Share

Bab 2

Author: Siswa yang Tak Cerdas
last update Last Updated: 2024-02-28 17:21:33
Raka membelai rambut putrinya dengan lembut lalu menempelkan wajah kecil gadis itu di dadanya. Hatinya terasa sakit sekali atas apa yang terjadi pada putrinya.

“Elena, Mama bohong sama kamu. Papa belum mati, kok,” ujar Raka berusaha meyakinkan Elena.

Raka sempat terdiam selama beberapa saat, sampai akhirnya dia kembali mengangkat tangannya untuk menghapus air mata di kedua pipi Elena seraya berkata, “Kenapa mamamu menyuruh orang untuk membawamu ke sini? Kenapa dia membiarkanmu digigit oleh anjing-anjing itu?”

Elena tiba-tiba mengangkat kepalanya setelah mendengar pertanyaan Raka. Kemudian dia menggelengkan kepala lalu berkata, “Bukan begitu! Mama itu ibu terbaik buatku. Mama nggak mungkin membuat anjing-anjing itu menggigitku. Tanteku yang menyuruh orang untuk membawaku ke sini agar anjing-anjing itu bisa menggigitku. Dia selalu saja menindas mama dan tidak mengizinkan kami pulang ….”

Tante?!

Raka merasa ada hal yang aneh di dalam otaknya. Dia benar-benar heran dengan apa yang dikatakan oleh Elena. Bagaimana mungkin gadis ini memanggil Yura dengan sebutan tante?

Lalu … siapa ibu dari Elena?

Bukankah tadi di kediaman keluarga Randala kedua orang itu sedang membicarakan tentang Elena? Jadi, apa benar Elena bukan anak dari Raka dan Yura?

“Elena pintar sekali,” ujar Raka sambil memaksakan senyumannya.

Kemudian dia kembali bertanya, “Kalau begitu, Papa mau tanya, siapa nama tantemu? Kamu tahu nggak nama tantemu?”

“Aku tahu, kok. Namanya itu Yura. Dia adalah sepupunya Mama,” jawab Elena tegas.

“Aku juga tahu kalau Papa itu menantu yang tinggal menumpang di rumah keluarga mertua Papa. Tapi, aku tetap menggunakan nama keluarga Papa sebagai nama belakangku. Namaku adalah Elena Gading,” lanjut Elena.

Namun, tiba-tiba saja mata Elena berubah gelap. Dia kembali berkata dengan nada sedih, “Tapi, Tante menyuruhku untuk manggil dia Mama. Dia juga akan pukul aku kalau aku nggak mau manggil dia Mama. Huhuhu …. Apa Om benar-benar papaku? Mama bilang kalau tenggorokannya terluka ketika menyelamatkan Papa dalam kecelakaan mobil. Dia memang nggak bisa bicara, tapi dia mengajarkanku ini ….”

Elena berusaha melepaskan diri dari pelukan Raka. Kemudian dia menggunakan jarinya untuk menulis sesuatu di atas tanah. Bentuk tulisan itu adalah Raka Gading.

Kemudian Elena mengangkat kepalanya dengan air mata yang membasahi pipi lalu berkata, “Mama ajarin aku menulis ini. Om bisa nggak baca tulisanku ini? Mereka semua nggak mengizinkanku bersekolah karena kata mereka tulisanku ini jelek.”

Jantung Raka terasa hampir meledak setelah mendengar perkataan Elena. Pikirannya juga terus berputar entah ke mana. Menyelamatkan Papa, kecelakaan mobil, tenggorokan terluka, tidak bisa bicara ….

Jadi, bukan Yura yang mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan Raka dalam kecelakaan itu?

Yura Randala ….

Dia tidak bisu. Dia bukan istri Raka ataupun ibu dari Elena.

Kalau begitu, siapa yang menikah dengannya dan menikmati malam pertama bersamanya saat itu?

“Elena.”

Raka menatap mata putrinya lembut lalu bertanya, “Siapa nama mamamu?”

Elena tertegun setelah mendengar pertanyaan Raka. Air matanya kembali mengalir dan tubuhnya bergetar lalu dia pun berkata, “Om bohong! Om bukan papaku! Om saja nggak tahu nama mamaku!”

“Nama mamaku Lucy, Lucy Randala.”

Raka tersentak dengan jawaban yang terlontar dari mulut Elena. Pikirannya kacau dan dipenuhi dengan berbagai macam ingatan tentang pernikahannya 5 tahun lalu.

Malam pernikahan mereka!

Kerabat jauh dan dekat dari keluarga Randala berdatangan ke pesta pernikahan Raka dan Yura malam itu. Mereka semua minum dan bersenang-senang. Bahkan mereka juga membuat Raka minum banyak sekali sampai benar-benar mabuk. Kemudian Raka dan istrinya masuk ke dalam sebuah kamar atas dorongan orang-orang itu.

Akhirnya, mereka berdua menghabiskan malam pengantin mereka di dalam kamar. Raka menjadi laki-laki sejati seutuhnya malam itu. Dia benar-benar tidak bisa melupakan apa yang terjadi di dalam kamar bersama perempuan itu. Namun, anehnya Raka tidak mendengar suara apa pun dari perempuan itu di malam pengantin mereka.

Pada awalnya, Raka berpikir kalau perempuan yang dinikahinya, yaitu Yura adalah seorang perempuan yang pemalu dan pendiam. Oleh karena itu, perempuan itu tidak pernah berbicara dengannya ataupun mengeluarkan suara apa pun dari mulutnya malam itu.

Namun, nyatanya hal itu terjadi karena pita suara perempuan itu rusak, jadi dia tidak bisa berbicara. Selain itu, ternyata perempuan itu bukanlah Yura, melainkan Lucy!

“Kurang ajar!” seru Raka penuh emosi.

Di sisi lain, semua orang yang ada di aula menatap dan menunjuk ke arah Raka sambil berbisik membahas apa yang baru saja terjadi di tengah arena. Selain itu, ada juga yang menatap ke arah Bonar yang sudah tidak sadarkan diri dan tiga ekor anjing besar yang mati.

Tidak lama kemudian, sekelompok penjaga keamanan masuk ke arena pertarungan dan mengepung kandang besi yang berada di tengah arena.

“Kurang ajar! Berani sekali kamu sembarangan masuk ke dalam arena ini! Apa kamu nggak tahu siapa pemilik arena ini? Apa kamu tidak kenal siapa bos kami!” seru pemimpin keamanan yang ikut mengepung Raka dengan penuh emosi.

“Tangkap dia sekarang! Kalau ….”

Namun, kata-katanya berubah menjadi jerit kesakitan sebelum pemimpin keamanan itu sempat menyelesaikan kalimat perintahnya.

Raka menyerang semua penjaga yang mengepungnya dan mengakibatkan satu persatu penjaga terpental akibat serangan yang dilayangkan Raka. Mereka menjerit kesakitan dengan banyak tulang mereka yang patah disertai darah yang berceceran di mana-mana.

Drap! Drap!

Raka meninggalkan arena sambil menggendong putrinya dengan langkah kaki yang terdengar bagaikan guntur. Dia sama sekali tidak peduli dengan semua kekacauan yang sudah diperbuatnya.

“Papa sudah kehilangan banyak waktu bersama kalian. Sampai membuat kalian harus mendapatkan banyak penderitaan. Tapi, sekarang Papa sudah pulang. Selama ada Papa, nggak ada lagi orang yang bisa melukai kalian berdua. Semua orang itu harus membayar semua luka yang telah mereka sebabkan kepada kalian berkali-kali,” ujar Raka dengan suara lembut.

***

Di lantai dua kediaman keluarga Randala.

Yura baru saja keluar dari kamar mandi yang ada di kamarnya.

Dia menatap Randy yang sedang duduk di sisi tempat tidur lalu berkata dengan nada genit, “Randy, kamu belum bilang sama aku kapan kamu mau menikahiku.”

“Nggak perlu buru-buru,” jawab Randy sambil menghembuskan asap rokok yang dihisapnya.

Kemudian dia memeluk Yura sambil tersenyum dan berkata, “Kamu kan tahu kalau tanteku yang berkuasa di keluarga Batara. Kamu harus bercerai dulu sama laki-laki itu setelah itu baru kita urus ….”

Namun, Randy tiba-tiba teringat akan sesuatu lalu berkata, “Pastinya masalah di antara kita nggak akan serumit ini kalau saja nggak ada si sampah Raka dan si Elena itu. Sekarang coba kamu telepon keadaan di sana. Sepupuku ada di sana ….”

“Yura Randala!”

Sebuah suara penuh kebencian tiba-tiba saja terdengar dari pintu masuk kediaman keluarga Randala. Suara itu terdengar bagaikan guntur yang bisa mengguncang rumah ini.

Randy terkejut dengan suara menyeramkan itu sampai dia menjatuhkan rokok ke pahanya yang tidak terbalut kain sedikit pun. Dia langsung melompat kesakitan dan bergegas berjalan ke jendela lalu berseru penuh amarah, “Siapa yang teriak? Aku ….

Namun, tiba-tiba saja Randy terdiam.

Di pintu rumah, Randy melihat sosok Raka yang sedang menggendong Elena dalam pelukannya. Raka terlihat sedang menatap tajam ke arah Randy yang tidak mengenakan pakaian selembar pun di tubuhnya.

“Jangan kamu buat putriku harus melihat tubuhmu yang buruk itu! Pakai bajumu dan cepatlah ke sini!” seru Raka geram.

Randy sempat tertegun selama beberapa saat di depan jendela lantai dua. Namun, tidak lama kemudian senyuman garang mengembang di wajahnya. Ternyata orang yang datang hanya seonggok sampah yang hanya bisa menumpang hidup di rumah keluarga istrinya yang bernama Raka Gading.

“Ternyata … dia!” seru Yura terkejut.

Dia masih mengenakan piama tidur ikatnya yang terbuat dari sutra halus sambil menatap ke bawah di mana Raka dan Elena berada. Dia sedikit terkejut dengan kemunculan Raka di depan rumahnya.

Bukannya sampah ini mati di medan perang? Kenapa sekarang dia ada di sini? Selain itu, ada anak perempuan itu juga ….

“Kebetulan sekali dia muncul. Aku memang sedang berpikir ingin segera bercerai sama dia,” ujar Yura berusaha tenang, sekalipun masih sedikit terkejut dengan kemunculan Raka yang sangat tiba-tiba.

Kemudian dia meraih lengan Randy lalu berkata dengan nada genit, “Randy, ternyata pecundang itu nggak mati. Jadi, aku bisa segera menceraikannya dan kita bisa segera menikah. Dengan begitu, aku akan jadi milikmu seutuhnya.”

Randy menyeringai lalu berkata, “Oke! Yura, sekarang ganti bajumu. Aku akan temani kamu membuang laki-laki sampah itu.”

Kedua laki-laki dan perempuan itu dengan cepat mengganti pakaian mereka lalu berjalan menghampiri Raka dengan bergandengan tangan.

Raka melihat kedua sosok yang berjalan mendekatinya dengan tatapan mata gelap sambil terus menggendong Elena di pelukannya.

“Kamu bisa juga kembali dalam keadaan hidup, ya. Selain itu, kamu hebat juga bisa menemukan gadis kecil ini,” ujar Yura sambil mencibir setelah mereka berdua berada tepat di hadapan Raka.

“Eh, tapi di mana Baron dan ketiga anjing itu? Mereka ….”

“Tutup mulutmu!” seru Raka dengan penuh amarah sambil terus mengepalkan jemarinya.

Sebenarnya, dia ingin sekali melayangkan pukulannya ke wajah Yura yang pastinya akan membuat Yura tewas di tempat dengan wajah hancur. Namun, Raka tidak bisa melakukan semua itu. Bagaimanapun juga, sosok perempuan ini adalah perempuan cantik dengan alis indah dan kulit putih yang dinikahinya 5 tahun lalu sambil berpegangan tangan dengan mesranya.

Related chapters

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 3

    Lima tahun yang lalu, mereka berdua meresmikan pernikahan mereka dengan minum bersama dan melangsungkan upacara pernikahan. Raka terus memikirkan perempuan itu selama 5 tahun masa perjuangannya di medan perang. Namun, nyatanya perempuan itu hanya pembohong besar. Sosok yang seharusnya dia ingat bukanlah perempuan itu. Pernikahan itu hanyalah sebuah kebohongan.Seorang Dewa Perang yang bernama Raka Gading berhasil ditipu oleh seorang perempuan selama 5 tahun penuh. “Ngapain kamu ke sini?” tanya Yura ketus dengan wajah yang terlihat ketakutan. Namun, keberaniannya kembali muncul ketika dia memeluk lengan Randy. Dia pun kembali berkata dengan gaya arogannya, “Jangan sampai kamu lupa sama identitasmu yang cuma menantu sampah di keluargaku. Berani sekali kamu berteriak manggil aku kayak gitu! Kamu ….”“Katakan sekarang juga! Kenapa kamu menipuku! Apa kamu yang menikah denganku saat itu? Lalu siapa itu Lucy? Berikan aku penjelasan sekarang juga!” seru Raka tanpa menunggu Yura menyelesaikan

    Last Updated : 2024-02-28
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 4

    “Aku selalu bersikap sopan dan perhatian padanya , tapi dia nggak pernah menganggapku sama sekali selama ini,” ujar Panji sambil membelai janggutnya. Kemudian dia kembali berkata sambil menyeringai, “Aku nggak bisa melakukan apa pun padanya sebelumnya. Tapi, hari ini ….”Panji dengan cepat menggerakkan tangannya seakan hendak memanggil Lucy sambil menepuk pahanya seraya berkata, “Kemarilah! Duduklah di sini! Aku sangat menyukaimu.”Dring ….Irama piano tiba-tiba saja terdengar berantakan. Lucy buru-buru melepaskan tangannya dari tuts piano lalu berdiri dan meminta maaf kepada para penonton di ruang istirahat. Kemudian dia kembali memaksakan senyumannya ke arah Panji lalu membuat beberapa gerakan dengan jarinya tepat di depan dada. Lucy dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri berusaha menyelamatkan seseorang dalam kecelakaan mobil yang membuatnya kehilangan pita suaranya. Gas bersuhu tinggi itu membakar pita suara Lucy dan membuat perempuan itu tidak lagi bisa mengeluarkan suara dari m

    Last Updated : 2024-02-28
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 5

    “Aku salah,” ujar Raka dengan penuh penyesalan. “Kalau saja Yura nggak menipuku selama 5 tahun ini, mungkin aku ….”“Nggak mungkin! Itu kamu!” seru Panji dengan lantang menyela perkataan Raka. Kemudian dengan raut wajah mengejek Panji kembali berkata, “Ya ampun! Aku hampir saja nggak mengenalimu. Kamu adalah menantu nggak berguna keluarga Randala yang bernama Raka Gading.” “Berani sekali orang kayak kamu mengganggu kesenanganku. Lihat saja apa yang bisa aku lakukan untuk membalas perbuatanmu ini!” “Aku ….”Namun, tangan Raka yang secepat kilat tiba-tiba saja mencengkeram dagu Panji lalu menarik dan memutarnya dengan tatapan mata penuh amarah sebelum Panji sempat menyelesaikan kalimatnya. Klik!Terdengar suara rahangnya yang terkilir dengan giginya yang mengarah ke atas sampai menggigit lidahnya sendiri. Kemudian Raka menendang perut Panji yang terlihat seperti karung sampai membuatnya terpental sejauh 6 meter dan menabrak banyak kursi pijat mewah di dekatnya. Akhirnya, Panji jatuh

    Last Updated : 2024-02-28
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 6

    “Lucy, kamu nggak perlu takut. Aku punya segalanya dan kamu punya aku,” ujar Raka sambil menatap Lucy dengan lembut dan berusaha untuk meyakinkan perempuan itu. Kemudian Raka menoleh ke arah Yura lalu berkata dengan ketus, “Yura, kamu datang ke sini dengan semua pengawalmu cuma buat berbicara omong kosong kayak gitu?”“Padahal Randy sudah menyuruh pengawalnya untuk menyerangku, tapi kamu justru menghentikan mereka. Apa kamu pikir perilakumu itu baik?”“Sekarang bilang saja sama aku. Sebenarnya, apa yang mau kamu lakukan?”Randy juga tampak geram dengan sikap Yura lalu dia bertanya sambil mengepalkan tangannya, “Yura, aku juga mau tanya sama kamu. Kenapa kamu menghentikan para pengawalku?”“Randy, kumohon kamu jangan marah. Aku melakukan ini karena aku mau bercerai sama si sampah itu,” jawab Yura lalu memeluk lengan Randy. Kemudian dia kembali berkata, “Aku pergi ke kantor urusan pernikahan beberapa kali untuk mengurus perceraianku, tapi sayangnya aku nggak bisa menemukan data laki-la

    Last Updated : 2024-02-28
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 7

    Benda itu tidak berbentuk cincin, melainkan sebuah token yang bagian depannya terukir sebuah istana dan bagian belakangnya terukir nama Raka. Token ini terlihat sangat kuat karena ada banyak pertumpahan darah untuk mendapatkan token berharga ini. Dekrit Raka!Dia memimpin 4 Panglima Raja Perang, 7 Raja Perang , 108 Jenderal Perang dan jutaan prajurit. Sosok Dewa Perang mewakili kekuasaan paling tinggi di Nagota dan merupakan sebuah perwujudan dari kesetiaan abadi Kuil Dewa Perang dalam melayani Nagota. Dewan Perang melihat sebuah perintah bagaikan melihat seorang manusia.Token ini adalah sebuah token yang tiada bandingannya di dunia ini.Lucy menutup mulutnya erat-erat dengan air mata yang mengalir dengan deras dari kedua matanya. Lamaran!Lucy sudah sering memimpikan hal seperti ini selama 5 tahun lamanya. Dia sudah menanggung banyak sekali kesulitan dan penderitaan dalam hidupnya. Hari itu adalah hari ketika dia menyelamatkan laki-laki itu dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

    Last Updated : 2024-02-28
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 8

    Wajah Lucy berubah. Meski ayah dan ibunya tidak berkata apa pun, tapi sikap mereka sangat jelas. Dengan bergabungnya Raka ke keluarga Randala, Raka dianggap hanya seorang menantu miskin yang hanya ikut hidup dan bergantung pada keluarga istrinya. Meskipun dia baru saja pensiun dari militer, tapi uang pensiun yang dia bawa tidaklah banyak. Tanpa uang, kualitas hidup mereka tidak akan membaik. Paling banter hanya bertambah satu tenaga untuk bekerja. Juga bertambah beban orang yang harus diberi makan. Mereka tidak menyukai menantunya yang satu ini!“Lucy,” ujar Rommy setelah dia diam cukup lama. Dia baru mengeluarkan suara setelah semua makanan di piringnya habis bersih. “Uang tabunganmu selama bekerja selama ini ada berapa? Selain uang yang harus kamu berikan ke keluarga untuk uang sekolah Elena, coba hitung sisanya. Ada lima puluh juta?”Wajah Lucy memucat. Dia menggigit bibir, sambil menganggukkan kepala. “Kasih ke Papa,” ujar Rommy sembari menaruh peralatan makannya, “Kamu tahu,

    Last Updated : 2024-02-28
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 9

    "Cari, cari tahu! Apa lagi yang Dewa Perang Raka lakukan?!"Seruan marah bergema di Amerika Utara, di negara-negara Eropa, di daratan es utara yang sangat dingin, di gurun pasir yang luas tak berbatas ....Di gedung-gedung siaga perang yang dijaga ketat, di pangkalan militer rahasia, di saluran komunikasi militer yang sangat rahasia, di telinga para pejabat tinggi militer, terdengar gema keras!Itu adalah sebuah keterkejutan, kejutan yang total!!Raka dan Kuil Dewa Perang menyerang Ibu Kota Solarae, menghancurkan Istana Solarae. Dengan nol korban, dalam waktu dua puluh delapan menit, mereka memberikan pukulan fatal yang mengerikan kepada Negara Solarae! Kuil Dewa Perang ... atau lebih tepatnya, Raka, pemimpin Kuil Dewa Perang, memiliki kekuatan yang sangat menakutkan!Sungguh mengejutkan!Semua negara besar di dunia, termasuk Nagota, semua departemen intelijen bekerja keras menyelidiki segala yang terjadi hari ini!Apakah pemimpin ambisius dari Negara Solarae telah melakukan sesuatu y

    Last Updated : 2024-02-28
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 10

    Di Hotel Grand Ocean Sky Malda, keesokan harinya, suasana meriah terasa di aula perjamuan mewah di puncak gedung. Suara ucapan selamat dan sambutan terdengar di mana-mana.Seorang tamu berkata, "Keluarga Saman mengirimkan Patung Buddha Giok Putih sebagai ucapan selamat untuk Pak Irwan!"Kepala pelayan keluarga Randala, yang berdiri di pintu utama aula, menyambut para tamu dengan senyum lebar, "Semoga Pak Irwan sejahtera dan panjang umur!"Tamu lain menambahkan, "Kepala keluarga Suherman mengirimkan lukisan besar modern 'Pohon Pinus’ sebagai ucapan selamat kepada Pak Irwan!""Kepala keluarga Damara mengirimkan sebuah Giok Emas sebagai harapan semoga Pak Irwan selalu beruntung," ujar tamu lain.Duduk di kursi utama, Irwan tersenyum lebar. "Ehem!" Dia batuk kecil untuk menarik perhatian. "Terima kasih kepada semua teman yang meluangkan waktu untuk hadir di perayaan ulang tahun ke-70 saya!" kata Irwan dengan senyum. "Saya dari keluarga Randala, hanya keluarga kelas dua di Malda, merasa san

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status