Share

Bab 26

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Raka!” seru Yura sambil masuk ke mobil yang dulu dikendarai oleh Lucy yang terparkir tak jauh darinya. Dia lalu menyalakan mesin dan menatap Raka sambil berteriak, “Jangan harap Randy bakal ampunin kamu! Masih ada tiga hari lagi sampai hari ulang tahunnya Elena. Awas saja, Randy pasti bakal buat perhitungan sama kamu! Jangan harap kamu bisa selamat!”

Seusai mengatakan itu, Yura langsung menginjak pedal gas Porsche Macan yang warnanya sudah tidak seindah semula, dan langsung pergi jauh meninggalkan mereka semua yang tampak kaget dan juga bingung.

“Pa, Ma, Lucy, sudah selesai, ‘kan? Ayo kita pergi makan.”

Sekarang?” tanya Rommy dan Sherly yang tampak tidak begitu senang dengan usul Raka. Dalam hati mereka berpikir Raka ini sungguh tidak tahu sopan santun. Bertemu dengan Sanjaya bukannya memberi salam, malah mengajak mereka pergi makan. Rommy pun memelototi Raka dan sudah siap untuk menegurnya. Namun sebelum Rommy buka mulut, Sanjaya dengan penuh rasa takut juga menyela Rommy dengan seny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 27

    Di depan hotel sudah terpampang plakat emas yang bertuliskan slogan undangan dalam pesta tersebut.“Tak peduli siapa pun Anda, baik itu pria, wanita, tua, muda, selama mengenakan pakaian pesta, Anda dipersilakan menikmati paket makan VIP yang disediakan oleh Courtyard Hotel secara gratis! Saat pesta berakhir, setiap tamu berhak mendapatkan souvenir khusus berupa lencana yang terbuat dari bahan emas murni!”Begitu kabar tentang pesta ulang tahun ini tersebar luas, bagaikan api di tengah hutan, seluruh Kota Malda bahkan sampai ke gang paling terpencil pun tahu. Segala jenis pakaian pesta yang dijual di toko-toko pakaian seperti di area pusat komersial, mall, dan lain-lain ludes hanya dalam waktu yang sangat singkat. Semua orang di setiap sudut kota berpakaian meriah dan berbondong-bondong menuju ke Courtyard Hotel, untuk menikmati makan mewah gratis dan emas murni.Sementara itu di sebuah vila yang berada di pinggir kota, tanpa busana, Yura menyandarkan tubuhnya di dada Randy dan berkata

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 28

    Di lantai dasar hotel di mana pesta diadakan, Rommy dan Sherly menatap Raka yang tampak begitu santai dan tenang dengan perasaan mereka yang campur aduk. Raka membelikan mobil baru yang begitu mahal untuk Lucy, yang menandakan bahwa dia memang serius. Lalu Raka juga mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran untuk Elena.Itu semua mereka sudah tahu, tapi … untuk mengadakan acara dengan skala sebesar hari ini, tidak pernah sekali pun mereka pikir akan terjadi!Di luar hotel sudah banyak berkumpul orang-orang yang tak terhitung jumlahnya dan dengan dengan riang gembira bersorak.“Selamat ulang tahun, Elena!”“Semoga panjang umur, ya!”“Semoga Elena tumbuh jadi anak yang pintar, sehat, lucu ….”Namun lucunya, mereka semua bahkan tidak tahu seperti apa rupa Elena karena tidak pernah bertemu langsung.Lucy menemani kedua orang tua dia di sisinya. Sama dengan mereka, dia juga menatap Raka dengan penuh tanda tanya. Dia tidak tahu bagaimana caranya Raka bisa mereservasi satu-satunya hotel bint

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 29

    Para pengawal itu ada sibuk mengeluarkan pentungan atau mengambil kursi yang digunakan untuk pesta, bahkan ada juga beberapa yang mengeluarkan golok yang sudah mereka siapkan dari awal!Anak-anak, orang tua murid, dan guru-guru yang sedang asyik bermain sontak menjerit ketakutan dan melindungi anak-anak mereka.Mereka semua menatap Raka meminta pertolongan, karena mereka datang untuk menikmati paket makan VIP dan emas yang dia sediakan. Lucy, Rommy, dan Sherly juga terlihat panik dan spontan melirik ke arah Raka pula!“Kalian semua jangan panik!” ucap Raka kepada mereka, lalu mengalihan matanya ke Randy seolah sedang melihat semut kecil yang sedang menggila.Hanya 120 pengawal saja? Apakah cuma sebatas itu kemampuan keluarga Batara?“Tatapan macam apa itu, Raka? Mau sampai kapan kamu terus sok jago?! Baru masuk militer lima tahun dan bisa sedikit bela diri saja sudah merasa hebat? Mungkin ngelawan 10 atau 20 orang sekaligus nggak masalah, tapi apa kamu bisa ngelawan 100 orang sekaligus

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 30

    Semua orang yang masih ada di aula tersebut kebingungan melihat Raka mengepalkan tangannya. Akan tetapi, para pengawal keluarga Batara yang sedang menyerbu seperti mendengar ada suara sambaran petir di telinga mereka. Spontan gendang telinga mereka semua seketika pecah akibat suara petir tersebut, bahkan sampai mengeluarkan darah yang cukup deras! Satu per satu dari mereka pun berteriak kesakitan dan berguling-guling di lantai. Situasi pun menjadi kacau tak terkendali!Dari koridor yang panjangnya sekitar 30 meter lebih, mereka baru berlari setengahnya. Masih ada jarak beberapa belas meter lagi dari Raka, tapi suara sambaran petir itu dengan telak menumbangkan mereka semua tak tersisa! Bahkan kepala pengawal yang paling kuat pun dibuat tak berdaya sama sekali untuk melakukan perlawanan!“Nggak, ini mustahil!”Randy dan Yura tercengang dengan apa yang mereka saksikan di depan mata. Sebenarnya rahasia apa yang Raka sembunyian sampai dia bisa sekuat itu? Selama lima tahun ini, apa saja ya

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 31

    Tiga mobil mewah meluncur kencang menuju Hotel Courtyard. Di lobi hotel, suasana semakin memanas.Dengan senyum sinis, Randy menutup teleponnya dan menatap Raka sombong, "Orang lemah mau bagaimana pun, ya tetap lemah. Kamu mungkin jago berkelahi, bisa melawan banyak orang sekaligus, tapi apa gunanya?" kata Randy dengan nada mengejek. "Tunggu saja sampai Fahmi datang dan membatalkan pestamu. Aku penasaran, gimana kamu akan bisa melanjutkan pesta ulang tahun anakmu itu tanpa venue?"Yura, yang sebelumnya terlihat sangat takut, kini bisa sedikit bernafas lega. Saat melihat Raka dengan mudahnya menjatuhkan banyak pengawal keluarga Batara, Yura nyaris terduduk lemas. Akan tetapi sekarang, berkat kedatangan Fahmi, pesta ulang tahun itu sepertinya tidak akan bisa terus dilanjutkan lagi.Sebagai pemilik hotel, Fahmi punya kuasa penuh untuk menghentikannya. Mereka hanya perlu mengganti biaya sewa tempat. Hari ini, mereka bertekad untuk membuat Raka terlihat bodoh dan memalukan.Di sisi Raka, L

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 32

    Fahmi ragu sejenak, kemudian dia berjalan cepat ke depan Raka dan berkata dengan suara dingin, "Jadi kamu Raka? Kamu yang mengadakan pesta ulang tahun ini?!"Raka menjawab, "Iya. Kenapa? Kamu mau mengusir saya?""Tentu saja!" Fahmi berkacak pinggang sembari tersenyum sinis. "Kamu membuat keributan di hotel saya dan menyakiti orang. Orang lain bisa saja nggak peduli, tapi saya tidak. Kamu kira saya nggak bisa memanggil seluruh keamanan hotel ini? Pelayan, manajer bertugas, penerima tamu, petugas kebersihan...""Dengan tujuh delapan ratus orang, memangnya kamu bisa melawan berapa banyak? Kamu ini, lihat saja saya bahkan malas!" Fahmi mengoceh. Raka mengangkat alisnya, tidak bisa menahan tawa. Fahmi ini ... cukup menarik!"Masih berani tertawa?!" Yura sangat marah melihat ekspresi di wajah Raka, dia menggertakkan gigi, "Fahmi, cepat panggil orang, usir mereka semua!""Bukan, bukan usir, tapi hajar mereka semua! Terutama Raka, hajar dia keras-keras, pukuli dia sampai mati!"Randy juga den

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 33

    Melihat situasi yang tak menguntungkan itu, Randy mencoba mengurai ketegangan dengan senyum paksa. "Nama saya Randy, Rantan Batara itu bibi saya," kata Randy mencoba menjelaskan. Sanjaya hanya menanggapi dengan tawa dingin. Rantan memang wanita yang disegani, bahkan oleh keluarga Lamdani sekali pun. Namun, Randy kali ini berhadapan dengan pemilik Kuil Dewa Perang, sosok yang bahkan oleh pimpinan Nagota sekalipun dihormati. Raka adalah kekuatan militer terkuat di Nagota, Dewa Perang yang terkenal ke seluruh negara. Tidak ada yang bisa meremehkannya."Siapa kamu tidak penting," ujar Sanjaya tanpa banyak perhatian kepada Randy, lalu memalingkan wajah ke Fahmi, "Yang penting, Fahmi, kamu harus tahu diri. Mau bikin onar di hotel saya?"Fahmi basah kuyup oleh keringat dingin. Dia tak berani berlama-lama. Fahmi dan pengawalnya bergegas pergi seolah-olah nyawa mereka terancam.Saat keadaan sedikit mereda, Raka akhirnya berbicara, "Pemimpin keluarga Lamdani, silakan pulang. Kali ini, Anda su

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 34

    Telepon berdering tiga kali sebelum akhirnya diangkat. "Randy?" suara Guntur terdengar berat dan sepertinya sedang tidak dalam mood yang baik, "Ada apa kamu tiba-tiba meneleponku?"Wajah Randy berseri-seri saat mendengar panggilan telepon itu diangkat. Randy kemudian menatap Raka dengan tatapan penuh kebencian sebelum kemudian berkata, "Paman Guntur, ini sebenarnya hanya masalah kecil. Aku sedang di hotel Courtyard ini, ada orang yang sengaja membuat onar dan menghabisi semua pengawal yang kubawa!"Oh ya, orang itu veteran. Dia nggak punya latar belakang apa-apa. Dia cuma bisa sedikit bela diri, tapi sangat brutal. Pengawalku dikalahkan habis-habisan sama dia!""Paman Guntur, Malda ‘kan wilayahmu, Paman nggak bisa mengabaikan masalah ini!"Saat itu juga, di pusat komando wilayah Malda, Guntur menggenggam erat ponsel pribadinya dengan wajah penuh amarah.Sialan! Baru saja tujuh hari yang lalu, pimpinan Kuil Dewa Perang, Raka, sedang membawa istrinya. Radith yang tidak tahu diri itu, ma

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status