Beranda / Thriller / Dendam Saudara Kembar / Bab 1. Ternyata kamu masih hidup

Share

Dendam Saudara Kembar
Dendam Saudara Kembar
Penulis: Jernita S. Nita

Bab 1. Ternyata kamu masih hidup

“Aw......” jerit seorang wanita cantik, tubuh tinggi, kulit putih mulus di sebuah kamar yang berukuran 7 kali 8 persegi. Dia adalah Helena Yesseline yang saat ini baru berusia 25 tahun. Ini pertama kalinya ia menginjakkan kaki di Indonesia setelah 25 tahun berlalu. Namun kedatangannya ke Indonesia saat ini kurang beruntung, ia terjebak masuk ke dalam sarang serigala.

“Ternyata kamu masih hidup ! aku pikir kamu sudah mati dan aku tidak menyangka kalau kamu masih berani untuk datang ke rumah ini. Dasar jalang” cibir seorang wanita paruh baya yang rambutnya sudah mulai memutih sambil menarik rambut Helena dengan kasar.

“Kamu sudah gila. Bagaimana kamu bisa memanggilku jalang sedangkan kita baru pertama kali  bertemu” bantah Helena. Tentu saja ia tidak mau disebut jalang, karena dia adalah wanita baik-baik dan terhormat. Bahkan seluruh pengusaha di Amerika mengenalnya  dengan baik.

Hahahaha.... kedua wanita itu tertawa terbahak-bahak “Helea, Helea. Kamu tidak perlu berpura-pura seperti ini. Walaupun penampilan kamu berubah 100 persen ! tetapi wajah kamu masih tetap sama seperti yang dulu” ucap salah satu wanita itu.

“Aku bukan Helea, tetapi Helena” protesnya.

Hahahaha..... kedua wanita itu kembali tertawa, mereka merasa lucu dengan ucapan Helena. “kamu sudah mulai pintar berbohong, apa ibu dan ayahmu yang mengajari kamu selama ini, agar pintar untuk bersandiwara” cibir wanita paruh baya yang rambutnya sudah mulai memutih, dia adalah Saras ibu sambung dari Richard Gordon.

“Jangan bawa-bawa ibu dan ayahku. Jika kamu tidak ingin menyesal” ancam Helena, ia tidak suka jika ada orang yang menghina kedua orang tuanya. Walaupun ia belum mengenal kedua orang tua kandungnya, tetapi Helena sangat menyayangi mereka.

“Berani sekali kamu mengancamku” ucap salah satu wanita yang bertubuh tinggi, rambut pedek, kulit putih. Siapa lagi kalau bukan Michella Aliyah, wanita cantik yang saat ini baru berusia 28 tahun yang berstatus istri dari pemilik mansion megah itu.

“Aku yang akan membuatmu menyesal” lanjutnya sambil menarik lengan Helena dengan paksa. Kedua wanita itu membawa Helena menuruni tanggan menuju lantai satu. Semua pelayan hanya diam melihat kejadian yang ada di depan mata mereka. Tidak satupun di antara 8 pelayan yang ada di sana berani bergerak atau membuka mulut. Jika mereka berani menjadi pahlawan ! mereka pasti akan mendapat hukuman dari kedua nyonya besar rumah mewah itu.

“Lepaskan aku. Dasar wanita gila” teriak Helena dengan nada yang cukup tinggi.

“Aku pasti melepaskan kamu wanita jalang” sahut Michella sambil mendorong Helena dengan kasar ke dalam gudang “ini adalah tempat yang pantas untuk wanita murahan seperti kamu” lanjutnya.

“Buka pintunya, buka pintunya” teriak Helena sambil memukul pintu dengan telapak tangan.

“Kamu tidak akan pernah ke luar dari sana sebelum kamu membusuk” ucap Michella sebelum meninggalkan pintu gudang. Ia sangat kesal dan marah melihat wanita yang disebutnya Helea itu.

“Mereka benar-benar sudah gila, aku akan menghubungi papa untuk bicara dengan mereka, kalau aku adalah putri dari sahabat pemilik rumah ini” ucap Helena kepada dirinya sendiri sambil mencari tas miliknya. Ia berpikir kalau rumah itu adalah milik sahabat dekat ayahnya. Karena saat ia berangkat dari Amerika ! Ayahnya mengatakan, sopir pribadi sahabatnya yang akan datang menjemput Helena ke bandara. Dan benar saja, ketika Helena tiba di bandara Indonesia, kedua pria berseragam hitam datang menyambutnya dan membawanya ke rumah yang ia tempati saat ini.

Helena menepuk keningnya setelah menyadari kalau tas miliknya tinggal di kamar “ya Tuhan, tasku ternyata tinggal di kamar. Terus bagaimana aku untuk menghubungi papa ?” Helena bicara kepada dirinya sendiri. Ia memutar mata untuk melihat setiap sudut dari ruangan itu, dan berharap ada pintu yang bisa untuk jalannya ke luar dari sana. Tetapi harapannya musnah dalam sekejab karena ruagan itu tidak memiliki pintu lain dan tidak memiliki jendala. Jalan satu-satunya, Helena menjatuhkan bokongnya di atas kursi yang penuh dengan debu dan berharap ada seseorang yang membuka pintu untuknya.

...................

“Kamu sudah pulang sayang ?” sapa Michella kepada seorang pria tampan. Siapa lagi kalau bukan suaminya Richard Gordon. Pria tampan,yang memiliki tubuh tinggi, gagah, mata abu-abu cerah. Di usianya yang masih tergolong muda, yaitu 30 tahun ! Ia sudah menjabat sebagai CEO di perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur.

“Hm....tapi aku harus segera pergi setelah makan malam” sahut Richard. Ia memang selalu bersikap dingin kepada semua orang baik itu ibu, ayah dan istrinya sendiri. Sikap dingin dan tegas Richard sudah tertanam sejak ia masih kecil, karena ayahnya juga memiliki sifat yang sama dengannya.

“Kamu mau ke mana lagi sayang ?” tanya Michella.

“Aku ingin bertemu dengan klien” jawan Richard sambil melangkah menuju tangga, tetapi saat melangkah di tangga yang kedua ! Richard tiba-tiba menghentikan langkah kakinya karena mendegar suara teriakan dan dobrakan pintuk.

“Itu suara apa ?” ucap Richard  kepada Michella.

“Hm, enggak ada suara apa-apa sayang” dalih Michella. Ia berpura-pura tidak mendegar suara teriakan Helena dari gudang.

Richard memperjelas indra pendegarannya, tetapi suara teriakan itu tiba-tiba hilang dan tidak terdengar lagi. Pria tampan itu kembali melanjutkan langkah kakinya masuk ke dalam kamar.

*

*

*

*

*

  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status