Beranda / Thriller / Dendam Saudara Kembar / Bab 6. Dasar pembohong, kamu sama seperti ayahmu

Share

Bab 6. Dasar pembohong, kamu sama seperti ayahmu

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Gordon, Helena tidak berhenti memikirkan Helea. Ia benar-benar bingung kenapa wajah mereka mirip dan bisa dikatakan sama. Detak jantungnya juga berubah saat di dekat Susanti, ia merasa nyaman dan tidak ingin jauh darinya.

"Nona, kita sudah sampai" ucap sopir taksi yang membuat Helena sadar dari lamunannya.

"Ha, iya pak" Helena meraih uang dari dalam tas lalu memberikannya kepada sopir taksi, ia berlari terburu-buru agar tidak ada yang melihatnya, karena waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi dan sudah pasti penghuni mansion megah itu sudah bangun dari tidurnya.

"Maaf pak, saya terlambat" ucap Helena kepada penjaga gerbang sambil berlari tanpa alas kaki, Helena sengaja membuka sendalnya agar lebih bebas untuk berlari. Ia masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang khusus pelayan.

"Nyonya dari mana ?" Tanya Rati saat melihat Helena masuk dari pintu.

"A...a....aku habis dari luar menikmati angin pagi, bi" jawab Helena dengan gugup.

"Oh iya, tadi tuan mencari nyonya" 

Helena terkejut mendengar kalau Richard mencarinya "untuk apa tuan mencari saya ?" Ucapnya.

"Aku tidak tahu nyonya. Tetapi sekarang tuan ada di ruang kerjanya, sebaiknya nyonya ke sana saja" 

"Baiklah bi, terima kasih" Helena melangkah menaiki anak tangga menuju ruang kerja Richard yang berada di lantai tiga. Dengan jantung yang berdegup kencang, ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Tok.....tok....tok.....

"Masuk" sahut dari dalam ruangan.

Cek...lek.... Helena menekan gagang pintu untuk membukanya "permisi tuan, apa anda mencari saya ?" Ucap Helena dengan posisi masih berdiri di bibir pintu.

Sebelum membuka mulut, Richard menatap Helena beberapa menit dengan tatapan tajam dan jijik "masuklah" ucapnya.

Helena melangkah menuju Richard sambil menundukkan kepala, ia bukan tidak sanggup untuk menatap mata pria tampan itu, hanya saja Helena takut jika Richard mengetahui kalau dia bukanlah Helea.

"Apa ada yang ingin tuan katakan ?" Tanya Helena. Saat ini ia berdiri di hadapan Richard.

"Ya, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepadamu" jawab Richard sambil tersenyum sinis "melihat kondisimu yang sudah jauh lebih baik ! Jadi aku rasa, ini waktu yang tepat" lanjutnya sambil bangkit dari kursi kerajaannya dan melangkah mengelilingi Helena.

"Aku tidak mengerti maksud tuan" ucap Helena. Tentu saja dia tidak mengerti, karena baru beberapa hari ia tinggal di sana.

"Aku rasa, kamu sudah tahu apa yang akan saya tanyakan. Atau kamu sudah lupa ?" Sahut Richard. Ia menyandarkan bokongnya di sisi meja lalu melipat kedua tangannya di dada.

*Ya Tuhan, kenapa jantungku tiba-tiba berdegup kencang* bisik dalam batin Helena.

"Saya benar-benar tidak tahu tuan" ucap Helena. 

"Kamu benar-benar pintar dalam bersandiwara Helea. Dulu aku berpikir kalau kamu adalah wanita yang polos dan tidak mengerti apa-apa. Tetapi ternyata aku salah. Kamu adalah wanita licik dan murahan" hina Richard yang membuat darah Helena mendidih hingga ke ubun-ubun. Untung saja ia teringat kalau saat ini dia sedang berpura-pura sebagai Helea, sehingga dia berusaha menahan emosinya.

"Apa kamu menggunakan uang 30 milliar itu untuk biaya pengobatan kamu ? Atau kamu habiskan untuk bersenang-senang dengan pria itu ?" Todong Richard.

*Uang 30 milliar ? Masalah apa lagi ini ? Helea, Helea, kenapa kamu memberikan aku masalah sebesar ini ?* Tanya dalam batin Helena. Tanpa sadar, ia mengangkat tangan lalu memijat kening, kepalanya tiba-tiba pusing memikirkan masalah Helea yang begitu rumit seperti benang yang kusut.

"Kenapa ? Apa kepalamu tiba-tiba pusing ? Atau perlu aku bantu untuk memijatnya ?" Tanya Richard dengan nada yang mencibir.

"Maaf tuan, aku benar-benar tidak pernah mengambil uang tuan" bantah Helena, ia berpikir lebih baik menantang dari pada hanya diam. Jika hanya diam ! Dia tidak akan mengetahui titik permasalahannya.

Par...... Richard menghempas telapak tangannya di atas meja, wajahnya yang tampan berubah menjadi merah karena menahan amar yang ada di dalam hatinya "kenapa kamu masih berusaha untuk berbohong, sedangkan bukti sudah jelas. Bahwa tanda tangan ini adalah milik kamu" sentak Richard sambil menaruh sebuah map berwarna biru di atas meja dengan kasar.

Seluruh tubuh Helena gemetar, karena terkejut melihat sikap Richard yang tiba-tiba marah "i....i...itu...." Helena tidak sanggup melanjutkan kata-katanya karena Richard menarik rambutnya dengan kasar.

"Kamu tidak perlu berbohong lagi. Sekarang katakan apa maksud kamu kembali ke rumah ini ? Apa kamu ingin mengambil uang yang lebih banyak lagi ?" Todong Richard.

"Tapi, tapi, tapi saya tidak mengambil uang itu tuan" Helena masih berusaha membantah, walaupun ia sudah melihat bukti tanda tangan yang ada di atas kertas putih itu.

"Dasar pembohong, kamu sama seperti ayahmu. Buah tidak akan jauh jatuh dari pohonnya. Jika ayahnya penipu ! Anaknya juga pasti penipu. Dan akau percaya kalau saat itu kamu tidak benar-benar sakit, tetapi hanya berpura-pura untuk menutupi semua perbuatan kamu" Richard melepaskan cengkeramannya dengan kasar dari rambut Helena, yang membuat kening wanita cantik itu terbentur ke atas meja.

Rasa sakit akibat benturan tidak membuat Helena menyerah, bahkan ia semakin membantah untuk memancing Richard, agar ia bisa mengetahui semuanya. Tetapi saat ini rezeki belum berpihak kepadanya, Richard justru melukainya lalu pergi meninggalkannya.

.................

Helena menahan rasa pedih saat Rati mengobati luka yang ada di sudut bibirnya akibat tamparan dari Richard.

"AW...." Desah Helena saat luka di bibirnya tersentuh obat.

"Kenapa nyonya menantang tuan ? Nyonya kan sudah tahu, kalau tuan tidak suka dibantah" gerutu Rati, ia tidak tega melihat Helena terluka seperti itu.

"Aku tidak mungkin diam bi, tuan menuduhku mengambil uang 30 milliar" protes Helena. 

"Semua orang juga tidak percaya kalau nyonya yang mengambil uang tuan, tetapi bukti tanda tangan itu membuat nyonya tidak bisa membela diri. Dan kepercayaan tuan juga bersaksi kalau nyonya lah yang datang ke kantor untuk meminta uang itu" sahut Rati sambil mengoleskan obat di luka Helena.

*Itu artinya, ada orang yang ingin mengambil harta tuan Richard, lalu melimpahkan perbuatannya kepada Helea. Tetapi kenapa orang kepercayaan tuan Richard bersaksi kalau Helea yang mengambil uang itu ? Apakah dia dalang dibalik semua ini ? Aku harus mencaritahunya* bisik di dalam hati Helena.

*

*

*

*

*

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Azwar Rahman
ceritanya bagus, buat penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status