Home / Fantasi / Dark Life / Rambut Merah

Share

Rambut Merah

last update Last Updated: 2021-09-27 17:44:53

Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.

“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.

“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.

Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana caranya agar anak tersebut mau berbicara santai dengannya.

Serkey yang memang mengamati sedari tadi, muncul di tengah-tengah mereka, untuk membantu Aixlon. Ia tahu seberapa penasaran Aixlon pada anak-anak yang memiliki rambut merah. Sebab, Aixlon bukan sekali dua kali melakukan hal tersebut. Walau demikian, inilah pertama kalinya ia melihat seorang anak memiliki rambut merah, ciri khas keluarga Aixlon.

“Ada apa Aixlon?” tanyanya sembari menepuk pundak Aixlon.

“Ah!” Aixlon tampak sedikit terkejut.

“Kenapa kalian ada di sini? Di mana orang tua kalian anak-anak?” tanya Serkey, ia mengambil posisi berjongkok untuk menyesuaikan dengan tinggi kedua anak tersebut. Pertanyaan Serkey membuat Gleysia menangis. Dengan bingung ia kembali bertanya, “Kenapa menangis adik kecil?” Serkey menyeka air mata Gleysia.

“Kami tidak punya orang tua,” tutur Jack. Ia terlihat menenangkan Gley yang tengah menangis tersedu-sedu, mengikat kembali kenangannya bersama orang-orang yang ia cintai.

Enggan berbicara lebih dalam, Jack menarik tangan Gleysia, membawanya menjauh dari dua lelaki berparas tampan tersebut.

Aixlon bergeming. Anak lelaki itu terlihat persis serupa dengan kakaknya.

“Hei!” Serkey menyikut lengan Aixlon, membuatnya tersadar dari lamunannya.

“Anak itu mirip Kak Max,” gumam Aixlon. Max adalah kakak tertua Aixlon yang sampai saat ini keberadaannya tidak diketahui.

“Ayo kembali ke tenda terlebih dahulu,” ajak Serkey. Aixlon masih memandangi punggung dua anak yang menjauh tersebut.

***

Lelaki itu menyibak rambut yang menutupi wajahnya, rambutnya berwarna perak senada dengan pakaian yang tengah ia kenakan. “Kau mau memastikannya?” Ia melontarkan pertanyaan pada seorang lelaki sebaya dengannya yang terlihat tengah sibuk mencari sesuatu.

“Dapat!” ujar Aixlon senang, seolah-olah mendapat hadiah besar. Ia menenteng sebuah kalung dengan liontin berlambangkan bunga Ranunculus, lambang keluarganya. Segera Aixlon membuka liontin tersebut, menampilkan sebuah foto keluarga harmonis. Sepasang suami-istri dengan dua orang anak lelaki di tengah-tengah, lalu wanita tersebut mengendong seorang bayi.

“Mirip banget,” gumamnya. Serkey mendekat, melihat liontin milik Aixlon.

“Kau mau melakukan tes?” tanya Serkey.

“Tidak,” ujar Aixlon.

Ia sepertinya telah lelah melakukan banyak tes pada orang yang mempunyai rambut merah. Ia hanya ingin menerima kenyataan bahwa ia tidak akan pernah bertemu dengan kakak tertuanya, terlebih ia saat ini bertemu dengan seorang anak kecil. Mustahil bila itu adalah kakaknya.

Beberapa puluh tahun yang lalu, keluarga Duke Garth dikenal memiliki keluarga yang cukup harmonis, pasangan suami-istri tersebut memiliki tiga orang putra. Anak pertama bernama Maxiliam la Garth, putra kedua bernama Reyhard la Garth, lalu putra bungsu mereka bernama Aixlon la Garth. Namun, keharmonisan keluarga tersebut harus hancur karena meninggalnya pasangan suami-istri itu, meninggalkan ketiga putranya yang masih kecil kala itu. Sebagai anak pertama, Max mulai melakukan tugasnya sebagai kepala keluarga menggantikan keberadaan sang ayah. Karena usia yang masih muda, membuat Max kerap kali mendapat hal yang seharusnya tidak ia alami. Harta serta daerah kekuasaan yang dirampas darinya, membuatnya tidak berdaya kala itu. Raja yang berkuasa tidak melakukan apa pun, ia hanya mengamati belaka, seolah tak ingin masuk ke dalam masalah mereka.

Hari demi hari mereka lalui bersama. Aixlon yang masih balita kala itu, belum mengetahui apa yang terjadi dengan keluarganya. Bahkan, ia juga tidak mengetahui apa alasan kakak pertamanya pergi meninggalkan keluarganya. Hingga yang tersisa dari keluarga tersebut hanyalah Reyhard dan Aixlon. Sepeninggal Max, Reyhard menggantikan posisi kakaknya sebagai kepala keluarga. Kala itu, keluarga mereka tengah berada dalam keterpurukan. Banyak orang mengatakan bahwa keluarga yang telah memiliki sejarah panjang tersebut sudah hampir runtuh. Cemoohan yang dilontarkan orang-orang, membangkitkan semangat Reyhard untuk kembali membawa kejayaan pada keluarganya. Namun, semangatnya tidak membuat Reyhard mampu melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Ia akhirnya menyusul kedua orang tuanya, menyisakan Aixlon sebagai satu-satunya keluarga Duke Garth. Aixlon diangkat menjadi duke saat ia baru berusia sepuluh tahun. Usia yang masih sangat muda untuk memikul beban sebagai kepala keluarga. Itulah mengapa ia dipanggil dengan sebutan “Duke Muda”.

Kenyataan pahit yang harus dihadapi anak berusia sepuluh tahun tersebut membuatnya hampir tidak merasakan bagaimana indahnya masa kanak-kanak. Di bawah kepemimpinan Aixlon, keluarga yang telah berjaya puluhan tahun lamanya, kembali bangkit. Lelaki tersebut saat ini masih berusia dua puluh lima. Walau segala hal telah ia miliki, tetap saja ada ruang hampa di hatinya.

“Jika kau mau, aku dapat membujuk anak tersebut untuk ikut ke kediamanmu,” ujar Serkey. Sorot mata Aixlon yang ia lihat sangat menginginkan anak lelaki tersebut.

Tidak ada jawaban dari lelaki tersebut.

“Kau tenang saja,” ujar Serkey kembali seraya menepuk pundak Aixlon.

“Baiklah!” ujar Aixlon.

Related chapters

  • Dark Life   Membujuk

    Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka.Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai.***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya.&ldquo

    Last Updated : 2021-09-27
  • Dark Life   Tentang Jack

    Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia.Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini.“Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan.Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu.“Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat me

    Last Updated : 2021-09-06
  • Dark Life   Sang Duke Muda

    Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian.“Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma

    Last Updated : 2021-09-27
  • Dark Life   Rasa Kesal

    Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.Biasanya, gadis terse

    Last Updated : 2021-09-27
  • Dark Life   Mirip Seseorang

    Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.“Baik-baik saja,” jawab Serkey.“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.Seharusnya lelaki muda terse

    Last Updated : 2021-09-27

Latest chapter

  • Dark Life   Membujuk

    Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka.Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai.***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya.&ldquo

  • Dark Life   Rambut Merah

    Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana cara

  • Dark Life   Mirip Seseorang

    Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.“Baik-baik saja,” jawab Serkey.“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.Seharusnya lelaki muda terse

  • Dark Life   Rasa Kesal

    Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.Biasanya, gadis terse

  • Dark Life   Sang Duke Muda

    Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian.“Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma

  • Dark Life   Tentang Jack

    Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia.Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini.“Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan.Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu.“Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat me

DMCA.com Protection Status