Beranda / Thriller / Dendam Saudara Kembar / Aku merindukan tubuhmu yang polos

Share

Aku merindukan tubuhmu yang polos

Setelah membersihkan tubuhnya, Helena melangkah ke luar dari kamar mandi, ia sedikit bingung saat melihat sebuah bantal dan selimut terletak di atas sofa.

"Kamu kenapa berdiri di situ ?" Tanya Richard dengan wajah dinginnya "minggir, aku mau masuk" lanjutnya.

Helena memberikan jalan untuk Richard masuk ke dalam kamar mandi *sabar, sabar Helena. Sepertinya kamu harus bertahan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini* ucap dalam batin Helena. Tadinya ia ingin segera bebas dari rumah itu, tetapi keinginannya berubah dalam sekejap saat mendengar Rati berbicara.

Dengan santai Helena naik ke atas tempat tidur, ia baru saja membaringkan tubuhnya yang terasa remuk dan tidak berdaya itu ! Tetapi ia harus bangkit karena Richard mengusirnya.

"Kamu kenapa tidur di sini ? Kamu tidur di sana" ucap Richard sambil menunjuk ke arah sofa. 

"Baik tuan" Helena menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur, ia melangkah menuju sofa dan membaringkan tubuhnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi, tetapi Helena belum bisa tertidur, ia hanya miring ke kiri dan miring ke kanan. Sungguh matanya tidak bisa diajak bersahabat. Sementara pria tampan yang berbaring di atas tempat tidur sedang memperhatikannya sejak tadi.

"Kamu kenapa belum tidur" ucap Richard seiring dengan menyalanya lampu.

"Maaf jika aku membuat tuan merasa terganggu" ucap Helena. Sebenarnya ia bukanlah wanita yang lugu dan polos, Helena adalah wanita yang tegas dan pemberani, tetapi demi mengetahui rasa penasarannya ! Ia berusaha untuk merubah sikapnya.

"Aku tidak meminta kamu untuk minta maaf. Yang aku tanya, kenapa kamu belum tidur ?" Sahut Richard dari atas tempat tidur.

*Ya Tuhan, dia benar-benar pria yang mengesalkan. Bagaimana ada manusia seperti dia di dunia ini ?" Ucap dalam batin Helena. 

"Kamu kenapa menatapku seperti itu ?" Protes Richard.

"Hm, ti...tidak tuan. Maaf saya tidak bisa tidur karena belum mengganti pakaian" ucapnya.

"Kamu kan punya banyak baju di kamar. Ambil sana" perintah Richard.

Helena melangkah ke luar, ia benar-benar memiliki kesempatan untuk masuk ke kamar, di mana ia meninggalkan tas dan pakaiannya. Yang pertama ia cari adalah ponsel miliknya. Helena segera menghubungi kedua orang tuanya yang berada di Amerika. Ia mengatakan kalau dirinya baik-baik saja agar kedua orang tuanya tidak mengkhawatirkannya.

Tadinya Helena ingin mengenakan baju tidur yang ia bawa dari Amerika, tetapi ia mengurungkan niat lalu membuka lemari pakaian yang ada di dalam kamar itu.

"Baju apa ini. Oh my God" ucap Helena sambil memeriksa satu persatu baju yang tergantung rapi di dalam lemari. Mau tidak mau ! Ia harus mau. Akhirnya Helena mengenakan kaus lengan pendek berwarna putih dan celana training panjang berwarna hitam. Ia melangkah terburu-buru kembali ke kamar Richard sebelum pria tampan itu marah.

Mimpi indah masih menyelimuti tidurnya, tetapi Helena harus membuka mata karena seseorang menyiramnya dengan air.

"AW...." Teriak Helena. Seluruh tubuhnya basah dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Bagaimana nyonya, apa tidurmu satu malam ini begitu menyenangkan ?" Ucap Michella "apa kamu sudah merasa nyonya di rumah ini karena Richard membawamu tidur di kamar ini ?" Lanjutnya.

"Kamu sudah gila" ucap Helena. Ia baru saja ingin melangkah menuju kamar mandi, tetapi tubuhnya kembali terjatuh di atas sofa karena Michella mendorongnya dengan kasar.

"Aku memang sudah gila semenjak kamu pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini" sahut Michella sambil mencengkram kedua pipi Helena dengan kasar.

Hem...Hem... Richard berdehem dari pintu, ia sejak tadi sudah berdiri di sana dan melihat perdebatan antara Helena dan Michella.

Michella refleks melepaskan cengkeramannya dari pipi Helena. Ia melangkah menghampiri Richard ke pintu "sayang, aku hanya membangunkannya untuk sarapan, tetapi dia membentak aku" gerutu Michella untuk melimpahkan kesalahannya kepada Helena.

"Hm....." Sahut singkat Richard "pergilah"lanjutnya.

Sebelum Michella pergi, ia terlebih dahulu melemparkan tatapan tajam dan memayungkan bibir untuk mencibir Helena. Ia ingin menunjukkan kalau Richard selalu percaya dengan apa yang ia katakan. Sementara Richard melangkah menghampiri Helena yang masih berdiri di sisi sofa "ganti pakaianmu dan turunlah untuk sarapan" ucapnya tanpa melihat Helena.

Setelah membersihkan tubuhnya, Helena melangkah menuruni tangga menuju meja makan. Ia merasa gugup karena Michella dan Saras melihatnya dengan tatapan tajam. Mereka terlihat seperti serigala yang sedang mengintai mangsanya. Tetapi Helena berusaha untuk tetap tenang dan tidak peduli. Ia menarik kursi yang berjarak 3 kursi dari Michella lalu menjatuhkan bokongnya.

"Apa kamu sudah lupa di mana tempatmu ?" Ucap Richard.

"Dia benar-benar ingin mencari masalah sayang. Kembalikan saja dia kepada orang tuanya" sahut Michella untuk memancing emosi Richard.

"Lanjutkan makan kalian" ucap Richard sambil bangkit dari kursinya. Ia meraih tas kantor dari tangan pelayan dan pergi meninggalkan kediaman Gordon. Richard memang pria yang sensitif, dia pasti meninggalkan meja makan jika ada yang tidak sesuai dengan hatinya.

Saras bangkit dari kursinya setelah Richard tidak terlihat lagi di pintu. Kelima jari tangannya menarik rambut hitam Helena "pergilah dari rumah ini sebelum aku meminta mereka untuk melakukannya lagi" ucapnya setengah berbisik lalu pergi meninggalkan meja makan tanpa sarapan terlebih dahulu. Begitu juga dengan Michella, ia menuangkan satu gelas air minum di ujung kepala Helena sebelum ia pergi.

Kejadian itu tidak membuat Helena menjadi takut. Justru ia semakin penasaran dan ingin tahun apa yang sebenarnya terjadi. 

"Nyonya baik-baik saja kan ?" Ucap Rati sang pelayan yang selama ini menjadi teman dekat sang nyonya rumah yang disebut Helea, namun wanita yang ada di hadapannya saat ini bukanlah Helea melainkan Helena.

"Iya bi, aku enggak apa-apa" sahut Helena sambil tersenyum ramah.

"Nyonya Helea seharusnya tida mau diperlakukan seperti ini. Nyonya juga kan memiliki hak yang sama seperti nyonya Michella. Nyonya kan istri kedua tuan Richard dan menantu kesayangan almarhum tuan besar" ucap pelayan yang satu lagi.

"St...jangan bicara keras-keras, jika mereka mendengarnya ! Habislah kita" tegur Rati kepada temannya.

Ucapan pelayan itu membuat pikiran Helena bercabang. Ia merasa penghuni rumah itu memiliki rahasia masing-masing. Seperti kata pelayan, Helea adalah istri kedua Richard dan menantu kesayangan almarhum ayahnya, tetapi Richard tidak mencintai Helea dan kenapa Richard menikah lagi sedangkan ia sudah memiliki istri yaitu Michella. Jika Michella membenci Helea, itu hal yang wajar. Tetapi kenapa Rati ibunya Richard ikut membenci Helea. Sementara para pelayan banyak yang menyukai dan menyayangi Helea. Itu artinya Helea adalah wanita yang baik. Sungguh masalah yang begitu rumit dan sulit untuk dijelaskan.

................

Satu hari penuh hanya berdiam diri di dalam kamar, membuat Helena merasa bosan. Ia meraih kardigan yang ada di dalam lemari lalu melangkah menuruni anak tangga menuju pintu utama.

Helena berjalan mengelilingi taman bunga dan kolam renang yang ada di samping mansion megah itu. Ia baru saja menjatuhkan bokongnya di kursi yang terbuat dari batu di samping kolom renang, tiba-tiba seorang lelaki bertubuh tinggi mengenakan pakaian kantor berjalan ke arahnya.

"Selamat sore manis, sudah lama kita tidak bertemu" ucap pria itu sambil menyeringai licik "bagaimana keadaan kamu" lanjutnya. 

"Aku baik" sahut singkat Helena. Walaupun ia tidak mengenal pria yang ada di hadapannya saat ini ! Tetapi ia berusaha bersikap sopan. 

"Aku sudah menduga kalau kamu baik-baik saja, terbukti dari tubuh kamu yang semakin aduhai dan wajah kamu yang terlihat lebih cantik dari pada yang dulu" sahut pria itu sambil melihat tubuh Helena dari ujung kaki hingga ujung rambut. 

"Dada kamu juga terlihat lebih berisi dan menantang" lanjutnya sambil menjilat bibir dengan lidahnya.

Sikap pria itu membuat Helena terpancing emosi, ia bangkit dari kursinya "bicaralah yang sopan" ucapnya.

"St....jangan keras-keras manis. Aku tahu kalau kamu menginginkan sentuhan dariku, itu sebabnya kamu kembali lagi setelah sekian lama menghilang" ucap pria itu sambil mencengkram pergelangan tangan Helena.

"Lepaskan tanganku" ucap Helena dengan nada yang lembut sambil menatap tajam pria itu.

"Oke..." Pria itu melepaskan tangan Helena lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Helena dan berbisik "aku merindukan tubuhmu yang polos" ucapnya sebelum melangkah meninggalkan Helena.

*Ya Tuhan, siapa lagi pria itu ? Mengapa Helea dikelilingi orang-orang yang kejam. Aku harus mencaritahunya* ucap dalam batin Helena.

Ia melangkah masuk ke dalam rumah dan langsung menuju dapur. Helena berpura-pura membantu para pelayan yang sedang menyiapkan makan malam. Ia berharap akan mendapat sedikit tentang Helea. Ia sudah tidak sabar lagi untuk mengetahui tentang Helea dan seperti apa Helea itu dan kenapa semua orang yang ada di sana menganggapnya Helea. Mungkinkah Helea itu mirip dengannya atau wajah mereka sama persis ! Yang membuat orang-orang tidak bisa membedakannya.

"Apa nyonya butuh sesuatu ?" Tanya Rati. 

"Oh, tidak bi. Aku hanya merasa bosan di dalam kamar, itu sebabnya aku datang ke sini" jawab Helena.

"Nyonya memang tidak pernah berubah, dari dulu selalu suka membantu para pelayan, dan masakan nyonya selalu enak-enak, tapi kenapa tuan tidak suka ya ?" Sahut pelayan yang satu lagi. 

"Aku juga tidak tahu. Penghuni rumah ini memang aneh. Hanya almarhum tuan besar yang normal dan sehat, selebihnya kurang sehat semua" sahut pelayan yang satu lagi.

"Sudah, tidak baik membicarakan majikan kita" protes Rati "jangan karena kesalahan kita, nyonya Helea yang jadi korban" lanjutnya.

Hehehehe Helena terkekeh mendengar ucapan para pelayan, sebenarnya ia bingung harus bersikap seperti apa karena dia bukanlah Helea.

*

*

*

*

*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status