Share

Bab 22

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Mobil itu sudah dipajang di tengah showroom selama setengah bulan, jadi mereka bisa menilai pelanggan seperti apa yang memang mampu beli. Sedangkan seorang pegawai baru yang masih tida tahu apa-apa menawarkan mobil yang harganya selangit kepada seorang pelanggan yang pakaiannya terlihat sangat biasa saja … bagaimana mereka tidak tertawa?

“Biarpun pengalaman kamu kurang, aku suka sama sikap kamu yang rama,” kata Raka. “Istriku tertarik sama yang ini, jadi langsung saja aku bayar. Ini kartunya, nggak perlu PIN. Aku tahu kalian pasti punya jalur pelayanan khusus. Uang nggak jadi masalah, langsung potong saja dari kartu ini. Aku mau semua surat-surat dan administrasi mobil selesai dalam waktu sepuluh menit.”

Kartu yang Raka berikan hanya tertulis kata “Raka Gading”, tanpa ada nama bank. Kartu apa ini?

“Pak, ini ….”

Pegawai baru itu tampak kebingungan, tapi melihat ekspresi wajah Raka yang serius, dia tahu kalau Raka tidak sedang bercanda dengannya. Maka itu dia pun menerima kartu tersebut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 23

    Mobil yang harganya 20 kali lipat lebih mahal dibanding mobil sebelumnya kini sudah ada di tangannya.“Cowok itu, dia … benar-benar sudah bayar lunas mobilnya?” tanya salah seorang pegawai senior yang tadi menertawakan mereka. Kalau saja dia tahu dari awal bahwa Raka memang sekaya itu, dia pasti sudah beraksi dengan melayani sepenuh hati! Namun apa mau dikata, kesempatannya sudah diambil terlebih dahulu oleh pegawai baru.“Tadi kayaknya aku dengar dia bayar tanpa PIN. Me-memangnya dia punya uang sebanyak itu di kartunya?”“A-aku dulu pernah lihat kartu VIP dari Bank Nagota. Kayaknya limit transaksi tanpa pin itu harus minimal 0.01% dari total aset.”“Kartu dia bisa transaksi sampai puluhan miliar tanpa PIN?”“Ja-jangan-jangan … total asetnya dia sampai triliunan?!”Menyesal pun sudah tidak ada gunanya. Kesempatan yang begitu bagus justru mereka sia-siakan kepada seorang pegawai baru yang masih tidak mengerti apa-apa. Bahkan jika mereka menjalin hubungan baik dengan pelanggan kelas atas

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 24

    Benar saja, kontra sudah ditandatangani. Sanjaya dan Rommy saling berjabat tangan dan berjalan keluar melewati pintu masuk gedung. Sherly juga berjalan di samping suaminya sambil tersenyum, sementara Irwan dan para bawahannya berjalan di belakang mereka. Terdapat semacam perasaan pahit yang tak bisa dia utarakan ketika melihat Sanjaya dan Rommy begitu akrab.Dengan sahnya kontrak tersebut, investasi besar senilai 100 triliun pun berhasil dilaksanakan. Akan tetapi, berapa persentase keuntungan yang Randala Group dapatkan semua tergantung Rommy.Irwan merasa senang bercampur cemas. Dia pun menghela napas panjang dengan ekspresi yang kalut.“Kakek!”Tepat di momen itu juga Irwan mendengar suara teriakan yang memanggilnya. Karena sudah diusir dari keluarga dan tak berhak lagi menyandang marga Randala, Yura tidak punya tempat untuk berpulang, maka itu dia hanya berlutut di bawah tangga sambil menangis.“Kakek, aku tahu aku salah. Tolong terima aku lagi!”“Kontraknya sudah ditandatangani, au

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 25

    Kemampuan bekerjanya, impiannya dalam membangin usaha sendiri … semua itu sirna seketika dia diusir dari keluarga Randala. Namun hari ini, akhirnya dia bisa kembali memeluk impian itu dan berjuang untuk impiannya lagi.Lucy yang berdiri di bawah tangga gedung kantor Randala Group sekali lagi membungkukkan badannya dan mengucapkan terima kasih kepada Sanjaya.Namun, di saat itu Sanjaya segera menggenggam tangan Rommy. Dia berpura-pura tersandung dari tangga dan mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah memapahnya. Itu Sanjaya lakukan untuk mencegah Lucy membungkukkan badan kepadanya. Sebagai orang yang tahu siapa jati diri Raka sesungguhnya, dia tentu tidak enak hati menerima perlakuan yang begitu hormat dari istri sang Dewa Perang. Pertama kali Lucy membungkukkan badannya kepada Sanjaya biarlah itu terjadi, tapi Sanjaya tidak akan membiarkan itu terjadi untuk kedua kalinya.Sementara itu, Irwan yang berada di belakang Sanjaya hanya bisa menggertakkan giginya dengan kesal untuk me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 26

    “Raka!” seru Yura sambil masuk ke mobil yang dulu dikendarai oleh Lucy yang terparkir tak jauh darinya. Dia lalu menyalakan mesin dan menatap Raka sambil berteriak, “Jangan harap Randy bakal ampunin kamu! Masih ada tiga hari lagi sampai hari ulang tahunnya Elena. Awas saja, Randy pasti bakal buat perhitungan sama kamu! Jangan harap kamu bisa selamat!”Seusai mengatakan itu, Yura langsung menginjak pedal gas Porsche Macan yang warnanya sudah tidak seindah semula, dan langsung pergi jauh meninggalkan mereka semua yang tampak kaget dan juga bingung.“Pa, Ma, Lucy, sudah selesai, ‘kan? Ayo kita pergi makan.”Sekarang?” tanya Rommy dan Sherly yang tampak tidak begitu senang dengan usul Raka. Dalam hati mereka berpikir Raka ini sungguh tidak tahu sopan santun. Bertemu dengan Sanjaya bukannya memberi salam, malah mengajak mereka pergi makan. Rommy pun memelototi Raka dan sudah siap untuk menegurnya. Namun sebelum Rommy buka mulut, Sanjaya dengan penuh rasa takut juga menyela Rommy dengan seny

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 27

    Di depan hotel sudah terpampang plakat emas yang bertuliskan slogan undangan dalam pesta tersebut.“Tak peduli siapa pun Anda, baik itu pria, wanita, tua, muda, selama mengenakan pakaian pesta, Anda dipersilakan menikmati paket makan VIP yang disediakan oleh Courtyard Hotel secara gratis! Saat pesta berakhir, setiap tamu berhak mendapatkan souvenir khusus berupa lencana yang terbuat dari bahan emas murni!”Begitu kabar tentang pesta ulang tahun ini tersebar luas, bagaikan api di tengah hutan, seluruh Kota Malda bahkan sampai ke gang paling terpencil pun tahu. Segala jenis pakaian pesta yang dijual di toko-toko pakaian seperti di area pusat komersial, mall, dan lain-lain ludes hanya dalam waktu yang sangat singkat. Semua orang di setiap sudut kota berpakaian meriah dan berbondong-bondong menuju ke Courtyard Hotel, untuk menikmati makan mewah gratis dan emas murni.Sementara itu di sebuah vila yang berada di pinggir kota, tanpa busana, Yura menyandarkan tubuhnya di dada Randy dan berkata

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 28

    Di lantai dasar hotel di mana pesta diadakan, Rommy dan Sherly menatap Raka yang tampak begitu santai dan tenang dengan perasaan mereka yang campur aduk. Raka membelikan mobil baru yang begitu mahal untuk Lucy, yang menandakan bahwa dia memang serius. Lalu Raka juga mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran untuk Elena.Itu semua mereka sudah tahu, tapi … untuk mengadakan acara dengan skala sebesar hari ini, tidak pernah sekali pun mereka pikir akan terjadi!Di luar hotel sudah banyak berkumpul orang-orang yang tak terhitung jumlahnya dan dengan dengan riang gembira bersorak.“Selamat ulang tahun, Elena!”“Semoga panjang umur, ya!”“Semoga Elena tumbuh jadi anak yang pintar, sehat, lucu ….”Namun lucunya, mereka semua bahkan tidak tahu seperti apa rupa Elena karena tidak pernah bertemu langsung.Lucy menemani kedua orang tua dia di sisinya. Sama dengan mereka, dia juga menatap Raka dengan penuh tanda tanya. Dia tidak tahu bagaimana caranya Raka bisa mereservasi satu-satunya hotel bint

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 29

    Para pengawal itu ada sibuk mengeluarkan pentungan atau mengambil kursi yang digunakan untuk pesta, bahkan ada juga beberapa yang mengeluarkan golok yang sudah mereka siapkan dari awal!Anak-anak, orang tua murid, dan guru-guru yang sedang asyik bermain sontak menjerit ketakutan dan melindungi anak-anak mereka.Mereka semua menatap Raka meminta pertolongan, karena mereka datang untuk menikmati paket makan VIP dan emas yang dia sediakan. Lucy, Rommy, dan Sherly juga terlihat panik dan spontan melirik ke arah Raka pula!“Kalian semua jangan panik!” ucap Raka kepada mereka, lalu mengalihan matanya ke Randy seolah sedang melihat semut kecil yang sedang menggila.Hanya 120 pengawal saja? Apakah cuma sebatas itu kemampuan keluarga Batara?“Tatapan macam apa itu, Raka? Mau sampai kapan kamu terus sok jago?! Baru masuk militer lima tahun dan bisa sedikit bela diri saja sudah merasa hebat? Mungkin ngelawan 10 atau 20 orang sekaligus nggak masalah, tapi apa kamu bisa ngelawan 100 orang sekaligus

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 30

    Semua orang yang masih ada di aula tersebut kebingungan melihat Raka mengepalkan tangannya. Akan tetapi, para pengawal keluarga Batara yang sedang menyerbu seperti mendengar ada suara sambaran petir di telinga mereka. Spontan gendang telinga mereka semua seketika pecah akibat suara petir tersebut, bahkan sampai mengeluarkan darah yang cukup deras! Satu per satu dari mereka pun berteriak kesakitan dan berguling-guling di lantai. Situasi pun menjadi kacau tak terkendali!Dari koridor yang panjangnya sekitar 30 meter lebih, mereka baru berlari setengahnya. Masih ada jarak beberapa belas meter lagi dari Raka, tapi suara sambaran petir itu dengan telak menumbangkan mereka semua tak tersisa! Bahkan kepala pengawal yang paling kuat pun dibuat tak berdaya sama sekali untuk melakukan perlawanan!“Nggak, ini mustahil!”Randy dan Yura tercengang dengan apa yang mereka saksikan di depan mata. Sebenarnya rahasia apa yang Raka sembunyian sampai dia bisa sekuat itu? Selama lima tahun ini, apa saja ya

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status