Home / Fantasi / Dark Life / Rasa Kesal

Share

Rasa Kesal

last update Last Updated: 2021-09-27 17:42:24

Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.

Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.

“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.

“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.

Biasanya, gadis tersebut akan menampilkan wajah cerianya ketika disapa. Entah dia tidak mendengar panggilan tersebut, atau memang sengaja mengabaikan.

Anak itu berinisiatif menepuk pundak Gleysia. Sontak gadis tersebut terperangah. Sorot mata Gley tidak seperti biasanya. Pagi ini, ia merasa temannya tersebut menatapnya risi seperti orang-orang. Jack; anak lelaki berambut merah terang, menarik lengan baju untuk menutupi luka-lukanya yang masih terbuka serta menampilkan pemandangan yang tidak seharusnya.

“Mungkin Gley merasa tidak senang dengan luka-luka ini,” pikir Jack.

Suasana canggung menyelimuti mereka, terutama Jack. Ia merasa aneh dengan sikap Gleysia.

“Ke-kenapa Gley?” Jack menelan salivanya beberapa kali, ia ragu bertanya pada gadis kecil tersebut. Kembali tidak ada jawaban dari Gleysia. Keadaan menjadi hening kembali. Air bening jatuh mengenai pipi tirus milik gadis kecil itu setelah beberapa saat keheningan menyelimuti.

Jack hanya dapat membeku di tempatnya, ia bingung harus melakukan apa saat ini. Sejujurnya, ia tidak memilik pengalaman menenangkan orang lain. Jack merasakan sakit di dadanya, seperti diiris sembilu.

“Ne-nenek!” pekiknya tiba-tiba, semakin membuat Jack bingung. Sejak tadi Jack memang tidak melihat wanita paruh baya itu dari banyaknya orang yang ia lihat sejak pagi hari.

Anak lelaki tersebut merengkuh tubuh kecil milik Gleysia. Ia tidak tahu apakah tindakannya ini adalah tindakan yang tepat atau tidak tepat. Tangis Gleysia semakin pecah, kehangatan yang Jack berikan membuat Gleysia menumpahkan segala air mata yang ia punya. Gley menangis sesenggukan hingga sulit untuk berbicara. Setiap ia mencoba untuk mengucapkan sepatah dua patah kata, tangisnya selalu kembali pecah, membuatnya tidak bisa menuntaskan kalimat yang ingin ia ucapkan.

“Kenapa Gley?” tanya Jack setelah Gley mulai tenang, ia merasa Gley sudah dapat berbicara kepadanya.

“Ne-nenek sama paman sudah tiada,” ujarnya dengan terisak-isak.

“Be-beneran?” tanya Jack tak percaya. Seluruh tubuh anak itu bergetar. Ia sadar bahwa manusia pasti akan kembali pada Sang Pencipta, tetapi ia tidak ingin berpisah secepat ini dengan malaikat pelindung sekaligus penolongnya. Ya! Bagi Jack, nenek dari Gleysia adalah malaikat pelindung dan penolongnya sejak dulu.

Gley mengangguk beberapa kali guna meyakinkan Jack. Ia juga tidak ingin berpisah dari keluarganya yang tersisa yaitu nenek dan pamannya.

“A-aku enggak tahu harus hidup gimana Jack!” Ucapan Gleysia tampak menyedihkan. Ia hanyalah anak perempuan kecil yang tidak tahu harus hidup bagaimana tanpa keluarganya. Berbeda dengan Jack yang telah hidup sebatang kara sejak ia mulai mengenal dunia.

Jack meraih jemari Gleysia yang tampak bergetar, ia juga menghapus air mata yang membasahi pipi Gleysia.

“Tenanglah Gley! Ada aku di sini!” bisik Jack lembut. Mereka kembali berpelukan, saling memberi kehangatan di tengah kesedihan.

***

Langit tampak cerah siang ini, tetapi suasana hati Aixlon sedang tidak baik. Sedari pagi tadi raut wajahnya tampak kesal, entah apa yang membuat lelaki tersebut kesal. Beberapa kesatria mendapatkan dampak dari kekesalannya tersebut.

“Ada apa Aixlon? Raut wajahmu dari tadi sangat buruk!” tanya seorang lelaki sebaya dengan duke muda tersebut. Ia mengambil cerutu di balik sakunya, lalu mulai menghisap cerutu tersebut. Kumpulan asap mulai memenuhi ruangan tersebut.

“Berhenti menghisap itu! Keluar saja kau!” sarkas Aixlon, ia mengibas udara yang masuk melalui indra penciumannya, juga menatapnya tajam.

“Hei kawan! Tenang-tenang!” ujar lelaki itu menenangkan Aixlon.

“Serkey! Matikan benda itu atau keluar!” titah Aixlon kesal.

“Baiklah-baiklah!” Serkey mengalah. Ia tahu betul bagaimana watak dari temannya tersebut. Akan sangat rumit menenangkannya jika sedang kesal. Serkey hanya ingin mengubah suasana hati temannya tersebut.

“Ada masalah apa Aixlon sampai kau tidak memakan makananmu?” tanya Serkey setelah mematikan cerutunya.

“Jangan ajak aku bicara! Aku tengah kesal!” seru Aixlon.

“Ayolah Aixlon! Untuk apa kau menyembunyikan sesuatu dari temanmu ini?” Tidak diragukan lagi bahwa saat ini Serkey tengah mengulik lebih dalam perasaan temannya tersebut.

“Ah! Menurutmu aku kesal karena apa?” tanya Aixlon.

“Apa?” tanya balik Serkey. “Kau pikir aku peramal yang bisa membaca pikiranmu?” sarkas Serkey. Ungkapan-ungkapan sarkas tidak akan menyakiti hati mereka, memang kerap kali ungkapan sarkas terlontar dari mulut dua pemuda tersebut.

Aixlon menarik napasnya.

“Tentang kejadian malam tadi,” ujarnya dengan nama bicara lebih tenang daripada sebelumnya.

“Kejadian malam tadi?” Serkey mengingat kembali kejadian malam tadi, menelaah dari banyaknya kejadian yang terjadi.

“Ah! Tentang putra mahkota?” ujar Serkey berbisik. Aixlon hanya mengangguk saja, menyetujui ucapan Serkey. 

Related chapters

  • Dark Life   Mirip Seseorang

    Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.“Baik-baik saja,” jawab Serkey.“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.Seharusnya lelaki muda terse

    Last Updated : 2021-09-27
  • Dark Life   Rambut Merah

    Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana cara

    Last Updated : 2021-09-27
  • Dark Life   Membujuk

    Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka.Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai.***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya.&ldquo

    Last Updated : 2021-09-27
  • Dark Life   Tentang Jack

    Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia.Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini.“Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan.Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu.“Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat me

    Last Updated : 2021-09-06
  • Dark Life   Sang Duke Muda

    Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian.“Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma

    Last Updated : 2021-09-27

Latest chapter

  • Dark Life   Membujuk

    Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka.Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai.***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya.&ldquo

  • Dark Life   Rambut Merah

    Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana cara

  • Dark Life   Mirip Seseorang

    Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.“Baik-baik saja,” jawab Serkey.“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.Seharusnya lelaki muda terse

  • Dark Life   Rasa Kesal

    Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.Biasanya, gadis terse

  • Dark Life   Sang Duke Muda

    Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian.“Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma

  • Dark Life   Tentang Jack

    Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia.Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini.“Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan.Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu.“Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat me

DMCA.com Protection Status