Share

Bab 5

Erina terdiam sejenak dan segera menjawab dengan percaya diri.

"Aku dan Dokter Chandra yang pakai. Ilham, bukannya sekarang ada banyak ruang operasi?"

Aku terbaring di meja operasi dan ingin berteriak.

Namun, otot wajahku tertarik saat aku hendak membuka mulut. Luka berdarah di wajahku terasa sangat sakit sampai aku tidak berani bergerak sama sekali.

Ilham menjawab, "Nggak apa-apa, cuma cek saja."

Erina sangat berbeda saat menghadapi Ilham, tidak searogan tadi. Dia menjelaskan hati-hati dan memberi pesan di akhir.

"Pulang kerja nanti, temani aku belanja."

"Oke, kebetulan aku mau beli Ultraman untuk hadiah."

Meski tidak dapat melihat ekspresi Ilham, aku tahu dia saat ini tersenyum.

Beberapa hari yang lalu, putra bungsuku memeluk lengan kakaknya dengan manja. Dia mengatakan bahwa dia sebentar lagi tujuh tahun dan sudah besar, jadi dia ingin hadiah untuk anak-anak yang besar.

Ilham mengangguk mencolek kening adiknya dengan lembut, menanyakan hadiah apa yang diinginkannya.

Putra bungsu san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status