Share

Dekapan Hangat sang Majikan
Dekapan Hangat sang Majikan
Author: Lela W.Y

Bab 1

Author: Lela W.Y
last update Last Updated: 2025-01-17 16:41:39

Langit malam semakin terasa menakutkan saat kilatan cahaya petir terlihat saling menyambar dari luar jendela. Saat ini, hujan tengah turun dengan sangat deras memeluk salah satu sudut bumi.

Sienna baru saja selesai dengan semua pekerjaanya. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja menjadi salah satu pelayan di rumah besar keluarga Lauther. Dia menggantikkan posisi ibunya yang saat ini sedang sakit keras. Sienna terpaksa mengambil cuti kuliah dan memutuskan untuk bekerja disini karena desakan keadaan.

"Sienna, jika semua pekerjaanmu sudah selesai. Kembalilah beristirahat di kamarmu. Ingat, besok kamu harus bangun pagi pagi sekali sebelum para penghuni rumah ini terjaga, kita punya banyak pekerjaan yang menanti," ujar Cathy, kepala pelayan yang bertugas mengatur semua pekerja rumah tangga di rumah itu.

"Baik Nyonya Cathy." Sienna melepas apronnya, lalu bergegas pergi meninggalkan dapur besar itu.

Sienna melewati lorong panjang tempat dimana kamarnya berada. Dia berjalan santai sebelum akhirnya dua buah tangan besar tiba tiba saja terulur dan memeluk tubuhnya dari belakang.

"Hey, siapa anda.. hmmmp!!" Sienna ingin berteriak, namun mulutnya tiba tiba saja langsung dibekap dan tak lama tubuh mungilnya sudah ditarik paksa masuk ke dalam bilik ruangan yang ada di sebelahnya.

Brugh!

Sienna sempat mengerang ketika merasakan benturan cukup keras pada bagian kepalanya.

"Sherly, kali ini kau tidak bisa menolakku lagi!" Sebuah suara bariton mengagetkan pendengaran Sienna.

Wanita itu langsung bangun dan meringkuk ketakutan di atas lantai marmer yang dingin.

"Si..apa anda? Saya bukan Sherly!" bantah Sienna. Dia pikir laki laki ini telah salah orang. Namun tawa mengertikan tiba tiba saja terdengar mengisi ruangan yang minim pencahayaan itu.

Saat si luet bertubuh jangkung itu semakin mendekati satu satunya lampu penerangan di tengah ruangan. Sienna langsung membeku dengan wajah syok.

"Tu.. tuan Xander!"

Bukan hal sulit mengenali wajah majikannya yang sangat tampan ini. Cathy sudah menunjukkan foto seluruh penghuni rumah disini padanya sebelum ia mulai bekerja disini.

Fedro Lauther dan Emely Lauther adalah sepasang suami istri penghuni rumah yang kebetulan memiliki tiga anak bernama Jack Lauther, Molly Lauther dan yang paling menonjol adalah putra kedua mereka yakni Xander Lauther.

Pria itu kini berdiri tepat di hadapannya. Sedang menatapnya dengan manik kelabunya yang begitu menakutkan.

"Tu..an saya bukan Sherly!" Sienna berkata serak. Tidak mampu menyembunyikan kegugupan serta ketakutannya yang sangat besar.

Orang yang diajaknya bicara tidak mengatakan apa apa. Samar samar Sienna bisa membaui aroma minuman yang sangat tajam menguar dari sekitar area mulut pria itu. Wajah Sienna berubah panik. Jelas Xander sedang tidak sadar saat ini.

"Buka semuanya!" Suara dingin itu menginterupsi dengan nada yang tak terbantahkan.

"Tidak, aku tidak mau!" Kaki Sienna bergerak mundur, namun punggungnya malah membentur ujung lemari di belakangnya.

Saat menoleh ke samping, dia baru sadar jika ruangan ini sepertinya adalah sebuah perpustakaan.

Tubuh Sienna semakin tersudut kala Xander mulai membawa langkahnya semakin mendekat.

"Aku tidak suka penolakan, kau tau itukan, Sherly!"

"Tuan, aku bukan Sherly!"

Mengabaikan rasa takutnya, Sienna akhirnya mencoba berlari menerobos tubuh tinggi di hadapannya. Tapi gagal ketika kedua tangan pria itu dengan cepat kembali terulur. Ia di tangkap hanya untuk di hempaskan ke arah salah satu sudut ruangan disana.

Kepalanya mengenai bagian dinding, untuk sesaat pandangan Sienna sempat memburam. Samar ia melihat pria itu datang dan mengakusisi paksa tubuhnya. Kedua tangannya terulur, kemudian dengan gerakan cepat dia sudah melepas pakaian maid yang sedang Sienna kenakan.

"Tuan Xander, tolong sadarlah. Anda salah orang." Sienna berusaha menahan tangan besar yang semakin bebas melakukan keinginannya. Tapi yang ia dapat malah sebuah tamparan yang pada akhirnya meninggalkan bekas merah di kulit putih pucatnya.

"Kau tidak berhak mengaturku! Aku ingin kau melayaniku malam ini, heh!"

Xander langsung menyapa bibir tipis Sienna. Memagutnya dengan penuh perasaan. Sienna yang baru pertama kali merasakan pertemuan bibir langsung gelagapan dengan wajah syok.

Dia berusaha keras mendorong dada bidang Xander, tapi pria itu malah semakin menjadi. Kini sapuan hangat itu telah berpindah pada lehernya. Meninggalkan jejak merah yang esok mungkin akan membuat Sienna trauma saat melihathnya.

"Tuan Xander.. enough." Sienna menangis saat penutup pada bagian membusungnya tiba tiba ikut ditarik ke bawah. Memperlihatkan sesuatu yang membuat Xander berhasil meneguk ludahnya sendiri.

Xander menangkup dua benda mempesona yang ukurannya sangat pas dalam genggaman tangannya itu.

"Damn! Sangat indah!" geramnya sambil meracau.

Geraman rendah mulai terdengar keluar dari mulut Sienna saat kepala Xander semakin turun dan kini bermain lincah pada kedua pucuk tubuhnya yang berwarna pink.

"Jangan Tuan, saya mohon." Suara mengibanya ternyata tak cukup menggugah belas kasih pria itu.

Xander malah semakin menggila, dan kini ia sudah berubah menjadi bayi yang sangat kehausan. Dia melahap kedua sisi bagian itu bergantian dengan sangat rakus seolah akan ada air kehidupan yang keluar dari sana.

Sienna hanya bisa meringis dalam kuasa pria itu. Matanya sudah basah dan tubuhnya sudah lemah karna terus berteriak dan melawan sejak tadi.

Puas menikmati bagian atas, Xander pun berdiri hanya untuk melepaskan kain yang membalut kaki panjangnya. Kemudian ia kembali manarik Sienna dalam kuasanya. Xander membuka melebarkan kedua kaki Sienna.

Sienna menggeleng saat kain berendanya dilepas dalam sekali tarikan kuat. Xander menggenggam kain itu lalu mengendus wangi khas yang keluar dari sana.

"Aku tidak sabar ingin merasai isinya!" katanya dengan seringai mengerikan.

Xander kembali membungkukkan tubuhnya dan menutup bibir Sienna yang terus berteriak.

"Kau akan ku buat melayang malam ini Sherly," bisik Xander setelah melepaskan pertautan bibirnya.

"Aku bukan Sherly Tuan, berapa kali aku bilang aku bukan.. enghhh..." Sienna memekik saat pria itu tanpa aba aba mencoba memasukinya dari bawah.

Xander mengisi jari jari Sienna dengan tangannya, ia genggam tangan mungil itu di samping kepala Sienna sendiri, lalu dengan kekuatan penuh yang berpusat di bawah pinggangnya, Xander mulai mendorong maju, berusaha membenamkan seluruh miliknya yang sudah kebas di tubuh wanita itu. Dia merasakan kehangatan mulai memeluk bagian dirinya di bawah sana.

Sienna hanya bisa memekik kesakitan. Kesuciannya tengah dipertaruhkan oleh majikannya sendiri. Tubuhnya langsung melenting dengan kepala yang terdongak ke atas. Baru ujungnya saja sudah membuat tubuhnya serasa di belah dua.

"Ough, sial. Kenapa kau sempit sekali!" Xander menatap ke bawah. Benda itu ternyata masih belum masuk secara utuh.

Dia menekan paksa, lebih kuat hingga membuat Sienna seketika membelalakkan mata dengan mulut yang menganga. Kepala Sienna berdenyut nyeri. Tubuhnya seperti dihantam sesuatu yang sangat menyakitkan.

Xander mengambil paksa miliknya yang paling berharga. Dalam satu hentakkan kuat, pria itu akhirnya berhasil membenamkan seluruh benda kebanggaanya itu ke dalam milik Sienna.

"Ugh..." Geraman rendah keluar dari bibir seksinya saat Xander merasakan perasaan nikmat luar biasa di antara kedua kakinya.

Air mata Sienna menetes seiring kesadarannya yang semakin menurun. Dia baru saja kehilangan mahkotanya di tangan seorang Xander Lauther.

Related chapters

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 2

    Melihat Sienna tak akan lagi melalukan perlawanan. Xander mulai menggerakkan diri dengan tidak sabar.Sienna yang belum terbiasa kembali melengkungkan punggungnya ke atas saat dorongan demi dorongan terus diberikan menimbulkan sengatan aneh di tubuh.Tekanan yang pas dan kehangatan yang memeluk miliknya mampu membuat Xander semakin melayang."Sherly, kau akan jadi milikku.." Xander mengusap air yang meniti jatuh di sudut mata wanita di bawahnya. Sienna hanya bisa menatapnya dengan sorot mata kosong."Aku.. bukan Sherly Tuan!"Sienna menahan dada bidang itu saat lagi lagi Xander hendak mengambil apa yang diinginkannya dari wajahnya. Namun untuk kesekian kalinya tenaganya tak sebanding. Pergelangan tangan Sienna digenggam lalu di letakan kembali di samping kepalanya."Kau sangat cantik bila sedang resah begini," puji Xander tanpa sadar. Wanita di depannya sangat berkilau seperti berlian.Xander terkekeh melihat Sienna yang kepayahan. Dengan leluasa ia kembali melepaskan sapuan lembut di

    Last Updated : 2025-01-17
  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 3

    Sienna berjalan lesu menuju ke arah pintu. Xander masih memperhatikan wanita itu sambil sesekali mengusap wajah dengan gusar.Sial, harusnya dia bisa lebih mengontrol dirinya semalam. Tapi yang terjadi dia malah membuat kesalahan yang sangat sangat fatal.Sienna akhirnya masuk ke kamarnya, membersihkan diri di dalam kamar mandi dengan menggosok keras seluruh bagian tubuhnya. Jejak jejak yang diberikan pria itu masih tampak segar dimana mana. Sienna jijik dengan dirinya sendiri.Jejak itu kembali menyeret ingatannya tentang kejadian semalam."Tidak! Tidaaakkk!" tangis Sienna kembali pecah. Tubuhnya merosot jatuh ke arah lantai.Sienna meringkuk di bawah sambil memeluk kedua kakinya sendiri. Dia tak menyangka mahkotanya akan hilang dengan cara seperti ini. Sekarang dia harus bagaimana? Meminta pertanggung jawaban pria itu? Tidak mungkin!Sienna sangat tahu siapa pria itu.Seorang Xander Lauther. Puta kedua keluarga terpandang. Tidak mungkin sudi bertanggung jawab atas kehormatannya yang

    Last Updated : 2025-01-17
  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 4

    "Duduklah, dia sudah pergi. Kenapa terus menatap ke arah pintu?" Jack menepuk bahu adiknya yang terus termenung setelah kepergian Sienna. Xander tersadar. "Aku tidak sedang memperhatikannya!" Xander menolak tuduhan tersebut. Jack menghela napas. "Bersikaplah lebih lembut pada orang lain. Kenapa kau selalu ketus begitu sih?" Xander tak menyahut. Dia ikut duduk di sebelah kakaknya. Memperhatikan kondisi Jack dengan seksama. "Kata mamah penyakitmu kumat lagi. Kau tidak ingin melakukan kemoterapi Kak? Ayolah, kali ini turuti permintaan kami semua. Jangan egois!" Xander mendesah gelisah dan menatap kakaknya penuh permohonan. Sudah dua bulan ini Jack mengidap sakit kanker, kondisinya semakin melemah karena pria itu menolak pengobatan yang dikhususkan untuk penyakitnya. "Aku baik baik saja Xander. Tak perlu cemas berlebihan, lihatlah aku masih bisa bernafas sampai sekarang!" Jack mengacak ngacak rambut Xander. Xander langsung menepis kesal. "Kak.." "Ayolah, Xander. Kau tahukan aku

    Last Updated : 2025-01-17
  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 5

    Sienna masih mengumpat meski mobil Xander telah menghilang dari pandangannya. Dia menatap sekeliling dengan wajah bingung."Bagaimana ini?" gumamnya sambil mengusap pipi basahnya. Kepanikan mulai melanda saat Sienna sadar kini ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tak ia kenal.Sialan pria itu, dia harus kemana sekarang? Sienna buta arah. Dia baru di kota ini. Tidak terbiasa berjalan di tempat keramaian seperti ini.Sienna merogoh saku bajunya, tidak ada ponsel yang terbawa."Arghhh!" Sienna mendesah frustasi.Lengkap sudah penderitaannya. Harusnya dari awal tadi dia menolak ajakan Xander untuk mengantarnya. Harusnya dia tahu pria itu hanya akan membawa masalah baru di hidupnya. Sejak bertemu Xander, Sienna merasa hidupnya penuh dengan kesialan. Pria itu bukan hanya punya sifat arogan yang tinggi, tapi juga sangat tidak punya hati!Akhirnya dengan perasan takut yang menyelubungi hati. Sienna memaksakan membawa langkahnya menyusuri jalan trotoar di hadapannya. Tak apa dia t

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 5

    Sienna masih mengumpat meski mobil Xander telah menghilang dari pandangannya. Dia menatap sekeliling dengan wajah bingung."Bagaimana ini?" gumamnya sambil mengusap pipi basahnya. Kepanikan mulai melanda saat Sienna sadar kini ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tak ia kenal.Sialan pria itu, dia harus kemana sekarang? Sienna buta arah. Dia baru di kota ini. Tidak terbiasa berjalan di tempat keramaian seperti ini.Sienna merogoh saku bajunya, tidak ada ponsel yang terbawa."Arghhh!" Sienna mendesah frustasi.Lengkap sudah penderitaannya. Harusnya dari awal tadi dia menolak ajakan Xander untuk mengantarnya. Harusnya dia tahu pria itu hanya akan membawa masalah baru di hidupnya. Sejak bertemu Xander, Sienna merasa hidupnya penuh dengan kesialan. Pria itu bukan hanya punya sifat arogan yang tinggi, tapi juga sangat tidak punya hati!Akhirnya dengan perasan takut yang menyelubungi hati. Sienna memaksakan membawa langkahnya menyusuri jalan trotoar di hadapannya. Tak apa dia t

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 4

    "Duduklah, dia sudah pergi. Kenapa terus menatap ke arah pintu?" Jack menepuk bahu adiknya yang terus termenung setelah kepergian Sienna. Xander tersadar. "Aku tidak sedang memperhatikannya!" Xander menolak tuduhan tersebut. Jack menghela napas. "Bersikaplah lebih lembut pada orang lain. Kenapa kau selalu ketus begitu sih?" Xander tak menyahut. Dia ikut duduk di sebelah kakaknya. Memperhatikan kondisi Jack dengan seksama. "Kata mamah penyakitmu kumat lagi. Kau tidak ingin melakukan kemoterapi Kak? Ayolah, kali ini turuti permintaan kami semua. Jangan egois!" Xander mendesah gelisah dan menatap kakaknya penuh permohonan. Sudah dua bulan ini Jack mengidap sakit kanker, kondisinya semakin melemah karena pria itu menolak pengobatan yang dikhususkan untuk penyakitnya. "Aku baik baik saja Xander. Tak perlu cemas berlebihan, lihatlah aku masih bisa bernafas sampai sekarang!" Jack mengacak ngacak rambut Xander. Xander langsung menepis kesal. "Kak.." "Ayolah, Xander. Kau tahukan aku

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 3

    Sienna berjalan lesu menuju ke arah pintu. Xander masih memperhatikan wanita itu sambil sesekali mengusap wajah dengan gusar.Sial, harusnya dia bisa lebih mengontrol dirinya semalam. Tapi yang terjadi dia malah membuat kesalahan yang sangat sangat fatal.Sienna akhirnya masuk ke kamarnya, membersihkan diri di dalam kamar mandi dengan menggosok keras seluruh bagian tubuhnya. Jejak jejak yang diberikan pria itu masih tampak segar dimana mana. Sienna jijik dengan dirinya sendiri.Jejak itu kembali menyeret ingatannya tentang kejadian semalam."Tidak! Tidaaakkk!" tangis Sienna kembali pecah. Tubuhnya merosot jatuh ke arah lantai.Sienna meringkuk di bawah sambil memeluk kedua kakinya sendiri. Dia tak menyangka mahkotanya akan hilang dengan cara seperti ini. Sekarang dia harus bagaimana? Meminta pertanggung jawaban pria itu? Tidak mungkin!Sienna sangat tahu siapa pria itu.Seorang Xander Lauther. Puta kedua keluarga terpandang. Tidak mungkin sudi bertanggung jawab atas kehormatannya yang

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 2

    Melihat Sienna tak akan lagi melalukan perlawanan. Xander mulai menggerakkan diri dengan tidak sabar.Sienna yang belum terbiasa kembali melengkungkan punggungnya ke atas saat dorongan demi dorongan terus diberikan menimbulkan sengatan aneh di tubuh.Tekanan yang pas dan kehangatan yang memeluk miliknya mampu membuat Xander semakin melayang."Sherly, kau akan jadi milikku.." Xander mengusap air yang meniti jatuh di sudut mata wanita di bawahnya. Sienna hanya bisa menatapnya dengan sorot mata kosong."Aku.. bukan Sherly Tuan!"Sienna menahan dada bidang itu saat lagi lagi Xander hendak mengambil apa yang diinginkannya dari wajahnya. Namun untuk kesekian kalinya tenaganya tak sebanding. Pergelangan tangan Sienna digenggam lalu di letakan kembali di samping kepalanya."Kau sangat cantik bila sedang resah begini," puji Xander tanpa sadar. Wanita di depannya sangat berkilau seperti berlian.Xander terkekeh melihat Sienna yang kepayahan. Dengan leluasa ia kembali melepaskan sapuan lembut di

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 1

    Langit malam semakin terasa menakutkan saat kilatan cahaya petir terlihat saling menyambar dari luar jendela. Saat ini, hujan tengah turun dengan sangat deras memeluk salah satu sudut bumi. Sienna baru saja selesai dengan semua pekerjaanya. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja menjadi salah satu pelayan di rumah besar keluarga Lauther. Dia menggantikkan posisi ibunya yang saat ini sedang sakit keras. Sienna terpaksa mengambil cuti kuliah dan memutuskan untuk bekerja disini karena desakan keadaan. "Sienna, jika semua pekerjaanmu sudah selesai. Kembalilah beristirahat di kamarmu. Ingat, besok kamu harus bangun pagi pagi sekali sebelum para penghuni rumah ini terjaga, kita punya banyak pekerjaan yang menanti," ujar Cathy, kepala pelayan yang bertugas mengatur semua pekerja rumah tangga di rumah itu. "Baik Nyonya Cathy." Sienna melepas apronnya, lalu bergegas pergi meninggalkan dapur besar itu. Sienna melewati lorong panjang tempat dimana kamarnya berada. Dia berjalan santai sebel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status