Share

Bab 2

Penulis: Lela W.Y
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 16:43:52

Melihat Sienna tak akan lagi melalukan perlawanan. Xander mulai menggerakkan diri dengan tidak sabar.

Sienna yang belum terbiasa kembali melengkungkan punggungnya ke atas saat dorongan demi dorongan terus diberikan menimbulkan sengatan aneh di tubuh.

Tekanan yang pas dan kehangatan yang memeluk miliknya mampu membuat Xander semakin melayang.

"Sherly, kau akan jadi milikku.." Xander mengusap air yang meniti jatuh di sudut mata wanita di bawahnya. Sienna hanya bisa menatapnya dengan sorot mata kosong.

"Aku.. bukan Sherly Tuan!"

Sienna menahan dada bidang itu saat lagi lagi Xander hendak mengambil apa yang diinginkannya dari wajahnya. Namun untuk kesekian kalinya tenaganya tak sebanding. Pergelangan tangan Sienna digenggam lalu di letakan kembali di samping kepalanya.

"Kau sangat cantik bila sedang resah begini," puji Xander tanpa sadar. Wanita di depannya sangat berkilau seperti berlian.

Xander terkekeh melihat Sienna yang kepayahan. Dengan leluasa ia kembali melepaskan sapuan lembut di bibir yang tak berhenti mengeluarkan cacian kepadanya itu.

Sienna memejamkan mata. Rasa sakit yang awalnya mendominasi kini hilang digantikan perasaan aneh yang tak ia kenal.

Xander melepas genggamannya di pergelangan tangan Sienna. Sekarang tangan kokoh itu menangkup dua keindahan dengan pucuk yang telah mengeras.

Meski bibir Sienna menolak, tapi tubuhnya mengatakan hal lain. Dia mulai melayang semakin jauh dengan perbuatan yang sedang Xander lakukan.

Sentuhan lembut di bagian itu membuat Sienna hanya sanggup meracau tak karuan, apalagi saat kepala Xander turun dan kembali bertingkah seperti orang  yang sangat kehausan.

Xander semakin lupa diri, wanita di hadapannya benar benar membuatnya terpesona.

Dia terus bergerak tak beraturan dengan tempo sesukanya. Xander mengunci tatapannya jauh ke dalam manik cokelat milik wanita itu.

Kepala Sienna bergerak gelisah ke kiri dan kanan. Wajahnya menunjukkan rasa frustasi, Sambil terus menggerakkan pinggulnya. Xander menatap wajah sayu itu dengan senyum puas yang mengembang.

"Enak? Heum? Katakan kalau kau menyukainya sayang."

Sienna malah mengeluarkan lenguhan yang semakin membangkitkan sisi lain seorang Xander. Xander akhirnya memegang kedua sisi pinggang wanita itu untuk memperdalam tekanan di bawah.

"Ssshh...ugh!" Xander memejamkan mata sambil menggeram rendah. Tak pernah dia menemukan perasaan sehebat ini sebelumnya. Perasaan favoritnya itu mendatanginya lebih cepat.

Xander membungkukkan tubuhnya, wajahnya kembali bertemu dengan wajah wanita itu.

"Aku mau sampai!!" bisiknya tepat di depan mata Sienna dengan wajah yang sudah memerah menahan sesuatu.

"Jangan.. di dalam!" pinta Sienna.

Namun Xander tak memperdulikan ucapan Sienna. Dia semakin merapatkan diri, bergerak semakin aktif tanpa jeda. Kepalanya terdongak ke atas, bibirnya setengah terbuka. Xander sudah tak kuasa menahan perasaan hebat yang siap menerjangnya saat ini.

Dalam satu kali tekanan yang sangat kuat, Xander mendorong miliknya masuk sangat jauh melewati batas yang Sienna punya. Dia menggeram keras, lalu tak lama kemudian Xander berhasil mengeluarkan semuanya di dalam sana.

"Argghhh!!!" Satu kecupan di bahu mulus Sienna menjadi penanda berakhirnya permainan Xander.

Xander langsung ambruk di samping wanita itu. Bisa Sienna rasakan sesuatu meleleh keluar. Rasanya hangat dan asing.

Di tengah perasaan baru ini, ketakutan membayang di wajah Sienna. Bagaimana ia menjalani hari ke depan yang jelas tidak akan sama lagi. Xander telah mengambil yang paling berharga darinya. Pikirannya mulai berisik memikirkan semuanya. Sienna yang kelelahan akhirnya tak lama kemudian malah ikut tertidur di samping tubuh laki laki itu.

***

Malam telah pergi. Pagi yang indah datang menyapa dengan sinarnya yang masuk melalui celah ventilasi ruangan.

Xander mengerjapkan kelopak mata indahnya ketika kesadaran telah mendatanginya. Dia membuka mata perlahan, menggerakkannya ke sembarang arah. Namun detik dimana dia menemukan sosok lain di sebelahnya. Wajah Xander langsung berubah syok.

"Sial, siapa dia?" tanyanya dengan raut berganti ketegangan. Xander menatap tubuhnya sendiri lalu gantian menatap tubuh wanita itu. Mereka sama sama naked dan Xander barulah bisa menebak apa yang telah terjadi diantara mereka.

"Assssh!!" Geramnya semakin panik.

Xander mulai menyeret ingatannya semalam. Setelah pulang dari pesta pertunangan adiknya, Xander pulang dalam keadaan tidak sadar. Dan setelahnya ia tidak terlalu ingat apa yang terjadi.

"Hey bangun!" Xander mendorong tubuh Sienna yang menjadikan sebelah tangannya sebagai bantal penyangga kepala. Sienna yang belum siap menyambut kesadaran terkejut ketika tubuhnya tiba tiba di bangunkan paksa oleh laki laki itu.

Terbangun dengan wajah tak kalah syok, Sienna langsung mencari baju maid-nya dan menutup bagian tubuh depannya dengan kain yang telah robek itu.

Mata elang Xander langsung tertuju pada tanda tanda merah di sekujur tubuh wanita itu. Semua sangat jelas terlihat, lalu ketika pandangannya semakin turun ke arah kaki Sienna, Xander menemukan cairan bercampur darah meniti keluar dari sana.

Wajahnya seketika menegang syok.

"Apa kau baru pertama kali melakukannya?"

Sienna yang sejak tadi menunduk menggerakkan kepalanya ke atas ke bawah. Isak tangis terdengar keluar dari bibir mungilnya. Xander langsung mengusap wajah gusar.

"Apa yang terjadi semalam? Ceritakan padaku! Aku benar benar tidak mengingatnya!" Xander menarik kepala Sienna agar mau menatapnya. Sedetik kemudian Xander terpana. Wajah yang sudah basah air mata itu terlihat sangat murni dan... Cantik.

Namun Xander langsung menggelengkan kepalanya saat sadar dia malah terpesona pada kecantikan wanita ini.

"Katakan!" Ulangnya lagi pada Sienna.

Sienna akhirnya menceritakan semua detail kejadian yang telah mereka alami semalam. Xander yang menariknya paksa ke ruangan ini dan terjadilah peristiwa kelam itu.

"Aku menarik mu kemari? Kau tidak sedang berdusta kan? Jangan jangan kau yang memanfaatkan keadaanku semalam!" Xander emosi dan tak bisa berpikir jernih.

Sienna langsung menatap balik Xander dengan muka syok.

"Aku? Dasar brengsek! Anda sudah mengambil hartaku yang paling berharga dan anda menuduhku yang memaksa anda?"

"Ya, bisa jadi kau sedang ingin menjebak ku!"

Plak!

Satu tamparan keras tanpa sadar melayang ke wajah laki laki itu. Xander langsung terpaku, begitu pun Sienna. Sienna menatap tangannya yang baru saja lancang melayangkan tamparan itu ke arah majikannya sendiri. Astaga dari mana datangnya keberanian ini.

Sienna akhirnya buru buru memakai pakaiannya lagi, di tengah kesedihan dan kehancuran yang tengah melandanya. Sienna harus keluar dari tempat ini segera. Hari sudah semakin merangkak siang. Dia tidak mau Cathy menghukumnya di hari keduanya bekerja di tempat ini. Sienna sadar dia masih membutuhkan pekerjaan ini untuk biaya pengobatan sakit ibunya.

Mengenyahkan semua perasaan kacaunya. Sienna akhirnya berdiri dengan baju yang sudah tampak compang camping dimana mana.

Xander menarik tangannya ketika Sienna sudah hampir melangkah pergi meninggalkannya. Pria itu mengambil kemejanya dan memakaikannya tanpa bersuara ke tubuh Sienna.

"Orang orang akan melihat apa yang seharusnya tidak mereka lihat!" kata Xander akhirnya setelah berhasil mengancingi kemejanya di tubuh itu. Dia menatap Sienna yang masih menangis.

Sienna menghapus air matanya. Dia menatap balik pria yang telah merenggut mahkotanya itu dengan tatapan penuh kebencian. Mereka saling mengunci tatapan dengan pikiran yang sama sama kacau.

Bab terkait

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 3

    Sienna berjalan lesu menuju ke arah pintu. Xander masih memperhatikan wanita itu sambil sesekali mengusap wajah dengan gusar.Sial, harusnya dia bisa lebih mengontrol dirinya semalam. Tapi yang terjadi dia malah membuat kesalahan yang sangat sangat fatal.Sienna akhirnya masuk ke kamarnya, membersihkan diri di dalam kamar mandi dengan menggosok keras seluruh bagian tubuhnya. Jejak jejak yang diberikan pria itu masih tampak segar dimana mana. Sienna jijik dengan dirinya sendiri.Jejak itu kembali menyeret ingatannya tentang kejadian semalam."Tidak! Tidaaakkk!" tangis Sienna kembali pecah. Tubuhnya merosot jatuh ke arah lantai.Sienna meringkuk di bawah sambil memeluk kedua kakinya sendiri. Dia tak menyangka mahkotanya akan hilang dengan cara seperti ini. Sekarang dia harus bagaimana? Meminta pertanggung jawaban pria itu? Tidak mungkin!Sienna sangat tahu siapa pria itu.Seorang Xander Lauther. Puta kedua keluarga terpandang. Tidak mungkin sudi bertanggung jawab atas kehormatannya yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 4

    "Duduklah, dia sudah pergi. Kenapa terus menatap ke arah pintu?" Jack menepuk bahu adiknya yang terus termenung setelah kepergian Sienna. Xander tersadar. "Aku tidak sedang memperhatikannya!" Xander menolak tuduhan tersebut. Jack menghela napas. "Bersikaplah lebih lembut pada orang lain. Kenapa kau selalu ketus begitu sih?" Xander tak menyahut. Dia ikut duduk di sebelah kakaknya. Memperhatikan kondisi Jack dengan seksama. "Kata mamah penyakitmu kumat lagi. Kau tidak ingin melakukan kemoterapi Kak? Ayolah, kali ini turuti permintaan kami semua. Jangan egois!" Xander mendesah gelisah dan menatap kakaknya penuh permohonan. Sudah dua bulan ini Jack mengidap sakit kanker, kondisinya semakin melemah karena pria itu menolak pengobatan yang dikhususkan untuk penyakitnya. "Aku baik baik saja Xander. Tak perlu cemas berlebihan, lihatlah aku masih bisa bernafas sampai sekarang!" Jack mengacak ngacak rambut Xander. Xander langsung menepis kesal. "Kak.." "Ayolah, Xander. Kau tahukan aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 5

    Sienna masih mengumpat meski mobil Xander telah menghilang dari pandangannya. Dia menatap sekeliling dengan wajah bingung."Bagaimana ini?" gumamnya sambil mengusap pipi basahnya. Kepanikan mulai melanda saat Sienna sadar kini ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tak ia kenal.Sialan pria itu, dia harus kemana sekarang? Sienna buta arah. Dia baru di kota ini. Tidak terbiasa berjalan di tempat keramaian seperti ini.Sienna merogoh saku bajunya, tidak ada ponsel yang terbawa."Arghhh!" Sienna mendesah frustasi.Lengkap sudah penderitaannya. Harusnya dari awal tadi dia menolak ajakan Xander untuk mengantarnya. Harusnya dia tahu pria itu hanya akan membawa masalah baru di hidupnya. Sejak bertemu Xander, Sienna merasa hidupnya penuh dengan kesialan. Pria itu bukan hanya punya sifat arogan yang tinggi, tapi juga sangat tidak punya hati!Akhirnya dengan perasan takut yang menyelubungi hati. Sienna memaksakan membawa langkahnya menyusuri jalan trotoar di hadapannya. Tak apa dia t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 1

    Langit malam semakin terasa menakutkan saat kilatan cahaya petir terlihat saling menyambar dari luar jendela. Saat ini, hujan tengah turun dengan sangat deras memeluk salah satu sudut bumi. Sienna baru saja selesai dengan semua pekerjaanya. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja menjadi salah satu pelayan di rumah besar keluarga Lauther. Dia menggantikkan posisi ibunya yang saat ini sedang sakit keras. Sienna terpaksa mengambil cuti kuliah dan memutuskan untuk bekerja disini karena desakan keadaan. "Sienna, jika semua pekerjaanmu sudah selesai. Kembalilah beristirahat di kamarmu. Ingat, besok kamu harus bangun pagi pagi sekali sebelum para penghuni rumah ini terjaga, kita punya banyak pekerjaan yang menanti," ujar Cathy, kepala pelayan yang bertugas mengatur semua pekerja rumah tangga di rumah itu. "Baik Nyonya Cathy." Sienna melepas apronnya, lalu bergegas pergi meninggalkan dapur besar itu. Sienna melewati lorong panjang tempat dimana kamarnya berada. Dia berjalan santai sebel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17

Bab terbaru

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 5

    Sienna masih mengumpat meski mobil Xander telah menghilang dari pandangannya. Dia menatap sekeliling dengan wajah bingung."Bagaimana ini?" gumamnya sambil mengusap pipi basahnya. Kepanikan mulai melanda saat Sienna sadar kini ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tak ia kenal.Sialan pria itu, dia harus kemana sekarang? Sienna buta arah. Dia baru di kota ini. Tidak terbiasa berjalan di tempat keramaian seperti ini.Sienna merogoh saku bajunya, tidak ada ponsel yang terbawa."Arghhh!" Sienna mendesah frustasi.Lengkap sudah penderitaannya. Harusnya dari awal tadi dia menolak ajakan Xander untuk mengantarnya. Harusnya dia tahu pria itu hanya akan membawa masalah baru di hidupnya. Sejak bertemu Xander, Sienna merasa hidupnya penuh dengan kesialan. Pria itu bukan hanya punya sifat arogan yang tinggi, tapi juga sangat tidak punya hati!Akhirnya dengan perasan takut yang menyelubungi hati. Sienna memaksakan membawa langkahnya menyusuri jalan trotoar di hadapannya. Tak apa dia t

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 4

    "Duduklah, dia sudah pergi. Kenapa terus menatap ke arah pintu?" Jack menepuk bahu adiknya yang terus termenung setelah kepergian Sienna. Xander tersadar. "Aku tidak sedang memperhatikannya!" Xander menolak tuduhan tersebut. Jack menghela napas. "Bersikaplah lebih lembut pada orang lain. Kenapa kau selalu ketus begitu sih?" Xander tak menyahut. Dia ikut duduk di sebelah kakaknya. Memperhatikan kondisi Jack dengan seksama. "Kata mamah penyakitmu kumat lagi. Kau tidak ingin melakukan kemoterapi Kak? Ayolah, kali ini turuti permintaan kami semua. Jangan egois!" Xander mendesah gelisah dan menatap kakaknya penuh permohonan. Sudah dua bulan ini Jack mengidap sakit kanker, kondisinya semakin melemah karena pria itu menolak pengobatan yang dikhususkan untuk penyakitnya. "Aku baik baik saja Xander. Tak perlu cemas berlebihan, lihatlah aku masih bisa bernafas sampai sekarang!" Jack mengacak ngacak rambut Xander. Xander langsung menepis kesal. "Kak.." "Ayolah, Xander. Kau tahukan aku

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 3

    Sienna berjalan lesu menuju ke arah pintu. Xander masih memperhatikan wanita itu sambil sesekali mengusap wajah dengan gusar.Sial, harusnya dia bisa lebih mengontrol dirinya semalam. Tapi yang terjadi dia malah membuat kesalahan yang sangat sangat fatal.Sienna akhirnya masuk ke kamarnya, membersihkan diri di dalam kamar mandi dengan menggosok keras seluruh bagian tubuhnya. Jejak jejak yang diberikan pria itu masih tampak segar dimana mana. Sienna jijik dengan dirinya sendiri.Jejak itu kembali menyeret ingatannya tentang kejadian semalam."Tidak! Tidaaakkk!" tangis Sienna kembali pecah. Tubuhnya merosot jatuh ke arah lantai.Sienna meringkuk di bawah sambil memeluk kedua kakinya sendiri. Dia tak menyangka mahkotanya akan hilang dengan cara seperti ini. Sekarang dia harus bagaimana? Meminta pertanggung jawaban pria itu? Tidak mungkin!Sienna sangat tahu siapa pria itu.Seorang Xander Lauther. Puta kedua keluarga terpandang. Tidak mungkin sudi bertanggung jawab atas kehormatannya yang

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 2

    Melihat Sienna tak akan lagi melalukan perlawanan. Xander mulai menggerakkan diri dengan tidak sabar.Sienna yang belum terbiasa kembali melengkungkan punggungnya ke atas saat dorongan demi dorongan terus diberikan menimbulkan sengatan aneh di tubuh.Tekanan yang pas dan kehangatan yang memeluk miliknya mampu membuat Xander semakin melayang."Sherly, kau akan jadi milikku.." Xander mengusap air yang meniti jatuh di sudut mata wanita di bawahnya. Sienna hanya bisa menatapnya dengan sorot mata kosong."Aku.. bukan Sherly Tuan!"Sienna menahan dada bidang itu saat lagi lagi Xander hendak mengambil apa yang diinginkannya dari wajahnya. Namun untuk kesekian kalinya tenaganya tak sebanding. Pergelangan tangan Sienna digenggam lalu di letakan kembali di samping kepalanya."Kau sangat cantik bila sedang resah begini," puji Xander tanpa sadar. Wanita di depannya sangat berkilau seperti berlian.Xander terkekeh melihat Sienna yang kepayahan. Dengan leluasa ia kembali melepaskan sapuan lembut di

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 1

    Langit malam semakin terasa menakutkan saat kilatan cahaya petir terlihat saling menyambar dari luar jendela. Saat ini, hujan tengah turun dengan sangat deras memeluk salah satu sudut bumi. Sienna baru saja selesai dengan semua pekerjaanya. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja menjadi salah satu pelayan di rumah besar keluarga Lauther. Dia menggantikkan posisi ibunya yang saat ini sedang sakit keras. Sienna terpaksa mengambil cuti kuliah dan memutuskan untuk bekerja disini karena desakan keadaan. "Sienna, jika semua pekerjaanmu sudah selesai. Kembalilah beristirahat di kamarmu. Ingat, besok kamu harus bangun pagi pagi sekali sebelum para penghuni rumah ini terjaga, kita punya banyak pekerjaan yang menanti," ujar Cathy, kepala pelayan yang bertugas mengatur semua pekerja rumah tangga di rumah itu. "Baik Nyonya Cathy." Sienna melepas apronnya, lalu bergegas pergi meninggalkan dapur besar itu. Sienna melewati lorong panjang tempat dimana kamarnya berada. Dia berjalan santai sebel

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status