Share

178. Malu

Lala hanya diam duduk di tepi tempat tidur, begitu juga dengan Iswandi. Mereka berdua sama-sama sedang berusaha untuk menetralkan rasa gugupnya dan juga menstabilkan detak jantungnya.

Setelah degup jantungnya sudah mulai stabil, Iswandi sedikit demi sedikit menggeser duduknya hingga terbentur dengan istrinya.

Lala tersenyum malu ketika melihat tingkah lucu suami seperti ini. Saat ini mereka sudah duduk berdampingan,  sangat rapat tanpa celah.

"Padahal aku sudah sering berdua dengannya, pada waktu itu ada niat untuk melakukan hubungan lebih jauh.  Aku selalu bersusah-payah untuk mengendalikan gairah di dalam darahku, agar tidak melakukan hal itu, sebelum dia menjadi milikku. Namun sekarang setelah dia menjadi milikku, mengapa aku bisa gugup seperti ini.  Bukankah sekarang aku sudah bebas untuk melakukan apa saja dengan Lala." Iswandi berkata di dalam hatinya. "Apakah itu yang selalu dikatakan orang, godaan setan. Setelah halal tidak ada lagi setan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status