Home / Thriller / Dendam Saudara Kembar / Tidak, aku tidak bisa lama-lama tinggal di rumah ini

Share

Tidak, aku tidak bisa lama-lama tinggal di rumah ini

Satu Minggu telah berlalu, Helena belum juga mengetahui seperti apa perempuan yang disebut Helea itu. Justru ia dalam satu Minggu ini mendapat siksaan dari Michella dan Saras. Kedua wanita yang disebut serigala itu bersikap sesuka hati terhadap Helena karena sudah 5 hari Richard pergi ke luar kota.

Rencana Helena selalu gagal karena Michella dan Saras, bahkan Helena tidak bisa ke luar dari rumah atau bertemu dengan para pelayan. Tentu hal itu membuat ia tidak mendapatkan apapun tentang Helea.

Bibir Helena tersenyum saat melihat mobil sport berwarna hitam masuk dari gerbang. Mobil siapa lagi kalau bukan mobil Richard. Ia berlari menuruni anak tangga untuk menyambut Richard di pintu utama.

"Tuan sudah pulang" ucapnya sambil meraih tangan Richard lalu mencium punggungnya. Ia bersikap layaknya seorang istri. Hal itu membuat para pelayan terkejut begitu juga dengan Richard. 

Selama dua tahun Helea menjadi istri dan tinggal di kediaman Gordon ! Wanita polos itu tidak pernah mencium tangan Richard, ia juga tidak pernah menyambut Richard jika baru pulang dari kantor atau luar kota. Helea selalu berada di dapur setiap kali Richard tiba di rumah.

"Ya" sahut singkat Richard. Ia melanjutkan langkah kakinya menuju tangga dan melewati Helena. Walaupun ia merasa terkejut dengan perubahan tingkah Helea, tetapi ia tidak begitu tertarik untuk mengetahuinya.

Richard menjatuhkan bokongnya di atas sofa dan memejamkan mata. Perjalanan dari Singapura ke Indonesia membuat tubuh gagahnya terasa lelah dan capai. Saat Richard membuka mata ! Ia disambut dengan wajah cantik Helena. Sontak membuat pria tampan itu terperanjat karena terkejut.

"Kamu kenapa ada di sini ?" Ucapnya.

"Aku membuatkan teh untuk tuan" sahut Helena dengan lembut "perjalanan dari luar kota pasti membuat tubuh tuan lelah, aku akan menyiapkan air hangat untuk tuan" lanjutnya sambil melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Richard hanya diam membisu sambil memandang punggung Helena menghilang di balik pintu.

"Kenapa dia tiba-tiba pintar, perhatian dan pemberani ?" Tanya Richard kepada dirinya sendiri. Helea yang ia kenal selama ini adalah wanita yang polos, penakut dan sama sekali tidak pernah perhatian kepadanya.

"Air hangatnya sudah siap tuan" ucap Helena yang membuat Richard sadar dari hayalannya.

"Hm..." Sahut singkat Richard. Sebelum masuk ke dalam kamar mandi, ia terlebih dahulu membuka dasi, jam tangan dan pakaiannya. Sementara Helena berusaha menjauhkan wajahnya ajar tidak melihat Richard bertelanjang dada.

Richard yang sedang asik merendam tubuhnya dengan air hangat di dalam bathtub tidak mengetahui kalau Helena sedang membuka semua laci yang ada di dalam kamarnya.

Tujuan utama Helena bersikap manis dan perhatian kepada Richard, agar ia bisa masuk ke dalam kamar itu untuk mencari sedikit bukti tentang Helea. Namun usahanya sia-sia, ia sudah mencari di semua laci dan lemari tetapi hasilnya nihil. Untung saja ia buru-buru ke luar dari kamar ganti sebelum Richard ke luar dari kamar mandi.

"Kamu kenapa masih di sini ?" Ucap Richard saat ke luar dari kamar mandi dan melihat Helena duduk di sofa. 

Helena refleks melihat ke arah datangnya suara, matanya membulat melihat tubuh sixpack Richard, dada pria tampan itu berbentuk roti sobek, ditambah lagi dengan kulitnya yang putih bersih dan berkilau akibat tetesan air dari rambutnya. Wanita manapun pasti terlena jika melihat pemandangan indah seperti itu, sama halnya dengan Helena, sampai ia tidak sadar kalau Richard sudah berdiri di hadapannya.

"Hello.....kamu sudah bisa ke luar" ucap Richard sambil melambaikan telapak tangannya di depan mata Helena.

"I...i...iya tuan" sahut Helena dengan gugup. Ia melangkah terburu-buru ke luar dari sana dan masuk ke dalam kamarnya. Tubuh sixpack Richard masih terbayang-bayang di matanya yang membuat keningnya keringat dingin.

"Tidak, aku tidak bisa lama-lama tinggal di rumah ini. Tujuanku datang ke Indonesia untuk mencari dan bertemu dengan ibuku. Masalah Helea itu bukanlah urusanku" ucap Helena kepada dirinya sendiri "sekarang juga aku akan mengatakannya kepada Richard kalau aku bukanlah Helea tetapi Helena" lanjutnya sambil melangkah menuju pintu.

Tangannya sudah menyentuh gagang pintu kamar Richard, tetapi telinganya tiba-tiba mendengar suara menyebut nama Helea dari kamar yang berada di samping kamar Richard. Helena dengan lembut melangkah mendekati pintu kamar itu, ia melihat Michella dan Saras dari sela-sela pintu yang tidak tertutup rapat.

"Aku tidak mau tahu, yang penting kamu harus bereskan Helea sebelum dia membuka mulut kepada Richard" tegas Saras kepada menantunya Michella.

"Apa yang harus aku lakukan ?" Tanya Michella.

"Kamu bukan anak kecil lagi, jadi kamu sudah bisa berpikir dan berbuat sendiri".

"Ayolah mam, saat ini pikiranku sedang kacau. Jadi tolong berikan aku solusi" bujuk Michella kepada Saras.

"Jika Helea tidak mau pergi dari rumah ini dan tidak mau menandatangani surat perceraian itu ! Temui saja ibunya dan berikan pelajaran yang bisa membuat Helea menuruti semua apa yang kita inginkan" ucap Saras.

Helena hanya bisa mendengar perbincangan Michella dan Saras sampai di situ karena tiba-tiba seorang pelayan muncul dari tangga untuk membersihkan ruang keluarga yang ada di lantai dua.

Niat Helena yang ingin mengatakan yang sejujurnya tentang dirinya kepada Richard, kini hilang dalam sekejap. Entah mengapa hati dan pikirannya selalu bertentangan.

Satu malam Helena tidak bisa tertidur karena memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa mengetahui tentang Helea. Jika bertanya kepada pelayan, tentu hal itu akan membuat mereka curiga dan mengetahui kalau ia bukanlah Helea. Jalan satu-satunya, Helena menghubungi orang tuanya yang berada di Amerika, ia meminta ayahnya untuk mencari seorang bodyguard untuknya.

Tentu permintaanya itu dengan mudah terkabul, karena ayahnya memiliki banyak rekan bisnis di Indonesia. Hanya dalam 30 menit ! Seseorang sudah menghubungi ponsel Helena. Siapa lagi kalau bukan orang yang menjadi bodyguardnya.

Helena mengirimkan titik lokasi di mana ia berada saat ini kepada bodyguardnya, ia juga mengirimkan foto wajah dan plat mobil Michella, agar orang suruhannya bisa mengikuti Michella dari belakang.

Sambil menunggu informasi dari orang suruhannya, Helena membantu pekerja kebun menyiram bunga di taman depan.

Pria yang sudah menginjak usia 50 tahun itu, mengatakan seperti apa yang dikatakan Rati waktu itu kepada Helena "nyonya kenapa kembali lagi ? Aku kasihan melihat anda disiksa setiap hari oleh nyonya Michella" ucapnya.

Helena tersenyum melihat bapak tua itu "Bapak tidak perlu takut, karena mulai dari sekarang, aku  tidak akan diam jika mereka melukaiku" ucapnya.

Pria tua itu menghentikan gerakan tangannya menyiram bunga "apa ini sungguh nyonya ?" Ucapnya.

"Iya pak, sudah cukup mereka menyiksaku selama ini" sahut Helena.

"Aku benar-benar tidak percaya, nyonya bisa berubah seperti ini hanya dalam waktu lima bulan. Sungguh luar biasa" ucap pria tua itu. 

"Setiap manusia pasti ada perubahannya pak, dan setiap kesabaran pasti ada batasnya. Mungkin itulah yang terjadi kepadaku saat ini" sahut Helena. Ia bersikap seolah-olah dia adalah Helea yang sudah berubah sikap dari penakut menjadi pemberani. Dari semua cerita yang ia dapatkan, Helena sudah bisa menebak kalau wanita yang disebut Helea itu adalah wanita yang polos, penakut, dan penurut.

................

Ting..... Suara pesan masuk di ponsel milik Helena. Ia dengan sigap meraih ponselnya dari atas meja.

*Aku sudah menemukan alamat wanita yang nona cari* isi pesan yang masuk di ponselnya.

*Oke, terima kasih. Kirimkan alamat lengkapnya* balas Helena.

*

*

*

*

*

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status