Share

di ambang kematian

Penulis: Pelangi senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-27 23:47:52

“Kenapa diam? Benar kau lebih mementingkan pekerjaanmu itu ya dari pada aku?” cecar Alana dengan wajah sendu.

Arshaka membuka lalu menutup mulutnya berulang kalai, seakan ada yang ingin ia ungkapkan namun ia urungkan karena banyaknya pertimbangan. Akhirnya yang bisa Arshaka lakukan hanyalah menghela nafas pasrah.

“Kau tahu bukan itu alasanku, Sayang. Tentu saja aku lebih menginginkan dirimu dari pada semua harta yang kumiliki. Akan tetapi, tidak mudah bagiku meninggalkan semua itu. Ada banyak tanggung jawab yang aku emban, kota ini akan menjadi kacau balau jika aku tiba-tiba berhenti tanpa ada yang memegang seluruh kendali,” ucap Arshaka.

“Saat ini aku adalah penguasa tertinggi seantero kota, jadi ... aku mohon, Sayang, beri aku waktu untuk mempertimbangkannya juga waktu untuk mencari penggantiku,” lanjut Arshaka lagi.

Alana merajuk seraya mengerucutkan bibirnya. “Baiklah, tapi kau harus menepati janjimu untuk berhenti dari pekerjaan itu dan hanya mengurus bisnis legal saja!”

Arshaka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kematian Daniel

    “SHAKA, TUAN BESAR SEKARAT!!!” Alex tiba-tiba membuka pintu sambil berteriak padanya dengan suara panik yang membuat Alana dan Arshaka terperanjat kaget.Arshaka terdiam sejenak seakan berpikir keras. “Alana, tetaplah di sini, aku akan pergi melihatnya!” ucap Arshaka.“Biarkan aku ikut denganmu.”Arshaka menggeleng. “Kau baru siuman dan kondisimu belum stabil, tunggulah di sini sampai mama dan papa Reyhan datang.”Alana mengangguk. “Pergilah, Shaka. Ingat janjimu padaku,” ucap Alana.Arshaka tidak menanggapi dan hanya menatap Alana sebentar dan berlalu pergi dengan Alex.Setibanya di ruang yang memang dikhususkan untuk Daniel, Arshaka dan Alex melihat dari balik kaca tim Dokter dan perawat berusaha dengan keras mengembalikan detak jantung Daniel dengan alat Defibrilator atau alat kejut jantung yang mengirimkan kejutan listrik ke jantung agar jantung bisa berfungsi kembali.Namun sepertinya nihil, layar monitor menampilkan sebuah garis lurus dengan bunyi nyaring yang menandakan seseora

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   dalang yang tak di sangka

    “Tunggulah di ruang kerja, aku akan mengantar Alana ke kamar agar ia bisa beristirahat,” ucap Arshaka pada Alex.Alex mengangguk lalu berkata, “Baiklah, aku akan menunggu di sana,” jawab Alex kemudian melangkah menuju ruang kerja yang dulu milik mendiang Daniel.“Apakah kau takut jika aku tinggalkan kau sendiri nanti di kamar, Alana?” Tanya Arshaka agak khawatir, jangankan menginap, menginjakkan kaki di kamar saja tidak pernah.Alana menggeleng lantas tersenyum. “Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Jangan khawatir,” ucap Alana.“Tidak, aku tidak tenang. Kalau begitu nanti aku akan mengutus seorang pelayan agar menemanimu sampai aku kembali.”“Terserah padamu,” ucap Alana sembari menaiki anak tangga satu persatu.Setelah tiba, Alana melihat-lihat kamar yang dulunya ditempati Arshaka. Sangat luas dengan nuansa serba hitam, hingga rasanya Alana ingin mengeluh tentang selera Arshaka.Arshaka melihat perubahan mimik Alana yang terlihat sedikit mengerutkan kening. Ia sangat tahu selera Alana

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   menguak misteri

    "Kau sudah bangun? Selamat pagi,” ucap Alana dengan suara serak ciri khas orang bangun tidur."Emm, aku bangun sejak tadi,” ucap Arshaka, tubuhnya berbaring miring. Dengan kepalanya ditopang dengan telapak tangan seraya menatap Alana.Alana tersenyum. “Kenapa kau memandangku seperti itu? Aku ‘kan jadi malu,” ucap Alana seraya membenarkan letak selimut yang menutupi tubuhnya yang sedikit melorot.“Ini bukan kali pertama aku melihat tubuhmu, Alana. Lantas, apa yang membuatmu merasa malu? Bukankah aku adalah suamimu, hem?” tanya Arshaka lembut.“Tapi tetap saja aku masih merasa malu,” elak Alana.“Kemarilah,” pinta Arshaka lirih seraya merentangkan tangannya dengan maksud agar Alana masuk ke dalam pelukannya.Tentu saja, dengan senang hati Alana melakukannya. Ia kemudian masuk dalam pelukan Arshaka yang memeluknya dengan erat.“Ah, andai saja kita bisa selamanya begini, hidup tanpa beban dan ancaman,” celutuk Alana.Arshaka mengecup kepala Alana pelan. “Bersabarlah, Sayang. Aku juga meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   tragedi lagi

    “Aku punya cara, tapi entah apa kau setuju atau tidak?!” ujar Alex.“Apa? Cepat katakan!” desak Arshaka.“Kita gunakan Bian untuk memancing Barma keluar!” usul Alex dengan senyum misteriusnya yang membuat Arshaka dan Jacob saling pandang“Maksudmu?” Arshaka bertanya dengan kening berkerut.“Maaf kalau ideku nantinya menyinggungmu, Shaka. Tapi ini hanyalah sekedar usulan dariku, jika kau tak setuju ya tidak apa-apa,” ucap Alex menatap Arshaka dalam.“Jadi begini, bukankah Bian masih dalam proses operasi plastik? Bagaimana kalau kita rubah wajahnya seperti tante Azalea? Meskipun tidak bisa mirip seratus persen setidaknya, jika memang benar orang itu mencintai Tante Azalea kita bisa memanfaatkan Bian yang sudah bertransformasi untuk memancingnya. Bagaimana?” lanjut Alex.Brakk!!Arshaka bangkut dan menggebrak meja, matanya tampak berkilat marah. “Bisa-bisanya kau mempunyai pikiran seperti itu?! Bagaimana bisa aku menyetujui usulmu jika yang harus menjadi tameng adalah wajah dari mamaku!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bian dalam tubuh perempuan

    “ALANA!!! ALANA!!!” teriak Arshaka memanggil istrinya itu dengan wajah cemas, setelah berkendara dengan kecepatan tinggi lalu setelah sampai Arshaka bergegas turun dan dengan setengah berlari ia mencari Alana dengan nafas terengah-engah.“Ada apa? Kenapa kau berteriak begitu nyaring?” tanya dengan yang keluar dari arah pintu dapur.“Oh syukurlah!” ucap Arshaka langsung berlari berhamburan memeluk Alana.Alana heran dengan sikap Arshaka, suaminya itu baru datang dan berteriak seperti dikejar hantu saja.“Kau kenapa? Sikapmu ini benar-benar aneh!” Alana mengurai pelukan Arshaka lantas memandang wajahnya dengan tatapan menyelidik.“Tidak apa-apa, Sayang. Kau tahu, baru beberapa jam kita berpisah aku sudah sangat merindukanmu,” kilahnya membuat Alana memicing ke arahnya.“kau tahu benar kalau aku bukan orang yang gampang dikibuli, katakan padaku yang sebenarnya, Shaka.”Arshaka menghela nafas pasrah, tentu saja ia tahu hal itu dan kalau ia tak berkata jujur Alana akan terus mendesak.“Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kesalahpahaman

    “Kau sengaja melakukannya bukan?” tuduh Alex.Wanita itu tersenyum puas seakan mengejek. “Tentu saja, itu hanya sedikit pembalasan dariku karena membuatku menjadi seperti ini!” ucapnya setelah berhasil membuat Alana salah paham sekarang ia dengan bangga dengan tindakannya itu.Awalnya ia tak mempunyai rencana apapun untuk membalas sikap arogan Arshaka sampai siluet seorang wanita terpampang di dinding yang dilapisi kaca buram, ia hanya ingin mempermalukan Arshaka meskipun tidak tahu siapa sosok tersebut. Siapa sangka justru jebakannya malah mengenai target yang sangat tak terduga.“Apa kau kira hubungan mereka akan berakhir menyedihkan hanya karena kesalahpahaman kecil seperti ini?” sergah Alex.“Seharusnya kau lebih memikirkan tindakanmu ke depannya agar kau tak berakhir dengan menjadi pemuas nafsu para hidung belang. Kau tahu, hidup seperti itu adalah hal yang sangat hina dan menjijikkan!” imbuhnya.Wanita itu mengetatkan bibirnya, ekspresi marah tercetak jelas hingga membuat wajahn

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   siksaan lahir batin

    Setelah pergumulan nikmat sekaligus melelahkan Arshaka dengan sang istri merebahkan tubuhnya dengan saling mendekap satu sama lain di bawah selimut yang sama.Nafas mereka sama-sama memburu, keringat membasahi sekujur tubuh meskipun ruangan itu sudah dipasangi pendingin ruangan.“Bukankah sudah aku katakan kalau aku juga jago dalam hal ranjang, Sayang?” goda Arshaka.“Aku jadi mencurigai sesuatu ... “ Alana memicingkan matanya pada Arshaka tang membuat Alis Arshaka terangkat.“Curiga tentang apa maksudmu?” Tanya Arshaka tak mengerti.“Untuk menuntaskan rasa penasaranku saat ini, tolong katakan padaku dengan jujur, ada berapa banyak perempuan yang telah menghangatkan ranjangmu hingga kau begitu mahir dalam hal ini?”Arshaka mengedipkan mata beberapa kali berusaha mencerna ucapan Alana lantas berpikir untuk menjawab pertanyaan jebakan yang sering kali dilontarkan para wanita.Arshaka berpikir sejenak memikirkan jawaban yang bisa diterima akal kaum hawa yang sering kali berada dalam mode

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kepergok

    Alex mendatangi Bian di kamar khususnya terbaring dengan tampang yang sangat menyedihkan, makanannya masih utuh tak tersentuh sedikitpun. Pandangannya kosong layaknya seseorang yang tak memiliki keinginan untuk hidup.Alex mengerti, sepertinya Bian mogok makan, akankah ia bena-benar mengira dengan mogok makan maka lama-kelamaan ia akan mati? Tentu saja Arshaka tidak akan pernah membiarkan Bian mati dengan mudah sebelum Semuanya terbongkar.“Kau kira dengan mogok makan, aku akan membiarkanmu mati karena kelaparan dengan mudah? Sungguh konyol! Yang ada aku akan memberikanmu makanan lain sebagai gantinya,” ucap Alex pura-pura berpikir. “Ah, bagaimana kalau aku berikan makanan istimewa sebagai perayaan kelahiran dirimu yang baru?” imbuhnya seraya tersenyum Devil ke arah Bian yang memandangnya acuh tak acuh.“Kalian berdua masuklah!” seru Alex dengan suara agak nyaring.Pintu terbuka menampilkan dua sosok berperawakan tinggi besar, wajah keduanya terlihat sangar dengan banyak bekas luka s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10

Bab terbaru

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kembalinya sang musuh

    “Bie, jangan! Jangan lakukan itu!” teriak Alex keras yang membuat Bian langsung menoleh ke arahnya.“Alex ... “ gumam Bian menatap Alex yang tengah berlari ke arahnya seraya bertelanjang dada.Dengan secepat kilat disertai nafas yang memburu Alex berlari, ketakutannya semakin menjadi ketika ia melihat Bian berada tepat di sisi jurang.“Bie, tolong jangan lakukan, aku mohon!” Pinta Alex sekali lagi ketika dirinya berjarak hanya beberapa jengkal dari Bian.Bian menyunggingkan senyum penuh arti yang membuat Alex tambah ketar-ketir.“Jika aku loncat ke bawah apa kau mau memaafkanku?” Bian bertanya masih dengan senyum masgul.Alex menggeleng lemah. “Apa cintaku tak mampu membuatmu berkeinginan untuk hidup? Apakah cintaku sangat tak layak hingga kau mau meninggalkan aku? Meninggalkan dunia?” tanya Alex frustasi dengan mata yang memerah menahan air mata.“Aku tahu, penderitaan yang kau alami sangatlah berat. Tapi, bisakah kau memberikanku kesempatan untuk mengobati luka itu?”“Alex, kau tahu

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Jadilah milikku, Bie

    Seakan tak percaya dengan penglihatannya, Bian melangkah perlahan, berjalan dengan hati-hati melawati setiap tas dan kardus yang terisi berbagai macam barang yang disediakan oleh Arshaka. Bian mulai memeriksa satu persatu dengan saksama, kebutuhan mereka dari perlengkapan mandi, skincare, baju, dress hingga dalaman begitu lengkap seakan satu toko diboyong semua. Bian menggeleng tak percaya, entah bagaimana caranya Arshaka bisa menyiapkan hal itu semua dalam waktu singkat. Bian menatap Alex seakan ingin penjelasan, akan tetapi ia hanya mengedikkan bahu seakan memberi tahu bahwa ia juga tak tahu menahu tentang itu semua. Bian melihat sekeling, masih ada beberapa tas tang belum dibuka, hingga sebuah koper besar membuatnya begitu penasaran. Ia pun menghampiri koper itu dan langsung membukanya. Terdapat note yang bertuliskan ‘selamat bersenang-senang’ di atasnya. Setelah membaca catatan itu, dengan rasa penasaran Bian mengambil sebuah kain berenda yang ia pun tak pernah menaruh curi

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   morning sickness

    “Sayang, apakah tak apa-apa melakukan hal itu pada mereka berdua?” Tanya Alana dalam perjalanan pulang ke Mansion Arshaka.Arshaka tersenyum penuh arti. “Tak usah khawatir, Alex memang pernah meminta ijinku sebelumnya. Aku rasa, ia tidak akan keberatan jika aku menjahilinya kali ini. Bahkan ia harusnya berterima kasih padaku nantinya.”Alana menggeleng pelan. “Terserahlah, kalau nantinya ada masalah dengan mereka tanggung sendiri akibatnya!”“Aku jamin tidak akan ada kendala apapun, Sayang. Lagi pula, aku sudah menyiapkan seluruh kebutuhan mereka sampai hal yang terkecil sekalipun. Jadi kau tak usah cemaskan mereka, ok!”Alana merasa gemas dengan suaminya itu, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. “Kau tahu bukan, Alea kondisinya masih belum sehat betul, kalau nanti ada apa-apa dengan kesehatannya, lantas bagaimana?”Arshaka memeluk Alana dengan sebal. “Kau terlalu mencemaskan mereka, Sayang. Kau tahu, kau terlalu perhatian dengan mereka berdua, dan hal itu membuatku cemburu,” rajuknya.“

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Kucing Anggora

    “Bie, kau di mana?” teriak Alex, wajahnya kian panik ketika tak mendapati Bian berada di dalam kamar mandi.Ia pun bergegas mencari ke luar, bertanya pada beberapa petugas dan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana.Berlarian ke sana kemari dengan wajah panik dan cemas hingga nyaris putus asa. Alex duduk dengan berbagai asumsi yang memenuhi kepalanya hingga terasa ingin pecah.Perasaannya begitu kalut, ia takut jika Bian benar-benar pergi dan berniat untuk bunuh diri.Akhirnya Alex memilih duduk di kursi penunggu, berusaha untuk menjernihkan pikiran. “Tidak! Tidak boleh! Aku tidak akan pernah membiarkannya pergi dari hidupku!” racau Alex dalam hati sambil memegangi kepalanya.Terlihat seseorang yang mendekati Alex dan berhenti di depannya. Alex memandangi kaki yang dibalut celana panjang yang menutupi sandal yang di kenakannya. “Kau sedang apa?”Alex tersentak dan langsung menengadahkan wajahnya untuk melihat suara yang telah menyapanya itu. Alex tersenyum senang, ia bangki

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bian menghilang

    “Dokter, bagaimana kondisi Arshaka?” tanya Alana dengan cemas. Pasalnya tubuh Arshaka terlihat lemah hingga harus diberi cairan infus.Alex yang dikabari Alana bahwa Arshaka jatuh pingsan langsung lari terbirit-birit, begitu cemasnya karena Arshaka tak pernah pingsan dengan mudahnya.Bahkan ketika peluru masih bersarang di tubuhnya, ia masih bisa bertahan dan mampu terjaga tanpa menunjukkan kelemahan juga rasa sakit yang dirasa.“Kondisi tubuh Tuan Arshaka menunjukkan kondisi yang prima, juga tanda-tanda vitalnya berfungsi dengan baik. Hanya saja sedikit lemas karena kekurangan cairan. Namun Jika ingin memastikan kondisi pastinya, saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh,” terang Dokter Edwin, Dokter umum yang berkepala plontos itu setelah selesai memeriksa keadaan Arshaka. Karena Gilang, kepala Tim Dokter yang ditunjuk oleh Arshaka sudah dipecat dan tak lagi bekerja.Setelah Dokter dan para perawat pergi, Alana memeluk erat Arshaka. Rasa cemasnya begitu berlebihan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   pingsan

    “Apa yang telah terjadi padamu?” tanya Bian dengan nada cemas setelah melihat luka di sudut bibir Alex.Alex tersenyum seraya menggeleng pelan. “Tak apa-apa, laki-laki memiliki luka itu sudah biasa,” canda Alex.Arshaka melihat Bian dan berpikir sejenak lalu berkata, “Alea, setelah kau sembuh, apakah kau masih berminat jika kembali menjabat sebagai Kepala Tim Dokter di Rumah Sakit ini?” ucap Arshaka yang membuat Bian terperangah tak percaya.“Shaka, luka di tubuhnya masih belum sembuh. Lagi pula, identitasnya sudah berubah. Aku khawatir kredibilitasnya sebagai dokter akan diragukan mengingat sekarang ia bukanlah orang yang sama,” sela Alex.“Bukankah aku berkata jika sudah sembuh bukan? Dan ini hanya sebuah tawaran baginya, dan mengenai identitasnya bukankah sangat gampang bagi kita untuk mengurus hal tersebut?” ucap Arshaka menatap Alex dalam.“Apakah kau tak senang jika Alea kembali menekuni bidang yang disukainya? Setidaknya, ia bisa beraktivitas seperti sedia kala meskipun dengan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   tawaran Arshaka

    Secara tiba-tiba seseorang dari belakang Alex datang, membalikkan tubuhnya dan langsung meninju wajahnya dengan keras hingga membuat Alex terhuyung-huyung dan jatuh karena belum siap akan pukulan itu.Bibit Alex robek, darahnya mengalir hingga menetes ke bajunya. Alex menengadahkan wajahnya untuk melihat siapa pelaku dibalik aksi pemukulan terhadap dirinya itu.Seketika Alex terdiam melihat sosok di hadapannya itu yang menampilkan ekspresi murka dan aura membunuh.Arshaka yang terkejut lantas menolong Alex untuk berdiri, menatap laki-laki di hadapannya itu dengan tajam. “Dokter Gilang, apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?” tanya Arshaka menahan amarah.“Maafkan saya, Tuan Arshaka. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Anda, akan tetapi, saya sudah tidak bisa menahan diri lagi ketika melihat Kiara disakiti. Jadi saya mohon untuk tidak ikut campur dalam masalah diantara kami,” ucap Gilang.“Bukankah hal ini masalah pribadi antara mereka? Seharusnya mereka berdualah yang harus men

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Berdamai dengan keadaan

    Bian menoleh ke arah Alex dengan tatapan hampa. “Bisakah kau mengabulkan keinginanku?”Alex merasa bersemangat mendengar suara Bian untuk pertama kalinya. Ia mengangguk senang sambil tersenyum lebar.“Tentu saja, bukankah aku pernah bilang bahwa apapun yang kau inginkan, aku pasti akan berusaha mengabulkannya,” ucap Alex sambil menggenggam tangan Bian erat.“Bisakah kau membunuhku? Aku sudah tak ingin lagi hidup di dunia ini. Aku mohon Alex lepaskan aku, biarkan aku mati!” ucap Bian lirih yang membuat senyum Alex seketika menjadi luntur, terpaku diam dengan bibir terkatup rapat.Alex menatap Bian dengan pandangan nanar, hatinya begitu sakit mendengar keinginannya. Seakan dunianya runtuh seketika tak tersisa.Alex tentu sangat memahami kondisi mental Bian, namun ia memilih untuk bersikap egois dengan ingin mempertahankan Bian disisinya.“Apakah kau begitu menginginkan kematian?” tanya Alex, suaranya tercekat seakan ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya.Bian mengangguk seraya m

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   hidup dan mati

    Arshaka terkejut bukan main, tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia langsung bergegas menuju ke tempat Alana diperiksa. Dengan setengah berlari dan dipacu jantung yang berdegup tak karuan memikirkan kondisi Alana, Arshaka bergegas tanpa menghiraukan kondisi sekitar. Hingga para perawat dan beberapa orang yang berlalu lalang tak sengaja ditabrak olehnya.Melihat mertuanya sedang berdiri di luar ruang periksa, Arshaka menghampiri mereka lantas bertanya dengan nada cemas. “Pa, Ma, apa yang terjadi?”“Shaka, kau sudah kembali, Nak? Apakah ada yang terluka?” tanya Reyhan pada menantunya itu.“Maaf, Pa. Sebenarnya aku ingin memberi kabar pada Alana, tapi masih belum sempat karena masih banyak yang harus diurus terlebih dahulu. Apalagi banyak dari anak buahku yang terluka dan harus mendapatkan penanganan langsung,” jawab Arshaka.“Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Alana? Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?”“Kau jangan cemas, Alana tak terluka sedikit pun. Ia hanya terlihat lema

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status