Share

Dendamku kepada Pacar Anakku
Dendamku kepada Pacar Anakku
Penulis: Elvina Kusuma

Bab 1

Anak bungsuku yang bandel bermain-main dengan ular dan akhirnya tergigit.

Suamiku sedang dinas ke luar kota dan putra sulungku sedang shift malam di rumah sakit.

Aku tidak menunda-nunda dan segera naik taksi menuju rumah sakit tempat putra sulungku berada.

Seorang perawat cantik berlari menghampiriku, menanyakan kondisi putra bungsuku, lalu mengatur tempat tidur untuk dikirim ke ruang gawat darurat.

Aku menjelaskan sebab dan akibatnya dengan tangisan tercekat dan memohon padanya untuk menyelamatkan anakku.

Dia menatap alat di tangannya dan tidak berhenti bicara dengan orang di sampingnya.

Tapi saat hampir tiba di ruang gawat darurat, tempat tidurnya tiba-tiba berhenti.

Aku tidak mengerti apa yang terjadi dan bertanya ada masalah apa.

Tatapan perawat itu kelam, entah kenapa. Dia menatap wajah anakku dengan saksama, bertanya, "Kamu kenal Ilham Ranuwijaya?"

Aku mengangguk. "Tentu saja kenal, dia ...."

Sebelum sempat mengucapkan kata "anakku", aku merasakan sebuah tamparan tepat di wajahku.

"Apa maksudnya ini?"

Aku memegang pipiku yang bengkak dan menatap gadis yang menamparku.

Perawat itu berwajah arogan, menatapku penuh kebencian dan berkata kasar.

Apa kamu tahu siapa aku? Aku sudah pacaran Ilham satu tahun. Hubungan kami stabil dan kami siap menikah."

Pada saat itulah aku mencermati wajahnya lebih dekat, dan sepertinya aku pernah melihatnya di status WhatsApp putra sulungku.

Pacar Ilham, Erina Galih.

Aku mengangkat tangan, ingin berjabat tangan dengannya.

Meski ini bukan saat yang tepat untuk bertemu dengan calon menantu untuk pertama kalinya, aku memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Aku ...."

Sebelum kata "ibu" saja sempat terucap, tamparan lain menghantam wajahku.

Kali ini dengan kekuatan penuh. Pipiku terasa terbakar dan sakit.

"Pelacur murahan. Jangan kira cuma karena kamu cantik, kamu bisa merebut pacarku."

Dia menendang perutku. Rasanya sangat sakit sampai aku tidak bisa berdiri tegak.

Dia menatap tajam ke arah putra kecilku di ranjang rumah sakit. "Ini anak haram yang diam-diam kamu lahirkan?"

Putra bungsuku sangat mirip dengan kakaknya. Keduanya lebih mirip ayah mereka ketimbang aku.

Aku ingin menjelaskan bahwa Ilham juga mirip ayahnya, tapi Erina tidak memberiku kesempatan.

Dia melirik putraku yang pucat pasi dan berkata perlahan.

"Kami sedang banyak pasien yang lebih mendesak, jadi kalian harus menunggu."

Dia lalu mengajak perawat di sampingnya pergi.

Kepalaku terasa berat, tapi aku mengerti bahwa kondisi putra bungsuku tidak bisa ditunda.

Aku buru-buru mengeluarkan ponsel untuk menelepon Ilham.

"Tut ... tut ... tut ...."

Nada tanda sibuk terdengar dari telepon.

Wajah putra bungsuku semakin memucat, hatiku semakin cemas. Ilham tidak bisa dihubungi.

Aku mengumpat dengan suara rendah.

Tapi, siapa sangka Erina belum pergi jauh dan mengira aku mengumpat kepadanya.

Dalam sekejap, dia berbalik dan menjambak rambutku, berkata dengan wajah garang.

"Siapa yang kamu telepon?"

"Ilham barusan terima panggilan darurat korban kecelakaan mobil dan masih di ruang operasi."

"Kamu pikir Ilham akan langsung membantumu setelah kamu telepon?"

Dia mengeluarkan kalung dari lehernya. Batu delima yang tampak tidak asing itu tergantung di depan mataku.

"Ini tanda cinta dari Ilham kepadaku. Dia akan menikahiku. Jangan kira dia akan peduli padamu hanya karena kamu melahirkan anak haramnya."

"Hubungan kami nggak akan goyah, camkan itu!"

Dia menghempaskanku ke lantai dengan begitu keras hingga bajuku setengah terbuka, memperlihatkan batu delima di leherku.

Mata Erina membelalak, kemarahannya semakin membumbung tinggi.

"Kenapa kamu juga punya batu delima pusaka ini?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aliza Giza
jahat x blm jadi istri udah brutal gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status