Home / Fantasi / Dark Life / Tentang Jack

Share

Dark Life
Dark Life
Author: Siti Ulfa Afkari

Tentang Jack

last update Huling Na-update: 2021-09-06 22:09:48

Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia.

Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini.

“Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan.

Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu.

“Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat memudahkannya untuk merangkul Jack, anak lelaki di sampingnya dengan tinggi tak sepadan dengannya, tubuhnya kurus sampai-sampai tulangnya menonjolkan diri. Hampir tak terlihat daging menyelimuti tubuhnya, hanya tubuh penuh tulang terbungkus kulit saja. Wajar saja, upah yang ia dapat setelah bekerja seharian penuh tak mampu menutupi kebutuhan gizinya. Dapat makan sekali sehari saja ia sudah sangat bersyukur. Setidaknya ia tidak harus menahan dahaganya.

“Hanya dari pasar. Ada apa?” Jack melepas rangkulan gadis itu.

“Makan di rumahku yuk! Nenek masak makanan enak lho!” seru gadis itu dengan semangat menggelora.

“Tidak Gley, terima kasih,” balas Jack.

“Ayo Jack!” ajaknya lagi sembari menarik tangan Jack, lalu membawanya berlari menuju rumahnya.

“Gleysia, lepas!” ujar Jack, ia mencoba melepas genggaman tangan Gleysia, tetapi tidak bisa.

Akhirnya, ia telah berada di sebuah rumah, ah tidak! Tempat ini tidak mirip dengan rumah, hanya gubuk kecil dengan keadaan lebih hangat dari tempat Jack mengistirahatkan tubuh kecilnya.

“Nenek!” pekik Gleysia keras di luar pintu masuk.

“Oh Gley! Ada Jack juga! Ayo masuk!” ujar seorang perempuan paruh baya setelah beberapa saat Gley memekik memanggilnya.

Jack mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, seolah mencari-cari sesuatu. Sebenarnya, ia sudah sering datang ke rumah Gley sejak ia kecil, sebab nenek dari Gley-lah yang sering menolong Jack. Ia mendengar kabar bahwa, nenek Gley adalah salah satu seseorang yang mengurus Jack sejak kecil, kabar angin juga mengatakan bahwa nenek Gley memiliki kedekatan khusus dengan kedua orang tua Jack. Gleysia dan neneknya adalah satu-satunya orang yang sangat peduli pada Jack. Meski tubuh Jack penuh dengan bau tak menyenangkan karena luka-luka yang ia peroleh tidak pernah membuat mereka menjauhinya, seperti saat ini. Sebelum Gley dan Jack mulai menyantap makanan, luka-luka di tubuh Jack telah diobati terlebih dahulu, ya ... tentu saja oleh neneknya Gley; Flosia.

“Ayo Jack kita makan!” ujar Gley bersemangat. Ia mulai menyantap makanan-makanan sederhana yang terletak di atas meja. Baru saja Jack hendak mengisi perutnya dengan makanan tersebut, sebuah celetukan pedas membuat hatinya sedikiti sakit.

“Makanan sedikit mau dikasih ke orang lain. Mana kenyang!” ujar seorang pria tampak berusia tiga puluh tahunan.

Berbeda dengan sang ibu yang sangat berbaik hati pada Jack, anak laki-lakinya justru bersikap terbalik. Ia sangat tidak menyukai keberadaan Jack di tengah keluarganya.

“Paman Dare! Ayo makan!” ajak Gleysia dengan polosnya. Sedang pria yang ia ajak hanya menatapnya sinis. Lalu meninggalkan rumah tersebut. Meninggalkan suasana canggung. Jack bergegas menyelesaikan makannya, lalu berpamitan.

Hatinya hancur saat ini. Namun, Jack bersikap seolah ia baik-baik saja, walau ia kerap kali mendapatkan pernyataan atau tindakan yang menyakitkan, hatinya tetap terasa sakit jika mendapatkan pernyataan itu kembali. Dare adalah satu-satunya paman Geysia, ia adalah tulang punggung di keluarganya. Ibunya yang telah tua, serta keponakannya yang masih kecil tidak mungkin dapat bekerja memenuhi kebutuhan hidup mereka. Jack mengerti akan hal itu, ia juga tidak mengharapkan kejadian seperti ini berulang kali. Bukan kehendak Jack lahir dalam keadaan penuh kemalangan.

Jack, dengan usia yang masih muda menanggung seluruh beban di pundaknya. Ia baru saja genap berusia sepuluh tahun. Waktu di mana anak-anak seusianya sangat bersemangat dengan segala permainannya. Namun, Jack dipaksa oleh semesta untuk menjadi tangguh. Kerap ia mengeluh, tetapi keadaan tetap saja tidak berubah. Seolah itu takdir yang memang harus Jack hadapi.

Tubuh kecil itu terbaring di atas tanah tanpa suatu alas, posisinya sama dengan hewan melata yang memang hidup di tanah. Tidak ada yang tahu pasti apa yang Jack rasakan saat ini. Ia tidak pernah mengungkapkan emosinya secara frontal kepada siapa pun, termasuk Gley—teman satu-satunya yang ia miliki. Pakaian penuh tambalan di mana-mana membuat Jack sekali lagi merasa kedinginan dalam kesunyian.

“Kapan ini semua akan berakhir?” batinnya. Ia membayangkan bagaimana rasanya hidup sebagai seorang bangsawan, di dunia yang ia diami saat ini. Pasti rasanya menyenangkan! Tidak akan kelaparan, tidak mengalami kekerasan, dan kehidupan malang yang menimpanya tidak akan terjadi di kehidupan bangsawan. Bahkan, untuk bangsawan dengan level terendah seperti pemimpin daerahnya saat ini, Baron Louce, terlihat memiliki kehidupan yang menyenangkan. Ia kerap kali diceritakan oleh paman penjual kain di pasar, tentang kehidupan masyarakat kelas atas. Kehidupan dengan bergelimpangan harta, berada di puncak kekuasaan.

***

Ledakan-ledakan terdengar jelas saling bersahutan di udara. Teriakan-teriakan terdengar keras, membuat anak itu terbangun dari tidurnya, ia panik setelah mengamati kejadian di luar rumahnya. Namun, naas sebuah serangan sihir meleset mengenai gubuknya hingga membuat ia tertimbun di bawahnya

Kaugnay na kabanata

  • Dark Life   Sang Duke Muda

    Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian.“Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma

    Huling Na-update : 2021-09-27
  • Dark Life   Rasa Kesal

    Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.Biasanya, gadis terse

    Huling Na-update : 2021-09-27
  • Dark Life   Mirip Seseorang

    Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.“Baik-baik saja,” jawab Serkey.“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.Seharusnya lelaki muda terse

    Huling Na-update : 2021-09-27
  • Dark Life   Rambut Merah

    Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana cara

    Huling Na-update : 2021-09-27
  • Dark Life   Membujuk

    Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka.Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai.***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya.&ldquo

    Huling Na-update : 2021-09-27

Pinakabagong kabanata

  • Dark Life   Membujuk

    Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka.Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai.***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya.&ldquo

  • Dark Life   Rambut Merah

    Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana cara

  • Dark Life   Mirip Seseorang

    Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.“Baik-baik saja,” jawab Serkey.“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.Seharusnya lelaki muda terse

  • Dark Life   Rasa Kesal

    Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.Biasanya, gadis terse

  • Dark Life   Sang Duke Muda

    Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian.“Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma

  • Dark Life   Tentang Jack

    Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia.Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini.“Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan.Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu.“Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat me

DMCA.com Protection Status