Share

menyususn rencana

Penulis: Pelangi senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-13 23:27:59

“Kau ... apa yang terjadi?” tanya Arshaka, ia begitu terkejut melihat penampilan Alex yang jauh dari kata rapi. Dan hal itu bukan seperti Alex yang selalu menjaga kerapian dan profesionalitasnya di depan publik.

Bagaimana tidak, Alex tiba-tiba datang dengan pakaian yang hanya terkancing bagian bawahnya saja hingga otot perut dan dadanya terekspos sempurna. Dengan rambutnya yang acak-acakan serta bibirnya yang sedikit membengkak juga lehernya yang dihiasi beberapa kissmark semakin menambah kesan bahwa ia telah mengalami pelecehan atau kekasihnya sangat brutal saat bercinta.

Terlihat konyol, datang dalam keadaan seperti itu. Arshaka pasti akan mengerti jika ia memberikan kabar akan menghabiskan waktu bersama kekasihnya, dan ia tak akan terlihat memalukan saat ini.

Beruntung kondisi kantor sudah dalam kondisi sepi karena sudah sejam yang lalu jam kerja telah berakhir, kalau tidak, entah bagaimana Alex akan menyembunyikan mukanya di hadapan karyawan yang lain.

“Maaf, aku ... “ Suara Alex
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   silsilah Azalea

    “Itu ... “ Alex berkata tapi ragu.“Cepat katakan gagasan apa yang kau punya?!” Jacob bertanya dengan tak sabar.“Aku berpikir untuk melakukan pendekatan padanya, buat agar ia percaya dan mau membantu kita secara sukarela,” ungkap Alex.“Entahlah, aku tak yakin kalau Bian pada akhirnya akan mau membantu kita. Karena ia begitu membenciku perihal Amara, bahkan sekarang, ia telah kita ubah sedemikian rupa,” ucap Arshaka.“Aku tahu kalau Bian sangat membenci kita, dan tidak menutup kemungkinan kalau sikapnya seperti jinak-jinak merpati. Menunggu waktu hingga kita lengah kemudian melancarkan aksi balas dendamnya,” timpal Alex.“Lalu apa rencanamu selanjutnya untuk meluluhkan si Bian itu?” tanya Jacob.“Aku harus mencari sisi kelemahan Bian secepatnya dan menggunakan hal itu untuk meluluhkannya!”“Baik, akan aku serahkan padamu. Tapi ingat, kau harus segera menemukan sisi kelemahannya dan segera menundukkannya karena hari jadi perusahaan tinggal beberapa minggu lagi,” ucap Arshaka yang di a

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   rencana meluluhkan Bian

    Alex turun dari mobil sport miliknya yang ia kendarai sendiri tanpa membawa sopir. Ia melangkah dengan pasti ke arah ruangan di mana Bian berada.“Tuan Alex,” sapa para pengawalnya serentak.Alex hanya mengangguk. “Apakah kalian sudah melakukan hal yang tadi aku suruh?” Tanya Alex.“Sudah, Tuan. Lalu, apakah ada perintah lagi yang bisa kami lakukan?”“Tidak, lanjutkan berjaga!” Titah Alex, ia kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar Bian yang di depan pintunya berdiri dua orang penjaga.Mereka pun menyapa Alex yang hanya ditanggapi dengan anggukan. Ia lantas menyuruh salah satu penjaga untuk membuka pintu kamar Bian yang selalu dikunci dari luar.Terlihat Bian tengah bersandar sambil membaca sebuah buku. Masih fokus dengan buku di tangannya dan atensinya tak teralihkan sama sekali meski ada seseorang yang masuk ke kamarnya.Bian yang menyadari dirinya tak mempunyai privasi di tempat ini sekarang merasa terbiasa akan kedatangan para pelayan maupun penjaga yang keluar masuk memanta

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bertemu sang kakek

    Alex menemani Bian sampai akhirnya tertidur, menyelimuti tubuhnya lantas beranjak pergi. Ia harus kembali ke Apartemen miliknya di mana Kiara tengah menanti kepulangannya.Apalagi Bian sudah aman, ada banyak penjaga yang bertugas menjaganya, jadi Alex bisa tenang.Alex memasuki Apartemennya ketika menjelang tengah malam, terasa sepi tanpa ada tanda-tanda Kiara masih terjaga. Ia lantas menuju kamar dan melihat Kiara sudah tertidur pulas.Alex mendekati Kiara, menatapnya lama lalu menyelimuti tubuhnya hingga sebatas dada. Membelai kepalanya kemudian mengecup dahinya pelan, seringan kapas.Alex melangkah menuju kamar mandi, sepertinya ia perlu menenangkan pikirannya yang sedang bergejolak. Seharusnya ia lebih konsisten, melakukan misi dengan ideologi tanpa melibatkan perasaan.Alex sekarang baru menyadari, kenapa Barma sampai melakukan semua hal itu karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Begitu hebatnya pengaruh seorang Azalea hingga membuat Barma begitu tergila-gila sehingga tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kunjungan yang tak disangka

    “Kau ... putra Azalea?” gumam Jordan lirih.Arshaka melangkah mendekati Jordan yang telah beranjak dari duduknya karena terkejut. Kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam kantong celana membuatnya semakin terlihat angkuh dan arogan.Jordan tak pernah menyangka bahwa laki-laki di hadapannya yang merupakan penguasa terkuat seantero negeri adalah anak dari keponakannya yang telah lama memisahkan diri. Lagi pula, Azalea bukan lagi anggota keluarga Orwell Moses lagi sejak ia memilih menikah dengan lelaki pilihannya itu.“Ya, aku putranya. Dan aku sengaja datang kemari untuk menyapamu Kakek. Ah, bukan, aku bukanlah bagian dari keluarga Orwell karena darahku merupakan keturunan dari keluarga Bauer,” ucap Arshaka tersenyum miring.“Dan aku mempunyai sesuatu yang penting untuk kubicarakan denganmu, dan aku harap kau bersedia duduk bersamaku berbincang santai sambil membahas kejadian tepat di malam pesta ulang tahun di mana Tua Bangka Gabriel berulang tahun,” lanjut Arshaka.Arshaka melirik A

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kematian

    Gabriel memegang dadanya yang terasa nyeri, ia tak pernah menyangka bahwa salah satu keturunannya akan mampu menjadi penguasa yang paling disegani.Meskipun lelaki di depannya tak memiliki darah bangsawan dan hanya keturunan orang biasa, nyatanya, ia mampu membuktikan kehebatan dirinya.Sejak kematian Arden, putra kesayangannya, Gabriel menutup diri dan lebih memilih bekerja dari kediamannya dan hanya sesekali datang ke kantor jika ada urusan mendesak. Orang seperti dirinya bukannya tidak tahu siapa pembunuhnya, akan tetapi, ia sudah kehilangan satu putra dan ia tak ingin kehilangan satu-satunya putra yang tersisa. Meskipun Jordan sama sekali tak bisa diandalkan dan ia adalah si pembunuh.Rasa kehilangan dan kekecewaan yang Gabriel rasakan membuatnya terpuruk dan membenci dirinya sendiri, itulah mengapa seseorang yang begitu peduli akan kesehatan secara mendadak kehilangan semangat hidup dan sakit-sakitan.Meskipun begitu, nyawanya masih belum jua diambil oleh Yang Maha Kuasa. Seakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   harapan

    “Alana, sepertinya keinginan kita hanya akan menjadi angan-angan belaka. Aku bertemu dengan kakekku hari ini dan ia telah meninggal. Dan sepertinya tampuk kepemimpinan harus aku ambil alih agar tak terjadi kekacauan lebih lanjut,” ucap Arshaka, menatap netra Alana dalam.“Kau masih memiliki keluarga? Kenapa aku tak tahu tentang masalah ini?” Alana bertanya dengan serius. Ia tak ingin beranggapan bahwa suaminya sengaja menyembunyikan hal itu padanya.“Aku juga baru tahu akan silsilah keluargaku. Sebelumnya, kedua orang tuaku tak pernah mengungkit hal ini karena ada masalah yang cukup rumit. Itulah mengapa aku sama sekali tidak mengetahuinya,” terang Arshaka.Alana termenung, berpikir tentang keluarga Arshaka yang telah meninggal. Padahal mereka baru saja bertemu meskipun hanya sebentar dan langsung terpisahkan lagi.“Lantas, apa yang kau rasakan? Apakah kau merasa sedih karena tak mengetahui keberadaan mereka sejak dulu?”“Aku tidak tahu apa yang tengah aku rasakan saat ini, yang jela

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   menguak fakta

    “Apa yang sedang kau lakukan?”Bian yang sedang duduk termenung di depan meja rias terkejut dengan kehadiran Alex yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya, ia lantas membalikkan tubuhnya menghadap Alex.“Tidak ada,” tukasnya singkat.Tubuh jangkung Alex, tampangnya yang tampan ditambah dengan penampilannya yang saat ini tengah berpakaian kasual membuatnya terlihat jauh lebih tampan dan menarik dari pada hari-hari biasanya yang selalu berpakaian formal.“Lalu, apa yang tengah kau pikirkan hingga berkali-kali aku memanggil namamu, kau sama sekali tak merespons?” Alex menatap Bian yang tengah menatap ke arah lain.“Tidak ada,” sahut Bian.Lagi-lagi menjawab dengan singkat, hingga Alex merasa keheranan akan sikap Bian yang seakan menjaga jarak.“Hari ini aku libur, kalau kau sedang jenuh aku bisa membawamu kemanapun kau mau,” tawar Alex seraya tersenyum.Namun Bian malah menatap Alex dengan ekspresi yang tak mampu Alex artikan.“Bukankah kau memiliki kekasih? Kenapa tak kau ajak saja k

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Reaksi tak terduga

    “Berhati-hatilah, karena yang kita hadapi adalah seorang psikopat gila yang tergila-gila padamu, Azalea!” ujar Alex seraya mengelus pipi Bian lembut.Bian terpaku menatap Alex yang kedua tangannya kini telah membungkus wajahnya.“Sekarang kau sudah tahu, bahwa segala yang terjadi merupakan rencana dari Barma. Dan kau merupakan salah satu bidak catur yang sengaja dijadikan musuh untuk menghancurkan Arshaka, obsesinya terhadap Nyonya Azalea benar-benar di luar Nalar,” ungkap Alex dan Bian hanya bisa diam mencerna semua perkataan yang disampaikan oleh Alex.“Sesungguhnya aku tak ingin menempatkan dirimu dalam bahaya, akan tetapi, kami sudah tidak mempunyai cara lain untuk memancing Barma keluar dari sarangnya. Jadi, aku berharap kau mau bekerja sama dengan kami meskipun aku tahu resiko yang akan kau tanggung amatlah besar.”Alex menghela nafas berat lalu melanjutkan ucapannya, “Tapi kau jangan khawatir, akan aku usahakan melindungimu dengan penjagaan yang sangat ketat agar Barma tak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23

Bab terbaru

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   kembalinya sang musuh

    “Bie, jangan! Jangan lakukan itu!” teriak Alex keras yang membuat Bian langsung menoleh ke arahnya.“Alex ... “ gumam Bian menatap Alex yang tengah berlari ke arahnya seraya bertelanjang dada.Dengan secepat kilat disertai nafas yang memburu Alex berlari, ketakutannya semakin menjadi ketika ia melihat Bian berada tepat di sisi jurang.“Bie, tolong jangan lakukan, aku mohon!” Pinta Alex sekali lagi ketika dirinya berjarak hanya beberapa jengkal dari Bian.Bian menyunggingkan senyum penuh arti yang membuat Alex tambah ketar-ketir.“Jika aku loncat ke bawah apa kau mau memaafkanku?” Bian bertanya masih dengan senyum masgul.Alex menggeleng lemah. “Apa cintaku tak mampu membuatmu berkeinginan untuk hidup? Apakah cintaku sangat tak layak hingga kau mau meninggalkan aku? Meninggalkan dunia?” tanya Alex frustasi dengan mata yang memerah menahan air mata.“Aku tahu, penderitaan yang kau alami sangatlah berat. Tapi, bisakah kau memberikanku kesempatan untuk mengobati luka itu?”“Alex, kau tahu

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Jadilah milikku, Bie

    Seakan tak percaya dengan penglihatannya, Bian melangkah perlahan, berjalan dengan hati-hati melawati setiap tas dan kardus yang terisi berbagai macam barang yang disediakan oleh Arshaka. Bian mulai memeriksa satu persatu dengan saksama, kebutuhan mereka dari perlengkapan mandi, skincare, baju, dress hingga dalaman begitu lengkap seakan satu toko diboyong semua. Bian menggeleng tak percaya, entah bagaimana caranya Arshaka bisa menyiapkan hal itu semua dalam waktu singkat. Bian menatap Alex seakan ingin penjelasan, akan tetapi ia hanya mengedikkan bahu seakan memberi tahu bahwa ia juga tak tahu menahu tentang itu semua. Bian melihat sekeling, masih ada beberapa tas tang belum dibuka, hingga sebuah koper besar membuatnya begitu penasaran. Ia pun menghampiri koper itu dan langsung membukanya. Terdapat note yang bertuliskan ‘selamat bersenang-senang’ di atasnya. Setelah membaca catatan itu, dengan rasa penasaran Bian mengambil sebuah kain berenda yang ia pun tak pernah menaruh curi

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   morning sickness

    “Sayang, apakah tak apa-apa melakukan hal itu pada mereka berdua?” Tanya Alana dalam perjalanan pulang ke Mansion Arshaka.Arshaka tersenyum penuh arti. “Tak usah khawatir, Alex memang pernah meminta ijinku sebelumnya. Aku rasa, ia tidak akan keberatan jika aku menjahilinya kali ini. Bahkan ia harusnya berterima kasih padaku nantinya.”Alana menggeleng pelan. “Terserahlah, kalau nantinya ada masalah dengan mereka tanggung sendiri akibatnya!”“Aku jamin tidak akan ada kendala apapun, Sayang. Lagi pula, aku sudah menyiapkan seluruh kebutuhan mereka sampai hal yang terkecil sekalipun. Jadi kau tak usah cemaskan mereka, ok!”Alana merasa gemas dengan suaminya itu, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. “Kau tahu bukan, Alea kondisinya masih belum sehat betul, kalau nanti ada apa-apa dengan kesehatannya, lantas bagaimana?”Arshaka memeluk Alana dengan sebal. “Kau terlalu mencemaskan mereka, Sayang. Kau tahu, kau terlalu perhatian dengan mereka berdua, dan hal itu membuatku cemburu,” rajuknya.“

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Kucing Anggora

    “Bie, kau di mana?” teriak Alex, wajahnya kian panik ketika tak mendapati Bian berada di dalam kamar mandi.Ia pun bergegas mencari ke luar, bertanya pada beberapa petugas dan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar sana.Berlarian ke sana kemari dengan wajah panik dan cemas hingga nyaris putus asa. Alex duduk dengan berbagai asumsi yang memenuhi kepalanya hingga terasa ingin pecah.Perasaannya begitu kalut, ia takut jika Bian benar-benar pergi dan berniat untuk bunuh diri.Akhirnya Alex memilih duduk di kursi penunggu, berusaha untuk menjernihkan pikiran. “Tidak! Tidak boleh! Aku tidak akan pernah membiarkannya pergi dari hidupku!” racau Alex dalam hati sambil memegangi kepalanya.Terlihat seseorang yang mendekati Alex dan berhenti di depannya. Alex memandangi kaki yang dibalut celana panjang yang menutupi sandal yang di kenakannya. “Kau sedang apa?”Alex tersentak dan langsung menengadahkan wajahnya untuk melihat suara yang telah menyapanya itu. Alex tersenyum senang, ia bangki

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Bian menghilang

    “Dokter, bagaimana kondisi Arshaka?” tanya Alana dengan cemas. Pasalnya tubuh Arshaka terlihat lemah hingga harus diberi cairan infus.Alex yang dikabari Alana bahwa Arshaka jatuh pingsan langsung lari terbirit-birit, begitu cemasnya karena Arshaka tak pernah pingsan dengan mudahnya.Bahkan ketika peluru masih bersarang di tubuhnya, ia masih bisa bertahan dan mampu terjaga tanpa menunjukkan kelemahan juga rasa sakit yang dirasa.“Kondisi tubuh Tuan Arshaka menunjukkan kondisi yang prima, juga tanda-tanda vitalnya berfungsi dengan baik. Hanya saja sedikit lemas karena kekurangan cairan. Namun Jika ingin memastikan kondisi pastinya, saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh,” terang Dokter Edwin, Dokter umum yang berkepala plontos itu setelah selesai memeriksa keadaan Arshaka. Karena Gilang, kepala Tim Dokter yang ditunjuk oleh Arshaka sudah dipecat dan tak lagi bekerja.Setelah Dokter dan para perawat pergi, Alana memeluk erat Arshaka. Rasa cemasnya begitu berlebihan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   pingsan

    “Apa yang telah terjadi padamu?” tanya Bian dengan nada cemas setelah melihat luka di sudut bibir Alex.Alex tersenyum seraya menggeleng pelan. “Tak apa-apa, laki-laki memiliki luka itu sudah biasa,” canda Alex.Arshaka melihat Bian dan berpikir sejenak lalu berkata, “Alea, setelah kau sembuh, apakah kau masih berminat jika kembali menjabat sebagai Kepala Tim Dokter di Rumah Sakit ini?” ucap Arshaka yang membuat Bian terperangah tak percaya.“Shaka, luka di tubuhnya masih belum sembuh. Lagi pula, identitasnya sudah berubah. Aku khawatir kredibilitasnya sebagai dokter akan diragukan mengingat sekarang ia bukanlah orang yang sama,” sela Alex.“Bukankah aku berkata jika sudah sembuh bukan? Dan ini hanya sebuah tawaran baginya, dan mengenai identitasnya bukankah sangat gampang bagi kita untuk mengurus hal tersebut?” ucap Arshaka menatap Alex dalam.“Apakah kau tak senang jika Alea kembali menekuni bidang yang disukainya? Setidaknya, ia bisa beraktivitas seperti sedia kala meskipun dengan

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   tawaran Arshaka

    Secara tiba-tiba seseorang dari belakang Alex datang, membalikkan tubuhnya dan langsung meninju wajahnya dengan keras hingga membuat Alex terhuyung-huyung dan jatuh karena belum siap akan pukulan itu.Bibit Alex robek, darahnya mengalir hingga menetes ke bajunya. Alex menengadahkan wajahnya untuk melihat siapa pelaku dibalik aksi pemukulan terhadap dirinya itu.Seketika Alex terdiam melihat sosok di hadapannya itu yang menampilkan ekspresi murka dan aura membunuh.Arshaka yang terkejut lantas menolong Alex untuk berdiri, menatap laki-laki di hadapannya itu dengan tajam. “Dokter Gilang, apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?” tanya Arshaka menahan amarah.“Maafkan saya, Tuan Arshaka. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Anda, akan tetapi, saya sudah tidak bisa menahan diri lagi ketika melihat Kiara disakiti. Jadi saya mohon untuk tidak ikut campur dalam masalah diantara kami,” ucap Gilang.“Bukankah hal ini masalah pribadi antara mereka? Seharusnya mereka berdualah yang harus men

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   Berdamai dengan keadaan

    Bian menoleh ke arah Alex dengan tatapan hampa. “Bisakah kau mengabulkan keinginanku?”Alex merasa bersemangat mendengar suara Bian untuk pertama kalinya. Ia mengangguk senang sambil tersenyum lebar.“Tentu saja, bukankah aku pernah bilang bahwa apapun yang kau inginkan, aku pasti akan berusaha mengabulkannya,” ucap Alex sambil menggenggam tangan Bian erat.“Bisakah kau membunuhku? Aku sudah tak ingin lagi hidup di dunia ini. Aku mohon Alex lepaskan aku, biarkan aku mati!” ucap Bian lirih yang membuat senyum Alex seketika menjadi luntur, terpaku diam dengan bibir terkatup rapat.Alex menatap Bian dengan pandangan nanar, hatinya begitu sakit mendengar keinginannya. Seakan dunianya runtuh seketika tak tersisa.Alex tentu sangat memahami kondisi mental Bian, namun ia memilih untuk bersikap egois dengan ingin mempertahankan Bian disisinya.“Apakah kau begitu menginginkan kematian?” tanya Alex, suaranya tercekat seakan ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya.Bian mengangguk seraya m

  • Dekapan Hangat Mafia Psikopat   hidup dan mati

    Arshaka terkejut bukan main, tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, ia langsung bergegas menuju ke tempat Alana diperiksa. Dengan setengah berlari dan dipacu jantung yang berdegup tak karuan memikirkan kondisi Alana, Arshaka bergegas tanpa menghiraukan kondisi sekitar. Hingga para perawat dan beberapa orang yang berlalu lalang tak sengaja ditabrak olehnya.Melihat mertuanya sedang berdiri di luar ruang periksa, Arshaka menghampiri mereka lantas bertanya dengan nada cemas. “Pa, Ma, apa yang terjadi?”“Shaka, kau sudah kembali, Nak? Apakah ada yang terluka?” tanya Reyhan pada menantunya itu.“Maaf, Pa. Sebenarnya aku ingin memberi kabar pada Alana, tapi masih belum sempat karena masih banyak yang harus diurus terlebih dahulu. Apalagi banyak dari anak buahku yang terluka dan harus mendapatkan penanganan langsung,” jawab Arshaka.“Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Alana? Kenapa bisa sampai masuk rumah sakit?”“Kau jangan cemas, Alana tak terluka sedikit pun. Ia hanya terlihat lema

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status