Share

Bab 9

Author: Siswa yang Tak Cerdas
"Cari, cari tahu! Apa lagi yang Dewa Perang Raka lakukan?!"

Seruan marah bergema di Amerika Utara, di negara-negara Eropa, di daratan es utara yang sangat dingin, di gurun pasir yang luas tak berbatas ....

Di gedung-gedung siaga perang yang dijaga ketat, di pangkalan militer rahasia, di saluran komunikasi militer yang sangat rahasia, di telinga para pejabat tinggi militer, terdengar gema keras!

Itu adalah sebuah keterkejutan, kejutan yang total!!

Raka dan Kuil Dewa Perang menyerang Ibu Kota Solarae, menghancurkan Istana Solarae. Dengan nol korban, dalam waktu dua puluh delapan menit, mereka memberikan pukulan fatal yang mengerikan kepada Negara Solarae!

Kuil Dewa Perang ... atau lebih tepatnya, Raka, pemimpin Kuil Dewa Perang, memiliki kekuatan yang sangat menakutkan!

Sungguh mengejutkan!

Semua negara besar di dunia, termasuk Nagota, semua departemen intelijen bekerja keras menyelidiki segala yang terjadi hari ini!

Apakah pemimpin ambisius dari Negara Solarae telah melakukan sesuatu yang menyinggung Dewa Perang Raka?

Mengapa Kuil Dewa Perang melakukan serangan mendadak?

Raka ... apa sebenarnya yang dia inginkan?!

"Hanya sebuah hal kecil saja, kok."

Saat negara-negara di dunia sedang sibuk menyelidiki gerakan Kuil Dewa Perang, Raka sudah berada dalam perjalanan kembali ke Nagota, mengendarai jet naga merah.

Dia memegang sebuah bunga pink berbentuk mirip bunga teratai salju di tangan kirinya dan berbicara melalui komunikator di tangan kanannya, tersenyum, "Tidak perlu khawatir, Pak Pemimpin Negara. Saya hanya pergi untuk memetik bunga. Tapi, mereka tidak tahu diri. Maunya main panco sama saya."

"Pergelangan tangan mereka jelas tidak sekuat saya, jadi, saya membakar Istana Solarae sebagai pelajaran buat mereka."

"Begitu saja."

Orang di ujung telepon diam.

Pemimpin Nagota, yang mempunyai posisi yang sangat dihormati, mendengarkan suara santai Raka. Dia bisa menebak bahwa bunga yang Raka petik pastilah bunga nasional Negara Solarae, satu-satunya di dunia!

"Raka ...."

Di telepon, Pemimpin Negara Nagota berkata dengan perasaan campur aduk , "Kamu tahu tidak, dengan kekacauan yang dibuat Kuil Dewa Perang, situasi dunia menjadi sangat tegang!"

"Beberapa orang tua gila itu menelepon saya, bertanya apakah saya mengirimkanmu untuk misi rahasia, dan apakah kamu akan menyerang mereka?"

"Mereka semua ketakutan karena kamu!"

Raka tersenyum tipis.

"Orang tua gila yang disebut oleh Pemimpin Nagota tentu saja adalah pemimpin negara-negara musuh. Akan tetapi kali ini mereka salah menebak!

Kuil Dewa Perang tidak punya waktu luang untuk memperhatikan mereka.

Pemimpin Negara Solarae sudah menyerah, Floracaelum sudah di tangan, misi kali ini menurut Raka sudah berhasil sempurna!

"Bilang sama mereka untuk tidak perlu menebak-nebak."

Raka berbicara melalui komunikator, tidak peduli, "Bilang saja sama mereka, selama mereka tidak mengganggu Nagota, Kuil Dewa Perang juga tidak akan mengganggu mereka."

"Jika ada yang berani mengincar Nagota, nasib Istana Solarae hari ini yang akan menimpa mereka!"

"Siapa pun yang melawan Nagota, meski jauh, akan merasakan akibatnya!"

Pemimpin Nagota merasa sangat lega. Dia sangat bersyukur.

Beruntung Nagota memiliki Kuil Dewa Perang yang sangat setia kepada Negara Nagota. Kuil Dewa Perang tidak kenal ampun terhadap musuh, terlebih Raka, pemimpin Kuil Dewa Perang!

Setelah menutup telepon, Raka duduk di kabin pesawat, memainkan bunga pink di tangannya, tatapannya penuh harapan.

Floracaelum!

Dengan Floracaelum di tangannya itu, maka ada harapan untuk menyembuhkan tenggorokan Lucy.

Jika dikombinasikan dengan teknik medis modern, mengatur ulang pembuluh darah dan saraf di tenggorokan Lucy, lalu mengonsumsi getah batang bunga Floracaelum, suara Lucy pasti akan bisa pulih sepenuhnya.

Suaranya, kegembiraannya, senyumannya ....

Aksi hari ini, berharga!

Menghancurkan sebuah negara, demi senyuman sang kekasih!

Jam setengah sepuluh malam, Kompleks Mission Hills sunyi senyap. Bangunan tua yang akan direnovasi tampak lebih dingin di bawah sinar bulan.

Selain Elena, anggota keluarga Randala yang lain masih belum tidur.

Di ruang tamu, Rommy dan Sherly tampak murung. Lucy dengan wajah pucat sesekali menatap patung Buddha kecil di meja makan, matanya penuh kesedihan.

Mereka salah perhitungan!

Hari ini sore, Lucy mengambil uangnya yang telah lama ditabung dan pergi ke toko perhiasan, membeli patung Buddha yang melambangkan panjang umur bersama Rommy.

Rencananya, patung itu akan diberikan kepada Pak Irwan besok sebagai hadiah ulang tahunnya.

Namun, baru saja!

Pak Irwan menelepon, memarahi Rommy habis-habisan. Irwan bahkan melarangnya dan Sherly menghadiri pesta ulang tahun ke-70nya. Irwan juga memutuskan hubungan sepenuhnya dengan anak bungsunya itu!

Dengan geram, Irwan juga mengungkapkan perbuatan Raka.

Membuat keributan besar di arena pertarungan anjing, memukuli Randy, menyerang Panji ... Raka sangat menyinggung keluarga Batara!

"Raka ... ternyata bikin masalah sebesar ini!"

Rommy semakin marah saat memikirkannya, menepuk meja keras-keras, giginya gemeretak!

Sejak diusir dari keluarga Randala, dia selalu berharap agar sang ayah mencabut keputusannya dan memperbolehkan mereka kembali ke keluarga besar.

Ulang tahun ke-70 ini adalah kesempatan terbaik bagi Rommy!

Namun, dengan kepulangan Raka yang telah pensiun dari militer dan membuat kekacauan besar, kesempatan itu pun sirna.

Mereka tidak akan pernah bisa kembali ke keluarga Randala lagi!

"Lucy." Sherly menatap Lucy yang duduk di depannya dengan wajah tegang.

"Kakek bilang, kamu sama Elena dan Raka datang ke pesta ulang tahunnya, menjelaskan semuanya secara langsung, dan minta maaf sama Randy dan Panji."

"Kamu nggak usah ngapa-ngapain di sana. Masalah ini ulah Raka. Kalau kakek menyalahkan, atau kalau keluarga Batara ingin balas dendam, biarkan dia yang menanggung sendiri!"

Wajah Lucy semakin pucat, dia menggigit bibirnya dengan kuat, mengangkat tangan lambat-lambat dan mulai menggunakan bahasa isyarat.

"Pa, Ma, aku dan Raka ...."

Tok, tok, tok!

Gerakan bahasa isyarat Lucy baru saja dimulai. Tiba-tiba pintu ruang tamu diketuk orang dari luar.

"Kamu?" Rommy bangkit dan membuka pintu. Saat melihat Raka berdiri di depan pintu, dia langsung marah besar!

Bocah sialan ini!

Sekembalinya dari militer, bukannya mengerjakan hal-hal yang benar, malah menimbulkan masalah besar bagi keluarga!

Siang hari bukannya istirahat lalu cari kerja, malah menghilang begitu saja!

Lucy dan Elena menunggunya pulang untuk makan malam. Mereka menunggu sampai lewat jam 8 malam, si Raka ini malah baru pulang sekarang!

Apakah dia masih memikirkan keluarga ini? Apa dia peduli pada Lucy dan anaknya dan mertuanya?

Menikahkan putri mereka dengan orang seperti ini, lebih baik menikahkan dengan seekor anjing saja. Setidaknya anjing tahu menjaga rumah!

"Pa, Ma."

Raka masuk ke ruang tamu. Dia melihat patung Buddha kecil di meja makan.

Oh, ternyata begitu!

Mereka pasti sedang membicarakan pesta ulang tahun Pak Irwan besok. Bahkan hadiahnya pun juga sudah dibeli!

"Besok, kamu, Lucy, dan Elena, harus ikut di pesta ulang tahun kakek Lucy," kata Rommy sembari menatap tajam ke mata Raka. Kepalan tangan Rommy mengencang lalu melonggar, melonggar lalu mengencang.

Akhirnya, Rommy menoleh ke Lucy yang wajahnya pucat pasi, menggigit gigi dengan keras, "Nanti, bawa patung Buddha kecil ini. Minta maaf sama kakek, semoga dia bisa kasih kamu kesempatan!"

"Kalau keluarga Batara …."

"Tanggung sendiri akibatnya!" Setelah berkata demikian, dia langsung menarik Sherly dan kembali ke kamar dengan marah!

"Lucy." Raka melihat ayah mertua dan ibu mertuanya pergi, lalu berpaling kepada Lucy.

Raka mengeluarkan Floracaelum dari sakunya dan tersenyum, "Siang tadi aku pergi ke Negara Solarae, ini adalah ...."

Lucy menutup telinganya erat-erat, tak tahan menahan air mata.

Dalam hati Lucy berkata, “Berbohong, dia lagi-lagi berbohong! Raka, kamu tidak sukses, aku terima! Saat itu, karena kecelakaan, orang tuamu meninggal, terpaksa masuk keluarga Randala, menjadi suamiku, aku terima, aku terima semua!

Tapi meski kamu sudah dinas di militer selama lima tahun, mengapa tidak bisa lebih tenang, lebih dewasa?

Mengeluarkan uang untuk menyewa konvoi mobil, melamar aku, memberi kejutan, aku sangat terharu, sangat berterima kasih. Tapi itu semua hanya ilusi! Kenyataannya, kamu telah menyinggung keluarga Batara, menyinggung kakek. Oke, aku bisa bersamamu menanggungnya!

Tapi kamu juga harus menunjukkan keberanian, tanggung jawab seorang pria. Kamu harus berani menghadapi semuanya, tidak boleh menghindar! Pergi ke Negara Solarae katamu? Kenapa nggak sekalian bilang pergi ke luar angkasa saja? Sampai kapan kamu akan menipuku?!"

Raka terdiam sejenak, lalu perlahan menyimpan Floracaelum itu lagi. Ada sebuah kilatan dingin di matanya!

Pak Irwan dan keluarga Batara?

Tunggu saja besok!

Related chapters

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 10

    Di Hotel Grand Ocean Sky Malda, keesokan harinya, suasana meriah terasa di aula perjamuan mewah di puncak gedung. Suara ucapan selamat dan sambutan terdengar di mana-mana.Seorang tamu berkata, "Keluarga Saman mengirimkan Patung Buddha Giok Putih sebagai ucapan selamat untuk Pak Irwan!"Kepala pelayan keluarga Randala, yang berdiri di pintu utama aula, menyambut para tamu dengan senyum lebar, "Semoga Pak Irwan sejahtera dan panjang umur!"Tamu lain menambahkan, "Kepala keluarga Suherman mengirimkan lukisan besar modern 'Pohon Pinus’ sebagai ucapan selamat kepada Pak Irwan!""Kepala keluarga Damara mengirimkan sebuah Giok Emas sebagai harapan semoga Pak Irwan selalu beruntung," ujar tamu lain.Duduk di kursi utama, Irwan tersenyum lebar. "Ehem!" Dia batuk kecil untuk menarik perhatian. "Terima kasih kepada semua teman yang meluangkan waktu untuk hadir di perayaan ulang tahun ke-70 saya!" kata Irwan dengan senyum. "Saya dari keluarga Randala, hanya keluarga kelas dua di Malda, merasa san

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 11

    Ramlan sang Panglima Raja Perang, berjalan dengan gagahnya mengenakan baju perang berwarna merah menyala. Dia didampingi oleh empat prajurit kuil dewa perang yang membawa sebuah peti mati di atas bahu mereka. Mereka memasuki ruang perjamuan dengan langkah pasti, meletakkan peti mati itu dengan keras di lantai, dan berseru bersama-sama, "Inilah hadiah ulang tahun dari Pak Raka. Harap diterima!""Peti ... peti mati?!" Terkejut, para tamu melihat peti mati yang terbuat dari kayu jati tersebut, membuat suasana ruangan menjadi riuh."Apa ini maksudnya? Mengirim peti mati di pesta ulang tahun, apa artinya ini? Sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran? Mustahil, ini pasti maksudnya untuk mengejutkan Pak Irwan sampai mati!" seru seseorang, melihat wajah Pak Irwan yang pucat pasi, seakan nyaris kena serangan jantung."Raka, beraninya kamu!" teriak Irwan dengan marah, wajahnya berkerut dan tampak mengerikan.Kemarahan Irwan memuncak, sangat marah, seolah-olah kemarahannya bisa meledak kapan

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 12

    Di tengah suasana yang tegang, tiba-tiba terdengar suara rem mobil yang keras. Sebuah limosin Rolls-Royce hitam sepanjang delapan meter dengan plat nomor bertuliskan "Raka" perlahan memasuki area rumah sakit, berhenti tepat di depan Andre dan rombongan. Mobil ini adalah kendaraan pribadi Raka, Pemimpin Kuil Dewa Perang."Lucy, Elena, mari," ujar Raka sambil membuka pintu dan turun dari mobil, kemudian membantu Lucy dan Elena keluar. Andre bersama dengan dua wakil direktur dan tim dokter THT senior bergegas mendekat dengan penuh hormat, "Anda Pak Raka? Dan ini Bu Lucy?" Andre memperkenalkan diri dan timnya, "Saya Andre, dan ini adalah tim spesialis THT terbaik kami. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati Bu Lucy."Raka mengangguk singkat, hendak memberikan instruksi, namun tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan. Pak Randala, yang melihat kejadian dari jauh, berteriak, "Wah, ternyata kamu, Raka! Lucy, buka mata dan lihat siapa aku!" Raka menoleh ke arah suara tersebu

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 13

    Guntur sangat marah. Dia menyerang Radith dengan pukulan dan tendangan hingga Radith jatuh tak sadar, layaknya lumpur di tanah. Guntur juga berhasil menaklukkan tiga pengawal keluarga Randala dengan mudah, sebelum menyeret mereka bersama Radith ke mobil off-roadnya. Setelah memberikan hormat dari kejauhan kepada Raka, Guntur pergi, meninggalkan debu dan asap di belakangnya.Kejadian cepat itu membuat Andre dan yang lainnya terpana. Kunjungan Guntur yang singkat dan tegas hanya bertahan kurang dari setengah menit. Ia pergi, membawa empat orang yang terkulai lemas seperti bangkai. Inilah kekuatan pemimpin besar departemen perang Malda, begitu mengejutkan dan mengagumkan!Lucy, yang menyaksikan kepergian Guntur, terlihat bingung. Ia berusaha membuat isyarat dengan tangan, tapi tak bisa menyembunyikan kebingungannya. Ekspresi lucunya membuat Raka merasa hatinya dipenuhi kelembutan. Andai Lucy bisa berbicara, pastilah ia akan mengucapkan kata-kata yang indah.Raka kemudian mengarahkan

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 14

    “Yura?!” Rommy terdiam sesaat. Perasaan yang awalnya antusias mendadak lenyap dan wajahnya menggelap. Lima tahun yang lalu dia diusir dari kediaman keluarga Randala dan semua itu karena Yura!Perempuan itu sombong dan licik serta suka menghasut. Dia menghalalkan segala cara hingga sekarang menjadi wakil direktur di Randala Group. Yura kerap memotong gajinya dan Sherly, bahkan bonus sering tidak diberikan pada mereka.“Bu Yura,” sapa Rommy yang tidak berani tidak mengangkat telepon. Dia juta tidak langsung menyebutkan nama perempuan itu. Dia memaksakan seulas senyum dan kembali berkata, “A-“Brak!Dari seberang telepon terdengar Yura yang tengah membanting dokumen dan dengan wajah penuh emosi berkata, “Rommy, kamu dan Sherly dipecat!”“Dulu kalian hanya dikeluarkan dari keluarga Randala, tetapi setidaknya kalian masih diberikan sebuah pekerjaan agar kalian tidak mati kelaparan. Tapi kalian justru dikasih hati minta jantung! Kalian tahu menantu kalian, Raka, melakukan apa di ulang tahunn

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 15

    Yang menerima pesan tersebut adalah Zora.Setelah mengirimkan pesan singkat, Raka membuang napas dan tatapan matanya menjadi menyeramkan.Setelah tiga hari berlalu, tibalah hari di mana Randala Group dan Deston Group akan menandatangani kontrak.Yura mendongak dan menatap gedung Deston Group yang tinggi menjulang. Total ada 120 lantai lebih. Pemilik dari gedung ini adalah keluarga Lamdani dari kota Malda.Dalam beberapa tahun terakhir, keluarga Lamdani tumbuh menjadi pebisnis yang sangat dominan dan tersebar di seluruh provinsi secara merata. Bahkan ada banyak cabang di kota besar yang terdapat di seluruh negara. Mereka merupakan perusahaan raksasa yang sangat terkenal di negara ini.Di hadapan keluarga Lamdani, keluarga Randala tentu saja hanya merupakan orang kecil yang tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka.“Halo,” sapa Yura yang melangkah masuk ke resepsionis.Dia tersenyum dan kembali berkata, “Tolong sampaikan kalau saya Yura dari Randala Group dan ingin bertemu dengan Pak Tho

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 16

    Dia sudah menghabiskan waktu 40 tahun karena diusir oleh keluarganya dari Kota Malda. Irwan membangun semuanya dari awal dan menghabiskan waktu 40 tahun. Dari sebuah perusahaan kecil yang tanpa nama akhirnya berkembang menjadi perusahaan tingkat dua di kota ini.Jika kontrak ini berhasil disetujui, maka posisi keluarga Randala akan meningkat hingga menduduki posisi perusahaan tingkat pertama di Malda.“Kontrak, kontrak …” gumam Irwan dengan suara bergetar. Dia menoleh ke arah Dito dengan kening berkerut.“Loh? Kenapa saya nggak tahu berita besar ini? Siapa yang bertanggung jawab pada proyek ini? Yura, bukan? Kenapa nggak bilang sama saya? Kenapa?!”Dito terdiam dan dengan hati-hati mencoba berkata, “Mungkin Bu Yura ingin memberikan Bapak sebuah kejutan. Setelah kontrak sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak, dia baru memberi tahu Bapak,”“Bagaimana kalau saya coba telepon dan menanyakan pada Bu Yura?”“Nggak!” Irwan menggelengkan kepalanya.Masalah besar yang berkaitan dengan masa

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 17

    Rommy dan Sherly terdiam. Dia menatap punggung Raka seakan ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata yang terucapkan. Apakah menantunya yang tidak berguna itu sedang membantu mereka balas dendam?“Raka,” panggil Lucy sambil menggigiti bibirnya. Dia berjalan ke sisi Raka dan menarik baju suaminya sambil menatap lelaki itu dengan raut penuh permohonan.Orang tuanya membutuhkan pekerjaan. Tanda tangan kontrak perjanjian proyek dengan Deston Group merupakan hal yang sangat penting. Kakeknya pasti sangat panik sekali.“Nggak apa-apa,” kata Raka dengan santai. Dia menggelengkan kepalanya secara perlahan ke arah Lucy dan menatap pintu sambil lanjut berkata, “Yura, aku nggak akan bilang untuk kedua kalinya. Jangan bicara di depan pintu! Rumah kami nggak butuh satpam dan kamu juga nggak akan bisa jadi satpam!”Di luar sana Yura menggigit bibirnya menahan emosi. Dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya sehingga dia sulit menerimanya. Irwan tidak akan diam saja jika dia tidak bi

Latest chapter

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status