Dia sudah menghabiskan waktu 40 tahun karena diusir oleh keluarganya dari Kota Malda. Irwan membangun semuanya dari awal dan menghabiskan waktu 40 tahun. Dari sebuah perusahaan kecil yang tanpa nama akhirnya berkembang menjadi perusahaan tingkat dua di kota ini.Jika kontrak ini berhasil disetujui, maka posisi keluarga Randala akan meningkat hingga menduduki posisi perusahaan tingkat pertama di Malda.“Kontrak, kontrak …” gumam Irwan dengan suara bergetar. Dia menoleh ke arah Dito dengan kening berkerut.“Loh? Kenapa saya nggak tahu berita besar ini? Siapa yang bertanggung jawab pada proyek ini? Yura, bukan? Kenapa nggak bilang sama saya? Kenapa?!”Dito terdiam dan dengan hati-hati mencoba berkata, “Mungkin Bu Yura ingin memberikan Bapak sebuah kejutan. Setelah kontrak sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak, dia baru memberi tahu Bapak,”“Bagaimana kalau saya coba telepon dan menanyakan pada Bu Yura?”“Nggak!” Irwan menggelengkan kepalanya.Masalah besar yang berkaitan dengan masa
Rommy dan Sherly terdiam. Dia menatap punggung Raka seakan ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata yang terucapkan. Apakah menantunya yang tidak berguna itu sedang membantu mereka balas dendam?“Raka,” panggil Lucy sambil menggigiti bibirnya. Dia berjalan ke sisi Raka dan menarik baju suaminya sambil menatap lelaki itu dengan raut penuh permohonan.Orang tuanya membutuhkan pekerjaan. Tanda tangan kontrak perjanjian proyek dengan Deston Group merupakan hal yang sangat penting. Kakeknya pasti sangat panik sekali.“Nggak apa-apa,” kata Raka dengan santai. Dia menggelengkan kepalanya secara perlahan ke arah Lucy dan menatap pintu sambil lanjut berkata, “Yura, aku nggak akan bilang untuk kedua kalinya. Jangan bicara di depan pintu! Rumah kami nggak butuh satpam dan kamu juga nggak akan bisa jadi satpam!”Di luar sana Yura menggigit bibirnya menahan emosi. Dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya sehingga dia sulit menerimanya. Irwan tidak akan diam saja jika dia tidak bi
Sekarang? Menantunya justru membalaskan dendam ini untuk mereka. Meski hanya mengandalkan temannya sendiri, mereka sudah cukup puas.“Yura, jangan lupa kalau tiga hari kemudian adalah ulang tahunnya Elena,” ujar Raka dengan suara dingin tanpa menatap perempuan itu.“Kamu dan Randy harus berlutut meminta maaf saat di acara ulang tahun Elena. Kalau nggak, kamu rasakan sendiri akibatnya!”Yura menahan geram dan keinginan untuk berteriak marah. Akan tetapi, sekarang dia hanya bisa diam menahan emosinya. Yang paling penting adalah tanda tangan kontrak!Asalkan kontrak dengan Deston Group sudah ditanda tangani, maka selanjutnya sudah tiba saatnya dia yang balas dendam dan membuat keluarga Raka hancur!“Om, Tante, maaf,” ujar Yura lagi sambil berusaha mengulas senyum paksa.“Sudah siang dan aku akan menghubungi perwakilan Deston Group untuk siap-siap tanda tangan kontrak. Mobilku ada di bawah dan akan bawa kalian ke kantor.”Setelah itu sudut matanya melirik Raka dengan tajam dan melangkah tu
Sanjaya mengabaikan Irwan dan Yura, dia langsung melewati kedua orang tersebut dan menghampiri Rommy dan Sherly. Lelaki itu menjabat tangan mereka berdua dan dengan ramah berkata,“Sebuah kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan kalian berdua. Saya sudah pernah dengar karyawan saya bilang kalau kalian berdua pekerja keras. Setiap kali datang untuk membicarakan proyek dan hingga akhirnya bisa bekerja sama!”“Seharusnya saya dari awal datang bertemu kalian. Karyawan saya tidak ada yang membuat kalian tersinggung, kan? Kalau ada, mohon kelapangan hati dari kalian berdua.”“Di mana hadiah yang saya siapkan?! Keluarkan!” ujar lelaki itu memerintahkan anak buahnya.Seorang anak buahnya maju sambil membawa sebuah kartu berwarna emas. Dengan penuh hormat dia memberikannya pada Sanjaya.“Ini adalah kartu VVIP yang dikeluarkan oleh keluargaku secara khusus dan hanya satu-satunya!” kata Sanjaya sambil memberikannya pada Rommy dan Sherly.“Dengan kartu ini, semua pengeluaran di anak perusahaan kel
“Karena Bapak dan Ibu mertuanya Pak Raka!”Untuk apa mereka datang kemari hari ini? Tentu saja untuk memberikan sejumlah uang! Selama Sanjaya bisa menarik simpati dari Rommy dan Sherly, maka dia telah berjasa besar bagi Raka! Selama Raka senang, keluarga Lamdani tidak perlu khawatir lagi soal uang. Dengan bergantungnya keluarga Lamdani kepada Raka, jangankan 60 triliun, lebih banyak dari itu pun mudah saja diwujudkan!“Apa masih ada pertanyaan terkait kontrak ini?” tanya Sanjaya seraya menampilakn kontrak yang dia maksud itu di layar proyektor ruang rapat. Kemudian, dia menatap ke arah Irwan dan yang lain sambill berkata, “Kalau nggak ada pertanyaan lagi, silakan ditandatangani.”Mereka semua melihat dengan saksama ketentuan kontrak yang terpampang jelas di layar. “Mengawasi dan bertanggung jawab secara penuh!”Janji itu sangat menggoda, bagaikan paku super tajam yang menancap jauh ke dalam hati mereka. Irwan, Yura, termasuk petinggi Randala Group lainnya …. Mereka semua tentu tahu apa
Sebelum diusir oleh Irwan dari rumah, Lucy mengendarai sebuah Porsche berwarna merah tua. Setelah kecelakaan itu terjadi dan Lucy kehilangan suaranya, dia kehilangan posisinya di keluarga dan otomatis mobil itu juga berpindah tangan ke Yura.“Memangnya uang pensiun kamu ada berapa?” tanya Lucy yang sebenarnya tak tega melihat harga mobilnya. “Nggak usah foya-foya cuma untuk beginian. Aku … nggak perlu. Lagian harganya juga terlalu mahal!”Raka hanya tertawa mendengar itu. Sejak kapan seorang Dewa Perang pernah kekurangan uang? Selama lima tahun berjuang di medan perang, semua kebutuhannya dipenuhi oleh bawahan. Mulai dari mobil tank dengan teknologi mutakhir, pesawat jet generasi terbaru, sampai satelit pribadi … bayangkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk semua kebutuhan itu. Kekayaan yang kini Raka miliki jauh lebih dari cukup untuk sekadar membeli sebuah negara!“Nggak usah hemat-hemat,” kata Raka seraya menggendong Elena dan menggandeng Lucy masuk ke dalam showroom.Awalnya
Mobil itu sudah dipajang di tengah showroom selama setengah bulan, jadi mereka bisa menilai pelanggan seperti apa yang memang mampu beli. Sedangkan seorang pegawai baru yang masih tida tahu apa-apa menawarkan mobil yang harganya selangit kepada seorang pelanggan yang pakaiannya terlihat sangat biasa saja … bagaimana mereka tidak tertawa?“Biarpun pengalaman kamu kurang, aku suka sama sikap kamu yang rama,” kata Raka. “Istriku tertarik sama yang ini, jadi langsung saja aku bayar. Ini kartunya, nggak perlu PIN. Aku tahu kalian pasti punya jalur pelayanan khusus. Uang nggak jadi masalah, langsung potong saja dari kartu ini. Aku mau semua surat-surat dan administrasi mobil selesai dalam waktu sepuluh menit.”Kartu yang Raka berikan hanya tertulis kata “Raka Gading”, tanpa ada nama bank. Kartu apa ini?“Pak, ini ….”Pegawai baru itu tampak kebingungan, tapi melihat ekspresi wajah Raka yang serius, dia tahu kalau Raka tidak sedang bercanda dengannya. Maka itu dia pun menerima kartu tersebut
Mobil yang harganya 20 kali lipat lebih mahal dibanding mobil sebelumnya kini sudah ada di tangannya.“Cowok itu, dia … benar-benar sudah bayar lunas mobilnya?” tanya salah seorang pegawai senior yang tadi menertawakan mereka. Kalau saja dia tahu dari awal bahwa Raka memang sekaya itu, dia pasti sudah beraksi dengan melayani sepenuh hati! Namun apa mau dikata, kesempatannya sudah diambil terlebih dahulu oleh pegawai baru.“Tadi kayaknya aku dengar dia bayar tanpa PIN. Me-memangnya dia punya uang sebanyak itu di kartunya?”“A-aku dulu pernah lihat kartu VIP dari Bank Nagota. Kayaknya limit transaksi tanpa pin itu harus minimal 0.01% dari total aset.”“Kartu dia bisa transaksi sampai puluhan miliar tanpa PIN?”“Ja-jangan-jangan … total asetnya dia sampai triliunan?!”Menyesal pun sudah tidak ada gunanya. Kesempatan yang begitu bagus justru mereka sia-siakan kepada seorang pegawai baru yang masih tidak mengerti apa-apa. Bahkan jika mereka menjalin hubungan baik dengan pelanggan kelas atas