Beranda / Fantasi / Dark Life / Mirip Seseorang

Share

Mirip Seseorang

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-27 17:44:19

Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.

“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.

“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.

“Baik-baik saja,” jawab Serkey.

“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.

Seharusnya lelaki muda tersebut tidak harus sesibuk ini jika Sang Matahari kerajaan mendengarkan ucapannya. Serkey hanya dapat bergeming di tempatnya kala itu.

***

Malam telah sampai pada puncaknya, tetapi sinar rembulan senantiasa redup. Sepertinya semesta juga mengetahui kekacauan yang terjadi di negeri ini.

“Hei Aixlon! Mau ke mana kau?” tanya Serkey sembari berlari-lari kecil untuk menyeimbangkan langkahnya dengan Aixlon.

Ia terus mengikuti Aixlon meski tidak mendapatkan jawaban dari lelaki tersebut, hingga langkahnya terhenti di depan tenda penginapan sang raja. Ia menebak-nebak hal yang sedang terjadi dari raut wajah Aixlon, dan merasa tidak berhak untuk ikut masuk ke dalam.

Serkey menyuruh kesatria kerajaan yang tengah bertugas menjaga tenda tersebut untuk pergi. Biar dia saja yang berada di sana, pada awalnya mereka enggan meninggalkan tempat tersebut, tetapi setelah mendengar pernyataan Serkey yang meyakinkan, mereka bersedia beranjak dari tempatnya.

“Salam kepada Baginda Raja,” salam Aixlon pada seorang pria paruh baya yang tengah bersantai di kursinya.

“Ada apa Duke? Kenapa datang malam-malam?” tanya pria tersebut. Ia adalah raja dari kerajaan ini; Kerajaan Lisun. Pria tersebut bernama Harley de Ogragia. Ia dikenal sebagai raja terburuk abad ini, bahkan dari sejarah panjang berdirinya kerajaan. Sikapnya yang selalu saja menutupi kesalahan anaknya yang sekarang diangkat menjadi putra mahkota, sang pembuat onar.

Keadaan tersebut diperburuk dengan banyaknya pemberontakan di masa kepemimpinannya. Terlebih belakangan ini, hampir tiga pemberontakan telah Aixlon padamkan, ia juga sering melakukan negosiasi dengan negara tetangga agar perang tidak terjadi. Popularitas Aixlon di kalangan rakyat terkadang membuat Harley kesal. Namun, ia tidak dapat menghentikan Aixlon secara politik karena melemahnya faksi pendukung kerajaan. Tanpa faksi, kerajaan tentu tidak dapat berkuasa sepenuhnya. Harley takut Aixlon akan melakukan pemberontakan, atau bersatu dengan faksi bangsawan. Sudah jelas ia akan digulingkan dari takhtanya. Oleh karena itu, Harley mengikat Aixlon dalam hubungan pernikahan dengan putri Agnesia. Harley sangat mengetahui seberapa cinta Aixlon pada putrinya tersebut.

Pilihan Harley untuk menikahkan putrinya dengan Aixlon adalah pilihan yang benar. Sudah hampir lima tahun lamanya mereka membangun rumah tangga, selama itu juga Aixlon sangat setia pada kerajaan walau dia tidak masuk ke faksi pendukung kerajaan.

“Maaf mengganggu waktu Baginda, saya memiliki informasi yang penting!” ujar Aixlon berterus terang.

“Katakan!” seru Harley dengan suara beratnya.

“Penyerangan di desa ini hanyalah umpan Baginda,” ucap Aixlon tanpa gemetar sedikit pun. Jika rakyat biasa atau bangsawan lainnya pasti akan gemetar berbicara dengan rajanya, terlebih sang raja dikenal sebagai diktator yang tak segan menghukum orang-orang yang tak bersalah sekalipun.

“Lalu?” tanyanya sembari menatap Aixlon.

“Maaf Baginda, tetapi saya harus mengatakan ini. Dalang dari penyerangan ini adalah putra mahkota!” seru Aixlon, ia merasa ada ketegangan saat ini. Aixlon tahu bahwa pemimpinnya itu bukanlah seseorang yang tidak pandai sehingga tidak mengerti ucapannya yang sengaja tidak ia perjelas.

“Itu hanya kabar angin belaka!” Nada bicara Harley terdengar marah.

Mendengar seruan tidak mengenakkan tersebut, membuat Aixlon frustrasi. Entah harus bagaimana lagi ia memberi tahu Harley agar dapat mempercayainya. Tidak sekali dua kali Harley bersikap demikian.

Serkey yang mendengar di luar ruangan juga turut merasakan apa yang dirasakan Aixlon.

***

Walau mendapat sikap yang kurang mengenakkan, Aixlon tetap berjaga-jaga dengan mengirim beberapa kesatria di titik penyerangan berikutnya yang ia terima dari mata-mata yang ia beri tugas.

“Apa langkahmu selanjutnya, Duke?” tanya Serkey.

Aixlon hanya menggelengkan kepalanya. Ia juga bingung harus bersikap bagaimana.

“Apa kau tidak lelah dengan semua ini?” tanya Serkey lagi.

Jujur saja Aixlon lelah dengan semua yang tengah ia tanggung. Begitu banyak beban yang harus ia pikul.

“Sudahlah!” seru Aixlon sembari beranjak dari tempatnya.

Ia menghirup udara segar di luar ruangan. Netranya diedarkan ke seluruh sudut. Netranya menangkap pemandangan yang cukup familier baginya.

“Rambut merah!” batinnya.

Seketika, langkah kakinya tidak dapat ia tahan untuk berlari menghampiri dua anak yang tengah duduk di tanah.

Ketika ia ingin meraih salah satu di antara mereka, tampak sikap kewaspadaan. Mereka mundur beberapa langkah.

“Siapa kau?” tanya anak lelaki itu dengan tegas. Ia merentangkan tangannya, seperti ingin melindungi gadis yang tengah bersembunyi di belakangnya.

Aixlon yang melihat itu semua, tampak sedikit terkejut.

“Te-tenanglah, Nak! Aku bukan orang jahat!” ujarnya menenangkan.

“Ada apa?” tanya anak laki-laki tersebut dingin, masih dengan sikap kewaspadaannya.

“Siapa namamu?” Aixlon kembali melontarkan pertanyaan.

“A-aku Gley, dan dia Ja-Jack!” ujar gadis di belakang anak laki-laki tersebut.

“Shut Gley diam! Kita tidak tahu siapa dia,” titah anak di hadapan Gley.

“Sepertinya tidak Jack. Dia memiliki rambut yang sama denganmu,” ujar Gley, ucapannya terdengar aneh.

“Memangnya kenapa?” ujar Jack. Ia mengamati pria muda di hadapannya, dan baru menyadari kesamaan tersebut.

“Kau berambut merah baik, dia juga pasti baik,” ucap Gley berbisik pada Jack. Meski mereka berbisik-bisik, tetapi Aixlon tetap bisa mendengar percakapan mereka. Standar kebaikan menurut gadis kecil itu hampir membuat Aixlon tertawa karena ia begitu polos.

Bab terkait

  • Dark Life   Rambut Merah

    Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana cara

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Dark Life   Membujuk

    Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka.Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai.***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya.&ldquo

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Dark Life   Tentang Jack

    Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia.Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini.“Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan.Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu.“Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Dark Life   Sang Duke Muda

    Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian.“Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • Dark Life   Rasa Kesal

    Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.Biasanya, gadis terse

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27

Bab terbaru

  • Dark Life   Membujuk

    Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka.Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai.***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya.&ldquo

  • Dark Life   Rambut Merah

    Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana cara

  • Dark Life   Mirip Seseorang

    Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.“Baik-baik saja,” jawab Serkey.“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.Seharusnya lelaki muda terse

  • Dark Life   Rasa Kesal

    Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.Biasanya, gadis terse

  • Dark Life   Sang Duke Muda

    Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian.“Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma

  • Dark Life   Tentang Jack

    Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia.Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini.“Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan.Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu.“Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat me

DMCA.com Protection Status