“Raka!” seru Yura sambil masuk ke mobil yang dulu dikendarai oleh Lucy yang terparkir tak jauh darinya. Dia lalu menyalakan mesin dan menatap Raka sambil berteriak, “Jangan harap Randy bakal ampunin kamu! Masih ada tiga hari lagi sampai hari ulang tahunnya Elena. Awas saja, Randy pasti bakal buat perhitungan sama kamu! Jangan harap kamu bisa selamat!”Seusai mengatakan itu, Yura langsung menginjak pedal gas Porsche Macan yang warnanya sudah tidak seindah semula, dan langsung pergi jauh meninggalkan mereka semua yang tampak kaget dan juga bingung.“Pa, Ma, Lucy, sudah selesai, ‘kan? Ayo kita pergi makan.”Sekarang?” tanya Rommy dan Sherly yang tampak tidak begitu senang dengan usul Raka. Dalam hati mereka berpikir Raka ini sungguh tidak tahu sopan santun. Bertemu dengan Sanjaya bukannya memberi salam, malah mengajak mereka pergi makan. Rommy pun memelototi Raka dan sudah siap untuk menegurnya. Namun sebelum Rommy buka mulut, Sanjaya dengan penuh rasa takut juga menyela Rommy dengan seny
Di depan hotel sudah terpampang plakat emas yang bertuliskan slogan undangan dalam pesta tersebut.“Tak peduli siapa pun Anda, baik itu pria, wanita, tua, muda, selama mengenakan pakaian pesta, Anda dipersilakan menikmati paket makan VIP yang disediakan oleh Courtyard Hotel secara gratis! Saat pesta berakhir, setiap tamu berhak mendapatkan souvenir khusus berupa lencana yang terbuat dari bahan emas murni!”Begitu kabar tentang pesta ulang tahun ini tersebar luas, bagaikan api di tengah hutan, seluruh Kota Malda bahkan sampai ke gang paling terpencil pun tahu. Segala jenis pakaian pesta yang dijual di toko-toko pakaian seperti di area pusat komersial, mall, dan lain-lain ludes hanya dalam waktu yang sangat singkat. Semua orang di setiap sudut kota berpakaian meriah dan berbondong-bondong menuju ke Courtyard Hotel, untuk menikmati makan mewah gratis dan emas murni.Sementara itu di sebuah vila yang berada di pinggir kota, tanpa busana, Yura menyandarkan tubuhnya di dada Randy dan berkata
Di lantai dasar hotel di mana pesta diadakan, Rommy dan Sherly menatap Raka yang tampak begitu santai dan tenang dengan perasaan mereka yang campur aduk. Raka membelikan mobil baru yang begitu mahal untuk Lucy, yang menandakan bahwa dia memang serius. Lalu Raka juga mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran untuk Elena.Itu semua mereka sudah tahu, tapi … untuk mengadakan acara dengan skala sebesar hari ini, tidak pernah sekali pun mereka pikir akan terjadi!Di luar hotel sudah banyak berkumpul orang-orang yang tak terhitung jumlahnya dan dengan dengan riang gembira bersorak.“Selamat ulang tahun, Elena!”“Semoga panjang umur, ya!”“Semoga Elena tumbuh jadi anak yang pintar, sehat, lucu ….”Namun lucunya, mereka semua bahkan tidak tahu seperti apa rupa Elena karena tidak pernah bertemu langsung.Lucy menemani kedua orang tua dia di sisinya. Sama dengan mereka, dia juga menatap Raka dengan penuh tanda tanya. Dia tidak tahu bagaimana caranya Raka bisa mereservasi satu-satunya hotel bint
Para pengawal itu ada sibuk mengeluarkan pentungan atau mengambil kursi yang digunakan untuk pesta, bahkan ada juga beberapa yang mengeluarkan golok yang sudah mereka siapkan dari awal!Anak-anak, orang tua murid, dan guru-guru yang sedang asyik bermain sontak menjerit ketakutan dan melindungi anak-anak mereka.Mereka semua menatap Raka meminta pertolongan, karena mereka datang untuk menikmati paket makan VIP dan emas yang dia sediakan. Lucy, Rommy, dan Sherly juga terlihat panik dan spontan melirik ke arah Raka pula!“Kalian semua jangan panik!” ucap Raka kepada mereka, lalu mengalihan matanya ke Randy seolah sedang melihat semut kecil yang sedang menggila.Hanya 120 pengawal saja? Apakah cuma sebatas itu kemampuan keluarga Batara?“Tatapan macam apa itu, Raka? Mau sampai kapan kamu terus sok jago?! Baru masuk militer lima tahun dan bisa sedikit bela diri saja sudah merasa hebat? Mungkin ngelawan 10 atau 20 orang sekaligus nggak masalah, tapi apa kamu bisa ngelawan 100 orang sekaligus
Semua orang yang masih ada di aula tersebut kebingungan melihat Raka mengepalkan tangannya. Akan tetapi, para pengawal keluarga Batara yang sedang menyerbu seperti mendengar ada suara sambaran petir di telinga mereka. Spontan gendang telinga mereka semua seketika pecah akibat suara petir tersebut, bahkan sampai mengeluarkan darah yang cukup deras! Satu per satu dari mereka pun berteriak kesakitan dan berguling-guling di lantai. Situasi pun menjadi kacau tak terkendali!Dari koridor yang panjangnya sekitar 30 meter lebih, mereka baru berlari setengahnya. Masih ada jarak beberapa belas meter lagi dari Raka, tapi suara sambaran petir itu dengan telak menumbangkan mereka semua tak tersisa! Bahkan kepala pengawal yang paling kuat pun dibuat tak berdaya sama sekali untuk melakukan perlawanan!“Nggak, ini mustahil!”Randy dan Yura tercengang dengan apa yang mereka saksikan di depan mata. Sebenarnya rahasia apa yang Raka sembunyian sampai dia bisa sekuat itu? Selama lima tahun ini, apa saja ya
Tiga mobil mewah meluncur kencang menuju Hotel Courtyard. Di lobi hotel, suasana semakin memanas.Dengan senyum sinis, Randy menutup teleponnya dan menatap Raka sombong, "Orang lemah mau bagaimana pun, ya tetap lemah. Kamu mungkin jago berkelahi, bisa melawan banyak orang sekaligus, tapi apa gunanya?" kata Randy dengan nada mengejek. "Tunggu saja sampai Fahmi datang dan membatalkan pestamu. Aku penasaran, gimana kamu akan bisa melanjutkan pesta ulang tahun anakmu itu tanpa venue?"Yura, yang sebelumnya terlihat sangat takut, kini bisa sedikit bernafas lega. Saat melihat Raka dengan mudahnya menjatuhkan banyak pengawal keluarga Batara, Yura nyaris terduduk lemas. Akan tetapi sekarang, berkat kedatangan Fahmi, pesta ulang tahun itu sepertinya tidak akan bisa terus dilanjutkan lagi.Sebagai pemilik hotel, Fahmi punya kuasa penuh untuk menghentikannya. Mereka hanya perlu mengganti biaya sewa tempat. Hari ini, mereka bertekad untuk membuat Raka terlihat bodoh dan memalukan.Di sisi Raka, L
Fahmi ragu sejenak, kemudian dia berjalan cepat ke depan Raka dan berkata dengan suara dingin, "Jadi kamu Raka? Kamu yang mengadakan pesta ulang tahun ini?!"Raka menjawab, "Iya. Kenapa? Kamu mau mengusir saya?""Tentu saja!" Fahmi berkacak pinggang sembari tersenyum sinis. "Kamu membuat keributan di hotel saya dan menyakiti orang. Orang lain bisa saja nggak peduli, tapi saya tidak. Kamu kira saya nggak bisa memanggil seluruh keamanan hotel ini? Pelayan, manajer bertugas, penerima tamu, petugas kebersihan...""Dengan tujuh delapan ratus orang, memangnya kamu bisa melawan berapa banyak? Kamu ini, lihat saja saya bahkan malas!" Fahmi mengoceh. Raka mengangkat alisnya, tidak bisa menahan tawa. Fahmi ini ... cukup menarik!"Masih berani tertawa?!" Yura sangat marah melihat ekspresi di wajah Raka, dia menggertakkan gigi, "Fahmi, cepat panggil orang, usir mereka semua!""Bukan, bukan usir, tapi hajar mereka semua! Terutama Raka, hajar dia keras-keras, pukuli dia sampai mati!"Randy juga den
Melihat situasi yang tak menguntungkan itu, Randy mencoba mengurai ketegangan dengan senyum paksa. "Nama saya Randy, Rantan Batara itu bibi saya," kata Randy mencoba menjelaskan. Sanjaya hanya menanggapi dengan tawa dingin. Rantan memang wanita yang disegani, bahkan oleh keluarga Lamdani sekali pun. Namun, Randy kali ini berhadapan dengan pemilik Kuil Dewa Perang, sosok yang bahkan oleh pimpinan Nagota sekalipun dihormati. Raka adalah kekuatan militer terkuat di Nagota, Dewa Perang yang terkenal ke seluruh negara. Tidak ada yang bisa meremehkannya."Siapa kamu tidak penting," ujar Sanjaya tanpa banyak perhatian kepada Randy, lalu memalingkan wajah ke Fahmi, "Yang penting, Fahmi, kamu harus tahu diri. Mau bikin onar di hotel saya?"Fahmi basah kuyup oleh keringat dingin. Dia tak berani berlama-lama. Fahmi dan pengawalnya bergegas pergi seolah-olah nyawa mereka terancam.Saat keadaan sedikit mereda, Raka akhirnya berbicara, "Pemimpin keluarga Lamdani, silakan pulang. Kali ini, Anda su