

Tangan Raka bagaikan sebuah penjepit besi dingin yang sangat kuat. Bahkan dia bisa menghancurkan leher Yura dalam sekejap mata hanya dalam hitungan detik jika laki-laki itu mau. Raka benar-benar tahu cara membunuh dengan cepat.

“Berani sekali kamu bertingkah liar di hadapanku! Sudah bosan hidup kamu, ya!” seru Randy.

Kemudian dia mengepalkan tangannya dan melayangkan pukulan ke wajah Raka. Namun, Raka dengan cepat melayangkan kakinya dan menendang Randy tepat di dada sampai laki-laki itu terpental tidak berdaya.

Randy mengeluarkan busa darah dari mulutnya. Tubuhnya terasa lemas sampai dia tidak bisa bangkit dari atas tanah. Tidak lama kemudian, dia pun pingsan tidak sadarkan diri.

“Membunuhmu cuma mengotori tanganku dan mata putriku!” seru Raka dingin.

“Aku akan menyerahkan nasibmu di tangan Lucy. Kebisuannya sama sekali bukan masalah. Selama dia masih bisa menggeleng dan mengangguk, maka dia masih bisa menentukan hidup dan matimu! Sekarang kamu katakan di mana Lucy?” lanjut Raka penuh amarah.

Yura tidak bisa bernapas dengan normal. Matanya gelap dengan sekujur tubuh yang terasa dingin. Kepanikan yang sangat parah juga terlihat dari kedua matanya.

Raka ….

Bukankah laki-laki ini hanya sampah? Kenapa dia bisa berubah menakutkan seperti ini? Dia seperti Dewa Kematian yang sedang menuntut balas! Bagaimana mungkin ada orang semengerikan dia di dunia ini?

“Papa … Papa ….”

Elena tampak ketakutan dan wajahnya memucat ketika melihat Yura yang hampir tewas.

“Aku tahu di mana Mama. Mama lagi bekerja di Imperial Spa & Entertainment.”

Imperial Spa & Entertainment adalah tempat hiburan yang dioperasikan oleh keluarga Batara. Tempat hiburan ini sangat terkenal di Malda dengan minimal biaya yang harus dikeluarkan adalah 6 juta setiap kedatangan.

Ada berbagai macam layanan yang disediakan tempat hiburan ini. Bahkan, terkadang pengunjung bisa bertemu dengan bintang terkenal di sana.

“Dring … Dring ….”

Suara piano melantun dengan lembut dan indah di sebuah ruangan VIP yang berada di lantai 4. Permainan piano itu terdengar sangat indah bagaikan aliran sungai, tapi terasa sedih di saat yang bersamaan.

“Cantik! Sungguh cantik!” seru seorang laki-laki yang sedang duduk di sebuah kursi pijat dengan handuk yang melingkar di area pinggannya.

Dia terus memandangi perempuan anggun dan cantik yang sedang bermain piano dengan ketamakan di matanya.

Sungguh cantik!

Perempuan itu sedang duduk di belakang piano sambil mengenakan gaun berwarna biru dan putih yang memiliki belahan di kedua sisinya membuat kaki jenjang dan indahnya bisa terlihat dengan jelas. Cahaya lampu ruangan yang terang benderang membuat kulit putih dan halus perempuan itu terlihat semakin bersinar. Sungguh membuat siapa pun terpikat dengan kilaunya.

Perempuan itu benar-benar cantik dengan mata, bibir dan hidung yang nyaris sempurna. Perawakannya bagaikan seorang perempuan yang baru saja keluar dari dalam lukisan. Ada senyuman kecil yang mengembang di wajahnya yang membuat siapa pun tersentuh dibuatnya.

“Kamu juga tertarik ya sama perempuan itu?” tanya seorang laki-laki yang berada di sebelah Panji.

Panji mencondongkan tubuhnya ke arah laki-laki itu lalu berkata, “Siapa yang nggak menyukai gadis tercantik di Kota Malda ini? Bahkan tubuhnya saja masih terlihat bagus dan indah, sekalipun dia sudah pernah melahirkan. Dia tetap saja jauh lebih menarik daripada para gadis yang jauh lebih muda darinya.”

Panji menjilat bibirnya sambil melihat ke arah perempuan itu dengan penuh nafsu. Kemudian dia tertawa senang setelah selesai membahas tentang perempuan itu dengan orang-orang di sekitarnya.

Perempuan itu adalah mantan pewaris keluarga Randala yang bernama Lucy Randala. Sebelumnya, dia bukanlah sosok yang bisa diraih oleh sembarang orang. Namun, sekarang perempuan itu sudah benar-benar jatuh ke dalam lumpur. Jadi, semua orang bisa membicarakan dan mengolok-olok perempuan itu sesuka hati mereka.

Related chapters

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 4

    “Aku selalu bersikap sopan dan perhatian padanya , tapi dia nggak pernah menganggapku sama sekali selama ini,” ujar Panji sambil membelai janggutnya. Kemudian dia kembali berkata sambil menyeringai, “Aku nggak bisa melakukan apa pun padanya sebelumnya. Tapi, hari ini ….”Panji dengan cepat menggerakkan tangannya seakan hendak memanggil Lucy sambil menepuk pahanya seraya berkata, “Kemarilah! Duduklah di sini! Aku sangat menyukaimu.”Dring ….Irama piano tiba-tiba saja terdengar berantakan. Lucy buru-buru melepaskan tangannya dari tuts piano lalu berdiri dan meminta maaf kepada para penonton di ruang istirahat. Kemudian dia kembali memaksakan senyumannya ke arah Panji lalu membuat beberapa gerakan dengan jarinya tepat di depan dada. Lucy dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri berusaha menyelamatkan seseorang dalam kecelakaan mobil yang membuatnya kehilangan pita suaranya. Gas bersuhu tinggi itu membakar pita suara Lucy dan membuat perempuan itu tidak lagi bisa mengeluarkan suara dari m

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 5

    “Aku salah,” ujar Raka dengan penuh penyesalan. “Kalau saja Yura nggak menipuku selama 5 tahun ini, mungkin aku ….”“Nggak mungkin! Itu kamu!” seru Panji dengan lantang menyela perkataan Raka. Kemudian dengan raut wajah mengejek Panji kembali berkata, “Ya ampun! Aku hampir saja nggak mengenalimu. Kamu adalah menantu nggak berguna keluarga Randala yang bernama Raka Gading.” “Berani sekali orang kayak kamu mengganggu kesenanganku. Lihat saja apa yang bisa aku lakukan untuk membalas perbuatanmu ini!” “Aku ….”Namun, tangan Raka yang secepat kilat tiba-tiba saja mencengkeram dagu Panji lalu menarik dan memutarnya dengan tatapan mata penuh amarah sebelum Panji sempat menyelesaikan kalimatnya. Klik!Terdengar suara rahangnya yang terkilir dengan giginya yang mengarah ke atas sampai menggigit lidahnya sendiri. Kemudian Raka menendang perut Panji yang terlihat seperti karung sampai membuatnya terpental sejauh 6 meter dan menabrak banyak kursi pijat mewah di dekatnya. Akhirnya, Panji jatuh

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 6

    “Lucy, kamu nggak perlu takut. Aku punya segalanya dan kamu punya aku,” ujar Raka sambil menatap Lucy dengan lembut dan berusaha untuk meyakinkan perempuan itu. Kemudian Raka menoleh ke arah Yura lalu berkata dengan ketus, “Yura, kamu datang ke sini dengan semua pengawalmu cuma buat berbicara omong kosong kayak gitu?”“Padahal Randy sudah menyuruh pengawalnya untuk menyerangku, tapi kamu justru menghentikan mereka. Apa kamu pikir perilakumu itu baik?”“Sekarang bilang saja sama aku. Sebenarnya, apa yang mau kamu lakukan?”Randy juga tampak geram dengan sikap Yura lalu dia bertanya sambil mengepalkan tangannya, “Yura, aku juga mau tanya sama kamu. Kenapa kamu menghentikan para pengawalku?”“Randy, kumohon kamu jangan marah. Aku melakukan ini karena aku mau bercerai sama si sampah itu,” jawab Yura lalu memeluk lengan Randy. Kemudian dia kembali berkata, “Aku pergi ke kantor urusan pernikahan beberapa kali untuk mengurus perceraianku, tapi sayangnya aku nggak bisa menemukan data laki-la

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 7

    Benda itu tidak berbentuk cincin, melainkan sebuah token yang bagian depannya terukir sebuah istana dan bagian belakangnya terukir nama Raka. Token ini terlihat sangat kuat karena ada banyak pertumpahan darah untuk mendapatkan token berharga ini. Dekrit Raka!Dia memimpin 4 Panglima Raja Perang, 7 Raja Perang , 108 Jenderal Perang dan jutaan prajurit. Sosok Dewa Perang mewakili kekuasaan paling tinggi di Nagota dan merupakan sebuah perwujudan dari kesetiaan abadi Kuil Dewa Perang dalam melayani Nagota. Dewan Perang melihat sebuah perintah bagaikan melihat seorang manusia.Token ini adalah sebuah token yang tiada bandingannya di dunia ini.Lucy menutup mulutnya erat-erat dengan air mata yang mengalir dengan deras dari kedua matanya. Lamaran!Lucy sudah sering memimpikan hal seperti ini selama 5 tahun lamanya. Dia sudah menanggung banyak sekali kesulitan dan penderitaan dalam hidupnya. Hari itu adalah hari ketika dia menyelamatkan laki-laki itu dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 8

    Wajah Lucy berubah. Meski ayah dan ibunya tidak berkata apa pun, tapi sikap mereka sangat jelas. Dengan bergabungnya Raka ke keluarga Randala, Raka dianggap hanya seorang menantu miskin yang hanya ikut hidup dan bergantung pada keluarga istrinya. Meskipun dia baru saja pensiun dari militer, tapi uang pensiun yang dia bawa tidaklah banyak. Tanpa uang, kualitas hidup mereka tidak akan membaik. Paling banter hanya bertambah satu tenaga untuk bekerja. Juga bertambah beban orang yang harus diberi makan. Mereka tidak menyukai menantunya yang satu ini!“Lucy,” ujar Rommy setelah dia diam cukup lama. Dia baru mengeluarkan suara setelah semua makanan di piringnya habis bersih. “Uang tabunganmu selama bekerja selama ini ada berapa? Selain uang yang harus kamu berikan ke keluarga untuk uang sekolah Elena, coba hitung sisanya. Ada lima puluh juta?”Wajah Lucy memucat. Dia menggigit bibir, sambil menganggukkan kepala. “Kasih ke Papa,” ujar Rommy sembari menaruh peralatan makannya, “Kamu tahu,

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 9

    "Cari, cari tahu! Apa lagi yang Dewa Perang Raka lakukan?!"Seruan marah bergema di Amerika Utara, di negara-negara Eropa, di daratan es utara yang sangat dingin, di gurun pasir yang luas tak berbatas ....Di gedung-gedung siaga perang yang dijaga ketat, di pangkalan militer rahasia, di saluran komunikasi militer yang sangat rahasia, di telinga para pejabat tinggi militer, terdengar gema keras!Itu adalah sebuah keterkejutan, kejutan yang total!!Raka dan Kuil Dewa Perang menyerang Ibu Kota Solarae, menghancurkan Istana Solarae. Dengan nol korban, dalam waktu dua puluh delapan menit, mereka memberikan pukulan fatal yang mengerikan kepada Negara Solarae! Kuil Dewa Perang ... atau lebih tepatnya, Raka, pemimpin Kuil Dewa Perang, memiliki kekuatan yang sangat menakutkan!Sungguh mengejutkan!Semua negara besar di dunia, termasuk Nagota, semua departemen intelijen bekerja keras menyelidiki segala yang terjadi hari ini!Apakah pemimpin ambisius dari Negara Solarae telah melakukan sesuatu y

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 10

    Di Hotel Grand Ocean Sky Malda, keesokan harinya, suasana meriah terasa di aula perjamuan mewah di puncak gedung. Suara ucapan selamat dan sambutan terdengar di mana-mana.Seorang tamu berkata, "Keluarga Saman mengirimkan Patung Buddha Giok Putih sebagai ucapan selamat untuk Pak Irwan!"Kepala pelayan keluarga Randala, yang berdiri di pintu utama aula, menyambut para tamu dengan senyum lebar, "Semoga Pak Irwan sejahtera dan panjang umur!"Tamu lain menambahkan, "Kepala keluarga Suherman mengirimkan lukisan besar modern 'Pohon Pinus’ sebagai ucapan selamat kepada Pak Irwan!""Kepala keluarga Damara mengirimkan sebuah Giok Emas sebagai harapan semoga Pak Irwan selalu beruntung," ujar tamu lain.Duduk di kursi utama, Irwan tersenyum lebar. "Ehem!" Dia batuk kecil untuk menarik perhatian. "Terima kasih kepada semua teman yang meluangkan waktu untuk hadir di perayaan ulang tahun ke-70 saya!" kata Irwan dengan senyum. "Saya dari keluarga Randala, hanya keluarga kelas dua di Malda, merasa san

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 11

    Ramlan sang Panglima Raja Perang, berjalan dengan gagahnya mengenakan baju perang berwarna merah menyala. Dia didampingi oleh empat prajurit kuil dewa perang yang membawa sebuah peti mati di atas bahu mereka. Mereka memasuki ruang perjamuan dengan langkah pasti, meletakkan peti mati itu dengan keras di lantai, dan berseru bersama-sama, "Inilah hadiah ulang tahun dari Pak Raka. Harap diterima!""Peti ... peti mati?!" Terkejut, para tamu melihat peti mati yang terbuat dari kayu jati tersebut, membuat suasana ruangan menjadi riuh."Apa ini maksudnya? Mengirim peti mati di pesta ulang tahun, apa artinya ini? Sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran? Mustahil, ini pasti maksudnya untuk mengejutkan Pak Irwan sampai mati!" seru seseorang, melihat wajah Pak Irwan yang pucat pasi, seakan nyaris kena serangan jantung."Raka, beraninya kamu!" teriak Irwan dengan marah, wajahnya berkerut dan tampak mengerikan.Kemarahan Irwan memuncak, sangat marah, seolah-olah kemarahannya bisa meledak kapan

Latest chapter

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status