Share

Rencana Vanesa

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Keynan. Sorot mata Vanesa penuh dengan amarah bercampur kepanikan. Keynan bingung harus mengatakan apa. Dia terlihat tak berdaya di depan Vanesa.

"Maaf atas semua yang terjadi, aku ...."

"Cukup Keynan, dari awal sampai akhir memang kamulah yang membuatku sakit hati. Kamu nggak ada perubahan sama sekali. Kamu tetaplah lelaki plin plan yang nggak mempunyai pendirian sendiri. Mungkin akulah yang bodoh bisa memercayai semua omong kosongmu," ucap Vanesa, dia memotong pembicaraan Keynan.

Vanesa menghela napas dalam, dadanya begitu sesak menahan seluruh kesedihannya. "Kita menjaga jarak dulu untuk beberapa hari ke depan. Situasi ini sangat berbahaya, mungkin bisa saja nyawaku yang melayang. Aku harus pergi, karena aku sibuk sekali."

Vanesa pergi meninggalkan Keynan yang berdiri tanpa melakukan apapun.

"Nes, sungguh aku nggak ingin dalam posisi yang seperti ini. Andai aku bisa memilih, aku ingin selalu bisa bersamamu," gumam Keynan sambil menatap kepergia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status