Share

Bab 4

Author: Siswa yang Tak Cerdas
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Aku selalu bersikap sopan dan perhatian padanya , tapi dia nggak pernah menganggapku sama sekali selama ini,” ujar Panji sambil membelai janggutnya.

Kemudian dia kembali berkata sambil menyeringai, “Aku nggak bisa melakukan apa pun padanya sebelumnya. Tapi, hari ini ….”

Panji dengan cepat menggerakkan tangannya seakan hendak memanggil Lucy sambil menepuk pahanya seraya berkata, “Kemarilah! Duduklah di sini! Aku sangat menyukaimu.”

Dring ….

Irama piano tiba-tiba saja terdengar berantakan. Lucy buru-buru melepaskan tangannya dari tuts piano lalu berdiri dan meminta maaf kepada para penonton di ruang istirahat. Kemudian dia kembali memaksakan senyumannya ke arah Panji lalu membuat beberapa gerakan dengan jarinya tepat di depan dada.

Lucy dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri berusaha menyelamatkan seseorang dalam kecelakaan mobil yang membuatnya kehilangan pita suaranya. Gas bersuhu tinggi itu membakar pita suara Lucy dan membuat perempuan itu tidak lagi bisa mengeluarkan suara dari mulutnya.

Gerakan jari yang dilakukannya adalah bahasa isyarat yang sudah dipelajarinya selama bertahun-tahun.

“Pak Panji, mohon maaf. Saya harap Bapak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan di tempat ini. Sekarang saya harus pulang untuk mengurus putri saya,” ujar Lucy dengan bahasa isyaratnya.

Lucy menunduk lalu buru-buru berjalan menuju pintu keluar. Namun, Panji tiba-tiba saja menarik gaunnya tepat ketika Lucy berjalan melewati Panji menuju pintu keluar.

“Mau ke mana, sih? Kenapa buru-buru?” tanya Panji sambil terkekeh.

“Kamu pasti belum tahu kan kalau anakmu yang bernama Elena itu sudah dibawa oleh Yura ke keponakanku. Kamu pasti tahu keponakanku, kan? Walaupun dia itu nggak terlalu pintar, tapi dia tuh suka banget main sama anak-anak kecil cantik. Tapi, sayangnya anak kecil yang waktu itu sempat main sama dia harus mengalami nasib nahas. Karena keponakanku nggak sengaja mendorong gadis kecil itu sampai jatuh dari atas balkon,” lanjut Panji sambil terkekeh.

Tubuh lembut Lucy tiba-tiba bergetar. Dia menatap Panji dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Matanya perlahan mulai berkaca-kaca. Tidak lama kemudian, dia pun menangis tanpa suara. Lucy tahu kalau Panji tidak berbohong kepadanya. Dia juga tahu kalau Yura pastinya mampu melakukan hal gila seperti itu pada anaknya.

Tubuhnya gemetar dengan air mata yang sudah menggenang di matanya. Namun, dia tidak bisa mengeluarkan suara apa pun.

Kenapa Nasib putrinya harus seperti ini?

“Kenapa? Kamu sedih, ya?” tanya Panji.

Kemudian dia kembali berkata sambil mencibir, “Kamu mau melindungi nyawa putrimu, kan? Gampang saja, kok! Kamu kan tahu gimana aku memperlakukanmu selama ini. Aku sih cuma mau kamu bermesraan sama aku di sini di hadapan orang-orang ini. Dengan begitu, anakmu pasti akan aman dan sehat.”

Wajah Lucy seketika memucat dingin seakan saat ini dirinya berada di sebuah gunung es.

Binatang ini!

Panji Batara selalu saja berusaha untuk menggodanya dan melakukan berbagai cara agar Lucy mau diajaknya naik ke tempat tidur sejak Lucy pertama kali bekerja di tempat ini. Namun, Lucy selalu berusaha menghindar dengan berbagai cara. Bahkan dia sampai bersembunyi di sana dan di sini untuk melindungi kesuciannya dari manusia-manusia biadab seperti Panji.

Namun, Lucy tidak pernah menyangka kalau Yura akan tega memberikan Elena kepada salah satu anggota keluarga Batara yang memiliki keterbelakangan mental.

Apa yang dilakukan Panji saat ini bagaikan menabur garam di atas luka hati Lucy. Bisa-bisanya Panji menggunakan Elena sebagai bahan ancamannya kepada Lucy.

“Jadi, gimana? Kamu sudah mempertimbangkannya, kan?” tanya Panji sambil memandangi wajah cantik Lucy yang membuatnya hatinya terasa semakin panas.

Kemudian Panji kembali mengulurkan jarinya sebagai isyarat untuk memanggil Lucy lalu berkata, “Aku yakin kamu pasti sudah memikirkannya dengan baik. Sudahlah, nggak perlu malu begitu sama aku.”

“Kami semua di sini kan bukan orang asing bagimu, jadi nggak perlu malu-malu.”

“Layanilah aku dengan baik biar kami semua di sini bisa melihatnya dengan mata lebar.”

Prok! Prok!

Orang-orang langsung berseru dan bertepuk tangan dengan meriah sambil tertawa terbahak-bahak.

Para pemuda yang ada di ruang VIP benar-benar bersemangat. Bahkan mereka bersiul pada Lucy berusaha menggodanya seraya berkata, “Kak Panji yang menikmatimu dan kami bisa menontonnya dengan bahagia. Semua orang pasti akan dapat bagian masing-masing!”

“Lucy, kamu pasti akan dapat berkah yang tiada akhir kalau kamu bisa melayani Kak Panji dengan baik.”

“Iya, benar, tuh! Lagi pula, kamu juga sudah pernah melahirkan. Tapi, di sini kamu selalu saja berlagak suci!”

“Bukankah putrinya jatuh ke tangan keluarga Randala? Lalu kenapa juga dia masih berpura-pura menolak Kak Panji ….”

Berbagai macam lelucon dan ejekan penuh sarkasme berkumandang di seluruh ruang VIP. Lucy hanya bisa menangis dengan tubuh gemetar dan tanpa suara.

Dia tidak bisa membantah perkataan orang-orang itu. Jadi, dia hanya ingin memohon sedikit belas kasihan dari mereka semua. Dia memohon kepada Panji agar laki-laki itu bisa membantunya. Kemudian dia menggunakan bahasa isyarat untuk mengungkapkan permohonannya. Gerakan bahasa isyaratnya terlihat berantakan dan buru-buru serta tidak rapi dan teratur seperti biasanya. Air mata yang mengalir dari matanya terus menetes di pipi dan tangannya.

“Kenapa kamu nangis? Aku maunya kamu tuh tertawa!”

Panji sama sekali tidak mengerti bahasa isyarat, jadi dia tersenyum kejam seraya berkata, “Kamu dan anakmu pasti akan dapat masalah besar hari ini kalau kamu nggak mau melayaniku!”

Tubuh Lucy bergetar ketakutan. Air mata sudah memenuhi wajahnya yang cantik. Dia merasa dihina, tidak berdaya dan putus asa di saat yang bersamaan.

“Cepat! Kami semua sudah menunggu pertunjukanmu di sini!”

Panji menatap Lucy semakin erat yang membuatnya semakin merasa panas lalu dia pun berkata, “Cepat! Kamu nggak mau anakmu mati, kan? Jadi, jangan buat kami semua menunggumu!”

Lucy sudah benar-benar putus asa. Akhirnya, dia mengambil langkah berat untuk maju ke depan. Kemudian secara perlahan dia mulai berlutut.

Brak!

Tiba-tiba saja sebuah suara nyaring terdengar. Namun, suara itu bukanlah suara dari lutut yang menyentuh lantai, melainkan sebuah tangan yang kuat yang tiba-tiba menggenggam tangan Lucy. Tangan itu memegangi pergelangan tangan Lucy seakan dia berusaha menahan Lucy agar tidak berlutut di atas lantai.

Telapak tangan itu terasa hangat, tapi juga kuat dan bertenaga.

Raka Ganding!

Laki-laki itu muncul sambil menggendong Elena dalam pelukannya. Dia menatap perempuan itu seakan ada berbagai macam kata yang ingin diungkapkannya. Namun, apa yang keluar dari mulutnya hanyalah sebuah kalimat singkat dan sederhana.

“Aku datang!”

“Siapa orang itu?” tanya Panji dengan penuh amarah setelah sempat tertegun selama beberapa saat ketika Raka tiba-tiba muncul dan menahan Lucy.

Orang yang sudah merusak kesenangan seorang Panji harus mati!

“Pak Panji!”

Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari banyak orang. Sekitar delapan orang penjaga keamanan masuk ke dalam ruang VIP lalu bergegas menghampiri Panji.

Kemudian salah satu dari penjaga itu berkata kepada Panji, “Pak Panji, pemuda itu tiba-tiba saja datang dan langsung menerobos masuk ke dalam tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada kami. Bahkan kami juga tidak bisa mencegah atau pun mengejarnya.”

Para pemuda kaya raya yang berada di ruang VIP langsung melirik kesal ke arah Raka. Di dekat Panji juga ada beberapa laki-laki berotot dan bertato yang kemungkinan adalah pengawalnya. Mereka bergegas maju lalu mengepung Raka.

Namun, Raka sama sekali tidak memedulikan mereka semua. Di matanya saat ini hanya ada Lucy seorang. Raka melihat mata Lucy yang dipenuhi air mata yang membuatnya terlihat takut, panik dan terkejut di saat yang bersamaan. Raka dan Lucy saling bertatapan satu sama lain. Kemudian mereka menatap putri yang ada di dalam pelukan Raka.

“Kamu mengenaliku, kan?” tanya Raka sambil membelai rambut Elena dengan lembut.

“Terima kasih karena sudah memberiku seorang putri yang sangat cantik. Aku juga ingin minta maaf karena aku datang terlambat,” lanjut Raka.

Bibir tipis Lucy bergetar dengan air mata yang kembali mengalir dari kedua matanya. Berbagai macam emosi bergejolak di dalam hatinya sampai membuat napasnya tidak beraturan.

Dia menggigit bibirnya lalu membuat gerakan dengan tangannya untuk berkomunikasi dengan bahasa isyaratnya. Namun, dia tiba-tiba menyerah karena dia sudah benar-benar tidak bisa lagi mengendalikan emosinya. Akhirnya, dia menunjuk ke arah Elena lalu menunjuk ke jantungnya. Kemudian dia melakukan gerakan memeluk lalu berjongkok di atas lantai sambil memeluk lututnya dan menangis tanpa suara.

“Aku mengerti bahasa isyarat,” ujar Raka sambil membantu Lucy berdiri.

Kemudian Raka mulai mengatakan setiap kata yang dikatakan Lucy dengan bahasa isyaratnya tadi.

“Kamu menyuruhku untuk pergi dari sini karena di sini berbahaya, kan? Kamu juga menyuruhku untuk segera pergi bersama Elena dari sini tanpa perlu memedulikanmu. Semua ini kamu lakukan untuk melindungiku dan Elena.”

“Lalu kamu merasa kalau aku nggak akan bisa melarikan diri kalau membawa Elena. Jadi, kamu memintaku untuk pergi sendiri dan meninggalkan Elena di sini.”

“Kamu juga bilang kalau kamu selalu mengingatku dan merindukanku.”

Tubuh Lucy bergetar hebat. Air matanya mengalir dengan sangat derasnya bagaikan air terjun yang jatuh di atas sungai. Jadi, laki-laki ini bisa bahasa isyarat?

Dia bisa memahami semua gerakan bahasa isyarat Lucy yang berantakan. Lalu kenapa Raka tidak segera pergi dari sini?

Related chapters

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 5

    “Aku salah,” ujar Raka dengan penuh penyesalan. “Kalau saja Yura nggak menipuku selama 5 tahun ini, mungkin aku ….”“Nggak mungkin! Itu kamu!” seru Panji dengan lantang menyela perkataan Raka. Kemudian dengan raut wajah mengejek Panji kembali berkata, “Ya ampun! Aku hampir saja nggak mengenalimu. Kamu adalah menantu nggak berguna keluarga Randala yang bernama Raka Gading.” “Berani sekali orang kayak kamu mengganggu kesenanganku. Lihat saja apa yang bisa aku lakukan untuk membalas perbuatanmu ini!” “Aku ….”Namun, tangan Raka yang secepat kilat tiba-tiba saja mencengkeram dagu Panji lalu menarik dan memutarnya dengan tatapan mata penuh amarah sebelum Panji sempat menyelesaikan kalimatnya. Klik!Terdengar suara rahangnya yang terkilir dengan giginya yang mengarah ke atas sampai menggigit lidahnya sendiri. Kemudian Raka menendang perut Panji yang terlihat seperti karung sampai membuatnya terpental sejauh 6 meter dan menabrak banyak kursi pijat mewah di dekatnya. Akhirnya, Panji jatuh

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 6

    “Lucy, kamu nggak perlu takut. Aku punya segalanya dan kamu punya aku,” ujar Raka sambil menatap Lucy dengan lembut dan berusaha untuk meyakinkan perempuan itu. Kemudian Raka menoleh ke arah Yura lalu berkata dengan ketus, “Yura, kamu datang ke sini dengan semua pengawalmu cuma buat berbicara omong kosong kayak gitu?”“Padahal Randy sudah menyuruh pengawalnya untuk menyerangku, tapi kamu justru menghentikan mereka. Apa kamu pikir perilakumu itu baik?”“Sekarang bilang saja sama aku. Sebenarnya, apa yang mau kamu lakukan?”Randy juga tampak geram dengan sikap Yura lalu dia bertanya sambil mengepalkan tangannya, “Yura, aku juga mau tanya sama kamu. Kenapa kamu menghentikan para pengawalku?”“Randy, kumohon kamu jangan marah. Aku melakukan ini karena aku mau bercerai sama si sampah itu,” jawab Yura lalu memeluk lengan Randy. Kemudian dia kembali berkata, “Aku pergi ke kantor urusan pernikahan beberapa kali untuk mengurus perceraianku, tapi sayangnya aku nggak bisa menemukan data laki-la

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 7

    Benda itu tidak berbentuk cincin, melainkan sebuah token yang bagian depannya terukir sebuah istana dan bagian belakangnya terukir nama Raka. Token ini terlihat sangat kuat karena ada banyak pertumpahan darah untuk mendapatkan token berharga ini. Dekrit Raka!Dia memimpin 4 Panglima Raja Perang, 7 Raja Perang , 108 Jenderal Perang dan jutaan prajurit. Sosok Dewa Perang mewakili kekuasaan paling tinggi di Nagota dan merupakan sebuah perwujudan dari kesetiaan abadi Kuil Dewa Perang dalam melayani Nagota. Dewan Perang melihat sebuah perintah bagaikan melihat seorang manusia.Token ini adalah sebuah token yang tiada bandingannya di dunia ini.Lucy menutup mulutnya erat-erat dengan air mata yang mengalir dengan deras dari kedua matanya. Lamaran!Lucy sudah sering memimpikan hal seperti ini selama 5 tahun lamanya. Dia sudah menanggung banyak sekali kesulitan dan penderitaan dalam hidupnya. Hari itu adalah hari ketika dia menyelamatkan laki-laki itu dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 8

    Wajah Lucy berubah. Meski ayah dan ibunya tidak berkata apa pun, tapi sikap mereka sangat jelas. Dengan bergabungnya Raka ke keluarga Randala, Raka dianggap hanya seorang menantu miskin yang hanya ikut hidup dan bergantung pada keluarga istrinya. Meskipun dia baru saja pensiun dari militer, tapi uang pensiun yang dia bawa tidaklah banyak. Tanpa uang, kualitas hidup mereka tidak akan membaik. Paling banter hanya bertambah satu tenaga untuk bekerja. Juga bertambah beban orang yang harus diberi makan. Mereka tidak menyukai menantunya yang satu ini!“Lucy,” ujar Rommy setelah dia diam cukup lama. Dia baru mengeluarkan suara setelah semua makanan di piringnya habis bersih. “Uang tabunganmu selama bekerja selama ini ada berapa? Selain uang yang harus kamu berikan ke keluarga untuk uang sekolah Elena, coba hitung sisanya. Ada lima puluh juta?”Wajah Lucy memucat. Dia menggigit bibir, sambil menganggukkan kepala. “Kasih ke Papa,” ujar Rommy sembari menaruh peralatan makannya, “Kamu tahu,

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 9

    "Cari, cari tahu! Apa lagi yang Dewa Perang Raka lakukan?!"Seruan marah bergema di Amerika Utara, di negara-negara Eropa, di daratan es utara yang sangat dingin, di gurun pasir yang luas tak berbatas ....Di gedung-gedung siaga perang yang dijaga ketat, di pangkalan militer rahasia, di saluran komunikasi militer yang sangat rahasia, di telinga para pejabat tinggi militer, terdengar gema keras!Itu adalah sebuah keterkejutan, kejutan yang total!!Raka dan Kuil Dewa Perang menyerang Ibu Kota Solarae, menghancurkan Istana Solarae. Dengan nol korban, dalam waktu dua puluh delapan menit, mereka memberikan pukulan fatal yang mengerikan kepada Negara Solarae! Kuil Dewa Perang ... atau lebih tepatnya, Raka, pemimpin Kuil Dewa Perang, memiliki kekuatan yang sangat menakutkan!Sungguh mengejutkan!Semua negara besar di dunia, termasuk Nagota, semua departemen intelijen bekerja keras menyelidiki segala yang terjadi hari ini!Apakah pemimpin ambisius dari Negara Solarae telah melakukan sesuatu y

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 10

    Di Hotel Grand Ocean Sky Malda, keesokan harinya, suasana meriah terasa di aula perjamuan mewah di puncak gedung. Suara ucapan selamat dan sambutan terdengar di mana-mana.Seorang tamu berkata, "Keluarga Saman mengirimkan Patung Buddha Giok Putih sebagai ucapan selamat untuk Pak Irwan!"Kepala pelayan keluarga Randala, yang berdiri di pintu utama aula, menyambut para tamu dengan senyum lebar, "Semoga Pak Irwan sejahtera dan panjang umur!"Tamu lain menambahkan, "Kepala keluarga Suherman mengirimkan lukisan besar modern 'Pohon Pinus’ sebagai ucapan selamat kepada Pak Irwan!""Kepala keluarga Damara mengirimkan sebuah Giok Emas sebagai harapan semoga Pak Irwan selalu beruntung," ujar tamu lain.Duduk di kursi utama, Irwan tersenyum lebar. "Ehem!" Dia batuk kecil untuk menarik perhatian. "Terima kasih kepada semua teman yang meluangkan waktu untuk hadir di perayaan ulang tahun ke-70 saya!" kata Irwan dengan senyum. "Saya dari keluarga Randala, hanya keluarga kelas dua di Malda, merasa san

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 11

    Ramlan sang Panglima Raja Perang, berjalan dengan gagahnya mengenakan baju perang berwarna merah menyala. Dia didampingi oleh empat prajurit kuil dewa perang yang membawa sebuah peti mati di atas bahu mereka. Mereka memasuki ruang perjamuan dengan langkah pasti, meletakkan peti mati itu dengan keras di lantai, dan berseru bersama-sama, "Inilah hadiah ulang tahun dari Pak Raka. Harap diterima!""Peti ... peti mati?!" Terkejut, para tamu melihat peti mati yang terbuat dari kayu jati tersebut, membuat suasana ruangan menjadi riuh."Apa ini maksudnya? Mengirim peti mati di pesta ulang tahun, apa artinya ini? Sebagai simbol keberuntungan dan kemakmuran? Mustahil, ini pasti maksudnya untuk mengejutkan Pak Irwan sampai mati!" seru seseorang, melihat wajah Pak Irwan yang pucat pasi, seakan nyaris kena serangan jantung."Raka, beraninya kamu!" teriak Irwan dengan marah, wajahnya berkerut dan tampak mengerikan.Kemarahan Irwan memuncak, sangat marah, seolah-olah kemarahannya bisa meledak kapan

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 12

    Di tengah suasana yang tegang, tiba-tiba terdengar suara rem mobil yang keras. Sebuah limosin Rolls-Royce hitam sepanjang delapan meter dengan plat nomor bertuliskan "Raka" perlahan memasuki area rumah sakit, berhenti tepat di depan Andre dan rombongan. Mobil ini adalah kendaraan pribadi Raka, Pemimpin Kuil Dewa Perang."Lucy, Elena, mari," ujar Raka sambil membuka pintu dan turun dari mobil, kemudian membantu Lucy dan Elena keluar. Andre bersama dengan dua wakil direktur dan tim dokter THT senior bergegas mendekat dengan penuh hormat, "Anda Pak Raka? Dan ini Bu Lucy?" Andre memperkenalkan diri dan timnya, "Saya Andre, dan ini adalah tim spesialis THT terbaik kami. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati Bu Lucy."Raka mengangguk singkat, hendak memberikan instruksi, namun tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan. Pak Randala, yang melihat kejadian dari jauh, berteriak, "Wah, ternyata kamu, Raka! Lucy, buka mata dan lihat siapa aku!" Raka menoleh ke arah suara tersebu

Latest chapter

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status