Beranda / Thriller / Dendam Saudara Kembar / Bab 7. Sayang, malam ini kita tidur di kamar kan ?

Share

Bab 7. Sayang, malam ini kita tidur di kamar kan ?

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, tetapi Helena tidak juga ke luar dari kamar, bahkan makan siangnya di antar Rati ke kamar. Luka di bibir dan bekas benturan di keningnya membuat tubuh wanita cantik itu meriang dan terbaring di atas tempat tidur.

Par..... Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan kasar. Hal itu membuat Helena terkejut dan refleks bangkit dari tidurnya.

"Apa aku membuat nyonya terkejut ?" Ucap Michella dengan nada yang mencibir sambil tersenyum jijik. Ia melangkah menghampiri Helena dan duduk di sisi ranjang.

"Untuk apa kamu datang kemari ?" Ucap Helena. Ia melihat Michella dengan tatapan tajam.

"Ow....santai saja nyonya. Aku datang kemari untuk melihat keadaan kamu. Aku tahu kalau kamu sedang tidak enak badan" sahut Michella sambil tersenyum lebar. Ia benar-benar puas melihat Helena yang terluka akibat kekerasan dari Richard. Memang inilah yang dia inginkan.

Helena tersenyum sinis menanggapi ucapan Michella. Ia menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur, lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan wajahnya, setelah itu ia pergi ke luar dari kamar dan meninggalkan Michella sendirian. Bagi Helena, ia tidak perlu menanggapi kata-kata murahan dari bibir wanita licik itu. Saat ia menuruni tangga ! Helena bertemu dengan Richard yang baru pulang dari kantor. Pria tampan itu masih terlihat berpakaian formal dan menjinjing tas kantornya. Sebenarnya Helena ingin memundurkan langkah kakinya, tetapi karena Richard sudah melihatnya ! Ia terpaksa melanjutkan langkahnya menuju dapur.

*Ya ampun, kenapa aku jadi takut seperti ini ? Aku jadi seperti orang yang benar-benar melakukan kesalahan saat bertemu dengannya* ucap dalam batin Helena sambil melangkah melewati Richard.

Sementara Richard hanya diam mematung melihat Helena melangkah ke dapur hingga tubuh wanita cantik itu menghilang di balik tembok pemisah antara ruangan yang satu dengan ruangan yang lain. Ia sedikit bingung melihat keberanian wanita cantik itu, biasanya Helea tidak akan berani menunjukkan wajahnya jika Richard marah.

"Wanita aneh, kadang dia bersikap pembantu, kadang bersikap nyonya" gerutu Richard sambil kembali melanjutkan langkah kakinya.

"Ah sayang ! Kamu sudah pulang ?" Sapa Michella dengan ramah dan tersenyum manis.

"Hm..." Sahut singkat Richard tanpa menghentikan langkahnya. Memang seperti itulah Richard Gordon setiap harinya. Ia tidak pernah bersikap manis atau lembut kepada istri atau orang lain, dia pria yang sulit untuk tersenyum. Bukan hanya di kediaman Gordon saja ia bersikap tegas seperti itu, di kantor bahkan ia lebih tegas lagi.

Michella yang sudah terbiasa menghadapi sikap suaminya, lantas tidak merasa tersinggung atau sakit hati. Ia mengikuti Richard hingga ke kamar pribadinya.

"Sayang, malam ini kita tidur di kamar kan ?" Ucap Michella sambil memeluk tubuh kekar Richard dari belakang. Walaupun mereka sudah menikah selama 5 tahun ! Tetapi mereka lebih sering tidur terpisah. Richard lebih memilih tidur di kamar pribadinya yang ia tempati sejak kecil, daripada tidur di kamarnya dengan Michella.

"Hm... Nanti aku akan tidur di sana" Jawab Richard dengan santai.

"Terima kasih sayang, terima kasih" Michella mencium kedua pipi Richard dan mengecup bibirnya sekilas.

...................

Waktu menunjukkan pukul 7 malam, di mana semua keluarga Gordon saat ini sedang berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Hanya Helena yang tidak ikut berkumpul bersama mereka, wanita cantik itu lebih memilih makan malam di meja makan pelayan yang berada di dapur. Ia merasa jijik makan bersama dengan para manusia yang berhati iblis. Tetapi di saat suapan yang kedua ! Tiba-tiba terdengar suara pecahan piring dari arah ruang makan.

Par......

Helena bangkit dari kursi, ia melangkah menuju ruang makan untuk melihat apa yang terjadi, dan benar saja, piring yang tadinya berada di atas meja, kini berantakan di atas lantai marmer. Dan yang paling membuat Helena terkejut adalah ! Saat manik matanya bertemu dengan mata Richard. Pria tampan itu melihatnya dengan tatapan tajam, seperti serigala yang sedang bersiap untuk menerkam mangsanya. Ia menelan salivanya dengan kasar sambil melangkah mundur.

"Jika kamu berani melangkah sekali lagi ! Akan kupatahkan kakimu" ucap Richard dengan tiba-tiba, yang membuat Helena menghentikan gerakan kakinya.

*Ya Tuhan ada apa dengan pria ini ? Kenapa dia marah tanpa sebab, emangnya aku salah apa lagi ? Wajahnya memang tampan, tetapi otaknya tidak beres* gerutu dalam hati Helena. Jika dia bukan bersandiwara menjadi Helea ! Mungkin ia sudah menghajar Richard tanpa ampun, secara Helena wanita yang ahli di dalam bela diri. Sejak ia masih kecil, ayahnya sudah mengajari Helena tentang bela diri.

"Jika kamu sudah tidak merasa bagian dari keluarga ini ! Silahkan pergi dan tinggalkan rumah ini" ucap Richard dengan tegas, yang membuat Michella dan Saras tersenyum bahagia. Mereka saling melempar tatapan sambil mengedikkan sebelah alis matanya ke atas.

Tentu saja Helena tidak merasa bagian dari keluarga Gordon, karena dia memang bukan Helea istri kedua Richard. Melihat begitu rumitnya masalah di rumah ini ! Helena sebenarnya sudah ingin menyerah dan pergi. Tetapi bayangan wajah Helea membuat ia tetap bertahan, ia ingin Helea dan ibunya mendapat keadilan.

Tanpa rasa malu dan ragu, Helena berlari ke arah Richard, ia bersujud di kaki pria angkuh itu agar dia bisa tetap tinggal di sana, sampai semua kebenaran terungkap.

"Aku minta maaf tuan. Aku tidak bermaksud begitu, aku hanya takut jika tuan hilang selera saat melihat wajahku" ucap Helena. Ia berpura-pura memohon dan meneteskan air mata untuk mendapat simpati dari Richard.

"Aku memang sudah hilang selera" ucap Richard dengan angkuh sambil melepaskan cengkeraman tangan Helena dari kakinya. Ia melangkah meninggalkan meja makan dan kembali ke ruang kerjanya.

"Kamu memang wanita sial. Kamu yang selalu membuat kekacauan di rumah ini" geram Saras ibu tiri Gordon. Wanita tua itu pun pergi mengikuti jejak Richard yang meninggalkan meja makan.

"Helea, Helea, samapi kapan kamu bisa bertahan seperti ini" ucap Michella. Wanita cantik itu tidak meninggalkan meja makan, bahkan ia duduk santai sambil menikmati buah yang sudah disiapkan pelayan.

"Sampai kamu mendapat semua balasan atas perbuatanmu" jawab Helena dengan sigap.

Huk...huk...huk... Michella tiba-tiba batuk mendengar jawaban Helena. Ia benar-benar tidak menyangka kalau kata-kata itu akan ke luar dari mulut manis wanita polos seperti Helea. 

"Kamu benar-benar sudah berubah, aku harus bekerja lebih keras lagi" ucap Michella sambil menaikkan pisau kecil di tangannya.

Helena melangkah mendekati Michella, ia sama sekali tidak takut walaupun saat ini di tangan Michella ada pisau "bekerja keraslah, sebelum aku yang bekerja terlebih dahulu" bisik Helena tepat di telinga Michella. Setelah itu ia pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Sementara Michella hanya diam mematung di tempatnya, sambil memandang punggung Helena yang semakin jauh. Ia bagaikan mimpi ketika mendengar ancaman dari Helena, bahkan ia mencubit pipinya sendiri untuk memastikan kalau saat ini, dia tidak sedang tidur.

"Setan apa yang sudah merasukinya, sehingga dia beruban 100 persen dan tidak takut lagi kepadaku. Ini benar-benar bencana" ucap Michella kepada dirinya sendiri.

................

Di tunggu bab selanjutnya ya kakak. Tekan vote dan komen untuk mendukung cerita ini, biar author makin semangat lagi untuk ngehalu.

Baca juga ceritaku yang berjudul SUGAR DADDY AKU KANGEN, NAFSU ISTRI MUDA dan TERPAKSA MENIKAH DENGAN GADIS DESA. Terima kasih kakak.

*

*

*

*

*

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurhalima Halimah Halimah
Patang mundur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status