Share

Bab 4

Aku berjalan mendekati Erina selangkah demi selangkah. "Anakku sudah mati."

Aku menangis dan tertawa, seperti orang gila kerasukan hantu.

"Kamu harus membayar nyawanya!"

Aku menerjang ke arah Erina, tapi saat hendak menyentuhnya, aku merasakan sakit di bagian belakang kepalaku.

Aku terjatuh ke lantai.

Kakak Erina memegang tongkat baseball di tangannya dan bertanya dengan penuh perhatian, "Erina, kamu nggak apa-apa?"

Erina terkejut, menepuk dadanya ketakutan, dan menggelengkan kepalanya.

Sesaat kemudian, dia menginjak wajahku.

"Perempuan murahan, beraninya kamu menyerangku?"

"Aku akan memberimu pelajaran, biar kamu paham kalau aku nggak gampang dipermainkan."

Kepalaku sakit dan kesadaranku perlahan-lahan kabur.

Sebelum benar-benar pingsan, aku mendengar pemuda berambut pirang tadi bertanya, "Erina, anaknya beneran mati. Apa nggak masalah?"

Erina mendengus. "Kita di ruang gawat darurat rumah sakit, berapa banyak orang yang meninggal setiap harinya? Anak ini bahkan terlambat dilarikan, nggak sampai gawat darurat kami."

Tawa kedua orang itu memudar hingga akhirnya hilang sama sekali.

Saat membuka mata lagi, aku terbaring di ruang operasi dengan tangan dan kaki terikat.

Aku berjuang untuk melepaskan diri, tapi tidak bisa.

Erina saat ini mengenakan jas lab putih, perlahan-lahan keluar dari balik pintu. "Jangan meronta-ronta, tidak ada gunanya."

"Apa ... apa yang kamu lakukan ...."

Suaraku bergetar.

"Kamu nggak semuda aku, tapi berani-beraninya pamer anak haram itu di depanku. Jadi kamu cinta pertama Ilham?"

"Anak sialan itu sudah mati sekarang. Aku juga akan membantumu menghilangkan kecantikanmu, biar kamu nggak bisa merayu Ilham lagi."

Ketika mendengar kata "mati", aku tidak bisa menahan diri lagi. Air mataku mengalir deras. Telingaku tidak mendengar apa yang dia katakan selanjutnya. Aku tidak tahu apa yang akan aku hadapi.

"Aku nggak akan menyia-nyiakan anestesi untuk pelacur murahan sepertimu."

Erina mengeluarkan pisau bedah dari belakangnya. "Pelacur, kamu nggak akan bisa jadi pelacur lagi mulai sekarang."

Dia tersenyum kejam, meletakkan pisau bedah itu di dadaku.

Aku terlambat menyadari apa yang akan dia lakukan. Sepasang kaus kaki bau disumpal ke dalam mulutku.

"Ini ruang operasi. Teriak terlalu keras bisa mengganggu operasi dokter lain."

Rasanya sangat sakit sampai perutku mual, tapi aku bahkan lebih takut dengan pisau bedah di tangannya.

"Benar, lebih baik diam saja."

Kebencian yang gelap memenuhi matanya. Dia mengangkat pisau bedah itu.

Jeritanku tertelan kaus kaki yang bau. Pada saat yang sama, sebuah luka besar terbuka di dadaku.

"Sekarang kamu nggak akan punya payudara besar. Ilham nggak akan suka padamu lagi."

"Hahahahaha!"

"Wanita mana pun yang berani merayu suamiku akan mati!"

Rasa sakit yang luar biasa membuat seluruh tubuhku kejang dan berkedut tak terkendali.

Erina menggila

Dia memotong paksa salah satu buah dadaku.

Dengan wajah kesurupan, dia mengusapkan pisau bedah ke wajahku.

"Aku juga nggak terlalu suka wajahmu. Kalau dilihat baik-baik, kamu agak mirip Ilham .... Katanya, wajah suami istri lama-lama akan mirip ...."

Lalu matanya berubah tajam seketika. "Tapi cuma aku yang bisa jadi istri Ilham."

"Ah!"

Aku menjerit, wajahku disayat beberapa kali.

"Pelacur!"

"Murahan!"

"Selingkuhan sialan!"

Erina mengata-ngatai aku selagi melampiaskan amarahnya di wajahku.

Wajahku terasa panas dan perih. Ada bagian yang terasa basah, aku tidak tahu apakah itu darah atau air mata.

Pikiranku sudah tidak bisa lagi berpikir jernih.

Putra bungsuku meninggal. Mungkin aku juga akan "tidak sengaja" meninggal di ruang operasi.

Aku membenci diriku sendiri. Lalu membenci Ilham karena berhubungan dengan wanita seperti itu, sehingga menyebabkan kematian adik laki-lakinya yang baru 7 tahun.

Anakku sayang ....

Tiba-tiba.

Interkom di pintu ruang operasi berbunyi.

Erina membeku selama sepersekian detik sebelum menjawab panggilan itu.

"Siapa yang pakai ruang operasi ini?"

Suara dingin Ilham terdengar melalui interkom.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lailatul Jamilah
di tunggu next nya
goodnovel comment avatar
Adem Ay
bagus tapi blom ada lanjutannya yo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status