Share

Bab 7

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Benda itu tidak berbentuk cincin, melainkan sebuah token yang bagian depannya terukir sebuah istana dan bagian belakangnya terukir nama Raka. Token ini terlihat sangat kuat karena ada banyak pertumpahan darah untuk mendapatkan token berharga ini.

Dekrit Raka!

Dia memimpin 4 Panglima Raja Perang, 7 Raja Perang , 108 Jenderal Perang dan jutaan prajurit. Sosok Dewa Perang mewakili kekuasaan paling tinggi di Nagota dan merupakan sebuah perwujudan dari kesetiaan abadi Kuil Dewa Perang dalam melayani Nagota. Dewan Perang melihat sebuah perintah bagaikan melihat seorang manusia.

Token ini adalah sebuah token yang tiada bandingannya di dunia ini.

Lucy menutup mulutnya erat-erat dengan air mata yang mengalir dengan deras dari kedua matanya.

Lamaran!

Lucy sudah sering memimpikan hal seperti ini selama 5 tahun lamanya. Dia sudah menanggung banyak sekali kesulitan dan penderitaan dalam hidupnya.

Hari itu adalah hari ketika dia menyelamatkan laki-laki itu dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Malam itu, adalah malam dia bercumbu dengan laki-laki itu. Namun, karena semua itu dia telah kehilangan suara dan posisinya sebagai pewaris keluarga Randala.

Lucy juga sudah melahirkan dan membesarkan Elena selama 5 tahun belakangan. Namun, dia tidak memiliki banyak waktu untuk bersama anaknya itu. Karena Yura terus mengambil Elena dari sisinya. Untung saja, Elena adalah anak perempuan, jika tidak mungkin Lucy tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk merawat darah dagingnya sedikit pun.

Sampai akhirnya, hari ini pun tiba.

Hari ini, laki-laki yang didambakannya akhirnya kembali dari medan perang dan menyelamatkan dirinya serta anaknya. Bahkan laki-laki ini bisa menyelamatkannya dari cengkeraman Panji yang jahat. Selain itu, laki-laki itu juga menceraikan Yura lalu melamarnya secara terbuka.

Lucy tidak lagi peduli apakah semua ini palsu atau tidak. Dia tidak peduli kalau memang orang-orang ini hanyalah orang-orang yang dibayar oleh Raka. Semua itu tidak lagi penting bagi Lucy. Selama laki-laki itu memang berniat untuk menikah dengannya, maka semua itu lebih dari cukup bagi Lucy.

“Terima …. Terima ….”

Orang-orang yang melintas bersorak dan bertepuk tangan ke arah mereka.

“Terima! Terima saja pinangannya!”

Zora sang Panglima Raja Perang dan prajurit yang setengah berlutut di belakang Raka tiba-tiba saja meletakkan tangan mereka di dada lalu berkata, “Terimalah pinangannya ….”

Terima pinangannya ….

Lucy menggigit bibirnya dengan wajah gugup. Dia berusaha mati-matian untuk menahan tangisannya. Kemudian dia perlahan mengambil Dekrit Raka dari tangan laki-laki itu dengan tangan gemetar.

Token itu terasa berat ketika Lucy mengambilnya. Selain itu, token ini sepertinya terbuat dari besi kasar dan memang tidak secantik sebuah cincin. Namun, semua itu tidak jadi masalah bagi Lucy.

Hal terpenting saat ini adalah laki-laki yang melamarnya merupakan laki-laki yang dicintainya dan ayah dari Elena. Semua ini lebih dari cukup bagi Lucy.

“Yeah!” seru Raka kegirangan.

Kemudian dia bergegas menggendong Elena di tangan kirinya dan memeluk Lucy dengan tangan kanannya.

Kekasih dan putrinya!

Sekarang mereka semua ada di tangannya. Semua penderitaan yang harus mereka rasakan di masa lalu akhirnya berakhir. Istri dan anaknya akan berada di puncak kehidupan dan bahagia di sisa hidup mereka.

“Selamat, Dewa Perang!”

Panglima Raja Perang yang bernama Zora dan para prajurit yang berada di belakang Raka langsung memukul dada mereka dengan genggaman tangan mereka seraya berkata, “Selamat kepada istri dan putri dari Dewa Perang!”

Suara mereka berhasil mengguncang jalanan dan tempat di sekitar mereka. Semua ini berlangsung cukup lama.

“Kurang ajar!” seru Yura sambil mengepalkan tangannya dengan erat dan hampir melukai dagingnya dengan kukunya yang tajam. Dia marah dan juga malu di saat yang bersamaan.

Walaupun mobil dan para prajurit itu adalah hasil sewaan, tetap saja adegan lamaran ini merupakan suatu hal yang besar dan berhasil menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka.

Kenapa si sampah dan si bisu itu membuat keributan seperti ini? Kenapa ada begitu banyak orang yang bersorak dan bertepuk tangan memberikan selamat kepada mereka? Kedua orang tidak berguna itu sama sekali tidak pantas mendapatkannya.

“Yura, kita pergi saja!” seru Randy sambil menarik Yura keluar menuju iring-iringan mobil keluarga Batara.

Kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil lalu Randy menyuruh sopirnya untuk bergegas pergi dari tempat ini. Randy menatap ke arah Raka dan Lucy yang sedang dilanda kebahagiaan dengan tatapan penuh kebencian.

Lamaran di depan umum seperti ini sangat indah, bukan? Namun, tunggu saja nanti. Randy akan apa itu pemandangan indah yang sebenarnya baginya. Randy akan menyelesaikan masalah di antara dirinya dan Raka di lain waktu.

Randy dan Yura akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.

Bersamaan dengan itu, acara lamaran yang terjadi di jalanan depan Imperial Spa & Entertainment juga berakhir. Orang-orang yang berlalu lalang juga sudah mulai pergi dan kembali melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.

Kemudian Raka, Lucy dan Elena masuk ke dalam mobil mewah edisi khusus yang sudah disiapkan untuk mereka.

“Dewa Perang!”

Zora si Panglima Raja Perang duduk di kursi pengemudi dengan mengenakan pakaian militer berwarna merah menyala.

“Hotel sudah kami pesan. Apa Dewa Perang ingin langsung pergi ke sana?” tanya Zora dengan penuh hormat.

Namun, Raka langsung menggelengkan kepalanya. Dia ingat ketika Elena mengatakan kalau mereka tinggal di Kompleks Mission Hills bersama kakek dan nenek dari Elena. Bagaimanapun juga, sekarang mereka telah menjadi ayah dan ibu mertua Raka, jadi dia merasa harus menemui mereka secara baik-baik. Lagi pula, sekarang Raka sudah kembali dengan posisinya yang sangat tinggi, jadi kedua orang tua itu pasti tidak bisa menolaknya.

“Kita pergi ke Kompleks Mission Hills,” ujar Raka tegas.

Mobil super mewah itu melaju dengan cepat menuju Kompleks Mission Hills yang terletak di pinggiran kota.

Kompleks Mission Hills.

Daerah ini sudah sejak lima tahun yang lalu masuk ke dalam rencana pembangunan kota. Namun, dikarenakan lokasi daerahnya yang kurang bagus dan nilai perkembangan daerah yang juga kurang baik, oleh karena itu sampai sekarang masih saja belum dilakukan pembongkaran.

Saat ini, sudah banyak penduduk lokal yang memilih untuk pindah dari tempat ini dan menyisakan para lansia serta para imigran yang tinggal di sana karena uang sewanya yang tergolong murah. Fasilitas penunjang di daerah itu juga hampir tidak ada. Bahkan sekarang hanya ada satu buah toko kecil yang masih buka yang biasanya menjual kebutuhan sehari-hari bagi warga daerah itu.

Iring-iringan mobil yang berpelat RG mulai memasuki pintu masih kompleks.

Namun, wajah cantik Lucy tiba-tiba saja menegang.

“Aa… aaa ….”

Lucy mulai bersuara sambil menggerakkan jarinya untuk berkomunikasi dengan bahasa isyaratnya.

“Raka, jangan biarkan mobilmu dan para aktor ini masuk ke dalam kompleks. Aku sangat tersentuh dengan semua yang kamu tunjukkan padaku. Tapi orang tuaku sangat tradisional dan mereka nggak suka sama semua hal yang berlebihan ini. Mereka pastinya nggak akan senang sama semua ini. Apalagi kalau mereka tahu semua ini adalah sandiwara belaka dan barang-barang sewaan,” ujar Lucy dengan bahasa isyaratnya.

Raka hanya bisa terdiam sambil tertawa di dalam hatinya.

Sewaan? Sandiwara?

Seorang Pemimpin Kuil Dewa Perang ternyata meninggalkan kesan penuh kepalsuan di benak istrinya!

Namun, Raka tidak ingin terlalu banyak berdebat.

“Oke,” jawabnya sambil mengangguk.

Kemudian dia keluar dari mobil sambil menggendong Elena lalu melambaikan tangan kepada Zora agar perempuan itu segera pergi. Akhirnya, keluarga kecil itu berjalan masuk ke gerbang kompleks bersama.

Saat ini, di gedung 2 unit 4 nomor 108 adalah rumah yang ditinggali oleh Rommy Randala bersama dengan istrinya yang bernama Sherly. Unit ini adalah sebuah unit kecil dengan luas 70 meter.

Kedua orang tua itu sedang asyik menyantap makan siang mereka yang dibuat sendiri oleh Sherly ketika mereka tiba-tiba saja mendengar suara seorang anak kecil.

“Kakek! Nenek!”

Pintu depan terbuka dan Elena masuk ke dalam rumah sambil melompat riang.

“Kakek dan Nenek, lihat deh siapa yang datang! Sekarang aku punya Papa, loh! Papa sudah pulang bersama Mama!” seru Elena riang gembira.

Apa?!

Tubuh Rommy bergetar lalu dia perlahan mengangkat kepalanya setelah mendengar perkataan Elena. Begitu pun, Sherly yang langsung menghentikan makannya dengan raut wajah penuh ketidakpercayaan.

Ayah dari Elena?

Raka Gading?!

“Pa, Ma!” sapa Raka sambil berjalan masuk ke dalam rumah lalu membungkuk bersama Lucy.

Kemudian dia kembali berkata dengan penuh rasa hormat dan bersalah di saat yang bersamaan, “Aku sudah tahu apa yang terjadi 5 tahun yang lalu. Yura bukanlah istriku, melainkan Lucy. Itu artinya, kalian berdualah mertuaku yang sesungguhnya. Aku tahu kalau aku salah, bahkan sampai membuat Lucy dan Elena harus merasakan banyak penderitaan.”

Otot-otot di wajah Rommy tampak bergetar seakan ada hal yang ingin dia sampaikan kepada Raka. Namun, dia langsung mengurungkan niatnya sambil menggelengkan kepala ketika melihat seragam militer dan sepatu bot yang dikenakan oleh Raka. Rommy memilih untuk kembali melanjutkan makannya dan mengabaikan Raka.

Sherly yang berada di samping Rommy hanya bisa memaksakan senyumannya sambil mengangguk ke arah Raka. Kemudian dia menggendong Elena dan masuk ke kamar tidur setelah menggerakkan tangannya sebentar untuk berkomunikasi dengan Lucy.

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 8

    Wajah Lucy berubah. Meski ayah dan ibunya tidak berkata apa pun, tapi sikap mereka sangat jelas. Dengan bergabungnya Raka ke keluarga Randala, Raka dianggap hanya seorang menantu miskin yang hanya ikut hidup dan bergantung pada keluarga istrinya. Meskipun dia baru saja pensiun dari militer, tapi uang pensiun yang dia bawa tidaklah banyak. Tanpa uang, kualitas hidup mereka tidak akan membaik. Paling banter hanya bertambah satu tenaga untuk bekerja. Juga bertambah beban orang yang harus diberi makan. Mereka tidak menyukai menantunya yang satu ini!“Lucy,” ujar Rommy setelah dia diam cukup lama. Dia baru mengeluarkan suara setelah semua makanan di piringnya habis bersih. “Uang tabunganmu selama bekerja selama ini ada berapa? Selain uang yang harus kamu berikan ke keluarga untuk uang sekolah Elena, coba hitung sisanya. Ada lima puluh juta?”Wajah Lucy memucat. Dia menggigit bibir, sambil menganggukkan kepala. “Kasih ke Papa,” ujar Rommy sembari menaruh peralatan makannya, “Kamu tahu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 9

    "Cari, cari tahu! Apa lagi yang Dewa Perang Raka lakukan?!"Seruan marah bergema di Amerika Utara, di negara-negara Eropa, di daratan es utara yang sangat dingin, di gurun pasir yang luas tak berbatas ....Di gedung-gedung siaga perang yang dijaga ketat, di pangkalan militer rahasia, di saluran komunikasi militer yang sangat rahasia, di telinga para pejabat tinggi militer, terdengar gema keras!Itu adalah sebuah keterkejutan, kejutan yang total!!Raka dan Kuil Dewa Perang menyerang Ibu Kota Solarae, menghancurkan Istana Solarae. Dengan nol korban, dalam waktu dua puluh delapan menit, mereka memberikan pukulan fatal yang mengerikan kepada Negara Solarae! Kuil Dewa Perang ... atau lebih tepatnya, Raka, pemimpin Kuil Dewa Perang, memiliki kekuatan yang sangat menakutkan!Sungguh mengejutkan!Semua negara besar di dunia, termasuk Nagota, semua departemen intelijen bekerja keras menyelidiki segala yang terjadi hari ini!Apakah pemimpin ambisius dari Negara Solarae telah melakukan sesuatu y

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 10

    Di Hotel Grand Ocean Sky Malda, keesokan harinya, suasana meriah terasa di aula perjamuan mewah di puncak gedung. Suara ucapan selamat dan sambutan terdengar di mana-mana.Seorang tamu berkata, "Keluarga Saman mengirimkan Patung Buddha Giok Putih sebagai ucapan selamat untuk Pak Irwan!"Kepala pelayan keluarga Randala, yang berdiri di pintu utama aula, menyambut para tamu dengan senyum lebar, "Semoga Pak Irwan sejahtera dan panjang umur!"Tamu lain menambahkan, "Kepala keluarga Suherman mengirimkan lukisan besar modern 'Pohon Pinus’ sebagai ucapan selamat kepada Pak Irwan!""Kepala keluarga Damara mengirimkan sebuah Giok Emas sebagai harapan semoga Pak Irwan selalu beruntung," ujar tamu lain.Duduk di kursi utama, Irwan tersenyum lebar. "Ehem!" Dia batuk kecil untuk menarik perhatian. "Terima kasih kepada semua teman yang meluangkan waktu untuk hadir di perayaan ulang tahun ke-70 saya!" kata Irwan dengan senyum. "Saya dari keluarga Randala, hanya keluarga kelas dua di Malda, merasa san

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 11

    Ramlan sang Panglima Raja Perang, berjalan dengan gagahnya mengenakan baju perang berwarna merah menyala. Dia didampingi oleh empat prajurit kuil dewa perang yang membawa sebuah peti mati di atas bahu mereka. Mereka memasuki ruang perjamuan dengan langkah pasti, meletakkan peti mati itu dengan keras di lantai, dan berseru bersama-sama, "Inilah hadiah ulang tahun dari Pak Raka. Harap diterima!""Peti ... peti mati?!" Terkejut, para tamu melihat peti mati yang terbuat dari kayu jati tersebut, membuat suasana ruangan menjadi riuh."Apa ini maksudnya? Mengirim peti mati di pesta ulang tahun, apa artinya ini? Sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran? Mustahil, ini pasti maksudnya untuk mengejutkan Pak Irwan sampai mati!" seru seseorang, melihat wajah Pak Irwan yang pucat pasi, seakan nyaris kena serangan jantung."Raka, beraninya kamu!" teriak Irwan dengan marah, wajahnya berkerut dan tampak mengerikan.Kemarahan Irwan memuncak, sangat marah, seolah-olah kemarahannya bisa meledak kapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 12

    Di tengah suasana yang tegang, tiba-tiba terdengar suara rem mobil yang keras. Sebuah limosin Rolls-Royce hitam sepanjang delapan meter dengan plat nomor bertuliskan "Raka" perlahan memasuki area rumah sakit, berhenti tepat di depan Andre dan rombongan. Mobil ini adalah kendaraan pribadi Raka, Pemimpin Kuil Dewa Perang."Lucy, Elena, mari," ujar Raka sambil membuka pintu dan turun dari mobil, kemudian membantu Lucy dan Elena keluar. Andre bersama dengan dua wakil direktur dan tim dokter THT senior bergegas mendekat dengan penuh hormat, "Anda Pak Raka? Dan ini Bu Lucy?" Andre memperkenalkan diri dan timnya, "Saya Andre, dan ini adalah tim spesialis THT terbaik kami. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati Bu Lucy."Raka mengangguk singkat, hendak memberikan instruksi, namun tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan. Pak Randala, yang melihat kejadian dari jauh, berteriak, "Wah, ternyata kamu, Raka! Lucy, buka mata dan lihat siapa aku!" Raka menoleh ke arah suara tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 13

    Guntur sangat marah. Dia menyerang Radith dengan pukulan dan tendangan hingga Radith jatuh tak sadar, layaknya lumpur di tanah. Guntur juga berhasil menaklukkan tiga pengawal keluarga Randala dengan mudah, sebelum menyeret mereka bersama Radith ke mobil off-roadnya. Setelah memberikan hormat dari kejauhan kepada Raka, Guntur pergi, meninggalkan debu dan asap di belakangnya.Kejadian cepat itu membuat Andre dan yang lainnya terpana. Kunjungan Guntur yang singkat dan tegas hanya bertahan kurang dari setengah menit. Ia pergi, membawa empat orang yang terkulai lemas seperti bangkai. Inilah kekuatan pemimpin besar departemen perang Malda, begitu mengejutkan dan mengagumkan!Lucy, yang menyaksikan kepergian Guntur, terlihat bingung. Ia berusaha membuat isyarat dengan tangan, tapi tak bisa menyembunyikan kebingungannya. Ekspresi lucunya membuat Raka merasa hatinya dipenuhi kelembutan. Andai Lucy bisa berbicara, pastilah ia akan mengucapkan kata-kata yang indah.Raka kemudian mengarahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 14

    “Yura?!” Rommy terdiam sesaat. Perasaan yang awalnya antusias mendadak lenyap dan wajahnya menggelap. Lima tahun yang lalu dia diusir dari kediaman keluarga Randala dan semua itu karena Yura!Perempuan itu sombong dan licik serta suka menghasut. Dia menghalalkan segala cara hingga sekarang menjadi wakil direktur di Randala Group. Yura kerap memotong gajinya dan Sherly, bahkan bonus sering tidak diberikan pada mereka.“Bu Yura,” sapa Rommy yang tidak berani tidak mengangkat telepon. Dia juta tidak langsung menyebutkan nama perempuan itu. Dia memaksakan seulas senyum dan kembali berkata, “A-“Brak!Dari seberang telepon terdengar Yura yang tengah membanting dokumen dan dengan wajah penuh emosi berkata, “Rommy, kamu dan Sherly dipecat!”“Dulu kalian hanya dikeluarkan dari keluarga Randala, tetapi setidaknya kalian masih diberikan sebuah pekerjaan agar kalian tidak mati kelaparan. Tapi kalian justru dikasih hati minta jantung! Kalian tahu menantu kalian, Raka, melakukan apa di ulang tahunn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 15

    Yang menerima pesan tersebut adalah Zora.Setelah mengirimkan pesan singkat, Raka membuang napas dan tatapan matanya menjadi menyeramkan.Setelah tiga hari berlalu, tibalah hari di mana Randala Group dan Deston Group akan menandatangani kontrak.Yura mendongak dan menatap gedung Deston Group yang tinggi menjulang. Total ada 120 lantai lebih. Pemilik dari gedung ini adalah keluarga Lamdani dari kota Malda.Dalam beberapa tahun terakhir, keluarga Lamdani tumbuh menjadi pebisnis yang sangat dominan dan tersebar di seluruh provinsi secara merata. Bahkan ada banyak cabang di kota besar yang terdapat di seluruh negara. Mereka merupakan perusahaan raksasa yang sangat terkenal di negara ini.Di hadapan keluarga Lamdani, keluarga Randala tentu saja hanya merupakan orang kecil yang tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka.“Halo,” sapa Yura yang melangkah masuk ke resepsionis.Dia tersenyum dan kembali berkata, “Tolong sampaikan kalau saya Yura dari Randala Group dan ingin bertemu dengan Pak Tho

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status