Mobil itu sudah dipajang di tengah showroom selama setengah bulan, jadi mereka bisa menilai pelanggan seperti apa yang memang mampu beli. Sedangkan seorang pegawai baru yang masih tida tahu apa-apa menawarkan mobil yang harganya selangit kepada seorang pelanggan yang pakaiannya terlihat sangat biasa saja … bagaimana mereka tidak tertawa?“Biarpun pengalaman kamu kurang, aku suka sama sikap kamu yang rama,” kata Raka. “Istriku tertarik sama yang ini, jadi langsung saja aku bayar. Ini kartunya, nggak perlu PIN. Aku tahu kalian pasti punya jalur pelayanan khusus. Uang nggak jadi masalah, langsung potong saja dari kartu ini. Aku mau semua surat-surat dan administrasi mobil selesai dalam waktu sepuluh menit.”Kartu yang Raka berikan hanya tertulis kata “Raka Gading”, tanpa ada nama bank. Kartu apa ini?“Pak, ini ….”Pegawai baru itu tampak kebingungan, tapi melihat ekspresi wajah Raka yang serius, dia tahu kalau Raka tidak sedang bercanda dengannya. Maka itu dia pun menerima kartu tersebut
Mobil yang harganya 20 kali lipat lebih mahal dibanding mobil sebelumnya kini sudah ada di tangannya.“Cowok itu, dia … benar-benar sudah bayar lunas mobilnya?” tanya salah seorang pegawai senior yang tadi menertawakan mereka. Kalau saja dia tahu dari awal bahwa Raka memang sekaya itu, dia pasti sudah beraksi dengan melayani sepenuh hati! Namun apa mau dikata, kesempatannya sudah diambil terlebih dahulu oleh pegawai baru.“Tadi kayaknya aku dengar dia bayar tanpa PIN. Me-memangnya dia punya uang sebanyak itu di kartunya?”“A-aku dulu pernah lihat kartu VIP dari Bank Nagota. Kayaknya limit transaksi tanpa pin itu harus minimal 0.01% dari total aset.”“Kartu dia bisa transaksi sampai puluhan miliar tanpa PIN?”“Ja-jangan-jangan … total asetnya dia sampai triliunan?!”Menyesal pun sudah tidak ada gunanya. Kesempatan yang begitu bagus justru mereka sia-siakan kepada seorang pegawai baru yang masih tidak mengerti apa-apa. Bahkan jika mereka menjalin hubungan baik dengan pelanggan kelas atas
Benar saja, kontra sudah ditandatangani. Sanjaya dan Rommy saling berjabat tangan dan berjalan keluar melewati pintu masuk gedung. Sherly juga berjalan di samping suaminya sambil tersenyum, sementara Irwan dan para bawahannya berjalan di belakang mereka. Terdapat semacam perasaan pahit yang tak bisa dia utarakan ketika melihat Sanjaya dan Rommy begitu akrab.Dengan sahnya kontrak tersebut, investasi besar senilai 100 triliun pun berhasil dilaksanakan. Akan tetapi, berapa persentase keuntungan yang Randala Group dapatkan semua tergantung Rommy.Irwan merasa senang bercampur cemas. Dia pun menghela napas panjang dengan ekspresi yang kalut.“Kakek!”Tepat di momen itu juga Irwan mendengar suara teriakan yang memanggilnya. Karena sudah diusir dari keluarga dan tak berhak lagi menyandang marga Randala, Yura tidak punya tempat untuk berpulang, maka itu dia hanya berlutut di bawah tangga sambil menangis.“Kakek, aku tahu aku salah. Tolong terima aku lagi!”“Kontraknya sudah ditandatangani, au
Kemampuan bekerjanya, impiannya dalam membangin usaha sendiri … semua itu sirna seketika dia diusir dari keluarga Randala. Namun hari ini, akhirnya dia bisa kembali memeluk impian itu dan berjuang untuk impiannya lagi.Lucy yang berdiri di bawah tangga gedung kantor Randala Group sekali lagi membungkukkan badannya dan mengucapkan terima kasih kepada Sanjaya.Namun, di saat itu Sanjaya segera menggenggam tangan Rommy. Dia berpura-pura tersandung dari tangga dan mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah memapahnya. Itu Sanjaya lakukan untuk mencegah Lucy membungkukkan badan kepadanya. Sebagai orang yang tahu siapa jati diri Raka sesungguhnya, dia tentu tidak enak hati menerima perlakuan yang begitu hormat dari istri sang Dewa Perang. Pertama kali Lucy membungkukkan badannya kepada Sanjaya biarlah itu terjadi, tapi Sanjaya tidak akan membiarkan itu terjadi untuk kedua kalinya.Sementara itu, Irwan yang berada di belakang Sanjaya hanya bisa menggertakkan giginya dengan kesal untuk me
“Raka!” seru Yura sambil masuk ke mobil yang dulu dikendarai oleh Lucy yang terparkir tak jauh darinya. Dia lalu menyalakan mesin dan menatap Raka sambil berteriak, “Jangan harap Randy bakal ampunin kamu! Masih ada tiga hari lagi sampai hari ulang tahunnya Elena. Awas saja, Randy pasti bakal buat perhitungan sama kamu! Jangan harap kamu bisa selamat!”Seusai mengatakan itu, Yura langsung menginjak pedal gas Porsche Macan yang warnanya sudah tidak seindah semula, dan langsung pergi jauh meninggalkan mereka semua yang tampak kaget dan juga bingung.“Pa, Ma, Lucy, sudah selesai, ‘kan? Ayo kita pergi makan.”Sekarang?” tanya Rommy dan Sherly yang tampak tidak begitu senang dengan usul Raka. Dalam hati mereka berpikir Raka ini sungguh tidak tahu sopan santun. Bertemu dengan Sanjaya bukannya memberi salam, malah mengajak mereka pergi makan. Rommy pun memelototi Raka dan sudah siap untuk menegurnya. Namun sebelum Rommy buka mulut, Sanjaya dengan penuh rasa takut juga menyela Rommy dengan seny
Di depan hotel sudah terpampang plakat emas yang bertuliskan slogan undangan dalam pesta tersebut.“Tak peduli siapa pun Anda, baik itu pria, wanita, tua, muda, selama mengenakan pakaian pesta, Anda dipersilakan menikmati paket makan VIP yang disediakan oleh Courtyard Hotel secara gratis! Saat pesta berakhir, setiap tamu berhak mendapatkan souvenir khusus berupa lencana yang terbuat dari bahan emas murni!”Begitu kabar tentang pesta ulang tahun ini tersebar luas, bagaikan api di tengah hutan, seluruh Kota Malda bahkan sampai ke gang paling terpencil pun tahu. Segala jenis pakaian pesta yang dijual di toko-toko pakaian seperti di area pusat komersial, mall, dan lain-lain ludes hanya dalam waktu yang sangat singkat. Semua orang di setiap sudut kota berpakaian meriah dan berbondong-bondong menuju ke Courtyard Hotel, untuk menikmati makan mewah gratis dan emas murni.Sementara itu di sebuah vila yang berada di pinggir kota, tanpa busana, Yura menyandarkan tubuhnya di dada Randy dan berkata
Di lantai dasar hotel di mana pesta diadakan, Rommy dan Sherly menatap Raka yang tampak begitu santai dan tenang dengan perasaan mereka yang campur aduk. Raka membelikan mobil baru yang begitu mahal untuk Lucy, yang menandakan bahwa dia memang serius. Lalu Raka juga mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran untuk Elena.Itu semua mereka sudah tahu, tapi … untuk mengadakan acara dengan skala sebesar hari ini, tidak pernah sekali pun mereka pikir akan terjadi!Di luar hotel sudah banyak berkumpul orang-orang yang tak terhitung jumlahnya dan dengan dengan riang gembira bersorak.“Selamat ulang tahun, Elena!”“Semoga panjang umur, ya!”“Semoga Elena tumbuh jadi anak yang pintar, sehat, lucu ….”Namun lucunya, mereka semua bahkan tidak tahu seperti apa rupa Elena karena tidak pernah bertemu langsung.Lucy menemani kedua orang tua dia di sisinya. Sama dengan mereka, dia juga menatap Raka dengan penuh tanda tanya. Dia tidak tahu bagaimana caranya Raka bisa mereservasi satu-satunya hotel bint
Para pengawal itu ada sibuk mengeluarkan pentungan atau mengambil kursi yang digunakan untuk pesta, bahkan ada juga beberapa yang mengeluarkan golok yang sudah mereka siapkan dari awal!Anak-anak, orang tua murid, dan guru-guru yang sedang asyik bermain sontak menjerit ketakutan dan melindungi anak-anak mereka.Mereka semua menatap Raka meminta pertolongan, karena mereka datang untuk menikmati paket makan VIP dan emas yang dia sediakan. Lucy, Rommy, dan Sherly juga terlihat panik dan spontan melirik ke arah Raka pula!“Kalian semua jangan panik!” ucap Raka kepada mereka, lalu mengalihan matanya ke Randy seolah sedang melihat semut kecil yang sedang menggila.Hanya 120 pengawal saja? Apakah cuma sebatas itu kemampuan keluarga Batara?“Tatapan macam apa itu, Raka? Mau sampai kapan kamu terus sok jago?! Baru masuk militer lima tahun dan bisa sedikit bela diri saja sudah merasa hebat? Mungkin ngelawan 10 atau 20 orang sekaligus nggak masalah, tapi apa kamu bisa ngelawan 100 orang sekaligus