Share

Bab 6

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
“Lucy, kamu nggak perlu takut. Aku punya segalanya dan kamu punya aku,” ujar Raka sambil menatap Lucy dengan lembut dan berusaha untuk meyakinkan perempuan itu.

Kemudian Raka menoleh ke arah Yura lalu berkata dengan ketus, “Yura, kamu datang ke sini dengan semua pengawalmu cuma buat berbicara omong kosong kayak gitu?”

“Padahal Randy sudah menyuruh pengawalnya untuk menyerangku, tapi kamu justru menghentikan mereka. Apa kamu pikir perilakumu itu baik?”

“Sekarang bilang saja sama aku. Sebenarnya, apa yang mau kamu lakukan?”

Randy juga tampak geram dengan sikap Yura lalu dia bertanya sambil mengepalkan tangannya, “Yura, aku juga mau tanya sama kamu. Kenapa kamu menghentikan para pengawalku?”

“Randy, kumohon kamu jangan marah. Aku melakukan ini karena aku mau bercerai sama si sampah itu,” jawab Yura lalu memeluk lengan Randy.

Kemudian dia kembali berkata, “Aku pergi ke kantor urusan pernikahan beberapa kali untuk mengurus perceraianku, tapi sayangnya aku nggak bisa menemukan data laki-laki ini sama sekali. Padahal aku sudah datang beberapa kali ke sana. Oleh karena itu, aku pikir dia sudah mati.”

“Namun, sekarang aku mengerti. Aku nggak bisa menceraikannya secara sepihak karena dia sudah masuk dalam dunia militer, jadi semua data dirinya pasti masuk ke dalam data militer. Itu artinya, aku harus mendapat persetujuan darinya untuk bercerai agar kami berdua bisa bercerai secepat mungkin.”

Randy mengerutkan keningnya sambil mendengus dingin setelah mendengar penjelasan Yura.

Yura sempat terdiam sejenak lalu dia pun berkata dengan gaya sombongnya, “Raka, kami akan mengampunimu karena kamu sudah mengabdi untuk negara dengan ikut dalam dunia militer. Kami berdua juga bisa dengan mudah melupakan masa lalu kami denganmu. Tapi, sebagai gantinya kamu harus menandatangani surat perceraian kita!”

Raka tersenyum setelah mendengar perkataan Yura.

Pernikahan dalam dunia militer adalah sesuatu yang sangat sakral dan tidak bisa dinodai dengan mudahnya. Jadi, bagaimana mungkin Raka bersedia mengakhiri pernikahan mereka dengan mudah setelah hal buruk yang dilakukan oleh Yura kepada Raka dan keluarganya?

Selain itu, seorang pemimpin Kuil Dewa Perang memiliki tingkatan yang sejajar dengan pemimpin di Negara Nagota. Oleh karena itu, bagaimana mungkin kantor urusan pernikahan bisa memiliki data pribadinya ketika badan intelijen negara lain saja tidak bisa memilikinya.

Yura adalah perempuan yang benar-benar konyol dan bodoh!

“Kenapa permintaanmu itu sederhana sekali? Cerai? Bagaimana mungkin aku nggak mau melakukannya? Bukankah ini kebetulan sekali?” ujar Raka santai setelah memainkan kuncir rambut Elena.

“Apa kamu yakin mau bercerai sama aku? Bagaimanapun juga, kita berdua pernah menikah dengan berjalan bergandengan di atas karpet merah. Kita juga saling meminum anggur untuk meresmikan pernikahan kita. Selain itu, aku juga masih punya surat nikah kita berdua.”

Yura sempat tertegun sejenak lalu dia mencibir seraya berkata, “Raka, kamu itu banyak omong, ya. Kamu pasti sudah mati di kota ini kalau saja kamu nggak cepat-cepat masuk militer. Lalu sekarang, kamu masih saja tanya apa aku yakin sama keputusanku?”

“Aku sudah benar-benar yakin! Aku akan memperhitungkan semua masalah yang sudah kamu buat baik itu masalah lama maupun baru kalau sampai kamu nggak mau bercerai dariku. Mulai dari luka yang kamu sebabkan kepada Baron, 3 anjing kesayangan kakek yang mati …. Raka, kamu nggak akan bisa mengganti semua kekacauan yang kamu buat, sekalipun kamu punya 10 nyawa di hidupmu!”

Raka perlahan menggelengkan kepalanya. Perempuan ini tidak tahu apa yang sudah dia lewatkan. Padahal selangkah lagi dia sudah dapat merengkuh dunia ini di tangannya. Namun, sayangnya perempuan kejam ini memang tidak pernah ditakdirkan untuk mendapatkan posisi itu. Jadi, Raka akan membiarkan perempuan itu untuk terus hidup dan membuat kehidupannya jauh lebih buruk daripada kematian.

“Aku akan wujudkan keinginanmu untuk bercerai,” jawab Raka ketus lalu dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan sebuah pesan teks dengan cepat.

Sepuluh menit kemudian.

Brum!

Sebuah mobil mewah berwarna hitam dengan merek RR yang dikawal oleh deretan mobil lainnya perlahan berhenti di depan Raka. Kurang lebih ada 15 mobil mewah anti peluru yang berjejer di sekitar mereka dengan pelat mobil yang bertuliskan RG.

“Dewa Perang!”

Seorang perempuan jangkung bertubuh tegap dan berseragam militer berjalan ke hadapan Raka sambil membawa ratusan pasukan militer di belakangnya.

Kemudian perempuan itu setengah berlutut di atas tanah lalu memberikan dua buah buku berwarna merah yang bertuliskan surat cerai di sampulnya.

“Bagus,” ujar Raka lalu mengambil surat cerai itu dan merobek salah satunya lalu melemparkan sisanya tepat ke arah Yura.

Anehnya, buku itu berhasil mendarat tepat di tangan Yura dengan sangat akurat.

“Ini ….” Yura membuka surat cerai itu tanpa sadar dan menemukan stempel, tanggal ….

Yura kembali mengangkat kepalanya setelah tertegun cukup lama. Pemandangan yang ada di depannya saat ini sungguh mencengangkan baginya.

Mobil-mobil mewah, tentara, perempuan berseragam militer, pelat nomor dengan inisial dan panggilan Dewa Perang ….

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?

Siapa sebenarnya Raka Gading?

Bukan hanya Yura yang tercengang dengan pemandangan ini, Randy dan para pengawalnya tidak kalah tercengangnya dengan apa yang mereka lihat. Bahkan para pejalan kaki yang melintas juga tidak bisa mengalihkan pandangan mereka dari sosok Raka. Semua ini sungguh mencengangkan!

Iring-iringan mobil mewah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Ratusan tentara elite yang sedang setengah berlutut dan seorang pemuda tampan yang tampak tenang ….

Adegan ini jarang sekali bisa disaksikan di televisi. Namun, mereka bisa menyaksikannya di dunia nyata? Bukankah semua ini terlalu mengagetkan?

“Ini … ini pasti sandiwara, kan?”

“Apa ini drama TV yang temanya militer? Lihat deh para prajurit itu! Mereka semua bawa senjata lengkap. Tapi, semua ini terlihat sangat nyata. Benar- benar profesional!”

Para pejalan kaki yang melintas tampak bingung dengan semua adegan ini sampai mereka menebak-nebak kalau semua ini hanyalah sandiwara belaka.

Beberapa pejalan kaki ada juga yang menatap ke arah Raka dan keluarganya dengan wajah iri.

“Lihat deh, aktor dan aktrisnya ganteng-ganteng dan cantik-cantik, ya. Anak kecil itu juga lucu. Eh, ada pengawalnya juga, loh. Ini pasti drama tentang seorang pemimpin yang dominan!”

“Eh tapi kok nggak ada kameramennya, ya? Aku nggak lihat kru yang lainnya juga ….”

Para pejalan kaki yang melintas saling berbisik membicarakan pemandangan yang mereka lewati.

“Sandiwara?”

Yura tiba-tiba menyadari sesuatu ketika mendengar komentar orang-orang yang melintas.

Ini semua pasti hanya sandiwara belaka! Orang-orang ini pastinya adalah orang-orang yang disewa oleh Raka untuk berakting di hadapannya. Mobil-mobil itu juga pastinya hasil sewaan. Mereka pasti mengganti pelat nomornya dengan inisial itu. Peristiwa seperti ini hanya bisa muncul di TV dan pastinya tidak ada di kehidupan nyata!

“Raka, di mana kamu menemukan aktor-aktor ini? Akting mereka lumayan juga,” ujar Yura sambil mencibir.

Semua ini terasa sungguh konyol baginya.

“Kayaknya kamu senang ya berakting jadi orang penting,” tambah Yura dengan nada sarkastis.

“Deretan mobil mewah dan para prajurit yang setengah berlutut di hadapanmu seakan kamu memiliki pangkat tinggi di dalam dunia militer. Sungguh menarik!”

“Sekali sampah tetap saja sampah! Senang banget kayaknya kamu berpura-pura di depanku. Ya sudah, lanjutkan saja sandiwaramu itu!”

Randy yang berada di sebelah Yura tiba-tiba mengerti maksud perkataan kekasihnya itu. Raut wajahnya yang terkejut dalam sekejap berubah menjadi penuh dengan ejekan.

“Aku hampir saja mempercayai kebohonganmu ini. Kamu pastinya sudah berusaha sekuat tenaga untuk mempersiapkan semua kebohongan ini. Berapa banyak uang yang kamu keluarkan untuk menyewa deretan mobil mewah ini? Sungguh memalukan!” seru Randy dengan raut wajah mengejek.

Raka hanya menggeleng sambil tersenyum. Seorang Dewa Perang yang memiliki tingkatan yang sangat tinggi tentu saja tidak akan memedulikan orang-orang rendahan ini.

“Lucy,” panggil Raka lembut lalu menurunkan Elena dari gendongannya.

Brak!

Raka tiba-tiba saja menekuk salah satu lututnya untuk berlutut di hadapan Lucy.

Di belakang Raka ada Zora yang merupakan salah satu dari Panglima Raja Perang. Selain itu, masih ada lagi pelindung Kuil Dewa Perang, sehingga mereka semua yang berlutut berjumlah 99 orang. Mereka semua setengah berlutut membentuk hati dan Raka berada di posisi puncak dari bentuk hati itu.

“Aku sudah ditipu sampai mencintai perempuan yang salah selama 5 tahun,” ujar Raka sambil menatap Lucy dengan penuh kasih sayang.

Begitu pun, Lucy yang menatap Raka dengan penuh kasih sayang.

“Hari ini akhirnya aku menemukan cinta sejatiku dan putri kita. Aku sudah menceraikan Yura dan semua kebohongan selama 5 tahun ini.”

“Kalau begitu, maukah kamu menikah denganku, Lucy? Berikanlah aku satu kesempatan lagi. Dengan begitu, aku akan melindungimu serta anak kita. Aku akan memberikan cinta terbaikku kepadamu,” ujar Raka lembut lalu menarik Lucy perlahan ke dalam pelukannya.

Kemudian dia mengeluarkan sebuah token yang tampak indah dari sakunya.

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 7

    Benda itu tidak berbentuk cincin, melainkan sebuah token yang bagian depannya terukir sebuah istana dan bagian belakangnya terukir nama Raka. Token ini terlihat sangat kuat karena ada banyak pertumpahan darah untuk mendapatkan token berharga ini. Dekrit Raka!Dia memimpin 4 Panglima Raja Perang, 7 Raja Perang , 108 Jenderal Perang dan jutaan prajurit. Sosok Dewa Perang mewakili kekuasaan paling tinggi di Nagota dan merupakan sebuah perwujudan dari kesetiaan abadi Kuil Dewa Perang dalam melayani Nagota. Dewan Perang melihat sebuah perintah bagaikan melihat seorang manusia.Token ini adalah sebuah token yang tiada bandingannya di dunia ini.Lucy menutup mulutnya erat-erat dengan air mata yang mengalir dengan deras dari kedua matanya. Lamaran!Lucy sudah sering memimpikan hal seperti ini selama 5 tahun lamanya. Dia sudah menanggung banyak sekali kesulitan dan penderitaan dalam hidupnya. Hari itu adalah hari ketika dia menyelamatkan laki-laki itu dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 8

    Wajah Lucy berubah. Meski ayah dan ibunya tidak berkata apa pun, tapi sikap mereka sangat jelas. Dengan bergabungnya Raka ke keluarga Randala, Raka dianggap hanya seorang menantu miskin yang hanya ikut hidup dan bergantung pada keluarga istrinya. Meskipun dia baru saja pensiun dari militer, tapi uang pensiun yang dia bawa tidaklah banyak. Tanpa uang, kualitas hidup mereka tidak akan membaik. Paling banter hanya bertambah satu tenaga untuk bekerja. Juga bertambah beban orang yang harus diberi makan. Mereka tidak menyukai menantunya yang satu ini!“Lucy,” ujar Rommy setelah dia diam cukup lama. Dia baru mengeluarkan suara setelah semua makanan di piringnya habis bersih. “Uang tabunganmu selama bekerja selama ini ada berapa? Selain uang yang harus kamu berikan ke keluarga untuk uang sekolah Elena, coba hitung sisanya. Ada lima puluh juta?”Wajah Lucy memucat. Dia menggigit bibir, sambil menganggukkan kepala. “Kasih ke Papa,” ujar Rommy sembari menaruh peralatan makannya, “Kamu tahu,

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 9

    "Cari, cari tahu! Apa lagi yang Dewa Perang Raka lakukan?!"Seruan marah bergema di Amerika Utara, di negara-negara Eropa, di daratan es utara yang sangat dingin, di gurun pasir yang luas tak berbatas ....Di gedung-gedung siaga perang yang dijaga ketat, di pangkalan militer rahasia, di saluran komunikasi militer yang sangat rahasia, di telinga para pejabat tinggi militer, terdengar gema keras!Itu adalah sebuah keterkejutan, kejutan yang total!!Raka dan Kuil Dewa Perang menyerang Ibu Kota Solarae, menghancurkan Istana Solarae. Dengan nol korban, dalam waktu dua puluh delapan menit, mereka memberikan pukulan fatal yang mengerikan kepada Negara Solarae! Kuil Dewa Perang ... atau lebih tepatnya, Raka, pemimpin Kuil Dewa Perang, memiliki kekuatan yang sangat menakutkan!Sungguh mengejutkan!Semua negara besar di dunia, termasuk Nagota, semua departemen intelijen bekerja keras menyelidiki segala yang terjadi hari ini!Apakah pemimpin ambisius dari Negara Solarae telah melakukan sesuatu y

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 10

    Di Hotel Grand Ocean Sky Malda, keesokan harinya, suasana meriah terasa di aula perjamuan mewah di puncak gedung. Suara ucapan selamat dan sambutan terdengar di mana-mana.Seorang tamu berkata, "Keluarga Saman mengirimkan Patung Buddha Giok Putih sebagai ucapan selamat untuk Pak Irwan!"Kepala pelayan keluarga Randala, yang berdiri di pintu utama aula, menyambut para tamu dengan senyum lebar, "Semoga Pak Irwan sejahtera dan panjang umur!"Tamu lain menambahkan, "Kepala keluarga Suherman mengirimkan lukisan besar modern 'Pohon Pinus’ sebagai ucapan selamat kepada Pak Irwan!""Kepala keluarga Damara mengirimkan sebuah Giok Emas sebagai harapan semoga Pak Irwan selalu beruntung," ujar tamu lain.Duduk di kursi utama, Irwan tersenyum lebar. "Ehem!" Dia batuk kecil untuk menarik perhatian. "Terima kasih kepada semua teman yang meluangkan waktu untuk hadir di perayaan ulang tahun ke-70 saya!" kata Irwan dengan senyum. "Saya dari keluarga Randala, hanya keluarga kelas dua di Malda, merasa san

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 11

    Ramlan sang Panglima Raja Perang, berjalan dengan gagahnya mengenakan baju perang berwarna merah menyala. Dia didampingi oleh empat prajurit kuil dewa perang yang membawa sebuah peti mati di atas bahu mereka. Mereka memasuki ruang perjamuan dengan langkah pasti, meletakkan peti mati itu dengan keras di lantai, dan berseru bersama-sama, "Inilah hadiah ulang tahun dari Pak Raka. Harap diterima!""Peti ... peti mati?!" Terkejut, para tamu melihat peti mati yang terbuat dari kayu jati tersebut, membuat suasana ruangan menjadi riuh."Apa ini maksudnya? Mengirim peti mati di pesta ulang tahun, apa artinya ini? Sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran? Mustahil, ini pasti maksudnya untuk mengejutkan Pak Irwan sampai mati!" seru seseorang, melihat wajah Pak Irwan yang pucat pasi, seakan nyaris kena serangan jantung."Raka, beraninya kamu!" teriak Irwan dengan marah, wajahnya berkerut dan tampak mengerikan.Kemarahan Irwan memuncak, sangat marah, seolah-olah kemarahannya bisa meledak kapan

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 12

    Di tengah suasana yang tegang, tiba-tiba terdengar suara rem mobil yang keras. Sebuah limosin Rolls-Royce hitam sepanjang delapan meter dengan plat nomor bertuliskan "Raka" perlahan memasuki area rumah sakit, berhenti tepat di depan Andre dan rombongan. Mobil ini adalah kendaraan pribadi Raka, Pemimpin Kuil Dewa Perang."Lucy, Elena, mari," ujar Raka sambil membuka pintu dan turun dari mobil, kemudian membantu Lucy dan Elena keluar. Andre bersama dengan dua wakil direktur dan tim dokter THT senior bergegas mendekat dengan penuh hormat, "Anda Pak Raka? Dan ini Bu Lucy?" Andre memperkenalkan diri dan timnya, "Saya Andre, dan ini adalah tim spesialis THT terbaik kami. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati Bu Lucy."Raka mengangguk singkat, hendak memberikan instruksi, namun tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan. Pak Randala, yang melihat kejadian dari jauh, berteriak, "Wah, ternyata kamu, Raka! Lucy, buka mata dan lihat siapa aku!" Raka menoleh ke arah suara tersebu

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 13

    Guntur sangat marah. Dia menyerang Radith dengan pukulan dan tendangan hingga Radith jatuh tak sadar, layaknya lumpur di tanah. Guntur juga berhasil menaklukkan tiga pengawal keluarga Randala dengan mudah, sebelum menyeret mereka bersama Radith ke mobil off-roadnya. Setelah memberikan hormat dari kejauhan kepada Raka, Guntur pergi, meninggalkan debu dan asap di belakangnya.Kejadian cepat itu membuat Andre dan yang lainnya terpana. Kunjungan Guntur yang singkat dan tegas hanya bertahan kurang dari setengah menit. Ia pergi, membawa empat orang yang terkulai lemas seperti bangkai. Inilah kekuatan pemimpin besar departemen perang Malda, begitu mengejutkan dan mengagumkan!Lucy, yang menyaksikan kepergian Guntur, terlihat bingung. Ia berusaha membuat isyarat dengan tangan, tapi tak bisa menyembunyikan kebingungannya. Ekspresi lucunya membuat Raka merasa hatinya dipenuhi kelembutan. Andai Lucy bisa berbicara, pastilah ia akan mengucapkan kata-kata yang indah.Raka kemudian mengarahkan

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 14

    “Yura?!” Rommy terdiam sesaat. Perasaan yang awalnya antusias mendadak lenyap dan wajahnya menggelap. Lima tahun yang lalu dia diusir dari kediaman keluarga Randala dan semua itu karena Yura!Perempuan itu sombong dan licik serta suka menghasut. Dia menghalalkan segala cara hingga sekarang menjadi wakil direktur di Randala Group. Yura kerap memotong gajinya dan Sherly, bahkan bonus sering tidak diberikan pada mereka.“Bu Yura,” sapa Rommy yang tidak berani tidak mengangkat telepon. Dia juta tidak langsung menyebutkan nama perempuan itu. Dia memaksakan seulas senyum dan kembali berkata, “A-“Brak!Dari seberang telepon terdengar Yura yang tengah membanting dokumen dan dengan wajah penuh emosi berkata, “Rommy, kamu dan Sherly dipecat!”“Dulu kalian hanya dikeluarkan dari keluarga Randala, tetapi setidaknya kalian masih diberikan sebuah pekerjaan agar kalian tidak mati kelaparan. Tapi kalian justru dikasih hati minta jantung! Kalian tahu menantu kalian, Raka, melakukan apa di ulang tahunn

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status