Share

kesalahpahaman

Author: Pelangi senja
last update Last Updated: 2024-03-07 23:33:00

“Kau sengaja melakukannya bukan?” tuduh Alex.

Wanita itu tersenyum puas seakan mengejek. “Tentu saja, itu hanya sedikit pembalasan dariku karena membuatku menjadi seperti ini!” ucapnya setelah berhasil membuat Alana salah paham sekarang ia dengan bangga dengan tindakannya itu.

Awalnya ia tak mempunyai rencana apapun untuk membalas sikap arogan Arshaka sampai siluet seorang wanita terpampang di dinding yang dilapisi kaca buram, ia hanya ingin mempermalukan Arshaka meskipun tidak tahu siapa sosok tersebut. Siapa sangka justru jebakannya malah mengenai target yang sangat tak terduga.

“Apa kau kira hubungan mereka akan berakhir menyedihkan hanya karena kesalahpahaman kecil seperti ini?” sergah Alex.

“Seharusnya kau lebih memikirkan tindakanmu ke depannya agar kau tak berakhir dengan menjadi pemuas nafsu para hidung belang. Kau tahu, hidup seperti itu adalah hal yang sangat hina dan menjijikkan!” imbuhnya.

Wanita itu mengetatkan bibirnya, ekspresi marah tercetak jelas hingga membuat wajahn
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   siksaan lahir batin

    Setelah pergumulan nikmat sekaligus melelahkan Arshaka dengan sang istri merebahkan tubuhnya dengan saling mendekap satu sama lain di bawah selimut yang sama.Nafas mereka sama-sama memburu, keringat membasahi sekujur tubuh meskipun ruangan itu sudah dipasangi pendingin ruangan.“Bukankah sudah aku katakan kalau aku juga jago dalam hal ranjang, Sayang?” goda Arshaka.“Aku jadi mencurigai sesuatu ... “ Alana memicingkan matanya pada Arshaka tang membuat Alis Arshaka terangkat.“Curiga tentang apa maksudmu?” Tanya Arshaka tak mengerti.“Untuk menuntaskan rasa penasaranku saat ini, tolong katakan padaku dengan jujur, ada berapa banyak perempuan yang telah menghangatkan ranjangmu hingga kau begitu mahir dalam hal ini?”Arshaka mengedipkan mata beberapa kali berusaha mencerna ucapan Alana lantas berpikir untuk menjawab pertanyaan jebakan yang sering kali dilontarkan para wanita.Arshaka berpikir sejenak memikirkan jawaban yang bisa diterima akal kaum hawa yang sering kali berada dalam mode

    Last Updated : 2024-03-09
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kepergok

    Alex mendatangi Bian di kamar khususnya terbaring dengan tampang yang sangat menyedihkan, makanannya masih utuh tak tersentuh sedikitpun. Pandangannya kosong layaknya seseorang yang tak memiliki keinginan untuk hidup.Alex mengerti, sepertinya Bian mogok makan, akankah ia bena-benar mengira dengan mogok makan maka lama-kelamaan ia akan mati? Tentu saja Arshaka tidak akan pernah membiarkan Bian mati dengan mudah sebelum Semuanya terbongkar.“Kau kira dengan mogok makan, aku akan membiarkanmu mati karena kelaparan dengan mudah? Sungguh konyol! Yang ada aku akan memberikanmu makanan lain sebagai gantinya,” ucap Alex pura-pura berpikir. “Ah, bagaimana kalau aku berikan makanan istimewa sebagai perayaan kelahiran dirimu yang baru?” imbuhnya seraya tersenyum Devil ke arah Bian yang memandangnya acuh tak acuh.“Kalian berdua masuklah!” seru Alex dengan suara agak nyaring.Pintu terbuka menampilkan dua sosok berperawakan tinggi besar, wajah keduanya terlihat sangar dengan banyak bekas luka s

    Last Updated : 2024-03-10
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   saling cemburu

    “Kau sedang di mana?” tanya Alex langsung setelah panggilannya diangkat.“Aku berada di Rumah Sakit Medika.”Alex tersenyum karena kejujuran lawan bicaranya itu.“Lalu, bisa kau katakan padaku, siapa laki-laki yang saat ini berada di sampingmu?” tanya Alex dengan nada penuh penekanan yang diselipi kecemburuan.Alex melihat orang itu celingukan mencari keberadaannya. Setelah netra mereka tertaut, ia terkejut bukan main. Matanya melotot ketakutan seakan sedang kepergok bermain belakang.Ya, Alex melihat kekasihnya juga berada di Rumah Sakit yang sama dengan dirinya meskipun ia tidak tahu tujuannya berada di sini mau apa?!Kiara mematikan sambungan teleponnya lantas menghampiri Alex dengan tergesa. “Maaf aku lupa mengabarimu kalau aku akan menjenguk temanku di sini,” terangnya.“Teman? Teman yang kau maksud apakah Dokter itu?” tanya Alex datar terkesan dingin.Kiara menggeleng lalu berkata, “Bukan, teman kuliah. Tadi ia sempat menemaniku ke toko buku, tiba-tiba di sana ia jatuh pingsan d

    Last Updated : 2024-03-11
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   cemburu

    “Apa maksud perkataanmu?” tanya Alex.“Kau sungguh tak mengerti atau masih perlu aku perjelas lagi?” Kiara berbicara dengan lantang dan penuh emosi.Alex menghela nafas berusaha bersabar, ia berpikir mungkin saja Kiara lagi bad mood karena tamu bulanannya.“Apakah kau lagi datang bulan? Kenapa kau jadi marah-marah tak jelas?”“Aku sedang tidak datang bulan, aku hanya tidak percaya bahwa kau bisa tak se-peka itu untuk memahami masalah ini!”“Masalah apa? Kalau tentang ke tidak sukaanku pada Gilang, tentu saja aku tidak suka dan aku cemburu melihat kekasihku berdekatan dengan pria lain,” beber Alex yang semakin membuat Kiara mengetatkan rahangnya.“Hanya kau begitu, yang mempunyai hak untuk marah dan cemburu? Lantas tadi itu apa? Kau bahkan memegang payudara wanita lain di depan mataku!”Alex ternganga mendengar penuturan Kiara. Setelah mengetahui kalau Kekasihnya marah dan cemburu tak jelas gara-gara Bian, si perempuan jadi-jadian membuatnya tertawa terbahak-bahak hingga menitikkan air

    Last Updated : 2024-03-12
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   menyususn rencana

    “Kau ... apa yang terjadi?” tanya Arshaka, ia begitu terkejut melihat penampilan Alex yang jauh dari kata rapi. Dan hal itu bukan seperti Alex yang selalu menjaga kerapian dan profesionalitasnya di depan publik.Bagaimana tidak, Alex tiba-tiba datang dengan pakaian yang hanya terkancing bagian bawahnya saja hingga otot perut dan dadanya terekspos sempurna. Dengan rambutnya yang acak-acakan serta bibirnya yang sedikit membengkak juga lehernya yang dihiasi beberapa kissmark semakin menambah kesan bahwa ia telah mengalami pelecehan atau kekasihnya sangat brutal saat bercinta.Terlihat konyol, datang dalam keadaan seperti itu. Arshaka pasti akan mengerti jika ia memberikan kabar akan menghabiskan waktu bersama kekasihnya, dan ia tak akan terlihat memalukan saat ini.Beruntung kondisi kantor sudah dalam kondisi sepi karena sudah sejam yang lalu jam kerja telah berakhir, kalau tidak, entah bagaimana Alex akan menyembunyikan mukanya di hadapan karyawan yang lain.“Maaf, aku ... “ Suara Alex

    Last Updated : 2024-03-13
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   silsilah Azalea

    “Itu ... “ Alex berkata tapi ragu.“Cepat katakan gagasan apa yang kau punya?!” Jacob bertanya dengan tak sabar.“Aku berpikir untuk melakukan pendekatan padanya, buat agar ia percaya dan mau membantu kita secara sukarela,” ungkap Alex.“Entahlah, aku tak yakin kalau Bian pada akhirnya akan mau membantu kita. Karena ia begitu membenciku perihal Amara, bahkan sekarang, ia telah kita ubah sedemikian rupa,” ucap Arshaka.“Aku tahu kalau Bian sangat membenci kita, dan tidak menutup kemungkinan kalau sikapnya seperti jinak-jinak merpati. Menunggu waktu hingga kita lengah kemudian melancarkan aksi balas dendamnya,” timpal Alex.“Lalu apa rencanamu selanjutnya untuk meluluhkan si Bian itu?” tanya Jacob.“Aku harus mencari sisi kelemahan Bian secepatnya dan menggunakan hal itu untuk meluluhkannya!”“Baik, akan aku serahkan padamu. Tapi ingat, kau harus segera menemukan sisi kelemahannya dan segera menundukkannya karena hari jadi perusahaan tinggal beberapa minggu lagi,” ucap Arshaka yang di a

    Last Updated : 2024-03-14
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   rencana meluluhkan Bian

    Alex turun dari mobil sport miliknya yang ia kendarai sendiri tanpa membawa sopir. Ia melangkah dengan pasti ke arah ruangan di mana Bian berada.“Tuan Alex,” sapa para pengawalnya serentak.Alex hanya mengangguk. “Apakah kalian sudah melakukan hal yang tadi aku suruh?” Tanya Alex.“Sudah, Tuan. Lalu, apakah ada perintah lagi yang bisa kami lakukan?”“Tidak, lanjutkan berjaga!” Titah Alex, ia kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar Bian yang di depan pintunya berdiri dua orang penjaga.Mereka pun menyapa Alex yang hanya ditanggapi dengan anggukan. Ia lantas menyuruh salah satu penjaga untuk membuka pintu kamar Bian yang selalu dikunci dari luar.Terlihat Bian tengah bersandar sambil membaca sebuah buku. Masih fokus dengan buku di tangannya dan atensinya tak teralihkan sama sekali meski ada seseorang yang masuk ke kamarnya.Bian yang menyadari dirinya tak mempunyai privasi di tempat ini sekarang merasa terbiasa akan kedatangan para pelayan maupun penjaga yang keluar masuk memanta

    Last Updated : 2024-03-16
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bertemu sang kakek

    Alex menemani Bian sampai akhirnya tertidur, menyelimuti tubuhnya lantas beranjak pergi. Ia harus kembali ke Apartemen miliknya di mana Kiara tengah menanti kepulangannya.Apalagi Bian sudah aman, ada banyak penjaga yang bertugas menjaganya, jadi Alex bisa tenang.Alex memasuki Apartemennya ketika menjelang tengah malam, terasa sepi tanpa ada tanda-tanda Kiara masih terjaga. Ia lantas menuju kamar dan melihat Kiara sudah tertidur pulas.Alex mendekati Kiara, menatapnya lama lalu menyelimuti tubuhnya hingga sebatas dada. Membelai kepalanya kemudian mengecup dahinya pelan, seringan kapas.Alex melangkah menuju kamar mandi, sepertinya ia perlu menenangkan pikirannya yang sedang bergejolak. Seharusnya ia lebih konsisten, melakukan misi dengan ideologi tanpa melibatkan perasaan.Alex sekarang baru menyadari, kenapa Barma sampai melakukan semua hal itu karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Begitu hebatnya pengaruh seorang Azalea hingga membuat Barma begitu tergila-gila sehingga tak

    Last Updated : 2024-03-17

Latest chapter

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kembalinya sang musuh

    “Bie, jangan! Jangan lakukan itu!” teriak Alex keras yang membuat Bian langsung menoleh ke arahnya.“Alex ... “ gumam Bian menatap Alex yang tengah berlari ke arahnya seraya bertelanjang dada.Dengan secepat kilat disertai nafas yang memburu Alex berlari, ketakutannya semakin menjadi ketika ia melihat Bian berada tepat di sisi jurang.“Bie, tolong jangan lakukan, aku mohon!” Pinta Alex sekali lagi ketika dirinya berjarak hanya beberapa jengkal dari Bian.Bian menyunggingkan senyum penuh arti yang membuat Alex tambah ketar-ketir.“Jika aku loncat ke bawah apa kau mau memaafkanku?” Bian bertanya masih dengan senyum masgul.Alex menggeleng lemah. “Apa cintaku tak mampu membuatmu berkeinginan untuk hidup? Apakah cintaku sangat tak layak hingga kau mau meninggalkan aku? Meninggalkan dunia?” tanya Alex frustasi dengan mata yang memerah menahan air mata.“Aku tahu, penderitaan yang kau alami sangatlah berat. Tapi, bisakah kau memberikanku kesempatan untuk mengobati luka itu?”“Alex, kau tahu

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Jadilah milikku, Bie

    Seakan tak percaya dengan penglihatannya, Bian melangkah perlahan, berjalan dengan hati-hati melawati setiap tas dan kardus yang terisi berbagai macam barang yang disediakan oleh Arshaka. Bian mulai memeriksa satu persatu dengan saksama, kebutuhan mereka dari perlengkapan mandi, skincare, baju, dress hingga dalaman begitu lengkap seakan satu toko diboyong semua. Bian menggeleng tak percaya, entah bagaimana caranya Arshaka bisa menyiapkan hal itu semua dalam waktu singkat. Bian menatap Alex seakan ingin penjelasan, akan tetapi ia hanya mengedikkan bahu seakan memberi tahu bahwa ia juga tak tahu menahu tentang itu semua. Bian melihat sekeling, masih ada beberapa tas tang belum dibuka, hingga sebuah koper besar membuatnya begitu penasaran. Ia pun menghampiri koper itu dan langsung membukanya. Terdapat note yang bertuliskan ‘selamat bersenang-senang’ di atasnya. Setelah membaca catatan itu, dengan rasa penasaran Bian mengambil sebuah kain berenda yang ia pun tak pernah menaruh curi

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   morning sickness

    “Sayang, apakah tak apa-apa melakukan hal itu pada mereka berdua?” Tanya Alana dalam perjalanan pulang ke Mansion Arshaka.Arshaka tersenyum penuh arti. “Tak usah khawatir, Alex memang pernah meminta ijinku sebelumnya. Aku rasa, ia tidak akan keberatan jika aku menjahilinya kali ini. Bahkan ia harusnya berterima kasih padaku nantinya.”Alana menggeleng pelan. “Terserahlah, kalau nantinya ada masalah dengan mereka tanggung sendiri akibatnya!”“Aku jamin tidak akan ada kendala apapun, Sayang. Lagi pula, aku sudah menyiapkan seluruh kebutuhan mereka sampai hal yang terkecil sekalipun. Jadi kau tak usah cemaskan mereka, ok!”Alana merasa gemas dengan suaminya itu, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. “Kau tahu bukan, Alea kondisinya masih belum sehat betul, kalau nanti ada apa-apa dengan kesehatannya, lantas bagaimana?”Arshaka memeluk Alana dengan sebal. “Kau terlalu mencemaskan mereka, Sayang. Kau tahu, kau terlalu perhatian dengan mereka berdua, dan hal itu membuatku cemburu,” rajuknya.“

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Kucing Anggora

    “Bie, kau di mana?” teriak Alex, wajahnya kian panik ketika tak mendapati Bian berada di dalam kamar mandi.Ia pun bergegas mencari ke luar, bertanya pada beberapa petugas dan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana.Berlarian ke sana kemari dengan wajah panik dan cemas hingga nyaris putus asa. Alex duduk dengan berbagai asumsi yang memenuhi kepalanya hingga terasa ingin pecah.Perasaannya begitu kalut, ia takut jika Bian benar-benar pergi dan berniat untuk bunuh diri.Akhirnya Alex memilih duduk di kursi penunggu, berusaha untuk menjernihkan pikiran. “Tidak! Tidak boleh! Aku tidak akan pernah membiarkannya pergi dari hidupku!” racau Alex dalam hati sambil memegangi kepalanya.Terlihat seseorang yang mendekati Alex dan berhenti di depannya. Alex memandangi kaki yang dibalut celana panjang yang menutupi sandal yang di kenakannya. “Kau sedang apa?”Alex tersentak dan langsung menengadahkan wajahnya untuk melihat suara yang telah menyapanya itu. Alex tersenyum senang, ia bangki

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bian menghilang

    “Dokter, bagaimana kondisi Arshaka?” tanya Alana dengan cemas. Pasalnya tubuh Arshaka terlihat lemah hingga harus diberi cairan infus.Alex yang dikabari Alana bahwa Arshaka jatuh pingsan langsung lari terbirit-birit, begitu cemasnya karena Arshaka tak pernah pingsan dengan mudahnya.Bahkan ketika peluru masih bersarang di tubuhnya, ia masih bisa bertahan dan mampu terjaga tanpa menunjukkan kelemahan juga rasa sakit yang dirasa.“Kondisi tubuh Tuan Arshaka menunjukkan kondisi yang prima, juga tanda-tanda vitalnya berfungsi dengan baik. Hanya saja sedikit lemas karena kekurangan cairan. Namun Jika ingin memastikan kondisi pastinya, saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh,” terang Dokter Edwin, Dokter umum yang berkepala plontos itu setelah selesai memeriksa keadaan Arshaka. Karena Gilang, kepala Tim Dokter yang ditunjuk oleh Arshaka sudah dipecat dan tak lagi bekerja.Setelah Dokter dan para perawat pergi, Alana memeluk erat Arshaka. Rasa cemasnya begitu berlebihan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   pingsan

    “Apa yang telah terjadi padamu?” tanya Bian dengan nada cemas setelah melihat luka di sudut bibir Alex.Alex tersenyum seraya menggeleng pelan. “Tak apa-apa, laki-laki memiliki luka itu sudah biasa,” canda Alex.Arshaka melihat Bian dan berpikir sejenak lalu berkata, “Alea, setelah kau sembuh, apakah kau masih berminat jika kembali menjabat sebagai Kepala Tim Dokter di Rumah Sakit ini?” ucap Arshaka yang membuat Bian terperangah tak percaya.“Shaka, luka di tubuhnya masih belum sembuh. Lagi pula, identitasnya sudah berubah. Aku khawatir kredibilitasnya sebagai dokter akan diragukan mengingat sekarang ia bukanlah orang yang sama,” sela Alex.“Bukankah aku berkata jika sudah sembuh bukan? Dan ini hanya sebuah tawaran baginya, dan mengenai identitasnya bukankah sangat gampang bagi kita untuk mengurus hal tersebut?” ucap Arshaka menatap Alex dalam.“Apakah kau tak senang jika Alea kembali menekuni bidang yang disukainya? Setidaknya, ia bisa beraktivitas seperti sedia kala meskipun dengan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   tawaran Arshaka

    Secara tiba-tiba seseorang dari belakang Alex datang, membalikkan tubuhnya dan langsung meninju wajahnya dengan keras hingga membuat Alex terhuyung-huyung dan jatuh karena belum siap akan pukulan itu.Bibit Alex robek, darahnya mengalir hingga menetes ke bajunya. Alex menengadahkan wajahnya untuk melihat siapa pelaku dibalik aksi pemukulan terhadap dirinya itu.Seketika Alex terdiam melihat sosok di hadapannya itu yang menampilkan ekspresi murka dan aura membunuh.Arshaka yang terkejut lantas menolong Alex untuk berdiri, menatap laki-laki di hadapannya itu dengan tajam. “Dokter Gilang, apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?” tanya Arshaka menahan amarah.“Maafkan saya, Tuan Arshaka. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Anda, akan tetapi, saya sudah tidak bisa menahan diri lagi ketika melihat Kiara disakiti. Jadi saya mohon untuk tidak ikut campur dalam masalah diantara kami,” ucap Gilang.“Bukankah hal ini masalah pribadi antara mereka? Seharusnya mereka berdualah yang harus men

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Berdamai dengan keadaan

    Bian menoleh ke arah Alex dengan tatapan hampa. “Bisakah kau mengabulkan keinginanku?”Alex merasa bersemangat mendengar suara Bian untuk pertama kalinya. Ia mengangguk senang sambil tersenyum lebar.“Tentu saja, bukankah aku pernah bilang bahwa apapun yang kau inginkan, aku pasti akan berusaha mengabulkannya,” ucap Alex sambil menggenggam tangan Bian erat.“Bisakah kau membunuhku? Aku sudah tak ingin lagi hidup di dunia ini. Aku mohon Alex lepaskan aku, biarkan aku mati!” ucap Bian lirih yang membuat senyum Alex seketika menjadi luntur, terpaku diam dengan bibir terkatup rapat.Alex menatap Bian dengan pandangan nanar, hatinya begitu sakit mendengar keinginannya. Seakan dunianya runtuh seketika tak tersisa.Alex tentu sangat memahami kondisi mental Bian, namun ia memilih untuk bersikap egois dengan ingin mempertahankan Bian disisinya.“Apakah kau begitu menginginkan kematian?” tanya Alex, suaranya tercekat seakan ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya.Bian mengangguk seraya m

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   hidup dan mati

    Arshaka terkejut bukan main, tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia langsung bergegas menuju ke tempat Alana diperiksa. Dengan setengah berlari dan dipacu jantung yang berdegup tak karuan memikirkan kondisi Alana, Arshaka bergegas tanpa menghiraukan kondisi sekitar. Hingga para perawat dan beberapa orang yang berlalu lalang tak sengaja ditabrak olehnya.Melihat mertuanya sedang berdiri di luar ruang periksa, Arshaka menghampiri mereka lantas bertanya dengan nada cemas. “Pa, Ma, apa yang terjadi?”“Shaka, kau sudah kembali, Nak? Apakah ada yang terluka?” tanya Reyhan pada menantunya itu.“Maaf, Pa. Sebenarnya aku ingin memberi kabar pada Alana, tapi masih belum sempat karena masih banyak yang harus diurus terlebih dahulu. Apalagi banyak dari anak buahku yang terluka dan harus mendapatkan penanganan langsung,” jawab Arshaka.“Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Alana? Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?”“Kau jangan cemas, Alana tak terluka sedikit pun. Ia hanya terlihat lema

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status